download

Matakuliah
Tahun
: W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA
: 2009/2010
Pengaruh Hindu dan Buddha
pada seni rupa Indonesia : Arsitektur
Pertemuan 3
KONTAK BUDAYA DENGAN INDIA
Kebudayaan Hindu dan Buddha di
Indonesia dimulai melalui kontak dengan
bangsa India, yang diperkirakan terjadi
sekitar abad 4 M.
Ada beberapa alasan kontak budaya
dengan India yang mempengaruhi
perkembangan kebudayaan Indonesia.
3
KONTAK BUDAYA DENGAN INDIA
Faktor Ekonomi
Jalur perdagangan yang berubah dari
yang semula melalui transportasi darat
(utara) lalu melalui laut (selatan)
meramaikan hubungan perdagangan di
Selat Malaka.
Indonesia mulai dikenal dan terlibat
hubungan dagang dengan pedagangpedagang asing terutama India.
4
KONTAK BUDAYA DENGAN INDIA
Tidak tertutup kemungkinan pula bagi
mereka untuk menetap di Indonesia dan
menikah dengan penduduk setempat.
Hubungan tersebut membawa pengaruh
budaya di antara kedua bangsa dan
tercipta akulturasi antara budaya
Indonesia dan India.
5
KONTAK BUDAYA DENGAN INDIA
Faktor Religi
Terjadi penyebaran agama dari
pendeta-pendeta dari India, yang
kemudian menyebarluas di kalangan
para kepala suku dan raja yang diikuti
oleh rakyat mereka. Bahkan ada
dugaan para pendeta tersebut datang
atas undangan kepala suku/ raja.
Pada akhirnya sering terjadi
pengiriman pendeta setempat untuk
memperdalam agama maupun seni
budaya ke 6India.
KONTAK BUDAYA DENGAN INDIA
Faktor Politik
Gejolak politik di antara kerajaankerajaan di India mendorong mereka
untuk melakukan ekspansi ke luar
negeri, di antaranya ke Indonesia.
Setelah tiba di Indonesia mereka
menetap dan kebudayaan yang
mereka bawa berakulturasi dengan
budaya setempat.
7
PENGARUH BUDAYA INDIA
Pengaruh budaya India memperkaya
budaya Indonesia, seperti :
 Menanam padi di sawah irigasi
 Menjinakkan hewan seperti kuda dan
gajah untuk membantu pekerjaan
 Roda putar keramik / gerabah
 Teknik celup pada tekstil
 Sistem kerajaan menggantikan suku
8
Tulisan & bahasa
• Pengaruh lain yang penting adalah bahasa
tulis (huruf Pallawa dengan bahasa
Sansekerta) yang kemudian memfasilitasi
pula perkembangan literatur
 Agama Hindu menjadi agama dominan yang
bertoleransi dengan animisme dinamisme
dan kelak dengan agama Buddha pula.
 Sistem penanggalan berdasarkan tahun
saka
9
Pengaruh terhadap seni
Pengaruh budaya India terhadap seni dapat dirasakan
pada perkembangan seni sebagai berikut:
- Arsitektur (candi dan istana)
- Patung figur (dewa dan dewi, Buddha, orang suci)
- Seni relief yang menggambarkan cerita-cerita seperti
Ramayana, Mahabharata
- Seni dekoratif (simbol-simbol dan ornamen : padma,
roda, dll)
- Seni kerajinan dan pertunjukan (wayang, topeng, batik)
- Kesusasteraan (dalam manuskrip maupun batu prasasti)
10
Karakteristik Seni Hindu & Buddha
 Seni Hindu-Buddha di Indonesia merupakan
akulturasi antara seni budaya India dan
Indonesia
 Bersifat feodal, yang berarti
perkembangannya berpusat pada kerajaan
(= seni keraton).
 Perkembangannya berdasarkan religi (sacral
art), yang merupakan sinkretisme antara
Hinduisme, Buddhisme dan agama lokal
(animisme dan dinamisme).
 Berdasarkan pedoman seni (cilpasastra)
yang bersumber pada ajaran agama.
11
PENINGGALAN PERIODE HINDU-BUDDHA
PENINGGALAN
PERIODE
KERAJAAN
LOKASI
Prasasti :
Mulawarman
Tugu, Ciareuteun
Kedukan Bukit
400 M
400-500 M
683 M
Kutai
Tarumanagara
Sriwijaya
Kalimantan
Jawa Barat
Sumatera Selatan
Candi :
Candi Dieng -Hindu
Candi Borobudur -Budha
Candi Prambanan -Hindu
Candi Panataran –Hindu
809 M
824 M
Abad ke-9
1369 M
Dinasti Sanjaya
Dinasti Syailendra
Dinasti Syailendra
Kerajaan Majapahit
Utara Jawa Tengah
Selatan Jawa Tengah
Selatan Jawa Tengah
Jawa Timur
Patung & Relief :
Sidharta Gautama
Trimurti & patung dewa2
Relief kisah2 keagamaan
12
PENINGGALAN PERIODE HINDU-BUDDHA
PENINGGALAN
Motif dan ragam hias
Motif tumbuhan, binatang, geometris,
simbol-simbol, narasi
Seni pertunjukkan
Seni Wayang , seni topeng, seni tari
dan musik
Kerajinan
Perhiasan, peralatan upacara,
kerajinan senjata, batik dan kerajinan
tekstil lain, seni ukir
13
PENGARUH BUDDHA
Perkembangan Budhisme dimulai di India
Utara oleh Sidharta Gautama (563-483
SM). Di India seni budaya Buddha
berkembang relatif lebih dahulu dibanding
seni budaya Hindu, walaupun Hindu telah
ada lebih dahulu.
Di Indonesia agama Budha masuk tidak
lama setelah agama Hindu. Serupa dengan
perkembangan Hindu di Indonesia, agama
Buddha membaur dengan agama
terdahulu, dan toleransi berjalan dengan
baik.
CANDI | pengertian
Asal kata candi adalah
candika graha (candika
adalah nama lain dari Dewi
Durga yang merupakan
dewi kematian)
menandakan bahwa tempat
ini tempat menyimpan
jasad/ relik.
CANDI | fungsi
Sebuah candi kadang memiliki fungsi yang
berbeda dengan candi lainnya. Beberapa di
antara fungsi candi adalah :
Candi Bentar
Gerbang Kerajaan
Majapahit
• Sebagai tempat bersemayamnya roh para raja &
ratu dan untuk mengenang raja atau ratu yang
telah wafat. Ataupun dengan hal-hal yang
berhubungan dengan kematian.
• Sebagai tempat pemujaan bagi para bangsawan
dipercayai sebagai manifestasi dari dewa-dewa
(titisan para dewa yang berada di bumi),
maupun kepada para dewa.
• Sebagai tempat beribadat dan bermeditasi.
• Sebagai gerbang masuk wilayah kerajaan.
CANDI | struktur candi hindu
lingga & yoni
CANDI | struktur candi Hindu
Struktur fisik candi dibagi menjadi
3, yang melambangkan bentuk
gunungan Mahameru
a.Dasar
Peripih
Kotak tengah berisi abu raja
Kotak lain berisi simbolsimbol dewa utk upacara
Dasar candi dapat dicapai dengan
tangga. Pada dasar candi Hindu
terdapat kotak peripih yang berisi
benda-benda suci peninggalan raja
sebagai titisan dewa.
CANDI | struktur candi hindu
Lingga (pria) & Yoni
(wanita)
b.Tubuh
Tubuh candi biasanya dibangun dalam
bentuk persegi, yang berisi suatu
ruangan untuk menyimpan patung
dewi/ dewa.
Biasanya candi memiliki 5 ruangan:
satu di tengah dan 4 yang
mengelilinginya. Setiap ruang memiliki
1 patung.
Selain itu pada bagian tengah candi
sering terdapat lingga dan yoni yang
melambangkan kesuburan, dan
digunakan pada upacara keagamaan.
CANDI | struktur candi buddha
Pada candi Buddha terdapat patung-patung
Sang Buddha dalam berbagai sikap ataupun
perwujudan.
Relief candi Buddha biasanya menampilkan
kisah-kisah yang dialami Sang Buddha, serta
ajaran agama Buddha.
Ornamen yang digunakan juga sering kali
merupakan simbolisasi dari Sang Buddha,
seperti pohon boddhi, roda, padma, dll
Pada stupa induk, dikuburkan relik dari tokoh
pendeta yang dihormati.
Stupa induk Borobudur
CANDI | struktur
c. Atap
Atap berundak dengan bentuk limas. Pada puncaknya
terdapat mahkota berbentuk stupa (untuk candi
Buddha), ratna ataupun persegi.
Mahkota
berbentuk Ratna
Mahkota berbentuk
Stupa (candi Buddha)
Mahkota berbentuk
persegi
Makna simbolis Candi Hindu dibagi menjadi 3 bagian:
relik
Ruang
dalam
SVARLOKA
(Dunia para dewa)
BHUVARLOKA
(Dunia yang sudah disucikan)
BHURLOKA
(Dunia yang tidak abadi)
peripih
T
R
I
L
O
K
A
BOROBUDUR
Candi Borobudur dibangun
pada pemerintahan Raja
Samarottungga, dengan
arsitek Gunadharma
Borobudur terdiri dari
beberapa teras, ada gerbang
dan panel-panel yang
berhubungan dengan agama
Budha pada puncaknya
terdapat Stupa Induk.
BOROBUDUR | tingkat dan simbolisasi
Tkt 1 |Kamadhatu| Dunia keinginan atau dunia
nafsu
Manusia masih terikat hasrat, kemauan dan hawa
nafsu | diwakili relief dari Kitab Karmawibhangga
Denah Borobudur
Tkt 2-6|Rupadhatu | Unsur perwujudan dunia
Manusia telah meninggalkan hasrat, tapi masih
terikat nama dan rupa | diwakili relief dari
kitab-kitab yang menceritakan kisah Sidharta
Gautama
Tkt 7-10 | Arupadhatu| Dunia tanpa rupa
Manusia telah melepaskan segala ikatan pada
dunia fana | diwakili stupa-stupa yang
mengelilingi satu stupa induk (tidak ada relief)
CANDI | ornamen
a.Ornamen yang bersifat Konstruksional:
• Ornamen mahkota pada puncak atap
• Ornamen yang membingkai atap
• Ornamen ‘kala’ di atas pintu
• Ornamen ‘makara’ di sisi pintu
• Ornamen yang berfungsi menjadi talang air
Kala
Makara
Detil candi didukung oleh bentuk relief-relief yang terdiri atas
motif-motif dan desain tumbuhan (floral), pada pintu candi terdapat
Kala, penguasa waktu dan simbol kekuatan atas. Sementara
Makara (mythical sea monster) adalah perwujudan dari gabungan
ikan, gajah dan singa biasa ditempatkan pada sisi pintu masuk
ataupun sebagai talang air. Makara adalah lambang dari air,
kesuburan dan seksual dan mewakili kekuatan bawah
b.Ornamen yang bersifat mengisi, biasanya berupa relief
pada tubuh candi
• Cerita (Mahabharata, Ramayana untuk candi Hindu dan
Sidharta Gautama untuk candi Buddha)
• Floral (pohon hayat untuk candi Hindu dan pohon
Boddhi untuk candi Buddha) atau binatang (garuda,
kijang)
• Mahluk Kahyangan (dewa & dewi, Sidharta Gautama)
• Pola Geometris (meander, medallion, tumpal,swastika).
CANDI | makna ornamen
Motif floral
Ada dua makna
• Estektika/ keindahan, juga memberikan
ciri khas gaya pada candi
• Spiritual, mengajarkan nilai-nilai
keagamaan yang disimbolkan oleh ceritacerita dalam relief.
Kinara
Mahluk berkepala
manusia berbadan
burung
Relief berisi cerita-cerita agama
Langgam Candi di
Jawa Tengah
Langgam Candi di
Jawa Timur
1. Bentuk bangunan tambun
1. Bentuk bangunan lebih ramping
2. Puncaknya berbentuk ratna/stupa
2. Puncaknya berbentuk kubus/tidak
meruncing
3. Gawang pintunya berhias kala
juga celung
3. Tidak terdapat kala
4. Reliefnya timbul/tinggi dan
lukisannya naturalis
4. Reliefnya cenderung flat & lukisannya
simbolis
5. Letak candinya ditengah halaman
5. Letak candinya di belakang halaman
6. Candinya menghadap timur
6. Candinya menghadap ke barat
7. Mayoritas terbuat dari batu
andesit
7. Mayoritas terbuat dari batu bata
CANDI | relief
Relief Candi Jawa Tengah & Jawa Timur
Relief Candi di Jawa
Tengah (timbul)
Relief Candi di Jawa
Timur (flat)
CANDI HINDU
Candi Dieng
Candi Sewu
Candi Gedongsongo
Prambanan – 835AD
CANDI BUDDHA
Candi Banyunibo
Candi Kalasan
Candi Borobudur
DAFTAR PUSTAKA
• Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1,
2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta.
• Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient
History. Didier Millet. Singapore
• Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early
Modern History. Didier Millet. Singapore
• Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 Architecture. Didier Millet. Singapore
• Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art.
Didier Millet. Singapore.
• Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and
Ritual. Didier Millet. Singapore
• McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol. 10 - Language
and literature. Didier Millet, Singapore