Mata kuliah : J0782 - Kepemimpinan Entrepreneurial Global Tahun : 2010 Mengembangkan Kepemimpinan Global Chapter 5 MENGEMBANGKAN PEMIMPIN GLOBAL Menghadapi lingkungan bisnis di era millennium ketiga, globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Oleh karenanya perusahaan memerlukan pemimpin global agar perusahaan yang dipimpinnya tetap eksis. Pemimpin global tidak hanya dilahirkan saja, tetapi harus dibentuk agar memberikan keunggulan bagi perusahaan. Keingintahuan yang tinggi (unbridled inquestiveness) merupakan sifat utama yang harus dimiliki kandidat pemimpin global agar dapat mengoptimalkan tiga sifat lainnya yaitu karakter pribadi, duality dan kecerdasan (savvy). Supaya pemimpin global memiliki serangkaian kemampuan khusus (contex specific abilities) maka harus dikembangkan melalui strategi 4T, yakni: travel, training, teams dan transfer. Pendahuluan Menghadapi lingkungan bisnis di era millennium ketiga, bisnis global telah merambah ke semua Negara, tidak terkecuali Indonesia. Bagi Indonesia, selain menghadapi “serangan” dari luar negeri juga masih terbebani dengan terjadinya krisis moneter yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Namun kita tidak perlu pesimis dan putus asa karena masih ada peluang yang dapat diraih jika kreatif dalam mengantisipasi perubahan tersebut. Disisi lain, dengan kendala yang ada perusahaan harus tetap survive dan inovatif agar menjadi pemenang dari perubahan itu sendiri. Selain mencari peluang domestik juga perlu memikirkan peluang di pasar global. Jika hal itu tidak diantisipasi maka produk atau jasa yang ditawarkan akan ‘dimangsa’ oleh perusahaan dari luar negeri yang beroperasi secara global. Manager yang telah berhasil membawa perusahaan dari badai krisis belum menjamin akan sukses mengelola perusahaan di arena global karena banyak kendala yang akan dihadapi, terutama berkaitan dengan ragam budaya serta peraturan pemerintah di negara tujuan maupun cepatnya perubahan lingkungan bisnis yang dikelola secara global. Kekuatan perubahan tersebut membantu menjelaskan mengapa model kepemimpinan konvensional tidak dapat digunakan para era globalisasi. Dimasa yang akan dating diperlukan pemimpin generasi baru yang dapat mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat serta tingginya ketidakpastian. Oleh karena itu persyaratan pemimpin masa depan akan lebih ketat dibandingkan sekarang seiring dengan tumbuhnya bisnis global. Persoalannya banyak perusahaan masih kekurangan jumlah pemimpin yang kompeten sebagai pemimpin global. Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut maka perusahaan harus merekrut calon pemimpin dengan karakteristik pemimpin global serta mengembangkannya. Dengan kata lain perusahaan yang akan bermain di arena global harus menyiapkan calon pemimpin global sedini mungkin. Pendapat ini didukung oleh Howard (1992) yang menyatakan bahwa manajer expatriat abad 21 akan memiliki pengalaman dan skill yang sama sekali berbeda karena orientasi manajemen dan tantangan yang dihadapi juga berbeda. Untuk mempersiapkan manajer global tidak cukup hanya satu tahun tapi bahkan bisa lima sampai dua puluh lima tahun seperti yang dilakukan perusahaan Dow Chemical. Mengapa Perlu Pemimpin Global ? Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan tingginya ketidakpastian memerlukan seorang pemimpin yang dapat bergerak cepat mengantisipasi perubahan tersebut sehingga bisnis mereka tetap survive. Perubahan lingkungan bisnis salah satunya ditandai oleh perubahan bentuk perusahaan. Secara umum pengembangan perusahaan melalui empat tahapan yaitu perusahaan Domestik, Internasional, Multinasional dan Transnasional. Keempat bentuk perusahaan tersebut memiliki perbedaan sehingga dalam pengelolaannya perlu manajer yang berbeda sesuai dengan karakteristik perusahaan agar dapat sukses. Menurut Alder.N and Bartholomew.S. (1992) terdapat beberapa alas an mengapa perusahaan global memerlukan pemimpin atau manajer berskala global, yakni : • Untuk memahami lingkungan bisnis dari sudut pandang global • Untuk mengintegrasikan asset, sumber daya dan keragaman SDM di seluruh dunia • Mempelajari banyaknya perspektif, cita rasa, trend, teknologi dan pedekatan budaya asing untuk mengarahkan bisnis • Bekerja dan belajar dengan orang-orang dari banyak budaya secara simultan • Menciptakan lingkungan organisasional yang sinergis secara cultural • Beradaptasi untuk hidup pada banyak budaya asing • Berinteraksi dengan kolega-kolega asing secara sama Manajer global juga harus belajar untuk menyesuaikan berbagai macam kemampuan teknikal, kebiasaan dan sikap berkaitan dengan pelanggan, pemasok maupun karyawan (Chase, 1998). Pada perusahaan Internasional diperlukan manajer expatriat yang memiliki kemampuan dalam mentransfer teknologi ke budaya lokal, mengelola staf lokal dan mengadaptasi praktek bisnis sesuai dengan kondisi lokal. Perusahaan transnasional mensyarakatkan manajer yang memiliki kemampuan mengelola pekerjaan agar dapat mempertinggi kapabilitas organisasional melakukan kerjasama dengan mitra dari seluruh dunia dan mentransmisikan pengetahuan secara cepat dan efektif ke seluruh jaringan operasi di seluruh dunia (Alder.N dan Bartholomew.S.,1992). Tipe-tipe Pemimpin (Manajer) Global Menurut Barlett dan Ghoshal (1992) terdapat empat tipe manajer global yakni: Business Manager, Country Manager, Functional Manager dan Corporate Manager. Tiga yang pertama merupakan spesialis sedangkan yang terakhir adalah pemimpin dari ketiga manajer tersebut. 1.Business Manager, Business Manager harus memiliki tiga kombinasi kemampuan yaitu sebagai penyusun strategi (strategist) perusahaan, perancang (architect) bagi konfigurasi asset pada setiap aktivitas perusahaan yang dibentuk maupun jumlah tempatnya, serta coordinator yang bertujuan mengkoordinasi transaksi lintas Negara berkaitan dengan bagaimana aktivitas yang dibentuk di negara-negara yang berbeda, serta mengkoordinasikannya satu dengan lainnya. Ketiga kombinasi kemampuan yang dimiliki Business Manager tersebut bertujuan mengambil semua manfaat operasi global yang terintegrasi untuk efisiensi dan keunggulan bersaing global. 2. Country Manager, Country Manager harus memiliki kombinasi kemampuan sensor yakni dapat melihat secara cepat dan menginterpretasikan ancaman dan peluang lokal. Selain itu juga harus mampu menjadi builder yakni membangun sumber daya dan kecakapan lokal serta menjadi Contributor yakni sebagai penyumbang strategi lokal. 3. Functional Manager, memiliki kombinasi kemampuan scanner yang dengan cepat mampu mendeteksi trend dan menyebar informasi kedalam strategic intelligence. Functional Manager juga menjadi cross polinor yakni sebagai penyerbuk yang dapat dengan mudah membagi keahlian di semua cabang bisnis di dunia, dan champion yang dapat menunjukkan manfaat koordinasi untuk menjawab kebutuhan yang beragam di banyak tempat secara sensitive dan responsif. 4. Corporate Manager, harus memiliki kombinasi kemampuan sebagai leader, talent scout dan developer. Artinya selain memimpin, corporate manager juga mampu mengidentifikasikan dan mengembangkan ketiga tipe manajer diatas yang berbakat, serta menyeimbangkan negosiasi diantara mereka melalui pelatihan dan pengembangan sebagai prioritas utama. Corporate manager harus memiliki pandangan yang luas terhadap organisasi dan operasinya serta memahami tugas ketiga manajer tersebut. Karakteristik Pemimpin Global Tantangan bagi manager global adalah bagaimana sikap dan langkahnya dalam menghadapi perubahan-perubahan yang berlangsung sangat cepat akibat perkembangan teknologi informasi sehingga keberadaan suatu negara seolah tanpa batas (borderless) yang akan mempengaruhi pengelolaan organisasi. Disamping itu bisnis global secara fisik membebani para manajer seperti perjalanan, keterlambatan penerbangan, serta bekerja dalam lingkungan budaya dan bahasa berbeda yang sering sangat melelahkan. Oleh karenanya keberadaan manajer global sangat dominant dalam memajukan organisasi yang penuh dengan tantangan serta sulit diprediksi ini. Keadaan tersebut menimbulkan pertannyaan seperti :(1) Apa karakteristik pemimpin yang akan membawa organisasi yang memiliki perbedaan jangkauan negara, budaya serta konsumen, (2) Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan pemimpin tersebut secara efektif. Dari hasil penelitian Gregersen, Morisson and Black (1998) bahwa setiap pemimpin global memerlukan serangkaian kemampuan khusus (contex specific abilities) dan harus memiliki karakteristik tertentu. Dengan kata lain secara umum kesuksesan pemimpin global akan tergantung pada pengetahuan dan skill dalam konteks khusus yakni menghargai posisi manajerial mereka, budaya perusahaan, norma industri atau praktek manajemen Negara asal. Profil manajer global abad 21 menurut Howard (1992) harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang multidimensional. Kecakapan dan pengetahuan yang harus dimiliki manajer abad 21 tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kecakapan inti (core skill) dan kecakapan tambahan (augmented skill). Dengan memiliki core skill dan augmented skill maka manajer global akan sukses di luar negeri untuk membantu memudahkan mengelola lingkungan asing (foreign environment). Karakteristik Umum Pemimpin Global Tabel Core Skill dan Augmented Skill Manager Expatriate Core Skill Multidimensional Perspective Profeciency in Line Management Pruden Decision Making Skills Resourcefulness Cultural Adaptability Cultural Sensitivity Ability as A Team Builder Physical Fitness and Mental Maturity Augmented Skill Computer Literacy Prudent Negotiating Skills Ability as A Change Agent Visionary Skills Effective Delegatory Skills Walaupun banyak pemimpin perusahaan memiliki inteligensia yang tinggi namun tidak semua mereka memiliki sifat ingin tahun yang tinggi. Persilangan budaya, bahasa, politik, social dan ekonomi yang terus menerus terjadi membuat bisnis global menjadi kompleks dan tidak pasti. Oleh karena itu pembelajaran yang terus menerus sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Pemimpin-pemimpin global menyatakan bahwa keingintahuan yang tinggi merupakan semacam bahan baker bagi peningkatan kecerdasan global mereka dan mempertinggi kecakapan mereka untuk memahami orang serta memelihara integritas (kejujuran), juga menambah kemampuan mereka dalam mengurus masalah yang berhubungan dengan ketegangan-ketegangan manajemen dan ketidakpastian. Keingintahuan memungkinkan para pemimpin global untuk tidak hanya mengembangkan karakter, duality dan kecerdasan (savvy) tetapi membangun pengertian yang utuh mengenai bagaimana ketiga sifat tersebut dapat bekerja secara bersama. A. Karakter Pribadi Karakter pribadi ditentukan oleh dua komponen, yaitu hubungan emosional dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan penonjolan kejujuran (integritas). A.1. Hubungan Emosional (Emotional Conection) Hubungan emosional yang sejati dengan orang-orang di seluruh dunia merupakan fungsi dari tiga tahapan proses. Pertama, sebuah perhatian yang tulus dan dalam keprihatinan dengan yang lainnya. Kedua, suatu usaha untuk mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh. Ketiga, memahami perbedaan sudut pandang, artinya menaruh rasa hormat pada mereka dari budaya yang berbeda. Proses ini akan menjadi tantangan yang berat, jika perbedaan-perbedaan bahasa dan budaya dapat mengacaukan komunikasi. Tanpa kecakapan untuk berhubungan dengan individu-individu lain, maka keragaman budaya akan menjadi hambatan besar bagi kepemimpinan yang efektif. Hubungan Emosional sangat penting karena akan menimbulkan “goodwill” sehingga karyawan tidak menaruh keragu-raguan kepada pemimpin dan pada akhirnya mereka akan berusaha memberikan yang terbaik dan berkorban untuk kepentingan A.2. Kejujuran (Integritas) Kejujuran (integritas) adalah menyelaraskan realitas dengan apa yang dikatakan. Integritas pribadi memerlukan satunya kata, sikap dan perbuatan. Para eksekutif menggambarkan kejujuran (integritas) dalam bentuk perilaku, etika dan loyalitas terhadap nilai-nilai dan strategi yang disepakati perusahaan. Pemimpin global yang sukses menunjukkan bahwa kejujuran secara signifikan dapat meningkatkan secara menyeluruh tingkat kepercayaan dalam semua aspek organisasi. Mereka menunjukkan bahwa pada saat terjadi persilangan budaya, bangsa, fungsi dan jalurjalur dari unit bisnis, maka kepercayaan merupakan hal sangat penting dan elemen yang tidak dapat digantikan untuk pelaksanaan yang efektif, karena hal itu dapat menimbulkan kepercayaan dan tanggung jawab dari para karyawan. B. Duality Kepemimpinan global mencakup dua hal yang tidak dapat dipisahkan (duality), yakni mengelola ketidakpatian (managing uncertainly) dan penyeimbang ketegangan (balancing tension). Mengelola ketidakpastian berhubungan dengan pengetahuan tentang kapan harus bertindak dan kapan harus mengumpulkan informasi, sedangkan penyeimbang tegangan berkaitan dengan pemahaman akan apa yang diperlukan untuk melakukan perubahan dan apa yang diperlukan untuk tidak melakukan perubahan, baik dari satu negara ke negara lainnya maupun dari satu daerah ke daerah lainnya. B.1. Kemampuan Untuk Mengelola Ketidakpastian Tingkat ketidakpastian dari bisnis global lebih tinggi dibandingkan bisnis nasional, karena banyak faktor yang mempengaruhi bisnis global dan sejumlah pertanyaan seperti: apakah negara ini mempunyai platform yang baik untuk operasi bisnis global, seberapa aman nilai mata uang negara tersebut, bagaimana peraturan pemerintah setempat, berapa lama akan melakukan pelatihan manajer lokal. Mengelola ketidakpastian berkaitan dengan hubungan antara manajemen dan toleransi terhadap ambiquitas. Karena persilangn budaya antara warga negara asli dan pendatang menghasilkan ketidakpastian yang signifikan, maka manager yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap ambiquitas cenderung lebih mampu dalam menyesuaikan diri. B.2. Kemampuan Khusus Untuk Menyeimbangkan Ketegangan (Unique Ability To Balance) Para manajer harus menyeimbangkan berbagai ketegangan yang muncul karena mereka menghadapi tekanan penyatuan global (global integration) dan kecepatan respon lokal (local responsiveness). Pemimpin yang sukses menunjukkan bahwa secara umum merupakan suatu kekeliruan kalau melakukan tindakan mengglobalisasikan atau melokalisasikan semua aktivitas. Beberapa kegiatan seperti R & D mungkin akan lebih cocok dilakukan ke seluruh dunia, meskipun kegiatan-kegiatan lain seperti periklanan dan promosi lebih baik dilakukan secara lokal. Ketegangan ini muncul karena adanya: standarisasi dihadapkan dengan adaptasi lokal, gaya manajemen kantor pusat dihadapkan dengan pendekatan cabang, kebijakan-kebijakan hubungan kerja dihadapkan dengan pilihan konsumen lokal. Merangkul duality membutuhkan pemimpin-pemimpin untuk memandang ketegangan sebagai sesuatu yang baik dan diperlukan. C. Kecerdasan (Savvy) Karena globalisasi meningkatkan peluang bisnis dan tantangan untuk melakukan sesuatu, pemimpin harus lebih cerdas karena yang mereka hadapi bukan skala nasional tapi skala internasional, sehingga kemampuannya juga harus lebih baik. Ada dua kecerdasan yang diperlukan yakni kecerdasan bisnis (business savvy) dan kecerdasan organisasi (organizational savvy). C.1. Business Savvy Kecerdasan bisnis global (global business savvy) memungkinkan manajer untuk mengenali peluang pasar dunia. Mereka mencari pasar baru untuk barang dan jasa atau memperoleh akses yang lebih efisien bagi keberadaan pasar perusahaan. Pemimpin global harus mengerti kondisi-kondisi persaingan. Manajer harus mengetahui sumber dan lokasi yang memberikan keunggulan komparatif, kondisi spesifik negara, stabilitas ekonomi serta politik suatu negara. Mereka juga harus memahami dimensi internasional dari operasi, marketing, financial, SDM serta strateginya. C.2. Organizational Savvy Pemimpin-pemimpin global memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kemampuan perusahaan serta kemampuan mereka untuk mengkoordinasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk meraih peluang pasar. Mereka mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi, sangat familiar dengan cabang perusahaan dan posisi persaingan serta tahu para manajer kunci. Mengembangkan Pemimpin Global Hasil penelitian Gregersen, Morisson and Black (1998) mengindikasikan bahwa pemimpin global memang memiliki bakat sejak lahir, kemudian jiwa kepemimpinannya dibentuk. Tahap awal yang harus dilakukan perusahaan adalah menilai bakat dari kandidat yang dipilih dan selanjutnya mengembangkannya agar memenuhi persyaratan pemimpin global. Untuk mengembangkan kandidat pemimpin global Moynihan (1993) berpendapat diperlukan lima tahap yang harus dilakukan perusahaan yaitu melakukan pencarian kandidat, mempersiapkan, mengembangkan, menyebarkan serta memulangkan ke tanah airnya. Sedangkan menurut Katz dan Seifer (1996) perlu tiga tahap yang harus dilakukan agar manajer global tersebut sukses yakni menerapkan teknik seleksi yang layak, melakukan pelatihan lintas budaya (cross culture training) serta melakukan program sosialisasi di tempat tugas. Penilaian Bakat (Assessing Talent) Pemimpin global harus memiliki bakat yang superior, kesempatan yang luas dan pendidikan serta pelatihan terbaik agar sukses. Tak seorangpun memiliki kecakapan untuk menjadi pemimpin besar, tanpa usaha yang dilakukan perusahaan untuk memberikan kesempatan dan pendidikan kepada seseorang. Menurut Howard (1992) kandidat pemimpin global dapat direkrut dari tiga sumber yakni dari sumber internal, sumber eksternal atau dari kedua sumber tersebut. Dari sumber internal dapat direkrut manajer yunior potensial dari operasi domestik yang terdapat dalam perusahaan induk atau manajer yunior atau senior yang berada di luar negeri dengan melalui tahapan identifikasi, melakukan pelatihan dan mengembangkan kecakapan mereka yang berkaitan penugasan di luar negeri. Hogan dan Goodson (1990) yang menyarankan agar perusahaan mencari manajer luar negeri yang diseleksi dalam organisasi atas dasar peringkat yang berkaitan dengan pengetahuan tentang perusahaan (corporate knowledge), skill flesibility dan adaptability. Seperti yang dilakukan Colgate-Palmolive, perusahaan tersebut merekrut para lulusan MBA terbaru yang sudah lama hidup dan bekerja diluar negeri, serta menguasai lebih dari satu bahasa dan dapat mempertunjukkan kecerdasan mereka dalam hal bisnis global. Dari sumber eksternal dapat diperoleh baik dari perusahaan pesaing atau tidak pada home country atau host country melalui perusahaan pencarian eksekutif. Keuntungan sumber internal karena mereka memiliki budaya perusahaan dan filosofi manajemen yang sama dengan perusahaan, sedangkan keuntungan dari sumber eksternal memiliki pengalaman manajemen di luar negeri, kematangan pribadi dan telah bekerja serta hidup pada budaya yang berbeda (Howard, 1992). Proses dan Strategi Pengembangan Pemimpin Global Bagaimana pemimpin global dibentuk? Proses mental dasar untuk pengembangan adalah memahami seluruh dunia tidak hanya satu negara saja. Kebanyakan pemimpin, memerlukan beberapa penataan kembali dan memperluas pikiran dan memperluas bidang pemikirannya (mindset). Pemimpin perlu untuk berhubungan secara dekat (emosional) dengan orang dari etnis yang berbeda serta mempertunjukkan kejujuran untuk membangkitkan rasa kepercayaan dan merangkul secara serentak duality, yakni mengelola ketidakpastian serta ketegangan yang timbul dari adanya permintaan bisnis global maupun lokal. Penelitian yang dilakukan oleh Gregersen, Morisson and Black (1998) di Eropa, Amerika Utara dan Asia menemukan empat strategi yang jika digunakan sebagaimana mestinya akan cukup efektif untuk pengembangan pemimpin-pemimpin global. Keempat strategi tersebut adalah travels, teams, trainings dan transfer (4T). 1. Travels Perjalanan keluar negeri merupakan strategi pertama yang harus dapat menempatkan pemimpin-pemimpin global yang berpotensi tepat di pusat negara, budaya, ekonomi, sistem politik, pasar dan sebaginya dan tidak terisolasi oleh ‘kungkungan’ perusahaan secara umum, seperti ditempatkan di hotel mewah, diberi mobil dan sopir, didampingi para staf dan rencana perjalanan yang terjadwal. Pendekatan ini akan membantu mereka untuk mengetahui banyak hal di negara tersebut, misalnya bagaimana konsumen di negara tersebut menggunakan suatu produk, sehingga akan membantu manajer untuk mengelola produk baru dengan merek global pada waktu yang sama dan menemukan cara untuk menyesuaikan kebutuhan lokal dengan cara distribusi yang paling tepat dan sesuai dengan kebiasaan konsumen di negara tersebut. Pemimpin global yang sukses menggambarkan dua cara untuk mempertinggi potensi pengembangan terhadap perjalanan internasional. Pertama, Take detour (ambilah jalan memutar), seringkali perbedaan dan peluang-peluang yang paling baik bagi jangkauan dan penataan pikiran (stretching and rearranging minds) dijumpai ketika menelusuri jalan-jalan kecil. Kedua, Get Wet, bergabunglah di toko-toko, sekolah, pasar, rumah-rumah penduduk untuk menemukan kehidupan budaya lokal yang sesungguhnya. 2. Teams Strategi yang kedua adalah membentuk tim yang terdiri dari individuindividu dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda dan bekerja bersama-sama secara akrab dan kompak. Untuk membantu agar tim lebih efektif dalam mengembangkan pemimpin-pemimpin global, maka perlu persyaratan seperti: (1) orang harus menjadi anggota tim sebelum menjadi pemimpin tim (2) umumnya, orang harus menjadi anggota atau pemimpin multicultural teams (3) perusahaan harus memberikan pelatihan yang cukup kepada anggota tim dalam topik-topik khusus seperti: komunikasi antar budaya, pemecahan konflik dan dinamika tim multi budaya. 3. Trainings Pelatihan merupakan strategi ketiga, yang dapat menyediakan semua perbedaan dan pertentangan dalam tim dengan lingkungan pembelajaran yang terstruktur. Menurut Hogan dan Goodson (1990), pelatihan harus membantu untuk pengembangan komunikasi, kepemimpinan, manajemen konflik, skill yang cocok dengan yang spesifik. Untuk membantu mengidentifikasi karakteristik dan sikap kandidat yang harus dimiliki manajer yaitu kesadaran (awareness), sikap, pengetahuan dan kecakapan dengan melakukan empat tahapan-tahapan pelatihan (Callahan, 1989): Tahap pertama pelatihan bertujuan meningkatkan kesadaran berpartisipasi tentang adanya perbedaan budaya dan dampaknya terhadap hasil (outcome) bisnis. Tahap kedua, memfokuskan pada sikap dan bagaimana mereka harus dibenttuk. Tahap ketiga, memberikan pengetahuan yang nyata dan informasi praktis tentang negara yang dituju. Tahap keempat, menekankan pada skill building seperti bahasa, komunikasi non verbal, manajemen stres budaya, penyesuaian kecakapan. Untuk mempertinggi pengembangan kepemimpinan global, program pelatihan yang efektif harus memiliki karakteristik sebagai berikut: Pertama, perserta pelatihan harus berasal dari perusahaan yang beroperasi secara global. Kedua, program harus mencakup topic yang menyangkut visi dan strategi internasional, manajemen perubahan, komunikasi antar budaya, etika bisnis internasional, tim kepemimpinan dengan keragaman budaya, etika bisnis internasional, tim kepemimpinan dengan keragaman budaya, memasuki pasar baru, dinamika pengembangan negara dan pasar serta mengelola ketidakpastian. Ketiga, menjamin bahwa pelatihan dapat mendorong organisasi untuk mengatur kembali dan memperluas cara berpikir mereka, maka program harus mencakup semua komponen pembelajaran, seperti bidang dasar proyek bisnis (Gregersen, Morisson and Black, 1998). 4. Transfer Transfer merupakan strategi yang paling kuat untuk mempersiapkan tugas-tugas internasional, karena hidup dan bekerja di luar negeri merupakan satu-satunya pengalaman yang sangat berpengaruh pada kehidupan mereka dan sangat berguna untuk pengembangan kemampuan kepemimpinan global. Mengelola Pemimpin Dalam Perusahaan Global Perusahaan dapat meningkatkan kekuatan dan keefektifan dari pemimpin global dengan cara: Pertama, memilih orang secara hati-hati, mulai dengan berpikir tentang orang dan perusahaan yang akan menggunakan pengalaman internasional di masa yang akan dating. Kedua, mempertimbangkan keluarganya untuk menyakinkan bahwa anggota keluarganya cocok untuk mendukung tugas tersebut. Kesulitan mereka dapat menyebabkan pemimpin global kehilangan potensinya dalam mengemban suatu tugas. Ketiga, menyediakan pelatihan untuk dapat membantu menyesuaikan diri secara cepat, tabah dan mampu menangkap lebih baik hal-hal yang menyangkut suatu tugas. Keempat, memudahkan proses pemulangan kembali ke tanah air (Gregersen, Morisson and Black, 1998). Kesimpulan Menseleksi dan merekrut orang-orang yang memiliki criteria untuk menjadi kandidat pemimpin global merupakan keharusan bagi perusahaan yang beroperasi secara global. Namun mengembangkan pemimpin (manajer) global dan mempertahankan mereka merupakan dua hal yang sama pentingnya, karena jika ditekankan pada aspek pengembangan saja dan aspek lainnya terabaikan, maka organisasi akan menderita kerugian dua kali lipat yakni biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan serta kehilangan potensi mereka karena tidak dimanfaatkan secara baik, mungkin juga mereka keluar dari organisasi yang telah mengembangkannya. Oleh karenanya organisasi harus melakukan ketiga tahap tersebut, yakni merekrut calon pemimpin global, mengembangkan serta mempertahankannya.
© Copyright 2024 Paperzz