URL 06: Lif (‘Lift’) Pada abad 19, tambang dan katrol digunakan untuk mengangkut orang dan barang pada bangunan bertingkat. Peralatan ini digerakkan oleh tenaga air atau uap yang selanjutnya berkembang dengan ditemukannya motor listrik. Pada tahun 1852 Otis mendemonstrasikan lif untuk pertama kali dengan memperhatikan aspek-aspek keselamatan manusia dan gedung pencakar langit yang pertama menggunakan lif dengan mesin traksi yang diletakkan di puncak bangunan adalah gedung Woolworth yang dibangun di New York tahun 1914. Dewasa ini, ada dua jenis lif yang umum digunakan, yaitu jenis dengan motor penggerak (‘traction lift’) dan jenis dengan dongkrak hidrolik (‘hydraulic lift’). Untuk lif dengan motor penggerak, perletakan mesin dapat berada di atas ruang luncur (di ‘penthouse’) atau di basemen (di samping ruang luncur). Kedua jenis ini dapat terlihat pada gambar berikut ini: Piston Tertanam Piston Di atas Tanah Lif Hidrolik Kecepatan lif hidrolik antara 0,30 sampai 0,90 meter/detik dan mempunyai kapasitas angkut maksimum 10 ton (dengan tuas tunggal) dan dapat mengangkut sampai dengan beban 50 ton (dengan tuas ganda). Lif hidrolik ini mempunyai karakteristik: a. b. c. d. e. f. Tidak mengakibatkan tambahan beban di puncak bangunan Hanya digunakan untuk kecepatan yang relatif rendah Hanya digunakan untuk melayani lantai yang jumlahnya sedikit Ada kemungkinan bau minyak merebak ke dalam kereta lif Sangat baik untuk mengangkut beban berat Alas lantai kereta dapat berada pada level bangunan secara tepat g. Tidak membutuhkan beban pengimbang (‘counter weight’) h. Menimbulkan suara yang lebih berisik dibandingkan dengan lif yang digerakkan oleh motor traksi. Motor Di Atas Motor Di Bawah Lif dengan Motor Traksi Kecepatan lif dengan penggerak motor di atas antara 2,5 sampai 9 meter/detik. Lantai kereta lift mempunyai perbedaan sekitar 6 mm dengan permukaan lantai bangunan. Pergerakan lif sangat halus dan sangat efisien dalam penggunaan energi listrik, namun harganya termasuk yang termahal dibandingkan sistem lif lainnya. Pada lif dengan motor di bawah hanya dapat digunakan untuk melayani paling banyak delapan lantai dan biayanya sekitar 50% lebih mahal dibandingkan dengan yang bermesin di atas. Di samping itu, kecepatannya juga terbatas (sekitar 1 meter/detik). Tata Letak Lif Ruang luncur lif ditentukan dari jumlah dan konfigurasi tata letak lif dengan jumlah maksimal empat buah dalam satu deretan. Diagram pada Gambar 4.3. menunjukkan tata letak sekelompok lif yang baik dan alternatif lain yang masih dapat dilakukan. Perlu diingat bahwa semua hambatan yang dapat mengganggu arus lalu lintas perlu dihilangkan. Tata letak lain yang juga sering dijumpai adalah bentuk ‘Cul-de-Sac’ dan melingkar. BAIK ALTERNATIF LAIN LOBI LOBI LOBI LOBI LOBI LOBI LOBI LOBI Tata Letak Konfigurasi Lif LOBI LOBI Tata Letak Lif ‘Cul de-Sac’ dan Melingkar Pada bangunan yang tinggi dan luas, jumlah lif yang diperlukan meningkat sebanding dengan jumlah lantai yang dilayani. Dengan demikian, jika mencapai suatu ketinggian tertentu, maka areal luas yang digunakan untuk menempatkan lif menjadi meningkat dan melebihi ketentuan ekonomis (di atas 20% luas lantai). Jadi, pada umumnya sebuah lif hanya melayani sekitar 12 – 15 lantai, agar tidak melampaui batas tunggu dan jumlah waktu perjalanan yang disyaratkan. Pengaturan tata lif pada lobi yang dikaitkan dengan pembagian zona layanan lif dapat dilihat pada berikut ini. Tiap zona lif biasanya melayani 10 – 15 lantai, dan 4 zona merupakan batas maksimum. Jika memerlukan zona lif lebih dari empat, maka harus menggunakan ‘sky lobby’ (minimum dua lantai). Dan di atas ‘sky lobby’ masih dimungkinkan untuk ditambah 2 – 3 lantai tambahan untuk ruang mekanikal/elektrikal. Tata Letak Lif pada Lobby dan Zona Layanan Lif Perancangan Lif Rancangan, instalasi dan pemeliharaan dari berbagai jenis peralatan lif sangat tergantung dari peraturan dan ketentuan daerah setempat. Di Indonesia rekomendasi penggunaan lif diberikan oleh Departemen Ketenagakerjaan, karena menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja orang yang ada pada bangunan tersebut. Ketentuan rancangan juga menyangkut pada dimensi ruang mesin, akses yang diperlukan, pencahayaan dan ventilasi. Persyaratan dan peraturan mungkin berbeda antar daerah yang satu dengan yang lainnya, tetapi pada dasarnya menganjurkan untuk disediakannya suatu sistem peralatan baik yang manual maupun yang otomatis, sehingga dapat secara aman dioperasikan untuk kepentingan umum. Kapasitas atau daya angkut suatu sistem lift harus cocok dengan kebutuhan transportasi vertikal pada bangunan tertentu yang secara konsisten mengacu pada kriteria rancangan kualitas bangunan. Rancangan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan jumlah mesin, ukuran dan kecepatannya. Namun demikian perhitungan perjalanan penumpang dilakukan berdasarkan anggapan yang diperoleh dari pengalaman atau pengamatan terdahulu. Perhitungan harus dilakukan secara realistik terhadap kebutuhan sekarang dan perkiraan di masa yang akan datang, mengingat sangat sulit untuk melakukan modifikasi setelah sistem lif terpasang. Penyempurnaan hanya mungkin dilakukan dengan meningkatkan sistem pengendalian, atau mungkin menambah kecepatan mesin lif. Secara ideal lif dirancang pada waktu beban puncak (‘peak atau rush hour’). Waktu Perjalanan Bolak Balik (T) Waktu perjalanan bolak balik lif (‘Round Trip Time’ – RTT) adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk secara penuh, mulai dari masuk di lobi sampai ke lantai yang dituju. Untuk itu, perlu diperhitungkan dan dijumlahkan waktu yang diperlukan selama perjalanan tersebut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Lif berhenti di lobi Pintu lif terbuka Orang/Penumpang masuk ke dalam lif Pintu lif tertutup Lif bergerak sampai kecepatan maksimum Lif melaju dalam kecepatan maksimum yang tetap Laju kecepatan lif menurun untuk berhenti Pintu lif terbuka Orang/Penumpang ke luar Pintu lif tertutup Pada bangunan yang tidak begitu tinggi, sulit terjadi lif melaju dalam kecepatan maksimum yang tetap, karena sebelum mencapai kecepatan maksimum, laju kecepatan lif sudah menurun untuk berhenti di lantai tertentu. Buka tutup pintu lif merupakan bagian terbesar dari waktu yang diperlukan dalam RTT, karenanya akan lebih baik untuk menggunakan pintu dengan kecepatan buka-tutup yang tinggi atau menggunakan dua daun pintu. Dari hal tersebut di atas, maka RTT untuk satu zona pelayanan, secara pendekatan terdiri dari: a. Pintu buka di lobi lantai dasar, membutuhkan 2 detik b. Orang/Penumpang masuk dengan kecepatan 1,5 detik/orang. Jadi jika kapasitas lif adalah ‘m’, maka dibutuhkan 1,5 m detik. c. d. e. f. g. Pintu lif tertutup, membutuhkan waktu 2 detik. Pintu lif buka di setiap lantai, membutuhkan 2(n –1) detik Orang/Penumpang ke luar di setiap lantai 1,5 m detik Pintu lif tutup di setiap lantai, membutuhkan 2(n –2) detik Perjalanan bolak balik 2h(n – 1 )/s detik Maka jumlah waktu yang dibutuhkan: T di mana (2h 4s )( n 1) s (3m 4) detik s :h s n m adalah jarak lantai ke lantai (m) adalah kecepatan rata-rata lif (m/detik) adalah jumlah lantai yang dilayani lif adalah daya angkut / kapasitas lif (orang) Kecepatan lif untuk berbagai ketinggian bangunan dapat dilihat pada Tabel dfi bawah ini, sedang untuk kapasitas lif dapat dilihat pada Tabel berikutnya Kecepatan Lif yang Direkomendasi (m/det) -----------------------------------------------------------------------------------------------------Jumlah Lantai Kecil Menengah Besar Lif Barang ------------------------------------------------------------------------------------------------------Kantor 2– 5 5 – 10 10 – 15 15 – 25 25 – 35 35 – 45 45 – 60 Di atas 60 1,25 2 2 2,5 ----- 1,5 – 2 2 2 – 2,5 2,5 – 3,5 4–5 5–6 6–7 -- 2 2,5 2,5 – 3,5 3,5 5 6 7–8 9 1 1,5 2 2,5 2,5 3,5 4 4 ------------------------------------------------------------------------------------------------------Gedung Parkir 2– 5 5 – 10 10 – 15 1,25 1–2 1,5 – 2,5 ------------------------------------------------------------------------------------------------------Hotel 2– 6 6 – 12 12 – 20 20 – 25 25 – 30 30 – 40 40 – 50 0,5 – 1,5 1 – 2,5 2 – 2,5 2,5 – 3,5 3,5 – 4 3,5 – 5 5–6 1 1,5 2 2,5 2,5 3,5 4 ------------------------------------------------------------------------------------------------------ Apartemen, Asrama/Rumah Sakit 2– 6 0,5 6 – 12 1 12 – 20 1,5 – 2,5 20 – 25 2 – 2,5 25 – 30 2,5 1 1 1 1,5 1,5 ------------------------------------------------------------------------------------------------------ Rekomendasi Kapasitas Lif (kg) ------------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Bangunan Kecil Menengah Besar Lif Barang ------------------------------------------------------------------------------------------------------Kantor 1250/1500 Parkir 1250 Komersial 1600 Hotel 1500 Apartemen 1000/1250 Rumah sakit 1000 1500/1600 1500 1600 1600 1250 1500 1600/2000 1600 2000 1600 1500 2000 2000/3200 --2000/4000 2000 --2000 ------------------------------------------------------------------------------------------------------Catatan: Kapasitas Lif (kg) 1000 1250 1500 1600 2000 Kapasitas Penumpang (orang) 12 17 20 23 28 Meskipun tersedia kecepatan lif 9m/detik, tetapi pada umumnya penggunaan lif dibatasi pada kecepatan 7 m/detik, agar tidak mendekati kecepatan gravitasi bumi (9,8 m/detik). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari rasa tidak nyaman (mual) bagi penumpang lif. Beban Puncak Lif Beban puncak lif dilakukan berdasarkan perhitungan empiris terhadap jumlah penghuni gedung yang harus dapat diangkut oleh lif yang tersedia dalam lima menit pada waktu tersibuk di bangunan tersebut. Sebagai batasan, biasanya ditentukan dalam prosentase (%) jumlah penghuni gedung, sebagaimana tertera dalam Tabel ini: Prosentase Beban Puncak Lif di Indonesia ---------------------------------------------------------------------------------------Jenis Bangunan % x Penghuni Prakiraan Bangunan Penghuni Bangunan (PB) ----------------------------------------------------------------------------------------- Kantor 4 4 m2 lantai netto/orang Apartemen 3 3 m2 lantai netto/orang Hotel 5 5 m2 lantai netto/orang -----------------------------------------------------------------------------------------Dua kriteria yang digunakan untuk mengukur kualitas kinerja lif: a. Waktu Tunggu (WT) Waktu Tunggu (‘Waiting Interval’) adalah waktu maksimum, yang diukur dalam detik, antara pemanggilan lif (menekan tombol lif) di lobi utama lantai dasar pada beban puncak dan datangnya lif (terbukanya pintu lif). WT T N di mana : N adalah jumlah lif Ketentuan perkiraan batas waktu tunggu tertera pada Tabel berikut: Waktu Tunggu yang Ideal ----------------------------------------------------------------------Jenis Bangunan WT (detik) ----------------------------------------------------------------------Kantor /Rumah Sakit 25 – 45 Apartemen 50 – 70 Hotel 40 – 70 Asrama 60 – 80 Kampus 40 – 60 -----------------------------------------------------------------------b. Kapasitas Daya Angkut (‘Handling Capacity’ – HC) Kapasitas lif tergantung dari kapasitas muat lif dan frekuensi masuk/keluarnya penumpang, yang diukur untuk jangka waktu lima menit waktu tersibuk bangunan itu. Daya angkut satu lif dalam lima menit ditentukan berdasarkan: HC di mana 5.6.m 5.60.m.N 300.m.N WT T T : m adalah daya angkut/kapasitas lif (75 kg/orang) WT adalah waktu tunggu (detik) N adalah jumlah lif T adalah waktu perjalanan bolak balik lif (detik) Jumlah Lif Jumlah Lif untuk Satu Zona Pelayanan (‘Single Zone Service’) Jika beban puncak lif dalam suatu bangunan dihitung berdasarkan perkiraan P% dari jumlah penghuni gedung, maka beban puncak lif (BPL): BPL PLbruto Lint i .n PB di mana :P Lbruto Linti Lnetto n PB adalah % beban puncak lif adalah luas bruto per lantai (m2) adalah luas inti bangunan (m2) adalah luas netto per orang adalah jumlah lantai bangunan adalah perkiraan penghuni bangunan Jumlah lif yang dibutuhkan: N BPL HC dengan mensubstitusikan Persamaan dua persamaan terdahulu ke dalam Persamaan di atas, maka diperoleh: N Lnetto .n.P.T 300.PB.m Sebagai perkiraan, jumlah lif untuk kantor adalah satu lif untuk tiap 5.000 m 2 luas lantai bruto, dan tambahan satu lif barang untuk 5 – 6 lift penumpang. Jumlah dan kapasitas lift untuk bangunan perkantoran dapat juga diperoleh dengan bantuan Tabel di bawah ini: Perkiraan Jumlah dan Kapaisitas Lif (Bangunan Perkantoran) ------------------------------------------------------------------------------------------------------Lantai yang Luas Lantai bruto (x 100 m2) Dilayani 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ------------------------------------------------------------------------------------------------------18 4c 5c 5d 6d 17 4b 4d 5c 5e 6d 16 4b 4c 5c 5d 6d 6e 15 3c 4b 4d 5c 5d 6d 6e 14 3b 4b 4c 4d 5c 5d 6d 6e 13 3b 4b 4c 4d 4d 5d 5e 6d 6e 12 3b 3c 4b 4c 4d 4e 5d 5e 6d 6e 11 3b 3b 3c 4b 4c 4d 4e 5b 5d 5e 6d 6d 10 2e 3b 3c 4b 4c 4c 4d 5c 5d 6e 6c 6d 9 2c 2d 3b 3c 3d 4b 4b 4c 4d 4e 5c 5d 8 2a 2c 2d 3a 3b 3b 3c 3d 4b 4b 4c 4d 7 2a 2a 2b 2c 2e 3a 3b 3b 3c 3d 4b 6 2a 2a 2a 2a 2b 2c 2d 2e 3a 3b 5 1c 1c 2a 2a 2a 2a 2a 2a 2a 2b 4 1b 1b 1b 1c 1c 1c 1c 2a 2a ------------------------------------------------------------------------------------------------------Catatan: a = kapasitas lif 10 orang b = kapasitas lif 12 orang c = kapasitas lif 16 orang d = kapasitas lif 20 orang e = kapasitas lif 24 orang Untuk bangunan yang tingginya kurang dari empat lantai harus dilengkapi dengan minimal dua buah tangga, ‘ramp’, eskalator, atau lif untuk penyandang cacat/tuna daksa. Untuk luas lantai bruto > 25000 m2, perlu ada satu lif barang. Untuk hotel Tabel tadi dapat digunakan dengan pertimbangan klasifikasi hotel, dan hal-hal sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) untuk setiap 100 kamar perlu disediakan satu lif barang. Untuk pelayanan yang memuaskan setiap 75 kamar dilayani oleh satu lif. Kapasitas lif yang digunakan minimal untuk 16 orang. Lif yang digunakan harus mampu mengangkut barang bawaan tamu yang berat (koper atau meja saji makanan) 5) Ruang kamar tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lif. Untuk apartemen, perlu diperhatikan: 1) Untuk setiap 300 unit perlu disediakan satu lif barang 2) lif barang diperlukan jika blok hunian di mana pintu utama berada ditempatkan pada ketinggian dua lantai dari lantai dasar. 3) Kapasitas lif yang digunakan minimal untuk 12 orang 4) Unit hunian tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lif.
© Copyright 2024 Paperzz