洗面化粧台 [LCM-753H/W + LSAB-74AWN1B] シャンピーヌ 収納3面鏡

The Effectiveness of
Tobacco Free Area Policy
in Controlling Tobacco at
University Sites
Disampaikan oleh:
Yayi Suryo Prabandari
Atas nama Tim Quit Tobacco Indonesia:
Dra. Yayi Suryo Prabandari, MSi, PhD
Dra. Retno Siwi Padmawati, MA
i
Ranking 3
Konsumsi Tembakau di ASEAN
Viet Nam
14.11%
Brunei
0.04%
Cambodia
2.07%
Thailand
7.74%
Singapore
0.39%
Indonesia
46.16%
Philippines
16.62%
Myanmar
8.73%
Malaysia
2.90%
Lao PDR
1.23%
Konsumsi Rokok Indonesia
(dalam Milyar Batang)
230
230
220
225
220
215
210
205
200
198
202
195
190
185
180
2003
2004
2005
2008
Persentase Perokok Indonesia
(Kosen, Aryastami, Usman, Karyana,
Presentasi Konas IAKMI XI, 2010)
Fakta lainnya
• Lebih dari separuh (57%) rumah tangga di Indonesia
mempunyai sedikitnya satu orang perokok dan hampir
semua perokok (91,8%) merokok di rumah
• Data terakhir menunjukkan total perokok aktif di
Indonesia mencapai 70% dari total penduduk, atau
141,44 juta orang dan 30% nya berasal dari
ekonomi lemah (sebagian merupakan penduduk
paling miskin)
• 78 % perokok di Indonesia mulai merokok sebelum usia
19 tahun.
Rokok dan Remaja Indonesia
 37,3 % pelajar laki-laki usia 13-15 tahun
menyatakan pernah merokok.
 Usia rata-rata mulai merokok 17,4 tahun,
telah berubah menjadi 14-15 tahun (2009)
(Susenas, 2004; GYTS, 2006)
REMAJA MERUPAKAN
CALON PELANGGAN
POTENSIAL INDUSTRI ROKOK
INDUSTRI ROKOK MENARIK MINAT DAN
MEMPERTAHANKANNYA DENGAN I K L A N
MENEKANNYA DENGAN
KTR
ROKOK
RASIONAL
Menghisap asap rokok orang lain (menjadi
Perokok Pasif) sangat berbahaya.
Pada tahun 2001 diperkirakan di Indonesia ada
40134 kematian akibat menjadi perokok pasif.
(Kosen et.al., 2004)
Tujuan penelitian:
Mengukur efektivitas kebijakan kampus bebas
asap rokok di FK UGM dan UMY
Peran Profesional Kesehatan dalam
Pengendalian Rokok di Indonesia
“Profesi kesehatan memang seyogjanya
dapat berperan sebagai suri tauladan,
menginformasikan bahaya rokok dan
memberikan konseling berhenti
merokok kepada pasien”
Menteri Kesehatan RI DR. Dr. Fadilah Supari, Sp.JP(K)
pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia 1 Juni 2005
SALAH SATU RASIONAL DI BALIK
DIIMPLEMENTASIKANNYA KAWASAN BEBAS
ROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
KEBIJAKAN KAMPUS
BEBAS ROKOK
Penandatanganan petisi oleh Dekan FK UGM (beberapa
minggu sebelum dicanangkannya Kampus Bebas Rokok)
PENDAPAT MAHASISWA TENTANG KAMPUS BEBAS
ROKOK DI FK UGM, UMY DAN UII (SURVEI TH 2007)
Persentese dukungan mahasiswa
untuk kampus bebas rokok
Persentase menunjukkan
kesetujuan
Langkah untuk menciptakan
kampus bebas rokok
Perlu adanya denda bagi yang
merokok di kampus
Persentase mahasiswa yang menyatakan
mahasiswa/dokter/dosen tidak boleh
merokok
Perubahan perilaku merokok mahasiswa
yang merokok setelah adanya kampus
bebas rokok
Perlu tidaknya area merokok
di kampus
EFEKTIFKAH
PELAKSANAAN
KAMPUS BEBAS
ROKOK?
Survei Perilaku Merokok Mahasiswa Kedokteran
dan Mahasiswa Teknik di Yogyakarta
Poster dan Warning board di
lingkungan FK UGM
KESIMPULAN
• Profesional kesehatan seharusnya menjadi panutan
(sebagai catatan – di FK UGM telah ditawarkan modul pilihan
Smoking Cessation bagi mahasiswa tahun ke 4 dan di UMY
topik tobacco related diseases telah masuk ke dalam
beberapa blok)
• Sebagian besar civitas akademika FK UGM dan FK
UMY mendukung KTR
• Penerapan kebijakan memerlukan dukungan,
sosialisasi dan pengingatan, bila perlu dengan
penerapan sanksi
Terima kasih atas perhatian
semuanya