Matakuliah : O0032 – Pengantar Ilmu Politik Tahun : 2008 Pertemuan 4 KEWENANGAN DAN LEGITIMASI Materi: • Pengertian kewenangan dan legitimasi • Sumber-sumber kewenangan dan legitimasi • Peralihan kewenangan • Tipe dan cara mendapatkan legitimasi BINUS UNIVERSITY 2 Tujuan: Mahasiswa dapat membandingkan sumber-sumber kewenangan dan legitimasi antara beberapa orde politik di Indonesia BINUS UNIVERSITY 3 I. Pengertian kewenangan dan Legitimasi Kewenangan adalah kekuasaan. Namun, kekuasaan tidak selalu berupa kewenangan. Kewenangan merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan (legitimate power), sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan. Oleh karena itu, kalau kekuasaan politik dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik maka kewenangan merupakan hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik. Dalam hal ini, hak moral yang sesuai dengan nilai dan norma masyarakat, termasuk peraturan perundangundang. Sedangkan legitimasi adalah sikap masyarakat terhadap kewenangan. Artinya apakah masyarakat menerima dan mengakui hak moral pemimpin untuk membuat dan melaksanakan keputusan yang mengikat masyarakat? Kalau masyarakat menerima, maka kewenangan itu berlegitimasi. BINUS UNIVERSITY 4 II. Sumber-sumber kewenangan dan legitimasi 2.1. Hak memerintah berasal dari tradisi. Kepercayaan yang telah berakar dalam masyarakat bahwa seorang atau sekelompok orang atau keturunan tertentu dari keluarga tertentu ditakdirkan menjadi pemimpin masyarakat. 2.2. Hak memerintah berasal dari Tuhan, Dewa, atau Wahyu. Dalam konteks ini hak memerintah bersifat sakral. Orang yang berkuasa berusaha menunjukan kepada khalayak, kewenangannya memerintah masyarakat berasal dari kekuatan yang sakral. 2.3. Hak memerintah berasal dari kualitas pribadi sang pemimpin baik penampilannya yang agung dan diri pribadinya yang populer maupun karena memiliki kharisma. BINUS UNIVERSITY 5 2.4. Hak memerintah masyarakat berasal dari peraturan perundangundangan yang mengatur prosedur dan syarat-syarat menjadi pemimpin pemerintahan. Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain, konstitusi, undang-undang, dan peraturan pemerintah. 2.5. Hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental seperti keahlian dan kekayaan. Berdasarkan kelima sumber kewenangan itu dapat disimpulkan menjadi dua tipe kewenangan yang utama yakni kewenangan yang bersifat prosedural dan kewenangan yang bersifat substansial. Kewenangan yang bersifat prosedural ialah hak memerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis. Sedangkan kewenagan yang bersifat substansial berdasarkan faktor-faktor yang ada dalam diri pemimpin seperti tradisi, sakral, kualitas pribadi, dan instrumental. BINUS UNIVERSITY 6 Sedangkan Max Weber mengidentifikasi tiga dasar legitimasi yang utama dalam hubungan otoritas yakni otoritas tradisional, karismatik dan legal rasional. Otoritas Tradisional Tipe otoritas ini didasarkan pada kepercayaan terhadap kekudusan tradisi-tradisi zaman dulu serta legitimasi status mereka yang menggunakan otoritas yang dimiliki. Ada tiga jenis otoritas tradisional yakni 1) Gerontokrasi yaitu otoritas yang berada pada tangan orangorang tua dalam satu kelompok; 2) Patriarkalisme yaitu otoritas yang berada dalam tangan suatu satuan kekerabatan yang dipegang oleh seorang individu tertentu yang memiliki otoritas warisan; 3) Patrimonial yaitu otoritas patrimonial memiliki staf adiministrasi dan hal ini terkait dengan teritori yang luas. BINUS UNIVERSITY 7 Otoritas Karismatik Otoritas ini didasarkan pada mutu luar biasa yang dimiliki pemimpin itu sebagai seorang pribadi. “Karisma adalah mutu tertentu yang terdapat pada kepribadian seseorang, yang karenanya dia terpisah dari orang biasa dan diperlakukan sebagai orang yang dianugerahi dengan kekuasaan atau mutu yang bersifat adiduniawi, luar biasa, atau sekurang-kurangnya merupakan kekecualian dalam hal-hal tertentu” Otoritas Legal-Rasional Otoritas yang didasarkan pada komitmen terhadap seperangkat peraturan yang diundangkan secara resmi. Orang yang melaksanakan otoritas legal rasional adalah karena dia memiliki suatu posisi sosial yang menurut peraturan yang sah dia didefenisikan sebagai memiliki posisi otoritas BINUS UNIVERSITY 8 III.Peralihan Kewenangan Jabatan bersifat tetap sedangan orang yang menjalankan fungsi atau kewenangan jabatan bersifat tidak tetap. Hal ini dikarenakan umur manusia yang terbatas dan juga kemampuan dan kearifan yang terbatas. Menurut Paul Conn (Surbekti, 1992:89) secara umum terdapat tiga cara peralihan kewenangan yakni secara; 3.1. Turun temurun, 3.2. Pemilihan dan 3.3. Paksaan BINUS UNIVERSITY 9 IV.Tipe dan cara mendapatkan legitimasi 4.1. Cara mendapatkan legitimasi 1) Memanipulasi kecenderungan-kecenderungan moral, emosional, tradisi, dan kepercayaan, dan nilai-nilai budaya pada umumnya dalam bentuk simbol-simbol. 2) Dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan materil kepada masyarakat. 3) Dengan jalan menyelenggarakan pemilihan umum BINUS UNIVERSITY 10 4.2. Tipe legitimasi 1) Tradisional 2) Ideologis 3) Kualitas pribadi 4) Legitimasi prosedural 5) Legitimasi instrumental BINUS UNIVERSITY 11
© Copyright 2024 Paperzz