download

Matakuliah : D 0094 Ekonomi Teknik
Tahun
: 2007
Pengaruh Pajak pada Analisa
Ekonomi Teknik
Pertemuan 25 s.d 26
Definisi Dalam Perhitungan Pajak
• Pendapatan Kotor (Gross Income=GI) adalah jumlah semua
pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun pendapatan
bunga selama satu periode akuntansi.
• Pengeluaran (Expenses = E) adalah biaya-biaya yang harus
ditanggung ketika terjadi transaksi bisnis, termasuk di antaranya
pengeluaran bunga atas pinjaman modal dan pengeluaranpengeluaran lainnya.
• Pendapatan terkena Pajak (Taxable Income = TI) adalah
jumlah pendapatan yang akan dikenakan pajak pendapatan sesuai
dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
• Perhitungannya : TI = GI – E - D
Bina Nusantara
Definisi Dalam Perhitungan Pajak
• Pendapatan Kapital (Capital Gain = CG) adalah suatu
pendapatan yang diperoleh bila harga jual dari suatu aset
melebihi harga belinya, dapat dihitung sbb : CG = SP – P,
dimana:
SP = selling price
P = First Cost = harga beli
• Dan CG > 0.
• Kerugian Kapital (Capital Loss = CL) terjadi bila harga
jual suatu aset kurang dari nilai bukunya (BV), dapat
dihitung sbb: CL = BVt - SP
Bina Nusantara
Definisi Dalam Perhitungan Pajak
• Depreciation recapture (DR) terjadi apabila suatu
aset terdepresiasi dijual dengan harga yang lebih
tinggi dari nilai bukunya pada saat itu.
• DR = SP – BVt, di mana DR > 0.
• DR termasuk dalam pendapatan yang terkena
pajak, bukan sebagai pendapatan kapital.
Bina Nusantara
Perhitungan-perhitungan Dasar
Perpajakan
• Taxes = (TI) T, dimana :
• TI = taxable Income (pendapatan terkena pajak)
• T = tax rate (tingkat pajak yg dikenakan utk TI)
• Dari persamaan sebelumnya, TI bisa disubstitusi,
sehingga menjadi :
Taxes = (G-E-D) T
Bina Nusantara
Contoh Soal 1
Pada tahun 1994, PT BCD memiliki pendapatan
kotor sebesar Rp 5.5 milyar dengan total
pengeluaran dan depresiasi untuk tahun tersebut
adalah Rp 3.7 milyar. Berapakah pajak
pendapatan yang harus dibayar oleh perusahaan
bila pada interval TI tersebut, tingkat pajak yang
dikenakan adalah 45%?
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 1
• Besarnya pendapatan terkena pajak adalah:
TI
= Rp 5.5 milyar – Rp 3.7 milyar
= Rp 1.8 milyar
• Pajak yang dibayar
Bina Nusantara
= Rp 1.8 milyar x 0.45
= Rp 810 juta
Efek Pajak pada Model Depresiasi yang Berbeda
• Pemilihan model depresiasi dapat mempengaruhi
besarnya nilai PW pajak yang harus ditanggung oleh
perusahaan.
• Metode depresiasi yang berbeda, nilai PW pajak yang
akan dibayar akan semakin rendah apabila metode
depresiasi yang digunakan semakin cepat menurunkan
nilai dari aset yang didepresiasi
• TI = CFBT – D, di mana CFBT : cash flow before taxes
• CFAT = CFBT – Taxes, di mana CFAT : cash flow after
taxes
Bina Nusantara
Contoh Soal 2 : Efek Pajak pada Model
Depresiasi yang berbeda
Misalkan harga awal sebuah aset adalah Rp 50 juta
dengan umur 5 tahun. Aliran kas sebelum pajak
setiap tahunnya adalah Rp 20 juta. Apabila
tingkat pajak yang dikenakan adalah 30% dan
ROR setelah pajak adalah 10%, bandingkan
nilai present worth dari pajak yang dikenakan
apabila digunakan metode:
1. Depresiasi Garis lurus
2. Depresiasi SOYD
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 2
• Depresiasi garis lurus, besar depresiasi tiap tahun
sama (Dt = 50 juta/5=Rp 10 juta)
TI
= Rp 20 juta – Rp 10 juta
= Rp 10 juta
Dengan tingkat pajak 30% per tahun, maka
besar pajak per tahun adalah :
P
= 0.3 x Rp 10 juta = Rp 3 juta
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 2
Tahun
Bina Nusantara
BTCF
Depresiasi
TI
Pajak
0
50,000,000
1
20,000,000
16,666,666.667
3,333,333.333
1,000,000
2
20,000,000
13,333,333.333
6,666,666.667
2,000,000
3
20,000,000
10,000,000.000
10,000,000.000
3,000,000
4
20,000,000
6,666,666.667
13,333,333.333
4,000,000
5
20,000,000
3,333,333.333
16,666,666.667
5,000,000
Solusi Contoh Soal 2
• PW pajak dengan metode SL
– PW = 3 juta (P/a, 10%, 5)
= 3 juta (3.791)
= 11.373 juta
PW dengan metode SOYD
– PW = 1 juta (P/A, 10%,5)+1(P/G,10%,5)
= 1 juta (3.791)+1 juta (6.862)
= 10.653 juta
Bina Nusantara
Mentabulasikan Aliran Kas
setelah Pajak
• Analisa-analisa seperti present worth, annual
worth, ROR dan sebagainya, pada prinsipnya
tetap sama antara sebelum dan sesudah pajak.
• Nilai-nilai aliran kas antara sebelum dan sesudah
pajak berbeda, sehingga kesimpulan dari analisaanalisa di atas bisa berbeda.
Bina Nusantara
Contoh Soal 3 Tabulasi Aliran Kas setelah Pajak
Sebuah peralatan penunjang produksi direncanakan akan
dibeli pada tahun ini oleh PT OPQ. Harga awal adalah Rp
50 juta, dengan masa pakai 5 tahun dan sisa 0.
Selama 5 tahun, pendapatan yang diharapkan adalah (28
juta – 1 juta*n), di mana n adalah tahun terjadinya aliran
kas. Sedangkan pengeluaran tahunan diperkirakan(9.5
juta + 0.5 juta*n).
a) Apabila tingkat pajak efektif adalah 30 % dan metode depresiasi
yang digunakan adalah SL, tabulasikan aliran kas setelah pajak
dari alat tsb.
b) Hitung pula present worth dari aliran kas tersebut bila MARR
setelah pajak 8%
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 3
Th
(1)
Revenue Expense
(2)
(3)
0
BTCF
D
TI
Pajak
ATCF
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
50
-50
-50
1
27
10
17
10
7
2.1
14.9
2
26
10.5
15.5
10
5.5
1.65
13.95
3
25
11
14
10
4
1.2
12.8
4
24
11.5
12.5
10
2.5
0.75
11.75
5
23
12
11
10
1
0.3
10.7
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 3
Nilai Present Worth dari aliran kas setelah Pajak:
P = -50juta +14.9 juta (P/F, 8%,1) + 13.95 juta
(P/F, 8%,2) + 12.8 juta (P/F, 8%,3) + 11.75 juta
(P/F, 8%,4) + 10.7 juta (P/F, 8%,5)
= Rp 1.8346 juta
Bina Nusantara
Efek Pendapatan Kapital dan Pajak
• Pada saat inflasi, harga jual suatu aset biasanya meningkat,
namun nilai buku dari aset tersebut tidak bisa disesuaikan dengan
terjadinya inflasi, shg menghasilkan pendapatan kapital.
• CGt = SPt - BVt dengan Pc = Tc (CGt)
• Di mana :
•
•
•
•
•
Bina Nusantara
BVt = nilai buku suatu aset pada akhir tahun t
SPt = harga jual aset di akhir tahun ke t
CGt =pendapatan kapital dari aset yang dijual pada tahun ke t.
Tc = tingkat pajak yang dikenakan pada pendapatan kapital
Pc = besarnya pajak dari pendapatan kapital.
Contoh Soal 4
Sebuah traktor memiliki harga Rp 60 juta dengan umur 7
tahun dan nilai sisa Rp 4 juta. Dengan menggunakan
metode depresiasi garis lurus, maka nilai buku traktor
tersebut pada akhir tahun ke -3 adalah Rp 36 juta.
• Misalkan traktor tadi dijual seharga Rp 40 juta pada akhir
tahun ke-3 dan pendapatan kapital dikenakan pajak
dengan tingkat 28%, berapakah pajak dari pendapatan
kapital tersebut?
• Bila traktor tadi tetap dipakai dan baru dijual di akhir tahun
ke – 7 dengan harga Rp 10 juta, berapakah pajak
pendapatan kapital yang dikenakan?
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 4
• Pendapatan kapital yang diperoleh adalah :
CG3 = 40 juta – 36 juta = Rp 4 juta
• Maka besarnya pajak pendapatan kapital yang
dikenakan adalah :
Pc = TcCG3 = 0.28 x Rp 4 juta = Rp 1.68 juta
Bina Nusantara
Contoh Soal 5
Seorang pengusaha properti membeli sebidang tanah seharga Rp
100 juta dan menyediakan uang Rp 1.6 milyar untuk membangun
apartemen di atas tanah tersebut. Pendapatan tahunan sebelum
pajak dari penyewaan apartemen diperkirakan sebesar Rp 300
juta selama 40 tahun dengan dasar nilai uang sekarang.
Pengusaha tadi merencanakan akan menjual apartemen pada
akhir tahun ke 6 pada saat nilai properti tersebut diperkirakan
mengalami peningkatan. Sesuai dengan aturan pajak, harga
tanah tidak terdepresiasi, tetapi diperhitungkan sebagai nilai sisa.
Sedangkan ongkos konstruksi bisa didepresiasi selama 32 tahun,
sebesar 10 % tidak termasuk inflasi. Tingkat pajak pendapatan
yang dikenakan adalah 34 % dan tingkat pajak pendapatan
kapitalnya adalah 28%. Apabila diasumsikan tidak ada inflasi dan
harga jual properti termasuk tanahnya adalah Rp 2.1 milyar di
akhir tahun ke 6, berapakah NPV dari investasi tersebut.
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 5
• Dt = (P-S)/N = 1/32 x Rp 1.6 milyar =Rp 50 jt
• BV6 = P – tDt = 1.7 milyar – 6 x Rp 50 juta
= Rp 1.4 milyar
• Pendapatan bersih setelah dikurangi pajak setiap
tahun sampai tahun ke 6 adalah :
Yt = At – T(At – Dt)
= 300 juta – 34%(300 – 50 juta)
= Rp 215 juta
Bina Nusantara
Solusi Contoh Soal 5
• Pajak pendapatan kapital dari penjualan properti
tersebut di akhir tahun ke 6 adalah :
Pc = Tc CG6 = 28% (2.1 milyar – 1.4 milyar)
= Rp 196 juta
• NPV =-1.7 milyar+215 juta (P/A, 10%,6) +
(2.1 milyar – 196 juta)(P/F,10%,6)
= Rp 353,703 juta
Bina Nusantara