Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 24 PENDIDIKAN MATERI: Pengertian Pendidikan Pendidikan Formal dan Informal Fungsi Pendidikan Learning Outcome Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh perkembangan kepribadian manusia Bina Nusantara pendidikan bagi I. Pengertian Pendidikan Dengan mengutip Charles Dickens, Macionis (1989:399) menekankan bahwa institusi pendidikan merupakan satu bagian yang penting dari proses sosialisasi sepanjang hidup kita. Kita belajar dari keluarga, peer group, pemimpin agama dan mass media. Namun banyak pembelajaran yang hanya kita dapat melalui sistem pendidikan formal. Pada umumnya pendidikan formal didefenisikan sebagai “the various ways in which knowledge – including factual information and skill, as well as cultural norm and value – is transmitted to members of society. Salah satu bagian yang terpenting dari proses pendidikan yang merupakan bagian penting bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya adalah apa yang disebut schooling. Schooling merupakan suatu bentuk pendidikan formal dengan kurikulum tertentu yang dapat membantu individu mengembangkan bakat dan kemampuannya. Bina Nusantara 2. Pendidikan Formal dan Informal Schooling didefenisikan sebagai “formal instruction under the direction of specially trained teachers”. Dalam pendidikan formal ini disamping berdasarkan kurikulum tertentu, pendidikan formal berlangsung di bawah bimbingan atau instruktur yang memang terlatih secara khusus. Schooling berkembang pesat di dunia barat baru beberapa abad terakhir. Namun masih banyak orang sampai dengan hari ini pada masyarakat yang lainnya belum memperoleh pendidikan formal. Dalam masyarakat pemburu (hunter) dan pengumpul (gathering) sebagaimana yang ditunjukan oleh penelitian-penelitian antropologi mengenai sejarah perkembangan masyarakat manusia, pendidikan terhadap anak-anak dilakukan oleh keluarga mereka. Keluarga merupakan institusi sosial yang sentral dalam proses pendidikan yakni mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan anak-anak. Dalam masyarakat seperti pemerintah, pemimpin agama dan pendidikan formal belum memainkan peranan sentral. Semua pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang individu pada masa dewasanya diajarkan oleh anggota-anggota keluarganya. Bina Nusantara 3. Fungsi Pendidikan 3.1. Perspektif Struktural Fungsional 3.1.1. Sosialisasi Semua masyarakat menerima cara hidup mereka dari satu generasi ke generasi sampai kepada kita. Dalam masyarakat yang secara teknologi sederhana, fungsi penerusan budaya dilakukan oleh keluarga. Namun dalam masyarakat yang secara teknologi sudah berkembang, bagaimanapun banyak institusi sosial yang memainkan peran dalam proses sosialisasi. Secara khusus dalam masyarakat industri, keluarga tidak terlalu memainkan peran yang menyediakan semua pelajaran dibutuhkan oleh sorang muda. Dalam hal ini pendidikan formal memainkan peranan penting. Dalam pendidikan formal, secara khusus seseorang dilatih atau dibimbing oleh orang yang secara khusus juga terlatih. Dimulai pada pendidikan dasar anak-anak mempelajari bahasa dan matematika yang sesuai dengan karakteristik masyarakat industri. Pembelajaran ini secara gradual berkembang sampai ke tingkat lanjutan di perguruan tinggi. Bina Nusantara Oleh karena masyarakat industri berubah secara cepat pendidikan formal mengajarkan kepada siswa bukan hanya kenyataan saat ini, tetapi juga bagaimana siwa dapat beradaptasi untuk mengantisipasi perubahan di masa mendatang. Sekolah dalam hal ini berperan besar dalam meneruskan nilai-nilai dan norma-norma budaya. 3.1.2. Integrasi Sosial Schooling membantu untuk menempa penduduk ke dalam kesatuan masyarakat. Pengajaran mendukung nilai-nilai dan normanorma. Dengan ini pendidikan berfungsi untuk mengembangkan konformitas sosial dan mengurangi penyimpangan sosial. Fungsi ini sangat penting dalam suatu masyarakat yang plural. Bina Nusantara 3.1.3. Social Replacement Pendidikan formal membantu menyalurkan orang-orang muda ke dalam status dan peran sosial yang secara yang secara tetap diakui membantu keberlangsungan hidup masyarakat. Untuk tujuan ini proses screening dan seleksi adalah mengidentifikasi dan mengembangkan berbagai talenta dan kemampuan individu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pada umumnya, sekolah akan mengevaluasi pencapaian diperoleh oleh siswanya. 3.1.4. Cultural Innovation Penciptaan sistem pendidikan berfungsi juga bagi penerusan kebudayaan (transmit culture). Sekolah merangsang penyelidikan intelektual dan pemikiran kritis dan menyediakan suatu lingkungan yang stabil di mana suatu gagasan baru dapat berkembang. Hampir semua universitas atau sekolah tinggi, para profesor tidak hanya mengajar tetapi juga melakukan penelitian yang dapat menghasilkan penemuan-penemuan baru dan mengevaluasi gagasan-gagasan konvensional. Penelitian dibidang kemanusiaan, ilmu-ilmu sosial dan ilmu alam telah merubah sikap dan polapola hidup masyarakat. Bina Nusantara 3.1.5. Fungsi-fungsi Laten dari Pendidikan Formal Pembahasan-pembahasan terdahulu mengenai fungsi pendidikan formal pada dasarnya mengemukakan fungsi manifest dari pendidikan formal. Fungsi yang kelihatan, yang menjadi tujuan dan diharapkan sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tidak kelihatan, tidak menjadi tujuan. Namun walaupun fungsi laten dari pendidikan bukan menjadi tujuan, tidak dapat ditolak sangat mendukung suatu masyarakat. Salah satu fungsi laten dari pendidikan formal adalah pemeliharaan anak. Banyak anak bertumbuh dari keluarga yang tidak lengkap dan juga dari keluarga yang kedua orang tuanya memiliki karir tertentu di luar rumah. Dengan adanya pendidikan formal, peran pemeliharaan yang seharusnya diperankan oleh orang tua dalam keluarga, di ambil alih oleh sekolah. Dalam pendidikan formal hubungan sosial individu dapat dikembangkan. Hubungan sosial ini akan sangat bermanfaat bagi seorang individu dikemudian hari. Dan lagi, banyak pasangan hidup yang kemudian membentuk keluarga di dapat selama proses pendidikan formal. Bina Nusantara 3.2. Pendidikan Formal dan Inequalitas Sosial Pendekatan sosial-konflik mengenai pendidikan mengemukakan bahwa pendidikan formal merefleksikan dan mempertahankan ketidaksamaan sosial dalam masyarakat. Sistem pendidikan pada setiap masyarakat secara kuat dihubungkan dengan stratifikasi sosial. Pendidikan formal memperkuat stratifikasi sosial berdasarkan seks, ras, etnisitas dan kelas-kelas sosial. 3.2.1. Kontrol Sosial Pendekatan sosial konflik memandang pendidikan formal sebagai suatu alat kontrol sosial yang memaksa orang untuk menerima status quo dengan ketidak samaan sosial di dalamnya. Namun kenyataan seperti ini, pada umumnya tidak diakui, oleh karen itu para sosiologi menyebutnya dengan terminologi “hidden curriculum”. Hidden curriculum mengacu pada proses pembelajaran budaya-budaya penting yang secara eksplisit tidak diakui sebagai tujuan utama. Bina Nusantara 3.2.2. Testing and Social Inequality Biasanya bila seseorang hendak masuk sebuah Perguruan Tingga, ia harus lulus berbagai persyaratan, di antara berbagai persyaratan itu, ia haru lulus test masuk. Tes yang dimaksudkan adalah potensi akademik yang distandarisasi dengan potensi IQ seseorang. Oleh karena itu tidak semua ingin menempuh pendidikan akan memperoleh kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Karena yang diterima dalam sistem pendidikan formal adalah mereka yang memenuhi kriteria akademik dan administrasi saja. Dengan demikian dalam konteks ini akan terjadi ketidaksamaan sosial. Di satu sisi sebagian orang akan memperoleh pendidikan formal dan sebagian sisi yang lain tidak memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pendidikan formal. Jadi pendidikan formal dengan sistem test ini melahirkan ketidaksamaan sosial dalam masyarakat. Bina Nusantara 3.2.3. Tracking and Social Inequality Macionis (1989:407) menegaskan bahwa “tracking – categorically assigning students to different types of educational program. Melalui pendidikan formal mahasiswa dibedakan berdasarkan jenis-jenis program pendidikan. 3.2.4. Inequality among schools Perbedaan di antara sekolah-sekolah juga akan membentuk ketidaksamaan sosial 3.2.5. Unequal access to higher education Tidak semua orang memiliki akses yang sama untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bina Nusantara Jadi pendekatan sosial konflik mengenai pendidikan formal menggarisbawahi kenyataan sosial bahwa pendidikan formal menyumbang terjadinya ketidaksamaan sosial dalam masyarakat.
© Copyright 2024 Paperzz