Matakuliah Tahun Versi : S2094 / Rekayasa Pondasi : 2005 : 1.1 Pertemuan 13 Turap (cont’d) Video : - 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Mahasiswa mampu memahami konstruksi dinding turap berjangkar 2 Outline Materi • Dinding turap berjangkar • Efek beban Permukaan 3 <<ISI>> 5. Turap berjangkar 4 5. Turap Berjangkar Cara analisisnya adalah berdasarkan keadaan dan sifat tumpuan pada bagian bawah pemancangan yang dapat bersifat jepit atau tumpuan. Ada 2 Metoda analisis : Metoda Tumpuan Bebas (Free earth support method) Metoda Tumpuan Terjepit (Fixed earth support method) 5 5.1 Metoda Tumpuan Bebas (Free Earth Support Method) • Pada tanah berbutir (non-kohesif) Metoda ini didasarkan pada beberapa anggapan : – Turap adalah kaku sempurna dibandingkan dnegan tanah sekitarnya – Turap bebas berotasi pada jangkar. Keruntuhan terjadi oleh rotasi terhadap batang jangkar. Dalam keadaan setimbang, tidak ada peralihan lateral di titik jangkar – Tekanan tanah aktif dan pasif yang bekerja pada turap dapat dihitung dengan teori Rankine dan distribusi tegangan hidrostatis 6 5.1 Metoda Tumpuan Bebas (Free Earth Support Method) • Pada tanah kohesif Bila tanah berkohesi ( = 0) berada di bawa batas keruk dengan timbunan tanah berbutir kasar, distribusi tekanan tanah pasif akan berupa garis lurus * Penjelasan lengkap dan contoh soal dapat dilihat pada text book Teknik Pondasi 2, Hari Cristady 7 5.2 Metoda Tumpuan Terjepit (Fixed Earth Support Method) • Bila turap ditanam cukup dalam sehingga bagian bawahnya erjepit sempurna maka turap bertingkah laku sebagai struktur terjepit yang ditopang di titik jangkar (vertical propped cantilever) • Problem tumpuan terjepit pada turap ini dapat diselesaikan dengan 2 (dua) cara : – Elastic Line Method – Equivalent Beam Method ++ Elastic line methood tidak lazim digunakan, maka hanya equivalent beam method yang akan dibahas * Penjelasan lengkap dan contoh soal dapat dilihat pada text book Teknik Pondasi 2, Hari Cristady 8 • Cara Blum Metoda ini dikembangkan oleh Blum (1931). Pada metoda ini titik peralihan leentur (point of contraflexure) yang berada sejauh x di bawah batas keruk dianggap sebagai fungsi dari 9 a 2 Ka' pa 0.5 γH H T(H Ka' 1a)- pa(0.33 f) f' H 3 • Cara Tschebotarioff Berdasarkan penelitian di Princeton, Tschebotarioff (1951) menyarankan untuk melakukan prosedur perhitungan turap berjangkar pada tanah pasir sebagai berikut : Titik balik dianggap pada batas keruk Kedalaman pemancangan, D, dianggap sama dengan 0.43H untuk mendapatkan faktor keamanan sekurang-kurangnya 2.0 Koefisien tekanan tanah aktif disarankan dimodifikasi a sebagai berikut : Ka' 1 (0.33 f) f' H Tekanan aktif di atas batas keruk dianggap hidrostatik pa 0.5 γ H 2Ka' Gaya jangkar dihitung dengan mengabil momen semua gaya-gaya pada batas keruk. Hasilnya dapat ditulis sebagai berikut : H T(H a) pa 3 10 5.3 Efek Beban Permukaan • Selain berfungsi untuk menahan tanah yang berbeda elevasi dapat digunakan juga untuk menahan beban permukaan. Beban permukaan ini dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan lateral yang bekerja di belakang dinding yang dapat mengakibatkan dinding roboh. Contoh beban permukaan misalnya adalah jalan kereta api, jalan raya, dsb • Jenis – Jenis beban permukaan : – Beban merata penuh (uniform loads) – Beban titik (point loads) – Beban garis sejajar dengan dinding (line loads parallel to the wall) – Beban merata sebagian sepanjang dinding (strip loads paralel to the wall) 11 Strip Load Point Load Triangular Load Ramp Load 12 5.4 Efek dari tekanan air akibat aliran steady dan unsteady Seperti kita ketahui pada Mekanika tanah bahwa aliran air sendiri ada 2 macam : 1. Aliran Steady – Adalah aliran air yang tidak berubah terhadap waktu, misalnya muka air tanah asli yang biasa dikenal sebagai tekanan hidrostatik 2. Aliran Unsteady – Adalah aliran yang berubah-ubah terhadap waktu, misalnya naik turunnya muka air tanah akibat pasang surut yang dapat menyebabkan terjadinya rembesan antara bagian depan dan belakang turap 13
© Copyright 2024 Paperzz