Matakuliah : <N0582>/<masyarakat Jepang Kontemporer> Tahun : 2007 <Ekonomi Jepang> Pertemuan <11> Konglomerasi Pra Perang Dunia II (1). Pengertian Zaibatsu (2). Perkembangan Zaibatsu (3). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan Zaibatsu (4). Runtuhnya Zaibatsu Bina Nusantara (1). Pengertian Zaibatsu • Zibatsu adalah kelompok bisnis yang memiliki berbagai macam bidang usaha yang dimiliki oleh sebuah keluarga inti maupu keluarga luas. Bisnis ini mulai berkembang sejak pertengahan zaman (1603~1867) sampai awal zaman Edo (1868~1912) Bina Nusantara (2). Perkembangan Zaibatsu • • • • • • Ciri-ciri Zaibatsu adalah: Ada diversifikasi Kepemilikan secara eksklusif oleh keluarga Struktur organisasi dengan multisubsidiaries Manajer profesional dari lingkungan pendidikan tinggi Memiliki decision maker yaitu keluarga Memiliki tiga usaha inti yang saling menunjang yaitu perdagangan, industri dan keuangan Bina Nusantara (3). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan Zaibatsu Faktor-faktor yang mempengaruhi kejayaan Zaibatsu: • Sumber-sumber daya manajemen • Struktur organisasi • Keluarga Zaibatsu Bina Nusantara Konglomerasi Pasca Perang Dunia II (1). Pembentukan Keiretsu (2). Struktur dan mekanisme kerja Keiretsu Bina Nusantara (1). Pembentukan Keiretsu • Secara tradisional, yang dimaksud dengan keiretsu adalah gabungan perusahaan yang dimiliki oleh keluarga yang sama. Usaha itu adalah usaha keluarga yang diwarisi secara turuntemurun. Contoh keiretsu terbesar dan paling berpengaruh di Jepang adalah Mitsubishi, Mitsui, dan Sumitomo. Perusahaan perusahaan keiretsu mengelola berbagai usaha dan sogo shosha. Ia menguasai industri perbankan dan beberapa perusahaan raksasa. Semua itu dirangkum dalam satu kumpulan perusahaan induk sebagai pemegang saham terbesar. Operasi usaha dan perdagangan keiretsu meluas sampai ke luar negeri. Bina Nusantara (2). Struktur dan mekanisme kerja Keiretsu • Kebanyakan perusahaan keiretsu, keluarga pemilik rnenguasai jabatan tertinggi, sehingga tidak ada pemisahan antara pihak pernilik dan pengelola. Pada tahap awal, orang yang bekerja dalam perusahaan keluarga itu diperlakukan seperti anggota keluarga. Mereka tidak hanya makan dan tidur di rumah pemilik, tetapi kehidupan sosial mereka juga dikuasai pemilik perusahaan. Mereka tidak diberi gaji, tetapi uang saku. Hal itu diberlakukan karena para pekerja bukan dianggap sebagai buruh ataupun pekerja, melainkan sebagai perintis yang diberi latihan agar menjadi pedagang yang sukses. Bina Nusantara • Setelah itu, barulah mereka diberi kebebasan untuk membuka usaha sendiri. Mereka diberikan bantuan keuangan untuk membuka toko atau cabang baru. Juga boleh rnenggunakan nama tempat ia bekerja sebelumnya. Sokongan dan bantuan yang diberikan pihak majikan membuat perusahaan di Jepang berkembang dengan pesat. Seiring perkembangan pesat sekarang ini, sistem perusahaan keluarga seperti itu sudah tidak relevan lagi Bina Nusantara • Kini pekerja baru dipisahkan secara sosial dan keluarga pemilik. Waktu kerja dan cuti diperkenalkan. Gaji dan bonus ditetapkan dalam jumlah tertentu. Dengan demikian, hubungan antara pihak pekerja dan pemilik hanya sebatas hubungan ekonomi. Meskipun demikian, kesetiaan pekerja pada perusahaan masih dipertahankan dan menjadi faktor bertahannya setengah dari perusahaan keiretsu hingga saat ini. Biasanya, perusahaan keluarga tidak dapat bertahan lama karena setelah beberapa generasi terjadi kemerosotan. Bina Nusantara • Namun, kesediaan perusahaan-perusahaan keluarga di Jepang melakukan perubahan dan pemisahan antara pengelola dan pemilik membuat perusahaan itu tetap maju dan berkembang. Karena perusahaan keiretsu gagal melakukan perubahan, sebagian perusahaan itu tidak mampu bersaing dan berada pada keadaan statis. Pengendalian otoriter oleh pemilik perusahaan keluarga menyebabkan pengelolaan tidak bebas bertindak dan menyusun strategi usaha yang sesuai dengan perkembangan zaman. Akibatnya, perusahaan tidak dapat berkembang dan maju. Bina Nusantara
© Copyright 2024 Paperzz