Matakuliah Tahun : W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA : 2009/2010 Seni rupa Indonesia pada masa kolonial Belanda : Kelompok seni Pitamaha di Bali Pertemuan 8 PITAMAHA | pengertian Istilah Pitamaha berasal dari bahasa Jawa Kuno/ Kawi, yang dapat diartikan sebagai ‘great grandfather’, yang bermakna ide kreasi. R. Bonnet Pitamaha merupakan kelompok seni yang didirikan pada 1936 oleh Walter Spies, Rudolph Bonnet, bersama dengan Cokorda Gede Agung Sukawati, dan seniman Bali maupun seniman Belanda lainnya. 3 PITAMAHA| seni wayang klasik Karakteristik awal seni Bali (sebelum masuknya pengaruh Pitamaha) : • dekoratif • komposisi penuh • warna yang hidup • detail garis dinamis • tema religi/ mitologis. Kematian Abimanyu | seni lukis wayang klasik |Akhir abad 19 4 PITAMAHA | latar belakang Akhir tahun 1920-an, para peneliti dan seniman Eropa mulai banyak berdatangan. Mereka tertarik dengan citra eksotik Bali yang menyebar ke Barat melalui publikasi dan promosi saat itu. Beberapa di antara mereka memutuskan untuk menetap. Rudolph Bonnet Memotong Rumput| 1936 5 PITAMAHA | latar belakang Cokorda Gede Agung Sukawati, seorang pangeran Ubud, menerima kehadiran mereka dan membiarkan mereka tinggal. Rudolph Bonnet Arjuna Digoda | 1953 Beliau merasa bahwa para seniman Barat tersebut dapat menjadi pengimbang bagi keberadaan pemerintah kolonial Belanda, dan mereka dapat membawa keuntungan bagi rakyatnya. 6 PITAMAHA | tujuan Tujuan Pitamaha : •Melestarikan kualitas kesenian Bali •Menstimulasi perkembangan seni •Mencari kemakmuran bagi anggotanya Rudolph Bonnet Gadis Nyoman dan Ketut | 1976 7 PITAMAHA | peran Spies dan Bonnet mulai bekerja dengan tugas seperti: • Mendistribusikan bahan dan peralatan melukis (kanvas, kertas, cat, dll) • Membuka pasar bagi lukisan dan ukiran kayu Bali dengan mengorganisir pameran ke seluruh dunia dan menciptakan kebutuhan akan tema-tema baru. • Menyusun sistem untuk menghindari akibat negatif komersialisasi, yang disebabkan keberhasilan sektor pariwisata. Legenda Bali| Walter Spies 8 PITAMAHA | peran Hanoman Membunuh Detia Kataksa| I Gusti Nyoman Lempad • Memberi pelajaran teknik lukis baru kepada pelukis Bali. • Memperkenalkan ide baru tentang bentuk dan tema, dan menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari warisan seni budaya Bali • Membebaskan seniman lokal dari sistem aturan seni atau tradisi, dengan mengajarkan mereka gambar anatomi dan perspektif, obyek detail, bayangan, figur naturalis, tema sehari-hari, komposisi, dll. • Yang lebih menarik lagi adalah mereka mulai diarahkan untuk menjadi seniman yang individualis. Sejak saat itu mereka mulai berani menuliskan nama mereka pada lukisan yang dibuat. 9 PITAMAHA | peran Kelak seniman Bali menciptakan karya-karya yang distilasi, figur yang didistorsi serta gaya-gaya individu lainnya. Durma Bertemu Ibunya I Gusti Nyoman Lempad | 1961 Semua hal diupayakan tanpa menghilangkan identitas Bali (seperti: dekoratif, komposisi penuh, warna yang hidup, detail garis dinamis, tema religi/ mitologis. Semenjak lahirnya Pita Maha, karya-karya baru mulai bermunculan dengan nama-nama seniman: Anak Agung Gede Sobrat, Ida Bagus Made, Ida Bagus Nyana (bergaya figuratif), Cokot (bergaya ekspresif). Selain itu seorang maestro juga lahir, ia bernama Nyoman Lempad selain melukis ia juga berprofesi sebagai arsitek dan pematung. 10 PITAMAHA | I Gusti Nyoman Lempad Nyoman Lempad memberikan kontribusinya yang luar biasa pada seni di Bali terlebih karena hidupnya yang berumur panjang (hingga 116 tahun). Keluarga Brayut Makan Bersama I Gusti Nyoman Lempad | 1930’s Ciri khas karya lukis dan gambarnya adalah komposisi yang mengijinkan ruang kosong, tarikan garis yang jelas, dan transformasi gaya wayang. Gaya yang ia ciptakan ini menjadi salah satu pembaruan pada masa-nya. 11 PITAMAHA | teknik lukis batuan 1. Nyawi – membuat garis-garis tipis halus-dan memasukkan unsur cerita 2. Ngucek – memperjelas bagian-bagian tertentu 3. Nyawi 2 dan Manyunan – menggunakan tinta memperjelas pola dan motif 12 PITAMAHA | teknik lukis batuan 4. Ngabur – membuat highlight dengan warna hitam dan putih 5. Tampilan menyeluruh dari sebuah lukisan 6. Ngewarna – memberi warna dengan cat acrylic 13 PITAMAHA | seni lukis batuan Hewan yang Berterimakasih | Ida Bagus Made Togog | 1950 Perang Kemerdekaan | I Wayan Bendi | 1986 14 PITAMAHA | teknik lukis ubud 1. Ngorten – cerita digambarkan dengan sketsa 2. Nyawi – membuat garis pinggir (Outline) dengan tinta hitam 3. Ngabur – memberikan warna hitam namun dengan tarikan garis yang lebih ekspresif 4. Nguap – (tergantung dengan 2 teknik sebelumnya)- memberikan “depth” dengan cara yang berbeda-di sederhanakan 5. Nyenter – memberi highlight pada beberapa bagian tertentu dengan warna. 15 PITAMAHA | seni lukis ubud Tarian Ritual Dewa Putu Bedil 1975 Panji Semirang Anak Agung Gede Sobrat 1970 16 PITAMAHA | penutup Dengan Pitamaha, Bali menjadi semakin terkenal di mancanegara karena perkumpulan ini secara rutin melakukan pameranpameran di luar negeri. Sampai saat ini semangat Pitamaha masih terasa keberadaannya di Bali, dengan adanya kebebasan berkreasi tanpa melenyapkan identitas seni Bali. Anak-anak Mengganggu Bu Brayut I Gusti Nyoman Lempad | 1930’s 17 DAFTAR PUSTAKA • Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, 2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta. • Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient History. Didier Millet. Singapore • Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early Modern History. Didier Millet. Singapore • Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 Architecture. Didier Millet. Singapore • Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art. Didier Millet. Singapore. • Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and Ritual. Didier Millet. Singapore • McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol. 10 - Language and literature. Didier Millet, Singapore
© Copyright 2024 Paperzz