download

Matakuliah
Tahun
: L0122 / Kreativitas
: 2010
Lingkungan yang Merangsang
Kreativitas
Pertemuan 3
Teori Persimpanga Kreativitas
Dalam pengembangan kreativitasnya, anak perlu dilatih
dalam ketrampilan tertentu sesuai dengan minat
pribadinya dan diberi kesempatan untuk
mengembangkan bakat atau talenta mereka
Keberhasilan kreatif adalah persimpangan (intersection)
antara ketrampilan anak dalam bidang tertentu (domain
skills), ketrampilan berpikir dan bekerja kreatif, serta
motivasi intrinsik (Amabile, 1989)
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
3
KONSEP PERSIMPANGAN
KREATIVITAS
KETRAMPILAN
RANAH
PEMIKIRAN
KREATIF &
KETRAMPILAN
KERJA
MOTIVASI
INTRINSIK
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
4
KARAKTERISTIK KELUARGA YANG KREATIF
Hasil penelitian Dacey mengenai keluarga kreatif
Beberapa kesimpulan yang ditarik dari studi ini adalah:
• Faktor genetis versus lingkungan
Dalam keluarga yang dipilih karena salah seorang dari orangtua dinilai sangat kreatif,
lebih dari separo anak mereka juga di atas rata-rata dalam hal kreatif. Meskipun hasil ini
masih belum tuntas memecahkan masalah nature versus nurture, namun jelas
menunjukkan peranan faktor lingkungan seperti pola asuh dan iklim keluarga
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
5
• Aturan perilaku,
Orangtua dari remaja kreatif tidak banyak menentukan aturan
perilaku di dalam keluarga. Kelompok ini rata-rata hanya
menentukan kurang dari satu aturan, seperti jumlah jam
belajar, waktu tidur dan aturan untuk kegiatan lain. Kelompok
keluarga yang tidak kreatif menerapkan rata-rata enam aturan
perilaku. Tapi bukan bearti mereka menerapkan aturan
permisif
• Humor
Bercanda, berolok-olok, dan memperdayakan sebagai lelucon,
biasa terjadi pada keluarga kreatif. Anggota keluarga saling
memberikan nama atau julukan lucu, dan menggunakan
kosakata yang hanya dapat dimengerti oleh mereka
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
6
• Perumahan,
Kebanyakan dari keluarga kreatif menempati rumah yang jauh berbeda dari
rumah-rumah orang lain. Ada yang modern, ada yang berlokasi di hutan, ada
yang antik, ada yang perabotnya tidak konvensional. Kebanyakan dari keluarga
kreatif tersebut taraf sosial ekonominya tergolong menengah atau menengah
tinggi
• Gaya hidup orangtua
Kebanyakan orangtua dari keluarga kreatif memiliki satu kehidupan yang tidak
biasa, misalnya kebanyakan ibu mempunyai pekerjaan yang jarang dilakukan
wanita, mereka menjadi pengacara, ahli bedah, atau seniman. Bisa juga mereka
memiliki minat yang dikembangkan di samping pekerjaannya, dan kebanyakan
dari minat ini luar biasa, sehingga anak memiliki minat yang sama dengan
orangtua
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
7
• Bekerja keras,
Studi ini setuju dengan ungkapan Thomas Edison bahwa
kreativitas itu ‘one part inspiration and 99 parts
perspiration’. Kreativitas itu hanya sedikit sekali
merupakan hasil ilham, tetapi jauh lebih banyak
merupakan hasil kerja keras
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
8
Dampak sikap orangtua
terhadap kreativitas anak
• Kebebasan,
Orangtua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada
anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak
otoriter, tidak selalu mau mengawasi anak atau terlalu cemas
terhadap anak
• Respek,
Anak yang kreatif biasanya mempunyai orangtua yang
menghormati mereka sebagai individu, percaya akan
kemampuan mereka dan menghargai keunikan anak.
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
9
• Kedekatan emosi yang sedang, kreaativitas anak dapat
dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa
permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi
keterikatan emosi yang berlebih juga tidak menunjang,
mungkin karena kurang memberikan kebebasan kepada anak
untuk tidak bergantung kepada orang lain
• Prestasi bukan angka, orangtua anak kreatif menghargai
prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha
sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-karya baik. Bagi
mereka yang terpenting adalah imajinasi dan kejujuran
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
10
• Orangtua aktif dan mandiri; bagaimana sikap orangtua
terhadap diri sendiri amat penting, karena orangtua menjadi model
utama bagi anak. Orangtua yang merasa aman dan yakin dengan
diri sendiri, tidak mempedulikan status sosial, tidak terpengaruh
tuntutan sosial, kompeten dan memiliki banyak minat
• Menghargai kreativitas, anak yang kreatif memperoleh banyak
dorongan dari orangtua untuk melakukan hal-hal kreatif
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
11
• Penelitian menunjukkan bahwa anak kreatif
mengidentifikasikan diri dengan banyak orang dewasa dari
dua jenis kelamin, dan bahwa komunikasi dengan orang
dewasa yang menarik, aktif, dan berprestasi dapat
merangsang kreativitas anak
• Orangtua dapat membantu anak menemukan minat-minat
anak yang paling dalam dengan mendorong anak
melakukan kegiatan yang beragam, menunjukkan
kesempatan dan kemungkinan yang ada. Minat anak
berkembang dan dapat berubah dengan berselangnya waktu
Selalu ingin tahu & memiliki minat yang luas (memiliki sifat
petualang)
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
12
• Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara
sikap bermain dan kreativitas. Melalui bermain, anak akan
belajar, menghadapi tantangan, dan menemukan minatminatnya.
• Anak yang cenderung menggunakan waktunyadengan
bermain, cenderung lebih kreatif pada tugas-tugas yang
mereka lakukan segera sesudah itu daripada anak yang dari
tugas yang satu langsung melakukan tugas yang lain
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
13
• Kreativitas anak akan berkembang jika
anak dan orang dewasa memiliki kebiasaan
kreatif, misalnya kebiasaan
mempertanyakan apa yang dilihat,
mempunyai pandangan baru, menemukan
cara-cara baru, dan bersibuk diri secara
kreatif sebanyak mungkin
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
14
Kreativitas dan Disiplin
Cukup banyak orangtua dan guru di Indonesia yang
mempunyai pandangan bahwa kreativitas, karena
memerlukan iklim keterbukaan dan kebebasan,
bertentangan dengan disiplin. Pandangan ini tidak tepat.
Mengapa??
Kreativitas justru menuntut disiplin agar dapat diwujudkan
menjadi produk yang nyata dan bermakna
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
15
Membangkitkan Kreativitas di Sekolah
Sikap Guru
• Cara yang paling baik adalah dengan mengembangkan motivasi
intrinsik
• Siswa diarahkan ke tujuan keseluruhan, tetapi didorong untuk
belajar dengan cara yang menurut mereka terbaik bagi mereka.
Penekanannya selalu pada belajar, dan tidak pada penilaian
• Guru yang mendorong otonomi anak menggunakan pendekatan
memberi gagasan, saran, dan bimbingan, tetapi tidak
memberika jawaban dan petunjuk secara eksplisit
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
16
Falsafah mengajar
•
•
•
•
•
•
Belajar sangat penting dan sangat menyenangkan
Anak dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik
Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kebanggaan di dalam kelas
Guru memang kompeten, tetapi tidak sempurna
Kerja sama selalu lebih baik daripada kompetisi
Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman dari dunia nyata
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
17
Pengatuan Ruang kelas
• Ruang Kelas hendaknya merangsang secara visual, tanpa mengganggu perhatian. Misalnya diisi dengan
berbagai hasil karya siswa, misalnya lukisan, foto, karangan, patung, dan karya lain. Siswa boleh
memilih karyanya yang akan dipajang, dan boleh diganti sesuai keinginannya
• Pembelajaran yang diindividualkan didasarkan pada minat dan pengalaman unik siswa
Strategi mengajar
• Hadiah, setiap anak senang menerima hadiah, dan kadang-kadang melakukan segala sesuatu untuk
memperolehnya. Hadiah untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik tidak harus berupa materi
(intangible). Yang terbaik justru anggukan, kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan
mempresentasikan pekerjaan sendiri, dan pekerjaan tambahan.
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
18
Pilihan
• Sedapat mungkin, berilah kesempatan kepada anak untuk memilih. Mereka diberi kegiatan belajar yang
bersifat bebas dalam batas struktur tertentu.
• Misalnya: boleh memilih sendiri topik karangannya sendiri, atau diperkenankan memilih eksperimen
mana yang akan dilakukan dalam pelajaran sains
• Tetapi anak tetap memerlukan arah tujuan, batasan dan garis besar dalam mengerjakan suatu tugas
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
19
Kebudayaan yang CREATIVOGENIC
• Silvano arieti (1976) mengemukakan kebudayaan creativogenic sebagai
kebudayaan yang menunjang, memupuk, dan memungkinkan perkembangan
kreativitas
• Studi dari Gray (dikutip Arieti, 1976) menunjukkan bahwa masyarakat yang
sehat dan sejahtera akan memupuk kreativitas dan keberbakatan
• Arieti mengemukakan beberapa faktor sosiokultural yang creativogenic
sebagai berikut:
– Tersedianya sarana kebudayaan
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
20
• Kebudayaan creativogenic adalah keterbukaan rangsangan kebudayaan (media
kebudayaan terbuka bagi semua lapisan masyarakat dan tidak bagi golongan
tertentu saja)
• Memberi kesempatan bebas terhadap media kebudayaan bagi semua warga
negara, tanpa diskriminasi
• Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda, bahkan yang
merupakan kontras
• Toleransi dan minat terhadap pandangan yang divergen
• Adanya insentif, penghargaan atau hadiah
Bina Nusantara University
Bina Nusantara
21