download

Matakuliah
Tahun
: <<sejarah pemikiran Jepang>>
: <<2009>>
Agama Kristen dan perkembangannya
Pertemuan 6
• Agama Kristen adalah salah satu agama yang juga dianggap
sebagai salah satu agama asing atau gairai shuukyou di Jepang.
Agama ini mula-mula dibawa masuk oleh seorang misionaris
bernama Santo Fransiskus Xaverius tahun 1549 ke daerah
Kagoshima (Kyushu). Masuknya agama ini tidak lepas sebagai
akibat dari munculnya perdagangan di antara bangsa Jepang dan
Eropa (Portugis) pada tahun 1543. Perkembangannya sangat pesat
apabila dibandingkan dengan negara non barat lainnya. Demikian
pula dengan penganutnya yang berjumlah hampir setengah juta
jiwa. Suatu jumlah yang besar pada saat itu. Situasi polittik saat itu
pun sangat mendukung perkembangan agama tersebut.
Bina Nusantara University
3
Sejarah agama Kristen
• Pada awalnya masyarakat Kagoshima menduga bahwa agama ini
merupakan salah satu bentuk alirang agama Budha yang sudah
terlebih dahulu dikenal. Akan tetapi setelah menyadari bahwa dasar
dari ajaran ini berbeda, maka mereka mulai melakukan berbagai
penolakan. Hal ini kemudian diikuti dengan perintah pelarangan
oleh penguasa saat itu. Padahal agama tersebut baru satu tahun
diperkenalkan. Menghadapi pertentangan seperti ini, Xaverius tidak
putus asa. Ia dan para misionaris tidak berputus asa serta tetap
melakukan berbagai cara untuk menarik simpati masyarakat di
sana.
Bina Nusantara University
4
• Penolakan ini juga dilakukan oleh sejumlah pendeta
Budha karena mengangap bahwa ajaran Kristen
bertentangan dengan prinsip-prinsip moral yang
diajarkan dalam agama Budha. Hal lain yang juga dinilai
bertentangan adalah adanya pandangan yang bertolak
belakang di antara ajaran Kristen dengan kebudayaan
Jepang seperti pelaksanaan seppuku ( bunuh diri
dengan cara memotong perut) atau kebijakan mibun
seido (stratifikasi kelas-kelas sosial).
Bina Nusantara University
5
• Sebelum Kristen masuk ke Amerika Serikat, agama ini telah masuk
ke negara Jepang. Agama Kristen pertama kali diperkenalkan di
Jepang pada abad ke-16 oleh kaum Jesuit dan kemudian oleh para
misionaris Fransiskan. Pada akhir abad itu, kira-kira ada 300.000
orang Jepang yang dibaptis. Sayangnya, situasi yang menjanjikan
itu mulai ditentang oleh kelompok misionaris lain dan intrik-intrik
politik yang datang dari pemerintah Spanyol dan Portugis, serta
partai-partai politik pemerintahan Jepang sendiri. Akibatnya, orangorang Kristen ditindas.
Bina Nusantara University
6
Pelarangan ajaran Kristen
• Korban pertama pelarangan ajaran ini adalah 6 biarawan
Fransiskan dan 20 orang petobat yang disalib di Nagasaki pada 5
Februari 1597. Setelah adanya toleransi terhadap orang-orang
Kristen yang hanya berlangsung selama beberapa waktu, banyak
orang Kristen yang ditangkap, dipenjara, atau dianiaya dan dibunuh;
dan gereja pun terpaksa bergerak di bawah tanah pada 1630. Meski
begitu, saat Jepang kembali membuka diri kepada negara-negara
Barat 250 tahun setelah peristiwa tersebut, ternyata komunitas
Kristen Jepang masih bertahan di bawah tanah, tanpa pendeta dan
Injil. Mereka bertahan hanya dengan instruksi sederhana mengenai
iman mereka, tetapi dengan iman yang teguh percaya bahwa Yesus
adalah Juru Selamat mereka.
Bina Nusantara University
7
Perkembangan ajaran Kristen
• Gereja mulai tumbuh lagi setelah Komodor Perry
membuka negara Jepang dengan armadanya dari
Amerika. Misionaris tumpah ruah ke Jepang. Namun
demikian, selama Perang Dunia II, oleh karena curiga
dengan orang-orang Kristen dan orang-orang Barat,
pemerintah Jepang menggiring orang-orang Kristen ke
Nagasaki.
Bina Nusantara University
8
•
Perkembangan Kristen mencapai puncaknya pada saat kepemimpinan Oda
Nobunaga (1568~1582). Nobunaga adalah tokoh yang sangat mendukung
perkembangan agama ini. Penyebarannya pun di pindahkan dari Kyoto ke
Nagasaki. Di sini bisa terlihat suatu perkembangan yang luar biasa dari
agama Kristen. Akan tetapi masa keemasan ini berubah suram sejak
terbunuhnya Nobunaga pada tahun 1582. Penggantinya yaitu Toyotomi
Hideyoshi justru menolak ajaran agama ini. Hideyoshi dan shogun pada
saat itu menganggap bahwa ajaran Kristen dapat menjadi ancaman besar
bagi politik sehingga menindasnya dengan kejam pada tahun . Hal ini diikuti
dengan propaganda yang mendeskritkan agama ini di kalangan masyarakat
sehingga mendorong masyarakat turut membenci ajarannya. Hal ini
menyebabkan para pemeluk Kristen terpaksa melakukan penyebaran
secara diam-diam (kakure kirisutan). Pada masa pemerintahannya tercatat
banyak pemeluk Kristen yang dihukum mati karena menolak meninggalkan
ajarannya. Hal ini terus berlanjut hingga abad 19.
Bina Nusantara University
9
• Dalam abad ke 19 agama Kristen yang tadinya begitui dimusuhi
oleh masyarakat Jepang, lambat laun mulai menarik simpati. Akan
tetapi penyebarannya kali ini lebih lambat dari sebelumnya. Pada
masa itu Jepang mengalami suatu peristiwa yang menandai
dimulainya suatu proses modernisasi. Peristiwa ini dikenal dengan
Restorasi Meiji atau Meiji Isshin (1868~1912). Pemerintah pada
saat itu sedang giat-giatnya membuka hubungan dengan bangsabangsa luar yang sempat terputus akibat kebijakan Sakoku atau
penutupan negeri selama kurang lebih 250 tahun .
Bina Nusantara University
10
• Pada era Meiji tersebut arus perdagangan dan
penyebaran kebudayaan Barat sangat deras memasuki
sendi kehidupan masyarakat Jepang. Termasuk di
dalamnya adalah penyebaran agama. Pemerintah yang
dulunya sangat anti terhadap Barat, tidak mampu lagi
untuk membendung atau melarang masuknya unsurunsur Barat seperti teknologi, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
Bina Nusantara University
11
Pengaruh ajaran Kristen
• Pada masa sekarang pengaruh agama Kristen dalam
masyarakat modern Jepang jauh lebih besar meskipun
tidak sebanding dengan jumlah pengikutnya. Hal ini
disebabkan karena karena sebagian besar umat Kristen
tersebut datang dari kalangan terkemuka di Jepang yang
memiliki pengaruh besar dalam masyarakat. Faktor lain
adalah karena agama tersebut merupakan unsur
terpenting peradaban Barat sehingga lebih menarik
minat dan perasaan ingin tahu pada masyarakatnya.
Bina Nusantara University
12