download

Matakuliah
Tahun
: D0064 - Sosiologi dan Psikologi Industri
: Sep-2009
WORKING CONDITIONS AND ENGINEERING
PSYCHOLOGY
Pertemuan 03 - 04
CHAPANIS (1976)
• Engineering Psychology berfokus pada pemuan
dan penerapan informasi tentang perilaku manusia
dalam kaitannya dengan mesin-mesin, peralatan,
pekerjaan dan lingkungan kerja  Ergonomi
• Tujuan Engineering Psychology: membantu dalam
rancangan peralatan, tugas-tugas, tempat-tempat
kerja, dan lingkunga kerja, sedemikian rupa
sehingga TEPAT (FIT) bagi kemampuan dan
keterbatasan kerja  (Ergonomis)
Bina Nusantara University
3
• Engineering Psychology memandang pekerja
sebagai suatu konstanta psikologis dan biologis
yang mengandung banyak kecakapan dan
keterbatasan yang ditentukan oleh pembawaan.
Bina Nusantara University
4
CHAPANIS (1976)
TUGAS Engineering Psychology adalah mengubah:
• Mesin-mesin dan alat-alat yang digunakan
manusia dalam pekerjaannya, atau
• Lingkungan tempat kerjanya, untuk membuat
pekerjaannya lebih SESUAI bagi manusia
Bina Nusantara University
5
• Singleton (1972) memiliki pandangan serupa dengan Chapanis:
– Ergonomika-teknologi dari rancangan kerja didasarkan pada
ilmu-ilmu biologi manusia:
ANATOMI, FISIOLOGI, & PSIKOLOGI
Struktur badan
(besarnya & bgm. ia
terbentuk)
Fungsi badan
(proses-proses biologis yang
mempertahankannya
Bina Nusantara University
Perilaku manusia
(jawaban2 adaptif dari
organisme terhadap
lingkungannya)
6
MC CORMICK (1970)
Engineering Psychology BERTUJUAN untuk
menunjang atau menggalakkan efektivitas
penggunaan dari objek-objek fisik dan fasilitasfasilitas yang digunakan orang lain dan untuk
memelihara atau menunjang nilai-nilai manusia
tertentu dalam proses ini (misalnya kesehatan,
keselamatan, kepuasan)
Bina Nusantara University
7
1. MANAGEMEN ILMIAH
• Menekankan pada EFISIENSI dalam melakukan tugas-tugas
kerja
• Membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan
dengn bentuk dan berfungsinya anggota badan
• CONTOH:
Bethlehem Steel Co. (1898) menggunakan sekop2 baru
untuk pekerjaan menyekop berbagai bahan biji besi 
Berhasil menghemat $78.000 / tahun
 Dengan sekop baru, hanya membutuhkan 140 pekerja
untuk mencapai hasil kerja yang sebelumnya dicapai oleh
500 pekerja.
Bina Nusantara University
8
2. ANALISIS WAKTU DAN GERAK
• Gilbreth menganalisa GERAK TANGAN &
LENGAN dari tukang pasang batu tembok 
Mengurangi gerak yang tidak perlu dan berhasil
meningkatkan pemasangan batu bata tembok
dalam 1 jam (120-350 batu bata)
• Gilbreth dkk. berhasil melakukan
PENYEDERHANAAN dan PEMBAKUAN kerja
(work simplification & standardization)
Bina Nusantara University
9
3. KONDISI KERJA
• Beberapa penelitian menemukan, bahwa PRODUKTIVITAS tidak hanya
merupakan gejala keteknikan saja, tetapi juga merupakan gejala SOSIAL
(pengaruh suhu panas, derajat kelembapan, cahaya penerangan, tingkat
kebisingan dan jumlah jam kerja)
• Saat ini, penelitian tentang dampak lingkungan terhadap pelaksanaan
pekerjaan merupakan bagian penting dari engineering psychology
Bina Nusantara University
10
ILUMINASI
• Ilmuninasi dipengaruhi oleh: intensitas cahaya,
distribusi cahaya, dan sinar yang menyilaukan.
• Intensitas cahaya hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan dari setiap jenis pekerjaan  reparasi
jam dan pramugari
• Distribusi cahaya hendaknya merata keseluruh
lapangan visual
• Silau merupakan faktor yang mengurangi
EFISIENSI visual, meningkatkan KELELAHAN
MATA, dan ERROR
Bina Nusantara University
11
KONDISI KERJA
Suyatno (1985) menyarankan:
• Sumber cahaya tidak ditempatkan pada bidang visual
dari operator
• Sumber cahaya sebaiknya tersaring (tidak langsung)
• Penyaringan harus sedemikian rupa, sehingga intensitas
cahaya < 0.3 Sb bagi penerangan umum dan < 0.2 Sb
bagi ruang kerja
(Sb = Stilb / satuan ukuran dari kecerahan, atau Apostilb
/ Asb)
• Sudur antara garis pandang horizontal dengan garis
penghubung antara mata dan sumber cahaya > 30º
Bina Nusantara University
12
> 30º
Bina Nusantara University
13
KONDISI KERJA
Suyatno (1985) menyarankan: (Lanjutan)
• Jika sudut terpaksa < 30º, karena ruangan yang
besar, maka LAMPU harus disaring dan jika
menggunakan lampu pendar, arah tabung harus
menyilang garis pandang.
• Hindari PANTULAN CAHAYA
• Hindari penggunaan perabot, mesin, perkakas
yang berkilau.
Bina Nusantara University
14
WARNA
Efek Psikologis Warna
WARNA
EFEK JARAK
EFEK SUHU
EFEK PSIKIS
Biru
Jauh
Sejuk
Menyenangkan
Hijau
Jauh
Sangat Sejuk
Sangat - netral
Merah
Dekat
Panas
Sangat mengusik
Orange
Sangat Dekat
Sangat Panas
Menstimulus
Kuning
Dekat
Sangat Panas
Menstimulus
Coklat
Sangat Dekat netral
Menstimulus
Menstimulus
Agresif
Melesukan
Lembayung Sangat Dekat sejuk
Bina Nusantara University
15
BISING
• Bising seringkali didefinisikan sebagai bunyi
atau suara yang TIDAK DIINGINKAN,
MENGGANGGU, MENJENGKELKAN
• Mc Cormick (1970) mendefinisikan BISING
sebagai suara yang tidak memberikan
sumbangan bagi penyelesaian tugas-tugas kerja
• Mc Cormick membatasi BISING sebagai Bunyi
atau Suara yang tidak memiliki hubungan
informasi dengan tugas atau aktivitas yang
dilaksanakan
Bina Nusantara University
16
• Satuan bising adalah desibel (db) yang secara
teknik mengukur tingkat tekanan suara. 1 db =
besarnya tekanan suara di tingkat ambang
pendengaran pada frekuensi 1000 Hertz (1000
cycle per detik), yaitu tekanan minimal yang masih
dapat kita dengarkan sebagai bisikan lembut
(Suyatno, 1985)
• Akibat bising: perubahan fisiologis (penciutan
pembuluh darah, perubahan detak jantung), dan
dampak psikologis (mengganggu kesejahteraan
emosional)
Bina Nusantara University
17
MUSIK DALAM BEKERJA
Musik memiliki pengaruh positif untuk pekerjaan
sederhana, rutin, dan monoton.
Jenis musik klasik umumnya memberikan dampak
yang kurang baik, dibandingkan dengan jenis
musik ringan yang dimainkan dengan instrumen
saja
Bina Nusantara University
18
Suyatno (1985) menyarankan:
• Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik
yang menguntungkan pada pikiran
• Musik bermanfaat sekali untuk pekerja tangan, repetitif, dan
pekerjaan lain yang memerlukan kegiatan mental yang
minimal
• Musik tidak bernilai tinggi jika ada suara lain yang cukup
keras
• Musik bernada ceria baik diperdengarkan di awal & akhir
jam kerja, dan 4x musik ringan selama 30’ pada siang hari
• Tempo musik sebaiknya tidak terlalu lambat dan tidak
terlalu cepat
Bina Nusantara University
19
JAM KERJA
Jumlah jam kerja di Indonesia: 40 jam / minggu
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari 37.5 jam
kerja/minggu, waktu yang digunakan untuk benarbenar bekerja < 20 jam / minggu
Kerja paroh waktu menguntungkan bagi orang-orang
yang memiliki tanggung jawab urusan rumah tangga;
orang-orang cacat jasmani, orang-orang yang sedang
mengalami krisis usia tengah baya, dan orang-orang
yang tidak bersedia bekerja 40 jam/minggu
Bina Nusantara University
20
Keuntungan jam kerja Fleksibel (pekerja bebas
menentukan sendiri waktu kerja mereka  di
Jerman sejak 1960-an):
– Peningkatan produktivitas (50%)
– Penurunan tingkat absensi (75%)
– Penurunan tingkat keterlambatan datang
(84%)
– Penurunan Turnover (50%)
– Peningkatan semangat kerja
Bina Nusantara University
21
CIRI-CIRI JAM KERJA FLEKSIBEL
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Memiliki rasa BEBAS
Memiliki waktu untuk Berbelanja
Mampu untuk menepati berbagai janji
Lebih mudah pergi ke dan pulang dari pekerjaan
Tidak mungkin datang terlambat
Dapat memanfaatkan cuaca yang bagus
Dapat menumpuk cuti
Dapat menyesuaikan jam kerja jika merasa tidak enak badan
Mempunyai waktu untuk kehidupan sosial dan hobby
Dapat menyesuaikan jam-jam kerja jika sedang sibuk / tidak
Memiliki rasa tanggung jawab
Meningkatkan jumlah atau mutu kerja
Mengurangi pertentangan antara kehidupan keluarga dan
kerja
Bina Nusantara University
22
SISTEM MANUSIA-MESIN
Sistem Manusia-Mesin:
• Hubungan timbal balik antara Mesin dan Manusia
• Proses Komunikasi antara Mesin dengan Manusia
Komponen Mesin dalam Sistem Manusia-Mesin:
• Display: menyediakan informasi / feedback tentang
proses yang terjadi
• Instrumen Kontrol: Manusia (operator) memberikan
input yang akan ditindaklanjuti oleh sistem mesin
Bina Nusantara University
23
Tujuan dalam merancang sistem Manusia-Mesin:
Untuk menentukan cara yang paling EFEKTIF
untuk menyajikan keterangan kepada operator
dengan menggunakan peragaan PENGLIHATAN,
PENDENGARAN, PERABAAN
Bina Nusantara University
24
SISTEM MANUSIA-MESIN
OPERATOR
Interpretasi
Keputusan
Persepsi
MESIN
Instrumen Display
Production
Bina Nusantara University
Handling of Controls
25
SISTEM MANUSIA-MESIN
Bagaimana proses komunikasi yang terjadi antara
Manusia dengan Mesin-nya dalam gambar ini?
• Timbal Balik?
• Searah?
Bina Nusantara University
26
SISTEM MANUSIA-MESIN
3 Kategori Display pada umumnya:
A circular scale with
moving pointer
Bina Nusantara University
A fixed marker over a
moving scale
Digital Display in a “window”
27
SISTEM MANUSIA-MESIN
Schulz (1982):
• Semua bahan, peralatan, dan persediaan harus
diletakkan BERURUTAN sesuai dengan urutan
penggunaannya
• Alat-alat harus diletakkan dalam posisi yang
mudah dijangkau
• Semua suku cadang dan alat-alat harus berada
dalam jarak raih yang MUDAH &
MENYENANGKAN
Bina Nusantara University
28
PENYAJIAN INFORMASI
Chapanis (1976) mengatakan, bahwa pada umumnya alat-alat
komuikasi visual (TV, radar, dll) cocok untuk digunakan dalam
kondisi:
• Pesan yang ingin disampaikan adalah pesan MAJEMUK
& ABSTRAK
• Pesan yang ingin disampaikan PANJANG
• Pesan perlu diacu kembali
• Pesan berkaitan dengan orientasi ruang
• Tidak adanya keadaan yang mendesak dalam
menyampaikan pesan
• Saluran audio yang ada terlalu sulit untuk digunakan
• Pekerjaan operator memungkinkan dia untuk tetap
berada di satu tempat untuk menerima pesan visual
Bina Nusantara University
29
PENYAJIAN INFORMASI
Dalam merancang alat kendali, beberapa faktor
dibawah ini perlu mendapat perhatian:
• Mencocokan alat kendali dengan anggota
tubuh pekerja
• Mencocokan alat kendali dengan GERAKAN
• Mencocokan alat kendali dengan
LINGKUNGAN KERJA
• Memperhatian population stereotype, dugaan
manusia tentang arah gerak sesuai dengan
kebiasaan yang dialami
Bina Nusantara University
30