Matakuliah : R0556/Perancangan Arsitektur 3 Tahun : 2008 Konsep Gubahan Massa dan Bentuk Pertemuan 26, 27 Pengertian dan Tujuan • • • • • Bina Nusantara Konsep merupakan dasar untuk mengembangkan rancangan, dengan demikian sebelum rancangan dikembangkan maka perlu dirumuskan terlebih dahulu konsepnya. Konsep dapat menjadi dasar bagi arahan perancangan untuk mencapai hasil akhir yang baik dan optimal. Konsep dapat menjadi dasar bagi arahan perancangan untuk mencapai hasil akhir yang baik dan optimal. Konsep menjadi landasan untuk mengarahkan bagaimana bangunan dibentuk dan diolah. Suatu bangunan pada tahap tertentu memiliki kompleksitas yang tinggi dan merupakan gabungan dari berbagai pemecahan permasalahan. Untuk itu suatu bangunan mengandung (tidak ada/tidak mungkin hanya konsep tunggal) lebih dari satu konsep Karena kompleksitas dan sintesis dari berbagai hal yang rumit tersebut. Gubahan massa / bentuk merupakan sesuatu yang kompleks dalam perwujudan desain secara fisik sekaligus mengekspresikan fungsi, ruang dan citra tertentu. Untuk itu memerlukan suatu arahan dan konsep yang jelas. Pada pembahasan ini mahasiswa diajak untuk merumuskan konsep gubahan massa / bentuk sesuai dengan konsep dalam arsitektur. Pengertian Konsep • Definisi konsep secara umum adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur kedalam suatu kesatuan. Unsur-unsur tersebut dapat berupa : gagasan, pendapat dan pengamatan. • Secara khusus dalam arsitektur konsep mengemukakan secara khusus mengenai : syarat-syarat suatu rencana, kontek dan keterkaitan serta keyakinan atau idealisme yang digabungkan secara bersama-sama. • Dengan demikian konsep dapat dikatakan sebagai landasan atau acuan untuk memberikan arah dan batasan-batasan perancangan dan perencanaan arsitektur. Bina Nusantara Pengungkapan Konsep a. Analogi – memakai hal-hal lain sebagai landasan Konsep, mengidentifikasi hubungan harafiah yang mungkin dengan benda-benda atau hal lain. Benda tersebut memiliki sifat yang khas sesuai dengan model proyek yang ada. b. Metafora (Peumpamaan) – mengidentifikasikan hubungan-hubungan yang bersifat abstrak dan tidak nyata dari suatu benda. Banyak digunakan perumpamaan dengan memakai kata ‘seperti’ atau ‘bagaikan’. Pada metafora mengidentifikasikan hubungan (dengan hal atau benda) yang sejajar sedangkan dalam analog mengidentifikasikan hubungan harafiah yang mungkin. c. Hakikat – menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang rumit menjadi keterangan-keterangan yang gamblang. Suatu pernyataan tentang hakikat dapat juga merupakan hasil penemuan dan identifikasi dari akarakar suatu pokok persoalan, dan tentunya melewati proses kajian dan analisis. Dalam suatu konsep perancang mencari hakikat suatu proyek dan selanjutnya diubah menjadi pernyataan-pernyataan konsep. d. Konsep Programatik – Merupakan tanggapan langsung sebagai pemecahan masalah yang ada. Konsep dapat dikembangkan dengan memngangkat persoalan-persoalan yang lebih prakmatis. e. Cita-cita – Merupakan suatu rumusan ideal yang mengemukakan aspirasi dan cita-cita tertinggi. Sumber : Snyder, 1985 Bina Nusantara Faktor-faktor dalam penyusunan Konsep Gubahan Massa / Bentuk Faktor-faktor utama • Fungsi dan pengguna • Lokasi • Tapak • Iklim Konsep dapat mengarahkan : • Pencitraan • Suasana • Ekspresi • Orientasi • Olahan Building Encelope dan Façade • Teknologi dan material Bina Nusantara Perumusan Konsep • Konsep Gubahan massa / bentuk dapat dirumuskan terlebih dahulu tema utamanya, misalnya : arsitektur hijau, bangunan hemat energi, “selasar” (Gallery Sunaryo), “terasering persawahan” (Gedung Sekretariat ASEAN), Lingga dan Yoni (MONAS) • Konsep dekembangkand engan memperhatikan beberapa aspek yang mempengaruhi atau akan di ekspresikan / dikomunikasikan. • Konsep digambarkan dalam sbentul grafis dengan penjelasan secukupnya. • Konsep dapat berupa urutan sketsa grafis yang menunjukkan proses pengembangan olahan, dari gagasan awal menjadi perwujudan tertentu. Bina Nusantara Pertimbangan Fungsi dan Pengguna • Fungsi yang berbeda akan memberikan ekspresi yang berbeda pula, konsep dapat merumuskan spesifikasi fungsnya. Misalnya ada perbedaan antara rumah makan dan café. • Fungsi yang sama dapat pula berbeda konsepnya jika diarahkan untuk pengguna tertentu, misalnya Plaza Indonesia untuk yang lebih mapan dan EX untuk dinamika kaum muda / remaja. • Konsep dapat pula dirumuskan berdasarkan karaketristik penggunanya, misalnya sekolah desain akan berbeda dengan sekolah ekonomi. • Konsep dapat pula dirumuskan berdasarkan karakjteristik sosial budaya penggunanya, misalnya TK dengan latar belakang keagamaan, rumah makan Soto Jawa berbeda dengan fast food Amerika. Bina Nusantara Pertimbangan Pencitraan Misalnya : Identitas (negara, pemilik, fungsi dan kegiatan) Karakteristik imajinatif (orang muda : dinamis, kantor : formal) Simbolisasi dan budaya Kepedulian dan Issu (green, tropis, merakyat) Bina Nusantara Pertimbangan Pencitraan : Atap Atap dan Tropis sebagai ungkapan pencitraan keIndonesiaan Bina Nusantara Pertimbangan Pencitraan : Simbolisasi Bina Nusantara Bina Nusantara Pertimbangan Lokasi Di Perkotaan Di pegunungan Di kawasan bersejarah Di sudut jalan Bina Nusantara Contoh Konsep Arsitek : Tedjo Baskoro Bina Nusantara Contoh Konsep Arsitek : Boy Bhirawa (PTI consultant) Bina Nusantara Contoh Konsep Arsitek : Noerzaman (Arkonin consultant) Bina Nusantara Terima Kasih Bina Nusantara
© Copyright 2024 Paperzz