download

Matakuliah
Tahun
: U0022 | SEJARAH SENI RUPA DAN
KEBUDAYAAN INDONESIA 1
: 2009/2010
Pengaruh Budaya Hindu di Bali
Pertemuan 8
PERIODISASI SENI BUDAYA BALI
• Periode antara abad 8-10 M
yaitu masa “Bali Kuna” (purba)
• Periode antara abad 10-13 M
yaitu masa “Hindu Bali” (klasik)
• Periode antara abad 13-19 M
yaitu masa “Bali Pertengahan” (madya)
• Periode abad 20 M
yaitu masa “Bali Baru” (modern)
BALI PURBA
Hasil Seni Rupa Bali Purba merupakan hasil Seni Rupa
Prasejarah:
• Tidak berbeda dengan Seni Rupa Pra Sejarah di daerah
lain
• Berdasarkan pada kepercayaan animisme/dinamisme,
kultus kesuburan dan kultus nenek moyang
• Peninggalan-peninggalan pra sejarah Bali bayak
ditemukan pada masa Megalitikum
Tradisi Seni Rupa Bali Purba (Bali Aga) masih hidup
diantaranya di Desa Tenganan dan Trunyan
DESA TENGANAN | BALI AGA
DESA TENGANAN
Wanita Tenganan mengenakan kain
Pegringsingan
Kain Pegringsingan dihasilkan
dengan teknik ikat ganda.
Motifnya mendapat pengaruh kuat
dari kain patola India.
Kain ini dipercaya dapat
membawa kesembuhan.
DESA TRUNYAN
Desa Trunyan
dikenal dengan
tata cara kematian
yang unik, yaitu
jenazah tidak
dikuburkan tapi
hanya diletakkan
di atas permukaan
tanah begitu saja.
Sangkar bambu dipasang untuk melindungi
jenazah yang diletakkan.
DESA TRUNYAN
Pohon Banyan yang lebat
Kumpulan tengkorak
di bawah pohon Banyan
SENI RUPA BALI KLASIK
Ciri-ciri Seni Rupa Bali Klasik:
1. Masih meneruskan tradisi seni rupa Prasejarah yaitu
menggunakan ragam hias dan kepercayaan animisme dan
dinamisme.
2. Pada masa ini muncul kerajaan-kerajaan Bali yang cukup kuat,
seperti : Gianyar, Tabanan, Buleleng, Singaraja, Klungkung,
Badung
3. Meski mendapat pengaruh dari seni-seni Jawa Timur (Kerajaan
Majapahit) telah memperlihatkan ciri khas yang berbeda dengan
Seni Rupa Jawa Hindu
Karya Arsitektur Bali Klasik: Candi, Pura, Istana (Puri)
SENI RUPA BALI MADYA
Ciri-ciri Seni Rupa Bali Madya pada umumnya:
a. Bersifat sakral, seni didedikasikan untuk religi (agama Hindu). Segala
aktivitas seni berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Oleh karena
itu kegiatan seni harus sesuai dengan aturan agama. Masyarakat juga
harus memiliki keterampilan seni.
b. Diterapkan secara merata keseluruh lapisan masyarakat, baik itu di
kalangan aristokrat maupun rakyat jelata, sehingga dapat dikatakan
bersifat terbuka.
c. Berhubungan dengan nilai tradisi dan seni merupakan bagian dari
upacara adat yang mencakup segala bentuk seni, dari seni rupa
hingga seni pertunjukan.
SENI RUPA BALI BARU
Ciri-ciri Seni Rupa Bali Madya pada umumnya:
1. Masih melanjutkan perkembangan seni rupa Bali Pertengahan.
Pengaruh agama dan kepercayaan yang kuat pada masyarakatnya
menjadi dasar perkembangan
2. Meskipun demikian, muncul faktor eksternal dengan masuknya
seniman Barat khususnya pelukis Barat yang turut mempengaruhi
gaya lukis seniman lokal, dengan mengubah pandangan yang semula
seni hanya ditujukan untuk kepentingan agama, menjadi lebih
memiliki kebebasan tujuan, termasuk untuk mencari nafkah. Pada
masa ini berdirilah Pitamaha, perkumpulan seniman modern Bali.
3. Berkembangnya pariwisata di Bali
CANDI GUNUNG KAWI
Gunung Kawi merupakan kumpulan deretan candi yang buat dengan
cara dipahat pada tebing batu. Namun yang tampak hanyalah tampak
muka/depan saja.
Berfungsi sebagai tempat bermeditasi atau bersemedi.
Pura
1. Bale Kulkul
2. Bale Gong
3. Gedong Sinub Westra
4. Peranteng
5. Piasan Pedanda
6. Apit Lawang
7. Pesantian
8. Piasan Dauh
9. Piasa Ratu Gede
10. Pelinggih Gedong
11. Padmasana
12. Pewedaan Betara
13. Pewedaan Pemangku
14. Pasemang
KARANG BOMA
Goa Gajah
Karang Boma, ornamen
yang serupa dengan
ornamen Kala di atas
pintu candi Jawa
Bale Kulkul | kulkul merupakan alat
komunikasi
Meru, atap bertumpuk di dalamnya
tersimpan benda-benda pusaka
Ider ider
Pura
Candi Bentar sebagai
gerbang
Kori Agung, gerbang yang
menyatukan sepasang
bentar
Meru, atap bertumpuk, biasanya
berjumlah ganjil, melambangkan gunung
suci maha meru
PURA
Meru Ulun Danu
http://www.denieksukarya.com
Pura Besakih
Taman Ayun
Kolam Tirta Empul
pengaruh majapahit
Meru Ulun Danu
Kori Agung Pura
Maospahit
Puri Gede, Mengwi | menggunakan
hiasan keramik Cina dan Belanda
Gaya Lukis Kamasan
Ider-Ider
Tintya, dewa tertinggi Hindu
Bali pada sekelilingnya
terdapat aura
persembahan
Berbagai
sesajen
Tjili sering
disertakan
dalam sesajen
Lamak
Tjili, lambang
kesuburan, ornamen
perwujudan Dewi Sri.
Penjor, panjipanji dari
janur
Topeng Bali
Aneka topeng Bali
yang cenderung
realistik.
BARONG & RANGDA
Kain Poleng
Barong & Rangda
maupun kain poleng
Bali yang
menyimbolkan
kebaikan dan
kejahatan yang
saling
menyeimbangkan
DAFTAR PUSTAKA
• Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1,
2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta.
• Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient
History. Didier Millet. Singapore
• Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early
Modern History. Didier Millet. Singapore
• Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 Architecture. Didier Millet. Singapore
• Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art.
Didier Millet. Singapore.
• Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and
Ritual. Didier Millet. Singapore
• McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol. 10 - Language
and literature. Didier Millet, Singapore