download

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
Tahun
: 2008
Pertemuan 12
AGAMA
MATERI:
Pengertian Agama
Asal-Usul, Fungsi dan Ekspresi Agama
Agama dan Ekologi Budaya
Kontrol Sosial
Jenis-Jenis Agama
Agama Dalam Negara
Agama dan Perubahan
Ritual-ritual Sekuler
Learning Outcome
Mahasiswa dapat menjelaskan munculnya fenomena agama dalam
sejarah perkembangan masyarakat
Bina Nusantara
I.
Pengertian Agama
Anthony F.C.Wallace mendefenisikan agama sebagai suatu
kepercayaan dan ritual yang ditujukan kepada supranatural,
penuh kuasa, dan kekuatan. Supranatural merupakan suatu
dunia yang berada di luar dunia yang biasa, dunia itu tidak dapat
diobservasi, dilihat, namun diterima sebagai iman.
Defenisi Agama yang lain diberikan oleh Reese (1999). Reese
berfokus pada sejumlah orang yang berkumpul secara bersama
untuk beribadah. Mereka menerima ajaran-ajaran yang meliputi
hubugan individu dengan Tuhan, supranatural atau apa saja
yang diterima sebagai realitas yang sempurna.
Bina Nusantara
2. Asal-Usul, Fungsi Agama dan Ekspresi Agama
2.1. Animisme
E.B.Tylor (1871-1958) mengatakan bahwa setiap orang mencoba
untuk memahami kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa yang tidak
dapat mereka jelaskan dengan referensi pengalaman harian
mereka. Menurut Tylor para nenek moyang kita dan masyarakat non
industri pada umumnya secara khusus tergugah karena adanya
kematian, mimpi-mimpi dan keadaan tidak sadarkan diri (trance).
Tyolor menyimpulkan bahwa para nenek moyang kita berusaha
untuk menjelaskan fenomena itu. Para nenek moyang kita percaya
bahwa tubuh memiliki dua entitas ganda yakni pertama, jiwa yang
aktif di siang hari dan kedua jiwa yang aktif di malam hari ketika kita
tidur. Bila dua entitas ganda ini secara permanen berpisah dari
tubuh manusia, maka manusia itu akan mati. Kepercayaan seperti
ini disebut animisme. Animisme berasal dari anima (latin) yang
Bina Nusantara
berarti jiwa.
2.2. Mana dan Tabu
• Mana merupakan kekuatan impersonal yang keramat di Melanesia
dan juga merupakan agama di Polinesian.
• Taboo merupakan bagian-bagian yang suci dan terlarang. Larangan
ini didukung oleh sangsi-sangsi supranatural.
• Konsep Mana bagi orang Melanesia sama dengan konsep kita
mengenai kemujuran dan keberuntungan.
• Orang Melanesia menghubungkan sukses dengan mana. Mana
dapat merubah keberuntungan seseorang.
• Mana itu hadir dalam diri orang. Di Melanesia seseorang dapat
memperoleh mana dengan suatu kesempatan, atau dengan kerja
keras untuk mendapatkannya. Tetapi di Polinesia, mana tidak
secara potensial ada pada setiap orang namun hanya ada pada
para pemimpin. Para pemimpin dan bangsawan memiliki mana
yang lebih dari pada orang-orang biasa.
Bina Nusantara
• Oleh karena itu dalam tubuh mereka hadir mana, maka tubuh dan
semua apa yang mereka miliki taboo. Kontak dengan mereka adalah
taboo, dilarang. Jika terjadi kontak maka harus diadakan ritus
pembersihan. Orang Melanesia percaya bahwa kesuksesan mereka
dalam berburu semata-mata datang dari dunia supranatural.
2.3. Magic dan Agama
Magic mengacu pada teknik-teknik supranatural yang bertujuan untuk
memperoleh maksud-maksud khusus. Teknik-tekni ini menyngkut
ucapan-ucapan, formulasi-formulasi dan jampi-jampi yang digunakan
dengan dewa atau kekuatan supranatural.
2.4. Kecemasan, Kontrol dan Hiburan
Agama dan magic tidak hanya menjelaskan sesuatu dan membantu
menyelesaikan tujuan-tujuan manusia, tetapi juga merasuki perasaan
manusia. Dengan kata lain, agama melayani kebutuhan-kebutuhan
emosional. Misalnya dengan percaya pada supranatural, kecemasan
hidup manusia dapat dikurangi. Agama dapat membantu manusia
dalam menghadapi kecemasan karena kematian dan krisis.
Bina Nusantara
2.5. Ritual
Ritual bersifat formal, diulangi dan dengan gaya-gaya khsusus.
formalitas, melakukannya berlulang-ulang dan dengan gaya-gaya
khusus inilah yang membedakan prilaku sosial lain manusia dengan
ritual keagamaan. Manusia melakukan ritual di tempat-tempat
khusus. Ritual merupakan tindakan sosial. Dengan berpartisipasi
dalam ritual-ritual, berarti mereka menerima kebersamaan sosial
dalam keteraturan moral.
2.6. Upacara Penerimaan
Upacara penerimaan ini biasanya dilakukan pada usia seseorang
telah mencapai dewasa. Artinya dia sudah berdasarkan usianya
memiliki tanggung jawab sosial terhadap komunitas. Upacara
penerimaan ini terdiri dari tiga bagian yakni separation, liminaty dan
incorporation. Separation berarti serang individu dipisahkan dari
kelompok untuk diisolasi dalam masa isolasi ini di mengalami liminaty
yakni suatu masa krisis di mana seorang individu mendapat latihanlatihan mental dan setelah melewati masa krisis itu, seorang individu
kembali bersatu lagi dengan kelompok (incorporation).
Bina Nusantara
2.7. Totemisme
Totemisme merupakan suatu bentuk agama asli di Australia. Totem
dapat berupa binatang-binatang, tanaman-tanaman dan geographic
feature. Nama totem adalah nama atau lambang klan itu. Setiap
klan memiliki totemnya sendiri-sendiri. Mereka percaya bahwa
benda totem itu mewujudkan prinsip totem yang suci atau apa yang
disebut mana. Karena anggota-anggota klan itu percaya bahwa
mereka memiliki hubungan dengan totem itu dalam suatu cara
tertentu, mereka juga ikut memiliki kekuasaan yang suci ini.Jadi ada
hubungan kekerabatan yang dekat antara klan dan totemnya, dan
kekerabatan ini dinyatkan dalam suatu nama yang sama. Oleh
karena itu maka E. Durkheim mengemukakan bahwa totem adalah
simbol masyarakat tertentu yang disebut klan. (simbolnya) itu
adalah benderanya…Dewa klan, prinsip totemik lalu tidak lain
daripada klan itu sendiri, terjelma dan terwakili dalam imajinasi
melalui bentuk binatang atau sayur-sayur yang dapat dilihat, yang
mereka perlakukan sebagai totem.
Bina Nusantara
3. Agama dan Ekologi Budaya
Uraian ini mau menunjukan bagaimana kepercayaan dan ritual-ritual
memiliki fungsi sebagai bagian dari adaptasi budaya kelompok
terhadap lingkungan mereka. Memuja “zebu cattle”, lembu suci di
India misalnya didasari oleh prinsip atau doktrin ahimsa agama
Hindu. Ahimsa merupakan suatu prinsip nonviolance, tanpa
kekerasan yang melarang membunuh binatang-binatang pada
umumnya.
4. Kontrol Sosial
• Agama memiliki makna bagi orang. Agama membantu laki-laki dan
wanita untuk menanggulangi kesengsaraan dan tragedi. Agama
menawarkan bahwa sesuatu akan menjadi lebih baik. Hidup dapat
disembuhkan melalui transformasi spiritual atau kelahiran kembali.
Seorang pendosa dapat menyesal dan diselamatkan.
• Iman yang benar menginternalisasi suatu sistem hukuman dan
penghargaan keagamaan (rewards and punishment). Dalam
konteks ini agama menjadi alat kontrol yang sangat efektif untuk
kepercayaan-kepercayaan mereka, tingkah laku mereka dan yang
mereka ajarkan kepada anak-anak mereka.
Bina Nusantara
• Untuk menjamin prilaku yang baik agama-agama menawarkan
penghargaan berupa keanggotaan agama komunitas dan hukuman
seperti diekskomunikasi dari komunitas. Mereka di keluarkan dari
keanggotaan komunitas agama. Banyak agama menjanjikan suatu
penghargaan berupa kehidupan yang lebih baik, dan juga hukuman
bagi mereka yang perilakunya buruk. Fisik, mental, moral dan
kesejahteraan anda sekarang dan selama-lamanya mungkin
tergantung pada kepercayaan dan tingkah laku anda.
5. Jenis-Jenis Agama.
Jenis-jenis agama ini dapat kita lihat tabel tipologi agama yang
dibuat oleh Anthony F.C.Wallace berikut ini (Kottak, p 495)
Bina Nusantara
Type of
Religion
Type of Practitioner
Monotheistic
Priest, ministers, ect Suprem being
States
Olympian
Priesthood
Hierarchial
pantheon with
powerful deities
Chiefdoms and
archaic states
Communal
Part-time
specialists;
occasional
communitysponsored events,
including rites of
passage
Several deities
with some
control over
nature
Food-producing
tribes
Shamanic
Shamon-part time
Zoomorphic
Foraging bands
(plants and
animals)
Bina Nusantara
Conception of
Supranatural
Type of Society
6. Agama Dalam Negara
Studi yang dilakukan oleh Max Weber mengenai hubungan antara
agama dengan kapitalisme menunjukan bahwa agama memiliki
peran yang besar dalam negara, terutama dalam bidang ekonomi.
Weber melakukan penelitan antara negara-negara atau komunitaskomunitas agama, terutama dalam hal ini membandingkan negara
dan komunitas yang memeluk protestan dan katholik. Dalam
penelitian ini Weber berkesimpulan bahwa negara atau komunitas
yang mayoritas protestan jauh lebih maju secara ekonomi dari pada
negara atau komunitas katholik.
Agama-agama protestan kurang memiliki hirarki, keselamatan
langsung datang dari Tuhan kepada individu. Protestan tidak
mengakui media tertentu untuk berakses dengan supranatural.
Indvidualisme ini sesuai dengan karakter kapitalistik yang juga
bersifat individualistik dan liberal. Kesuksesan di bumi menurut
penganut protestan merupakan tanda berkat Tuhan. Dalam konteks
ini mereka akan bekerja keras untuk menyatkan berkat Tuhan itu
dibumi ini.
Bina Nusantara
7. Agama dan Perubahan
Setiap kelahiran agama baru berarti juga menantang keteraturan
sosial atau agama komunitas yang sudah ada sebelumnya. Jadi
dalam konteks ini agama mendorong terjadinya perubahan sosial.
Sejarah penyebaran agama-agama merupakan sejarah perubahan
sosial. Dalam kontak dengan agama-agama asli dapat saja terjadi
sinkretisme yakni penggabungan antara unsur baru dari agama baru
dengan unsul lokal.
8. Ritus-ritus Sekular
Beberapa antropolog mengakui bahwa ada dua ritus yakni ritus-ritus
yang suci dan sekular. Kottak (2006; 502) menulis “secular rituals
include formal, invariant, stereotyped, earnest, repetitive behavior
and rites of passage that take place in nonreligious setting”
Bina Nusantara