IT sebagai competitive advantage Barnes and Noble Inc. “Of Course! Of Course! ” Dari Televisi ke Internet Pendahuluan “Misi kami adalah untuk beroperasi dengan bidang spesialisasi bisnis eceran yang terbaik di Amerika, tak peduli produk apa yang kami jual. Karena produk yang kami jual adalah buku-buku, keinginan kami haruslah konsisten dengan janji dan jumlah buku yang harus tersedia di rak-rak buku kami. Untuk mengatakan bahwa eksistensi misi kami bebas dari produk yang kami jual itu berarti merendahkan nilai pentingnya dan perbedaan dari para penjual buku. Sebagai penjual buku, kami berketetapan untuk menjadi yang terbaik di bidang kami, tanpa peduli akan ukuran, asal-muasal atau kecenderungan para pesaing kami. Kami akan terus-menerus membawa industri kami ke dalam nuansa pendekatan dan gaya penjualan buku yang konsisten dengan perkembangan aspirasi kami. Diatas semuanya itu, kami berharap dapat menjadi kebanggaan bagi komunitas yang kami layani, dan menjadi tempat dimana para penjual buku kami yang berdedikasi dapat tumbuh dan berhasil. Untuk misi yang paling akhir ini, kami tidak akan hanya mendengarkan para pelanggan dan penjual buku kami, tapi juga mengikutsertakan ide bahwa perusahaan ini ada untuk melayani mereka.” Demikian misi bisnis buku eceran terbesar di Amerika saat ini, yaitu Barnes & Noble Inc. Barnes & Noble Inc, memulai bisnis dengan memanfaatkan Telvisi dan terus berkembang hingga menggunakan Information Technology dalam pemasaran maupun menjangkau banyak customernya. Awal mulanya Barnes & Noble Awal mula pendirian Barnes & Noble dapat ditelusuri dari tahun 1873, saat Charles M. Barnes memulai sebuah bisnis buku di rumahnya, di Wheaton, Illinois. Pada tahun 1917, putranya, William, pergi ke New York untuk bergabung dengan G. Clifford Noble dalam pengembangan Barnes & Noble. Pada masa depresi ekonomi yang sangat berat di Amerika, toko pertama Barnes & Noble dibuka di Fifth Avenue, 18th Street, New York City. Bahkan sampai sekarang toko tersebut masih tetap dipertahankan. Toko ini membangun reputasi mendunia dengan memberikan pelayanan sesempurna mungkin kepada jutaan pelanggannya, dimana tersedia beragam pilihan jenis buku, seperti buku-buku umum, buku akademis, dan buku kesehatan. Umumnya, pelanggan Barnes & Noble datang dari kalangan mahasiswa kampus dan universitas. Dimana permulaan awal semester merupakan waktu puncak pelayanan. Untuk itu, di tahun 1941, Barnes & Noble meluncurkan ’book-a-teria’, dimana bagi setiap pengunjung yang datang, diberikan slip daftar buku yang tersedia. Pemesanan dilakukan oleh petugas yang lain, pembayaran dilakukan oleh petugas yang lain, demikian juga dengan pembungkusan. Dengan cepat, metode layanan seperti ini menyebar ke toko buku lain. Dapat dikatakan, walaupun dengan alat sederhana (seperti kertas slip dan pensil), ’book-a-teria’ merupakan sistem informasi pertama yang digunakan oleh Barnes & Noble. Kedatangan Leonard Riggio Leonard Riggio memulai karir penjualan bukunya saat berkuliah di New York University di tahun 1960an. Walaupun ia memulai bekerja sebagai pegawai di toko buku universitas, ia merasa yakin bahwa ia mampu melakukan pekerjaan yaitu memberikan pelayanan kepada mahasiswa dengan lebih baik, dan ia membuka toko buku pertamanya. Dengan investasi kecil, Leonard Riggio membuka toko buku Student Book Exchange (SBX) di Manhattan Greenwich Village di tahun 1965. Dengan cepat, toko itu berkembang menjadi salah satu toko buku terbaik di New York, yang terkenal karena staf pegawainya yang memiliki pengetahuan akan buku yang tersedia, banyaknya jenis pilihan buku, dan layanan yang memuaskan. Di akhir tahun 1970, Riggio mengembangkan bisnisnya, termasuk membeli enam toko buku universitas lain yang hampir bangkrut. Saat itu, John Barnes, cucu dari pendiri Barnes & Noble meninggal dunia, dan Barnes & Noble dibeli oleh Amtel, yang berproduksi dalam mainan, perkakas, dan lain-lain. Bisnis Barnes & Noble mulai menurun, dan Amtel memutuskan untuk menjual toko tersebut. Leonard Riggio membeli Barnes & Noble dari Amtel, dan dengan cepat mengubah 10 nama toko buku yang sudah dimilikinya menjadi Barnes & Noble serta merevitalisasi toko buku Barnes & Noble di Fifth Avenue. Dalam beberapa tahun, Riggio mengubah toko kecil di Fifth Avenue menjadi “Toko Buku Terbesar Di Dunia,” dengan 150.000 pilihan judul buku. Komitmen Riggio bagi mahasiswa masih berlanjut sampai sekarang melalui Barnes & Noble College Booksellers, sebuah perusahaan yang khusus mengoperasikan lebih dari 500 toko di kampus dan universitas di Amerika Serikat dan Kanada. Inovasi dan akan terus berkembang Pada tahun 1970-an dan 1980-an, perusahaan Barnes & Noble membuat langkah-langkah gebrakan baru. Di tahun 1974, Barnes & Noble adalah toko buku pertama di Amerika yang melakukan iklan di televisi. Disiarkan di daerah New York, iklan Barnes & Noble, dengan slogannya “Of Course! Of Course!” memenangkan beberapa penghargaan dan sampai sekarang masih dikenang oleh para pelanggannya. Di tahun 1975, Barnes & Noble mengambil langkah yang cukup berani dengan menjadi toko buku pertama yang menjual buku dengan harga diskon, yaitu dengan menawarkan diskon buku-buku New York Times bestseller sebesar 40%. Kemudian perusahaan juga mulai melakukan ekspansi di pasaran New York/Boston, dengan membuka toko buku diskon yang lebih kecil. Sebagai tambahan, Barnes & Noble juga mengikutertakan BookMasters dan Marboro yang beralih menjadi toko buku diskon Barnes & Noble. Pengambilalihan Marboro Books memberi Barnes & Noble dasar dalam bisnis pemesanan melalui surat, sebagai landasan untuk menjangkau konsumen dimanapun. Bisnis ini menjadi bidang uji coba bagi Barnes & Noble untuk mulai mempublikasikan buku-buku yang tersedia bagi para konsumennya melalui surat, dimana data konsumennya sudah tersimpan dalam tempat penyimpanan data kosumen yang terus berkembang. Tidak hanya melalui surat, Barnes & Noble juga menyediakan sistem pemesanan buku melalui telepon, yang pada masa itu sudah tergolong teknologi maju. Tersedia lima jalur pemesanan telepon yang diawasi oleh staf yang berpengalaman. Sistem pemesanan melalui surat dan telepon yang disediakan oleh Barnes & Noble dapat merupakan sistem informasi generasi berikutnya, setelah ’book-a-teria’. Sistem pemesanan melalui surat tidak hanya menggunakan alat yang sederhana, tapi sudah melibatkan orang-orang, data, peralatan, dan kegiatan pemrosesan data dan informasi dalam sebuah organisasi, baik proses yang dilakukan masih manual maupun sudah terotomatisasi. Hal ini menjadi dasar bagi Barnes & Noble untuk terus berinovasi di bidang teknologi, terutama didukung dengan kehadiran komputer yang berkembang dengan pesat di akhir abad 21. Setelah mengakuisisi berbagai jenis toko buku, yang mengakibatkan perbedaan standar toko dan layanan di toko-toko Barnes & Noble, pada tahun 1990-an, Barnes & Noble memperbaiki konsep toko mereka dan membangun generasi toko Barnes & Noble modern, yang saat ini mewakili 96% dari seluruh penjualan buku eceran. Era Internet Kini, Barnes & Noble telah melakukan penjualan eceran ke pelanggannya selama lebih dari 25 tahun, yang dimulai dengan katalog pemesanan melalui surat di tahun 1970-an. Di akhir tahun 1980-an, Barnes & Noble melakukan uji coba menjual buku secara online, dimana pada masa itu dipasarkan melalui layanan jaringan Trintex, yang merupakan usaha patungan antara Sears dan IBM. Pada pertengahan tahun 1990, Barnes & Noble beralih ke CompuServe, layanan online komersil. Akhirnya pada Maret 1997, Barnes & Noble membuka superstore online di America Online. Bahkan pada tahun yang sama, Mei 1997, website Barnes & Noble diluncurkan (http://www.barnesandnoble.com) Perkembangan Internet yang semakin pesat, dan perkembangan electronic book (e-book) di akhir tahun 1990an, mendorong Barnes & Noble untuk mengembangkan usahanya di bidang e-book. Pada akhir tahun 1990, Barnes & Noble berhasil membukukan keuntungan sebesar US$ 3,01 milyar, dan jumlah pegawai 29.000 serta total judul buku yang dijual melebihi 750.000 judul. Di tahun 2000, Barnes & Noble membuka fasilitas baru di website-nya. Fasilitas ini memungkinkan pelanggannya untuk mendownload versi digital dari buku atau majalah yang mereka inginkan. Dengan bentuknya yang digital, pelanggannya dapat membaca buku dan majalah yang mereka inginkan di PC, notebook, ataupun perangkat lainnya. Kemajuan Barnes & Noble tidak berhenti sampai disitu saja, Barnes & Noble mengembangkan sayapnya sampai ke bidang pembelajaran online dan penerbitan buku. Di tahun 2001, Barnes & Noble mengakuisisi SparkNotes.com, yang merupakan website terkemuka yang menawarkan akses online terhadap lebih dari 1000 modul belajar, mulai dari literatur sampai kimia dan ke ilmu komputer. SparkNotes mengubah modul belajarnya menjadi buku yang dipublikasikan dan dengan cepat menjadi meingkatkan penjualannya. Di tahun 2003, Barnes & Noble mengakuisisi Sterling Publishing, yang termasuk kedalam 25 penerbit terkemuka di Amerika, yang memiliki lebih dari 5000 judul buku yang bertemakan kerajinan tangan, desain rumah, masak-memasak dan tema kesehatan. Di tahun yang sama dengan tahun pengakuisisian SparkNotes.com, Oktober 2001, Barnes & Noble juga mengembangkan SupplyWorks System, yang merupakan sistem untuk pengisian ulang stok buku bulanan, termasuk pengisian ulang stok buku yang umum yang disuplai dari berbagai macam penerbit. Untuk itu, Barnes & Noble menggunakan software dari SupplyWorks, yaitu Supplier Relationship Management (SRM). SRM ini merupakan sistem berbasiskan web, yang telah diintegrasikan dengan intranet Barnes & Noble, dan sistem finansial Barnes & Noble yang berbasis Oracle. SRM ini memungkinkan pemesanan otomatis untuk stok buku di toko dan proses manajemen transaksi yang lebih efektif dengan para penyedia buku. Sebelum sistem ini dipakai, sistem informasi sebelumnya yang digunakan oleh Barnes & Noble adalah dengan menggunakan kertas, fax, dan telepon untuk menghubungi para penyedia buku. Dengan sistem ini, proses monitoring pemesanan setiap toko akan jauh lebih mudah, dan setiap toko dapat melakukan proses pemesanan otomatis langsung ke penyedia buku. Ini berarti Barnes & Noble telah beralih ke dalam era baru sistem informasi yang berbasiskan teknologi informasi. Pada bulan Maret 2004, Barnes & Noble memilih Aduva’s OnStage 2.1 automation tool untuk pengaturan sistem Barnes & Noble di lingkungan IBM zSeries yang dimilikinya. Aduva’s OnStage membantu user untuk meningkatkan interaksi sistem, menangani konflik platform hardware dan sistem operasi, serta mengeliminasi kemungkinan bahwa hanya satu vendor saja yang bisa menangani sistem operasi Linux. OnStage menyediakan audit sistem yang real time dan tingkat keamanan yang tinggi. Tujuh bulan berselang, yaitu Oktober 2004, Barnes & Noble memutuskan untuk memperluas jaringannya, dengan memilih Hubspan. Hubspan merupakan penyedia layanan integrasi terkemuka yang mampu mengintegrasikan sistem dengan sistem secara real time dengan jaringan lain, seperti jaringan perusahaan lain atau jaringan pemerintah. Dengan demikian sistem penjualan Barnes & Noble dapat diakses secara virtual oleh sistem yang mewakilkan konsumennya, seperti Oracle, SAP, PeopleSoft, Commerce One, Ariba, dan lain-lain. Hubspan Business Network akan lebih memudahkan pelanggan untuk memesan buku melalui sistem perwakilan yang ada. Dengan demikian, Barnes & Noble mulai merambah pelanggan di pasar business-to-business. Di penghujung tahun 2005, dengan semakin meningkatnya jumlah data yang harus dikelola di database Barnes & Noble. Sampai tahun 2004, Barnes & Noble bergantung pada Oracle sebagai sistem database untuk menyediakan business intelligence pada transaksi penjualan dan inventorinya. Walaupun sistem database Oracle mampu menangani data perusahaan dalam jumlah yang cukup besar, namun Barnes & Noble menghadapi masalah dalam membangun business intelligence yang sangat penting dari informasi yang tersedia, dalam rangka meningkatkan perencanaan inventori dan perdagangan. Barnes & Noble merasa perlu untuk menyediakan tool untuk menganalisa bisnis yang lebih baik, yang tidak hanya merangkum seluruh informasi yang ada, namun juga dapat menyediakan keputusan bisnis yang lebih cepat dan lebih sarat informasi. Selain itu, data historikal transaksi perdagangan dirasa sama pentingnya dengan data perdagangan yang ada saat ini untuk menentukan bentuk kampanye promosi dan pemasaran di masa yang akan datang. Untuk itu, Barnes & Noble memilih Microsoft untuk menerapkan konsep DataWarehousing yang sesuai dengan kebutuhan Barnes & Noble dan didasarkan pada informasi penjualan Barnes & Noble. Konsep baru ini telah diimplementasikan dengan menggunakan Microsoft® SQL Server™ 2000 yang berjalan pada system operasi Microsoft Windows Server™ 2003 Enterprise Edition. Kedua hal tersebut merupakan bagian dari software server yang terintegrasi Microsoft Windows Server System™. Perangkat lunak untuk servernya adalah sebagai berikut server 64-bit HP Integrity Superdome yang diperlengkapi dengan 20 1.6-gigahertz Intel Itanium 2 processors dan 84 gigabytes of RAM. Dalam pembangunan data warehouse-nya, Barnes & Noble mengimplementasikan versi beta dari SQL Server 2005 Integration Services, yang menyediakan fitur, tool dan fungsionalitas untuk membangun baik klasik maupun inovatif ekstraksi, transformasi dan pengambilan data (ETL-- Extraction, Transformation, and Loading) untuk aplikasi perusahaan. SQL Server 2005 Integration Services dapat mentrasfer jutaan baris data dari dan ke berbagai macam sumber data, seperti sistem transaksi Barnes & Noble, dengan menyediakan cara-cara baru untuk mengumpulkan business intelligence dari informasi yang ada dengan menawarkan integrasi data secara menyeluruh. Sebagai tambahan, SQL Server 2005 Reporting Services juga mengikutsertakan SQL Server 2005 Analysis Services, dan the ProClarity Analytics Server yang berfungsi sebagai antar muka pembuatan report dengan menggunakan informasi dari data warehouse SQL Server. Pada bulan Maret 2006, Barnes & Noble meluncurkan program keanggotaan yang didukung dengan sistem credit card untuk setiap anggotanya, yang dikenal dengan Barnes & Noble Member MasterCard. Sistem keanggotaan ini akan memberikan fasilitas khusus bagi anggotanya, seperti diskon 5% untuk setiap pembelian, mendapatkan poin untuk memperoleh Barnes & Noble Gift Card, serta mendapatkan Gift Card gratis seharga US$25. Dalam sistem keanggotaannya, Barnes & Noble bermitra dengan Barclays PLC, yang sudah dikenal sebagai penyedia layanan finansial di bidang keuangan bank dan bisnis eceran, kartu kredit, penanaman modal, dan manajemen investasi. Empat bulan setelah peluncuran sistem keanggotaan Barnes & Noble, kembali diluncurkan fasilitas baru yaitu menambahkan fasilitas metode pembayaran melalui PayPal. PayPal merupakan solusi terkemuka dalam layanan jasa pembayaran online. PayPal memungkinkan orang-orang untuk memasukkan data kartu kredit mereka dan tagihan pembayaran di satu tempat, tanpa perlu memasukkan data kartu kredit mereka ke banyak tempat perbelanjaan online. Dengan menambahkan fasilitas pembayaran melalui PayPal, Barnes & Noble memberi pelanggannya lebih banyak pilihan cara untuk berbelanja secara online produk yang mereka tawarkan. Masih di tahun yang sama, 2006, dua bulan kemudian, kembali Barnes & Noble meluncurkan sistem online Book Clubs. Sistem online Book Clubs ini memungkinkan para pembaca berdialog langsung dengan penulis favoritnya untuk semua jenis buku. Para pembaca dapat mengakses papan pesan Book Club dan dapat memperkaya pengalaman mereka dengan menciptakan profil user, saling berbagi daftar favorit buku dan penulis, mendaftarkan email untuk mendapatkan informasi mengenai buku-buku terbaru, serta mengirimkan pesan khusus ke pembaca lainnya. Tujuan utama dari sistem online Book Clubs ini adalah untuk menghubungkan komunitas pembaca buku dengan komunitas penulis buku dalam sebuah forum online. Di tahun 2007, Barnes & Noble berencana untuk memperbaharui website online yang mereka miliki. Untuk itu, IBM menawarkan solusi Business-to-Consumer, Business Continuity, Business Performance Transformation, Business Process Management, Business Resiliency, Enterprise Content Management, Enabling Business Flexibility, Information Lifecycle Management, Information On Demand, Infrastructure Simplification. Dengan mengimplementasikan kemampuan Extended Sites (eSites) pada IBM WebSphere Commerce Server, Sapient menciptakan sebuah sistem Web template yang akan menyediakan kontrol dan fleksibilitas yang lebih tinggi terhadap isi website bagi tiap-tiap manajer toko. Manajer dapat memilih warna dan gambar yang akan ditampilkan di halaman utama, juga mereka bisa memilih fitur-fitur produk yang dapat meningkatkan keuntungan dengan menjual perlengkapan sekolah yang lebih spesifik. Untuk database, Barnes & Noble akan menggunakan IBM DB2® untuk proses pelaporan, pengecekan dan analisis database. Hal ini memungkinkan toko buku untuk mengidentifikasi pengunjung website, sebagai pelajar, mahasiswa, dosen atau alumni, atau karyawan perusahaan. Alasan dipilihnya solusi IBM adalah karena solusi IBM menawarkan satu aplikasi perangkat lunak, dengan satu arsitektur yang memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, dan dapat memberikan 600 atau lebih tampilan website yang dapat disesuaikan dengan keinginan mahasiswa atau universitas. Dan kesemuanya itu dijalankan oleh engine yang sama. Sasaran peningkatan pendapatan yang bersifat demografis dan fisiografis ini diperoleh melalui email setiap pembacanya, kupon, pop-up dan kemampuan penjualan pada proses check out pelanggan. Perkembangan Barnes & Noble dari toko buku eceran biasa yang mulai menggunakan sistem informasi (berupa pemesanan melalui surat, telepon, televisi), yang kini dengan kehadiran sistem informasi berbasis teknologi informasi, mampu berkembang dan menjadi raksasa bisnis buku eceran bagi pelajar, mahasiswa dan universitas di Amerika Serikat, dengan penghasilan mencapai US$ 5,3 milyar. Hal ini membuktikan bahwa IT (Information Technology) menjadi competitive advantage bagi Barnes and Noble Inc.
© Copyright 2024 Paperzz