download

Matakuliah
Tahun
: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi
: September 2008
KOMUNIKASI NONVERBAL
Pertemuan 10
Materi
•
•
•
•
•
•
Pengertian Komunikasi Nonverbal
Fungsi komunikasi nonverbal
Klasifikasi Pesan Nonverbal
Bahasa Tubuh
Sentuhan
Parabahasa
2
Bina Nusantara
TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan peranan komunikasi
nonverbal dalam komunikasi.
3
Bina Nusantara
10.1. Pendahuluan
Pada bagian ini kita akan membahas bentuk komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal merupakan sesuatu yang sangat penting dan
bahkan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini
barangkali disebabkan karena komunikasi verbal tidak memuat
semua pesan yang ingin kita sampaikan kepada orang lain. Ini
berarti bahwa komunikasi nonverbal memainkan peranan tersendiri
dalam bentuk komunikasi manusia.
Pembahasan-pembahasan berikut ini selain akan menjelaskan
peranan atau fungsi komunikasi verbal dalam komunikasi manusia,
juga akan dibahas beberapa gestikulasi yang sering kali digunakan
dalam komunikasi nonverbal seperti tatapan mata, gerakan tangan,
anggukan kepala dan bahkan bau-bauan oleh para ahli komunikasi
dianggap sebagai bagian dari komunikasi nonverbal.
Bina Nusantara
10.2. Pengertian Komunikasi Nonverbal
Secara sederhana pesan nonverbal adalah semua
isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A.
Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal
mencakup semua ransangan (kecuali ransangan
verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang
dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan
oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial
bagi pengirim atau penerima pesan.
Sebagaimana kata-kata, kebanyakan isyarat nonverbal
juga tidak universal, melainkan terikat oleh budaya.
Jadi komunikasi nonverbal dipelajari dan bukan
kemampuan bawaan. Oleh karena itulah ekspresi
komunikasi kita sangat dipengaruhi oleh konteks dan
budaya.
Bina Nusantara
• Perilaku verbal kita bersifat eksplisit dan diproses secara
kognitif, sedangkan perilaku nonverbal lebih bersifat
spontan, ambigu, sering berlangsung cepat dan di luar
kesadaran dan kendali kita.
• Bahasa nonverbal dipengaruhi juga oleh subkultur
tertentu misalnya bahasa tubuh bergantung pada
gender, agama, usia, pekerjaan, pendidikan, kelas
sosial, tingkat ekonomi, lokasi geografis dan lain
sebagainya.
• Bahasa nonverbal pada umumnya sebangun dengan
bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu
kelompok yang memiliki bahasa verbal yang khas, juga
dilengkapi dengan bahasa nonverbal yang khas pula.
Bina Nusantara
10.3. Fungsi komunikasi nonverbal
Paul Ekman menyebut lima fungsi pesan nonverbal seperti yang dapat
dilukiskan dengan perilaku mata.
1.
2.
3.
4.
5.
Bina Nusantara
Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki
kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan
“saya tidak sungguh-sungguh”.
Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan perasaan depresi
atau kesedihan.
Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Anda pasti
tidak memulai percakapan dengan memalingkan muka anda. Bila kita
ingin berkomunikasi kita memulainya dengan sebuah tatapan mata.
Sebaliknya, memalingkan muka menandakan ketidaksediaan
berkomunikasi.
Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada
dalam tekanan. Itu merupakan respon yang tidak disadari yang
merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
Affect Display. Pembesaran manik mata menunjukkan peningkatan
emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut atau
senang.
1.
2.
3.
4.
5.
Bina Nusantara
Dalam kaitannya dengan perilaku verbal,
perilaku nonverbal mempunyai fungsu-fungsi
sebagai berikut:
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku
verbal
Memperteguh, menekankan atau melengkapi
perilaku verbal
Perilaku nonverbal dapat menggantikan
perilaku verbal
Perilaku nonverbal meregulasi perilaku verbal.
Perilaku nonverbal dapat membantah atau
bertentangan dengan perilaku verbal.
10.4. Klasifikasi Pesan Nonverbal
Jurgen Ruesch (ibi.p.317) mengklasifikasi isyarat
nonverbal menjadi tiga bagian.
1. Bahasa tanda (sign language)
2. Bahasa tindakan (action language)
3. Bahasa obyek (object language)
Sedangkan Larry A. Samovar dan Richard E. Poter
membagi pesan-pesan nonverbal menjadi dua kategori:
1. Perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian;
gerakan dan postur tubuh; ekspresi wajah, kontak mata,
sentuhan, bau-bauan dan parabahasa.
2. Ruang dan waktu.
Bina Nusantara
10.5. Bahasa Tubuh
10.5.1. Kita sering menyertai ucapan kita dengan isyarat tangan.
Perhatikanlah orang yang sedang menelephon. Meskipun lawan
bicara tidak terlihat, ia menggerak-gerakan tangannya. Isyarat
tangan atau berbicara dengan tangan termasuk apa yang disebut
emblem yang dipelajari, yang memiliki makna dan suatu budaya
atau subkultur.
10.5.2. Gerakan kepala
Gerakan kepala memiliki makna berbeda antara satu komunitas
budaya dengan komunitas budaya yang lainnya. Di beberapa
negara misalnya, anggukan kepala malah berarti “tidak” seperti di
Bulgaria, sementara isyarat untuk “ya” di negara itu adalah
menggelengkan kepala.
Bina Nusantara
10.5.3. Postur tubuh dan posisi kaki
• William Sheldom (ibid.p.324) menunjukkan hubungan antara bentuk
tubuh dengan temperamen. Ia menghubungkan tubuh yang gemuk
dengan sifat malas dan tenang, tubuh yang atletis dengan sifat
asertif dan kepercayaan diri; dan tubuh yang kurus dengan sifat
introvert yang lebih menyenangi aktivitas mental dari pada aktivitas
fisik.
• Status seseorang tampaknya mempengaruhi postur tubuhnya,
Ketika ia berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang berstatus
lebih tinggi umumnya mengatur postur tubuhnya secara lebih
leluasa dari pada yang berstatus lebih rendah demikianpun halnya
dalam konteks kategori sosial yang lainnya seperti gender, kelas
sosial dan lain sebagainya.
• 8.5.4.Ekspresi wajah dan tatapan mata
Kontak mata memiliki dua fungsi (ibid. p.331) yakni 1) fungsi
pengatur dan 2) fungsi ekspresif yakni memberi tahu orang
bagaimana perasaan anda terhadapnya.
Bina Nusantara
10.6. Sentuhan
Banyak riset menunjukkan bahwa orang yang berstatus lebih tinggi lebih
sering menyentuh orang yang berstatus lebih rendah. Jadi sentuhan juga
berarti kekuasaan. Menurut Heslin ada lima kategori sentuhan;
1). Fungsional-profesional
2). Sosial – sopan
3). Persahabatan – kehangatan
4). Cinta – keintiman
5) Ransangan seksual.
10.7. Parabahasa
• Parabahasa merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat
dipahami. Misalnya, nada (tinggi/rendah), intensitas (volume) suara,
intonasi, dialek, suara terputus-putus, suara yang gemetar, siulan, suitan,
tawa, erangan, tangis, gerutuhan, gumaman, desahan, dan sebagainya.
Semua karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi dan pikiran kita.
Bina Nusantara
10.8. Penampilan fisik
8.1. Busana
8.2. Karakteristik fisik
Baik busana maupun karakteristik fisik memberi pesan kepada kita
mengenai siapa kita dalam suatu konteks sosial atau kategori sosial
tertentu.
10.9. Bau-Bauan
10.10. Orientasi ruang dan jarak pribadi
• Ruang privat versus ruang publik
• Posisi duduk dan pengaturan ruangan
10.11. Konsep Waktu
• Waktu siklis atau polikronik
• Waktu linear atau monokronik
10.12. Diam
10.13. Warna
10.14. Artefak
Bina Nusantara
Selain kategori komunikasi sebagai mana yang telah kita
pelajari pada pertemuan tujuah dan delapan di atas,
sebenarnya juga kita masih dapat mengklasifikasi
komunikasi dengan kategori lain seperti komunikasi
informal dan formal, komunikasi tertulis dan lisan.
Bina Nusantara