URL01: Pendekatan dalam membuat rancangan bangunan tinggi yang terintegrasi di antara sistem bangunan yang ada dapat digambarkan pada bagan alur berikut ini : MASUKAN ALOKASI KEBUTUHAN FUNGSI BANGUNAN STRUKTURAL MEKANIKAL ELEKTRIKAL ARSITEKTURAL (dan Metode Konstruksi) (Transportasi Vertikal & Tata Udara) (Daya Listrik & Penerangan) (Kulit Bangunan & Konservasi Energi) ANALISA TEKNO EKONOMI (Biaya Daur Hidup) HASIL UMPAN BALIK Kinerja Bangunan Tinggi Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, suatu bangunan tinggi yang modern diharapkan dapat mendukung kebutuhan aktivitas manusia yang berada di dalam banguna. Untuk itu di dalam bangunan perlu disediakan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi metabolisme manusia, seperti udara dan air yang bersih, pengolah limbah, pengendalian suhu dan kelembaban udara, privasi, keamanan, dan kenyamanan lainnya, baik yang berkaitan dengan aspek visual maupun pendengaran. Oleh karenanya, diperlukan pasokan energi (berupa tenaga listrik) untuk mengoperasikan perlengkapan/peralatan bangunan, baik untuk transportasi dan distribusi, maupun untuk keperluan komunikasi, seperti telepon, siaran radio dan televisi, serta kebutuhan tata udara, tata suara dan pencahayaan. Selanjutnya, bangunan harus kokoh dan aman terhadap keruntuhan (kegagalan struktur), bahaya api, sambaran petir dan gaya-gaya yang disebabkan oleh angin dan gempa bumi, serta tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar dengan melakukan penataan ruang luar yang cocok. Bangunan juga perlu dipertimbangkan atas aspek ekonomi, mudah dalam pelaksanaan konstruksinya dan tidak menyulitkan dalam pengoperasian dan perawatannya. Dalam kaitan dengan hal-hal tersebut di atas, maka bangunan perlu dipilah-pilah. Setiap elemen bangunan disesuaikan dengan kriteria dan persyaratan yang ditentukan, agar mutu bangunan yang dihasilkan sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Keterlibatan dan keterpaduan antara sistem bangunan, metode konstruksi, teknologi bahan dan bangunan sangat berpengaruh atas kinerja bangunan yang dihasilkan Strategi Perancangan Dalam perancangan bangunan tinggi yang melibatkan aplikasi teknologi dan sistem bangunan secara terpadu, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan bangunan tinggi yang lebih peduli terhadap lingkungan. Pendekatan pertama dilakukan berdasarkan kepedulian atas bahaya menipisnya lapisan Ozon yang diakibatlkan oleh efek rumah kaca. Hubungan yang erat terlihat antara kondisi iklim setempat dengan tipologi bangunan, dan oleh karenanya bentuk lansekap juga mempengaruhi bentuk bangunan. Kemungkinan untuk mengetahui kepekaan terhadap iklim setempat terlihat pada bangunan vernakular, terutama jika iklim setempat sangat ekstrim dan metode pembangunan dengan cara tradisional masih sangat kuat. Pendekatan strategi ini tentunya tidak terbatas pada suatu lingkup yang hanya dibatasi oleh pemilihan bahan bangunan tradisional, kepercayaan, metode pelaksanaan yang digunakan, tetapi juga pengaruh budaya dan tradisi masyarakat setempat. Hal ini terlihat dari bentuk yang masif dan bukaan yang sedikit, untuk menghindari iklim yang panas dan kering, atau bangunan yang terkesan ringan dengan bukaan besar, pada daerah yang beriklim panas dan lembab, untuk menangkap sebanyak mungkin manfaat matahari dan sirkulasi udara. Pada pendekatan strategi ini, orientasi bukaan bangunan, dimensi dan tata letak serta pemilihan bahan bangunan yang sesuai menjadi titik tolak perancangan, sehingga menghasilkan bangunan yang banyak memanfaatkan potensi alam, terutama sinar matahari dan angin. Bangunan yang dapat berupa bangunan tropis atau bangunan bioklimatik. Pendekatan lainnya dilakukan, karena orang sadar untuk melakukan penghematan atas penggunaan sumber daya alam yang ada di bumi, khususnya ditujukan pada penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan dari pembakaran minyak atau batu bara yang merupakan penyebab utama menipisnya lapisan Ozon. Strategi rancangan ini erat kaitannya dengan strategi yang sebelumnya, rancangan dengan pertimbangan iklim, sekaligus menjaga potensi lingkungan setempat agar tidak tercemar atau rusak dengan keberadaan bangunan. Rancangan ini juga terintegrasi dengan sistem pengendalian lingkungan di mana bangunan tersebut didirikan. Selanjutnya, ada juga pendekatan yang tidak sepenuhnya memperhatikan lingkungan sekitar, tetapi lebih pada upaya menyediakan ruang dan sekaligus menyembunyikan jaringan utilitas bangunan, seperti saluran pengkondisian udara, sirkulasi vertikal, jaringan listrik dan pemipaan. ventilasi, Pada strategi ini, seakan-akan terlihat pembagian yang jelas antara ruang-ruang pelayanan dan ruang-ruang yang dilayani, sehingga kebutuhan ruangan yang digunakan untuk sistem mekanikal dan elektrikal dapat dialokasikan secara baik. Dengan demikian bangunan merupakan suatu kompleks sistem layanan di mana jaringan utilitas merupakan bagian yang perlu diperhatikan dalam rancangan. Dalam perancangan bangunan tinggi, ketiga strategi perancangan tersebut merupakan dasar bagi tercapainya integrasi sistem bangunan yang ditujukan bagi tercapainya kebutuhan fungsi bangunan tanpa mengabaikan kekuatan struktur dan kenyamanan di dalam bangunan. Arsitek bagai menghadapi teka-teki setiap kali melakukan perancangan bangunan baru. Setiap bangunan meskipun dengan fungsi yang sama, selalu mempunyai keunikan yang perlu diselesaikan dengan cara yang berbeda. Peraturan Bangunan Sistem Struktural Sistem Tata Udara SIstem Pencahayaan Sistem Elektrikal Rancangan Bangunan Sistem Pemipaan (Plambing) Sistem Akustik Sistem Transportasi Vertikal
© Copyright 2024 Paperzz