download

Mata kuliah : J0782 - Kepemimpinan Entrepreneurial Global
Tahun
: 2010
Mengembangkan Kepemimpinan
Global
Chapter 5
MENGEMBANGKAN PEMIMPIN GLOBAL
Menghadapi lingkungan bisnis di era millennium ketiga, globalisasi
merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Oleh karenanya
perusahaan memerlukan pemimpin global agar perusahaan yang
dipimpinnya tetap eksis. Pemimpin global tidak hanya dilahirkan
saja, tetapi harus dibentuk agar memberikan keunggulan bagi
perusahaan. Keingintahuan yang tinggi (unbridled inquestiveness)
merupakan sifat utama yang harus dimiliki kandidat pemimpin
global agar dapat mengoptimalkan tiga sifat lainnya yaitu karakter
pribadi, duality dan kecerdasan (savvy). Supaya pemimpin global
memiliki serangkaian kemampuan khusus (contex specific abilities)
maka harus dikembangkan melalui strategi 4T, yakni: travel,
training, teams dan transfer.
Pendahuluan
Menghadapi lingkungan bisnis di era millennium ketiga, bisnis global telah
merambah ke semua Negara, tidak terkecuali Indonesia. Bagi Indonesia,
selain menghadapi “serangan” dari luar negeri juga masih terbebani
dengan terjadinya krisis moneter yang belum menunjukkan tanda-tanda
akan berakhir. Namun kita tidak perlu pesimis dan putus asa karena masih
ada peluang yang dapat diraih jika kreatif dalam mengantisipasi perubahan
tersebut. Disisi lain, dengan kendala yang ada perusahaan harus tetap
survive dan inovatif agar menjadi pemenang dari perubahan itu sendiri.
Selain mencari peluang domestik juga perlu memikirkan peluang di pasar
global. Jika hal itu tidak diantisipasi maka produk atau jasa yang
ditawarkan akan ‘dimangsa’ oleh perusahaan dari luar negeri yang
beroperasi secara global.
Manager yang telah berhasil membawa perusahaan dari badai
krisis belum menjamin akan sukses mengelola perusahaan di
arena global karena banyak kendala yang akan dihadapi, terutama
berkaitan dengan ragam budaya serta peraturan pemerintah di
negara tujuan maupun cepatnya perubahan lingkungan bisnis yang
dikelola secara global. Kekuatan perubahan tersebut membantu
menjelaskan mengapa model kepemimpinan konvensional tidak
dapat digunakan para era globalisasi. Dimasa yang akan dating
diperlukan pemimpin generasi baru yang dapat mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat serta tingginya
ketidakpastian. Oleh karena itu persyaratan pemimpin masa depan
akan lebih ketat dibandingkan sekarang seiring dengan tumbuhnya
bisnis global.
Persoalannya banyak perusahaan masih kekurangan jumlah pemimpin
yang kompeten sebagai pemimpin global.
Untuk mengantisipasi
kekurangan tersebut maka perusahaan harus merekrut calon pemimpin
dengan karakteristik pemimpin global serta mengembangkannya.
Dengan kata lain perusahaan yang akan bermain di arena global harus
menyiapkan calon pemimpin global sedini mungkin. Pendapat ini
didukung oleh Howard (1992) yang menyatakan bahwa manajer expatriat
abad 21 akan memiliki pengalaman dan skill yang sama sekali berbeda
karena orientasi manajemen dan tantangan yang dihadapi juga berbeda.
Untuk mempersiapkan manajer global tidak cukup hanya satu tahun tapi
bahkan bisa lima sampai dua puluh lima tahun seperti yang dilakukan
perusahaan Dow Chemical.
Mengapa Perlu Pemimpin Global ?
Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan tingginya
ketidakpastian memerlukan seorang pemimpin yang dapat bergerak cepat
mengantisipasi perubahan tersebut sehingga bisnis mereka tetap survive.
Perubahan lingkungan bisnis salah satunya ditandai oleh perubahan bentuk
perusahaan. Secara umum pengembangan perusahaan melalui empat
tahapan yaitu perusahaan Domestik, Internasional, Multinasional dan
Transnasional.
Keempat bentuk perusahaan tersebut memiliki perbedaan sehingga dalam
pengelolaannya perlu manajer yang berbeda sesuai dengan karakteristik
perusahaan agar dapat sukses.
Menurut Alder.N and Bartholomew.S. (1992) terdapat beberapa alas an
mengapa perusahaan global memerlukan pemimpin atau manajer
berskala global, yakni :
• Untuk memahami lingkungan bisnis dari sudut pandang global
• Untuk mengintegrasikan asset, sumber daya dan keragaman SDM di
seluruh dunia
• Mempelajari banyaknya perspektif, cita rasa, trend, teknologi dan
pedekatan budaya asing untuk mengarahkan bisnis
• Bekerja dan belajar dengan orang-orang dari banyak budaya secara
simultan
• Menciptakan lingkungan organisasional yang sinergis secara cultural
• Beradaptasi untuk hidup pada banyak budaya asing
• Berinteraksi dengan kolega-kolega asing secara sama
Manajer global juga harus belajar untuk menyesuaikan berbagai
macam kemampuan teknikal, kebiasaan dan sikap berkaitan dengan
pelanggan, pemasok maupun karyawan (Chase, 1998). Pada
perusahaan Internasional diperlukan manajer expatriat yang memiliki
kemampuan dalam mentransfer teknologi ke budaya lokal, mengelola
staf lokal dan mengadaptasi praktek bisnis sesuai dengan kondisi
lokal. Perusahaan transnasional mensyarakatkan manajer yang
memiliki kemampuan mengelola pekerjaan agar dapat mempertinggi
kapabilitas organisasional melakukan kerjasama dengan mitra dari
seluruh dunia dan mentransmisikan pengetahuan secara cepat dan
efektif ke seluruh jaringan operasi di seluruh dunia (Alder.N dan
Bartholomew.S.,1992).
Tipe-tipe Pemimpin (Manajer) Global
Menurut Barlett dan Ghoshal (1992) terdapat empat tipe manajer global
yakni: Business Manager, Country Manager, Functional Manager dan
Corporate Manager. Tiga yang pertama merupakan spesialis sedangkan
yang terakhir adalah pemimpin dari ketiga manajer tersebut.
1.Business Manager, Business Manager harus memiliki tiga kombinasi
kemampuan yaitu sebagai penyusun strategi (strategist) perusahaan,
perancang (architect) bagi konfigurasi asset pada setiap aktivitas
perusahaan yang dibentuk maupun jumlah tempatnya, serta coordinator
yang bertujuan mengkoordinasi transaksi lintas Negara berkaitan dengan
bagaimana aktivitas yang dibentuk di negara-negara yang berbeda, serta
mengkoordinasikannya satu dengan lainnya.
Ketiga kombinasi
kemampuan yang dimiliki Business Manager tersebut bertujuan
mengambil semua manfaat operasi global yang terintegrasi untuk
efisiensi dan keunggulan bersaing global.
2. Country Manager, Country Manager harus memiliki kombinasi kemampuan
sensor yakni dapat melihat secara cepat dan menginterpretasikan ancaman dan
peluang lokal. Selain itu juga harus mampu menjadi builder yakni membangun
sumber daya dan kecakapan lokal serta menjadi Contributor yakni sebagai
penyumbang strategi lokal.
3. Functional Manager, memiliki kombinasi kemampuan scanner yang dengan
cepat mampu mendeteksi trend dan menyebar informasi kedalam strategic
intelligence. Functional Manager juga menjadi cross polinor yakni sebagai
penyerbuk yang dapat dengan mudah membagi keahlian di semua cabang
bisnis di dunia, dan champion yang dapat menunjukkan manfaat koordinasi
untuk menjawab kebutuhan yang beragam di banyak tempat secara sensitive
dan responsif.
4. Corporate Manager, harus memiliki kombinasi kemampuan sebagai leader,
talent scout dan developer. Artinya selain memimpin, corporate manager juga
mampu mengidentifikasikan dan mengembangkan ketiga tipe manajer diatas
yang berbakat, serta menyeimbangkan negosiasi diantara mereka melalui
pelatihan dan pengembangan sebagai prioritas utama. Corporate manager
harus memiliki pandangan yang luas terhadap organisasi dan operasinya serta
memahami tugas ketiga manajer tersebut.
Karakteristik Pemimpin Global
Tantangan bagi manager global adalah bagaimana sikap dan langkahnya
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang berlangsung sangat
cepat akibat perkembangan teknologi informasi sehingga keberadaan
suatu negara seolah tanpa batas (borderless) yang akan mempengaruhi
pengelolaan organisasi.
Disamping itu bisnis global secara fisik
membebani
para
manajer
seperti
perjalanan,
keterlambatan
penerbangan, serta bekerja dalam lingkungan budaya dan bahasa
berbeda yang sering sangat melelahkan. Oleh karenanya keberadaan
manajer global sangat dominant dalam memajukan organisasi yang
penuh dengan tantangan serta sulit diprediksi ini. Keadaan tersebut
menimbulkan pertannyaan seperti :(1) Apa karakteristik pemimpin yang
akan membawa organisasi yang memiliki perbedaan jangkauan negara,
budaya serta konsumen, (2) Bagaimana perusahaan dapat
mengembangkan pemimpin tersebut secara efektif.
Dari hasil penelitian Gregersen, Morisson and Black (1998) bahwa
setiap pemimpin global memerlukan serangkaian kemampuan khusus
(contex specific abilities) dan harus memiliki karakteristik tertentu.
Dengan kata lain secara umum kesuksesan pemimpin global akan
tergantung pada pengetahuan dan skill dalam konteks khusus yakni
menghargai posisi manajerial mereka, budaya perusahaan, norma
industri atau praktek manajemen Negara asal.
Profil manajer global abad 21 menurut Howard (1992) harus memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang multidimensional. Kecakapan dan
pengetahuan yang harus dimiliki manajer abad 21 tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua yakni kecakapan inti (core skill) dan
kecakapan tambahan (augmented skill).
Dengan memiliki core skill dan augmented skill maka manajer global
akan sukses di luar negeri untuk membantu memudahkan mengelola
lingkungan asing (foreign environment).
Karakteristik Umum Pemimpin Global
Tabel Core Skill dan Augmented Skill Manager Expatriate








Core Skill
Multidimensional Perspective
Profeciency in Line Management
Pruden Decision Making Skills
Resourcefulness
Cultural Adaptability
Cultural Sensitivity
Ability as A Team Builder
Physical Fitness and Mental
Maturity





Augmented Skill
Computer Literacy
Prudent Negotiating Skills
Ability as A Change Agent
Visionary Skills
Effective Delegatory Skills
Walaupun banyak pemimpin perusahaan memiliki inteligensia yang tinggi
namun tidak semua mereka memiliki sifat ingin tahun yang tinggi.
Persilangan budaya, bahasa, politik, social dan ekonomi yang terus
menerus terjadi membuat bisnis global menjadi kompleks dan tidak pasti.
Oleh karena itu pembelajaran yang terus menerus sangat diperlukan
untuk mencapai keberhasilan.
Pemimpin-pemimpin global menyatakan bahwa keingintahuan yang tinggi
merupakan semacam bahan baker bagi peningkatan kecerdasan global
mereka dan mempertinggi kecakapan mereka untuk memahami orang
serta memelihara integritas (kejujuran), juga menambah kemampuan
mereka dalam mengurus masalah yang berhubungan dengan
ketegangan-ketegangan manajemen dan ketidakpastian. Keingintahuan
memungkinkan para pemimpin global untuk tidak hanya mengembangkan
karakter, duality dan kecerdasan (savvy) tetapi membangun pengertian
yang utuh mengenai bagaimana ketiga sifat tersebut dapat bekerja secara
bersama.
A. Karakter Pribadi
Karakter pribadi ditentukan oleh dua komponen, yaitu hubungan emosional
dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan penonjolan kejujuran
(integritas).
A.1. Hubungan Emosional (Emotional Conection)
Hubungan emosional yang sejati dengan orang-orang di seluruh dunia
merupakan fungsi dari tiga tahapan proses. Pertama, sebuah perhatian yang
tulus dan dalam keprihatinan dengan yang lainnya. Kedua, suatu usaha untuk
mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh. Ketiga, memahami
perbedaan sudut pandang, artinya menaruh rasa hormat pada mereka dari
budaya yang berbeda.
Proses ini akan menjadi tantangan yang berat, jika perbedaan-perbedaan
bahasa dan budaya dapat mengacaukan komunikasi. Tanpa kecakapan untuk
berhubungan dengan individu-individu lain, maka keragaman budaya akan
menjadi hambatan besar bagi kepemimpinan yang efektif. Hubungan Emosional
sangat penting karena akan menimbulkan “goodwill” sehingga karyawan tidak
menaruh keragu-raguan kepada pemimpin dan pada akhirnya mereka akan
berusaha memberikan yang terbaik dan berkorban untuk kepentingan
A.2. Kejujuran (Integritas)
Kejujuran (integritas) adalah menyelaraskan realitas dengan apa
yang dikatakan. Integritas pribadi memerlukan satunya kata, sikap dan
perbuatan. Para eksekutif menggambarkan kejujuran (integritas)
dalam bentuk perilaku, etika dan loyalitas terhadap nilai-nilai dan
strategi yang disepakati perusahaan.
Pemimpin global yang sukses menunjukkan bahwa kejujuran
secara signifikan dapat meningkatkan secara menyeluruh tingkat
kepercayaan dalam semua aspek organisasi. Mereka menunjukkan
bahwa pada saat terjadi persilangan budaya, bangsa, fungsi dan jalurjalur dari unit bisnis, maka kepercayaan merupakan hal sangat penting
dan elemen yang tidak dapat digantikan untuk pelaksanaan yang
efektif, karena hal itu dapat menimbulkan kepercayaan dan tanggung
jawab dari para karyawan.
B. Duality
Kepemimpinan global mencakup dua hal yang tidak dapat dipisahkan
(duality), yakni mengelola ketidakpatian (managing uncertainly) dan
penyeimbang ketegangan (balancing tension). Mengelola ketidakpastian
berhubungan dengan pengetahuan tentang kapan harus bertindak dan
kapan harus mengumpulkan informasi, sedangkan penyeimbang tegangan
berkaitan dengan pemahaman akan apa yang diperlukan untuk melakukan
perubahan dan apa yang diperlukan untuk tidak melakukan perubahan,
baik dari satu negara ke negara lainnya maupun dari satu daerah ke
daerah lainnya.
B.1. Kemampuan Untuk Mengelola Ketidakpastian
Tingkat ketidakpastian dari bisnis global lebih tinggi
dibandingkan bisnis nasional, karena banyak faktor yang
mempengaruhi bisnis global dan sejumlah pertanyaan seperti:
apakah negara ini mempunyai platform yang baik untuk
operasi bisnis global, seberapa aman nilai mata uang negara
tersebut, bagaimana peraturan pemerintah setempat, berapa
lama akan melakukan pelatihan manajer lokal.
Mengelola ketidakpastian berkaitan dengan hubungan
antara manajemen dan toleransi terhadap ambiquitas. Karena
persilangn budaya antara warga negara asli dan pendatang
menghasilkan ketidakpastian yang signifikan, maka manager
yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap ambiquitas
cenderung lebih mampu dalam menyesuaikan diri.
B.2. Kemampuan Khusus Untuk Menyeimbangkan Ketegangan
(Unique Ability To Balance)
Para manajer harus menyeimbangkan berbagai ketegangan yang
muncul karena mereka menghadapi tekanan penyatuan global (global
integration) dan kecepatan respon lokal (local responsiveness).
Pemimpin yang sukses menunjukkan bahwa secara umum merupakan
suatu kekeliruan kalau melakukan tindakan mengglobalisasikan atau
melokalisasikan semua aktivitas. Beberapa kegiatan seperti R & D
mungkin akan lebih cocok dilakukan ke seluruh dunia, meskipun
kegiatan-kegiatan lain seperti periklanan dan promosi lebih baik
dilakukan secara lokal.
Ketegangan ini muncul karena adanya: standarisasi dihadapkan
dengan adaptasi lokal, gaya manajemen kantor pusat dihadapkan
dengan pendekatan cabang, kebijakan-kebijakan hubungan kerja
dihadapkan dengan pilihan konsumen lokal. Merangkul duality
membutuhkan pemimpin-pemimpin untuk memandang ketegangan
sebagai sesuatu yang baik dan diperlukan.
C. Kecerdasan (Savvy)
Karena globalisasi meningkatkan peluang bisnis dan tantangan
untuk melakukan sesuatu, pemimpin harus lebih cerdas karena yang
mereka hadapi bukan skala nasional tapi skala internasional, sehingga
kemampuannya juga harus lebih baik. Ada dua kecerdasan yang
diperlukan yakni kecerdasan bisnis (business savvy) dan kecerdasan
organisasi (organizational savvy).
C.1. Business Savvy
Kecerdasan
bisnis
global
(global
business savvy)
memungkinkan manajer untuk mengenali peluang pasar dunia.
Mereka mencari pasar baru untuk barang dan jasa atau
memperoleh akses yang lebih efisien bagi keberadaan pasar
perusahaan.
Pemimpin global harus mengerti kondisi-kondisi persaingan.
Manajer harus mengetahui sumber dan lokasi yang memberikan
keunggulan komparatif, kondisi spesifik negara, stabilitas ekonomi
serta politik suatu negara. Mereka juga harus memahami dimensi
internasional dari operasi, marketing, financial, SDM serta
strateginya.
C.2. Organizational Savvy
Pemimpin-pemimpin global memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai kemampuan perusahaan serta kemampuan
mereka untuk mengkoordinasi sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk meraih peluang pasar. Mereka mengetahui
kekuatan dan kelemahan organisasi, sangat familiar dengan cabang
perusahaan dan posisi persaingan serta tahu para manajer kunci.
Mengembangkan Pemimpin Global
Hasil penelitian Gregersen, Morisson and Black (1998) mengindikasikan
bahwa pemimpin global memang memiliki bakat sejak lahir, kemudian
jiwa kepemimpinannya dibentuk. Tahap awal yang harus dilakukan
perusahaan adalah menilai bakat dari kandidat yang dipilih dan
selanjutnya mengembangkannya agar memenuhi persyaratan pemimpin
global. Untuk mengembangkan kandidat pemimpin global Moynihan
(1993) berpendapat diperlukan lima tahap yang harus dilakukan
perusahaan yaitu melakukan pencarian kandidat, mempersiapkan,
mengembangkan, menyebarkan serta memulangkan ke tanah airnya.
Sedangkan menurut Katz dan Seifer (1996) perlu tiga tahap yang harus
dilakukan agar manajer global tersebut sukses yakni menerapkan teknik
seleksi yang layak, melakukan pelatihan lintas budaya (cross culture
training) serta melakukan program sosialisasi di tempat tugas.
Penilaian Bakat (Assessing Talent)
Pemimpin global harus memiliki bakat yang superior, kesempatan
yang luas dan pendidikan serta pelatihan terbaik agar sukses. Tak
seorangpun memiliki kecakapan untuk menjadi pemimpin besar, tanpa
usaha yang dilakukan perusahaan untuk memberikan kesempatan dan
pendidikan kepada seseorang.
Menurut Howard (1992) kandidat pemimpin global dapat direkrut dari
tiga sumber yakni dari sumber internal, sumber eksternal atau dari kedua
sumber tersebut. Dari sumber internal dapat direkrut manajer yunior
potensial dari operasi domestik yang terdapat dalam perusahaan induk
atau manajer yunior atau senior yang berada di luar negeri dengan
melalui tahapan identifikasi, melakukan pelatihan dan mengembangkan
kecakapan mereka yang berkaitan penugasan di luar negeri.
Hogan dan Goodson (1990) yang menyarankan agar perusahaan
mencari manajer luar negeri yang diseleksi dalam organisasi atas dasar
peringkat yang berkaitan dengan pengetahuan tentang perusahaan
(corporate knowledge), skill flesibility dan adaptability.
Seperti yang dilakukan Colgate-Palmolive, perusahaan tersebut
merekrut para lulusan MBA terbaru yang sudah lama hidup dan bekerja
diluar negeri, serta menguasai lebih dari satu bahasa dan dapat
mempertunjukkan kecerdasan mereka dalam hal bisnis global.
Dari sumber eksternal dapat diperoleh baik dari perusahaan pesaing
atau tidak pada home country atau host country melalui perusahaan
pencarian eksekutif. Keuntungan sumber internal karena mereka memiliki
budaya perusahaan dan filosofi manajemen yang sama dengan
perusahaan, sedangkan keuntungan dari sumber eksternal memiliki
pengalaman manajemen di luar negeri, kematangan pribadi dan telah
bekerja serta hidup pada budaya yang berbeda (Howard, 1992).
Proses dan Strategi Pengembangan Pemimpin Global
Bagaimana pemimpin global dibentuk? Proses mental dasar untuk
pengembangan adalah memahami seluruh dunia tidak hanya satu negara
saja. Kebanyakan pemimpin, memerlukan beberapa penataan kembali dan
memperluas pikiran dan memperluas bidang pemikirannya (mindset).
Pemimpin perlu untuk berhubungan secara dekat (emosional) dengan
orang dari etnis yang berbeda serta mempertunjukkan kejujuran untuk
membangkitkan rasa kepercayaan dan merangkul secara serentak duality,
yakni mengelola ketidakpastian serta ketegangan yang timbul dari adanya
permintaan bisnis global maupun lokal.
Penelitian yang dilakukan oleh Gregersen, Morisson and Black (1998)
di Eropa, Amerika Utara dan Asia menemukan empat strategi yang jika
digunakan sebagaimana mestinya akan cukup efektif untuk
pengembangan pemimpin-pemimpin global. Keempat strategi tersebut
adalah travels, teams, trainings dan transfer (4T).
1. Travels
Perjalanan keluar negeri merupakan strategi pertama yang harus
dapat menempatkan pemimpin-pemimpin global yang berpotensi tepat di
pusat negara, budaya, ekonomi, sistem politik, pasar dan sebaginya dan
tidak terisolasi oleh ‘kungkungan’ perusahaan secara umum, seperti
ditempatkan di hotel mewah, diberi mobil dan sopir, didampingi para staf
dan rencana perjalanan yang terjadwal. Pendekatan ini akan membantu
mereka untuk mengetahui banyak hal di negara tersebut, misalnya
bagaimana konsumen di negara tersebut menggunakan suatu produk,
sehingga akan membantu manajer untuk mengelola produk baru dengan
merek global pada waktu yang sama dan menemukan cara untuk
menyesuaikan kebutuhan lokal dengan cara distribusi yang paling tepat
dan sesuai dengan kebiasaan konsumen di negara tersebut.
Pemimpin global yang sukses menggambarkan dua cara untuk
mempertinggi potensi pengembangan terhadap perjalanan
internasional. Pertama, Take detour (ambilah jalan memutar),
seringkali perbedaan dan peluang-peluang yang paling baik bagi
jangkauan dan penataan pikiran (stretching and rearranging minds)
dijumpai ketika menelusuri jalan-jalan kecil. Kedua, Get Wet,
bergabunglah di toko-toko, sekolah, pasar, rumah-rumah penduduk
untuk menemukan kehidupan budaya lokal yang sesungguhnya.
2. Teams
Strategi yang kedua adalah membentuk tim yang terdiri dari individuindividu dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda dan bekerja
bersama-sama secara akrab dan kompak.
Untuk membantu agar tim lebih efektif dalam mengembangkan
pemimpin-pemimpin global, maka perlu persyaratan seperti: (1) orang
harus menjadi anggota tim sebelum menjadi pemimpin tim (2) umumnya,
orang harus menjadi anggota atau pemimpin multicultural teams (3)
perusahaan harus memberikan pelatihan yang cukup kepada anggota
tim dalam topik-topik khusus seperti: komunikasi antar budaya,
pemecahan konflik dan dinamika tim multi budaya.
3. Trainings
Pelatihan merupakan strategi ketiga, yang dapat menyediakan semua
perbedaan dan pertentangan dalam tim dengan lingkungan pembelajaran
yang terstruktur. Menurut Hogan dan Goodson (1990), pelatihan harus
membantu
untuk
pengembangan
komunikasi,
kepemimpinan,
manajemen konflik, skill yang cocok dengan yang spesifik.
Untuk membantu mengidentifikasi karakteristik dan sikap kandidat
yang harus dimiliki manajer yaitu kesadaran (awareness), sikap,
pengetahuan dan kecakapan dengan melakukan empat tahapan-tahapan
pelatihan (Callahan, 1989): Tahap pertama pelatihan bertujuan
meningkatkan kesadaran berpartisipasi tentang adanya perbedaan
budaya dan dampaknya terhadap hasil (outcome) bisnis. Tahap kedua,
memfokuskan pada sikap dan bagaimana mereka harus dibenttuk. Tahap
ketiga, memberikan pengetahuan yang nyata dan informasi praktis
tentang negara yang dituju. Tahap keempat, menekankan pada skill
building seperti bahasa, komunikasi non verbal, manajemen stres
budaya, penyesuaian kecakapan.
Untuk mempertinggi pengembangan kepemimpinan global, program
pelatihan yang efektif harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pertama, perserta pelatihan harus berasal dari perusahaan yang
beroperasi secara global. Kedua, program harus mencakup topic
yang menyangkut visi dan strategi internasional, manajemen
perubahan, komunikasi antar budaya, etika bisnis internasional, tim
kepemimpinan dengan keragaman budaya, etika bisnis internasional,
tim kepemimpinan dengan keragaman budaya, memasuki pasar
baru, dinamika pengembangan negara dan pasar serta mengelola
ketidakpastian. Ketiga, menjamin bahwa pelatihan dapat mendorong
organisasi untuk mengatur kembali dan memperluas cara berpikir
mereka, maka program harus mencakup semua komponen
pembelajaran, seperti bidang dasar proyek bisnis (Gregersen,
Morisson and Black, 1998).
4. Transfer
Transfer merupakan strategi yang paling kuat untuk mempersiapkan
tugas-tugas internasional, karena hidup dan bekerja di luar negeri
merupakan satu-satunya pengalaman yang sangat berpengaruh pada
kehidupan mereka dan sangat berguna untuk pengembangan
kemampuan kepemimpinan global.
Mengelola Pemimpin Dalam Perusahaan Global
Perusahaan dapat meningkatkan kekuatan dan keefektifan dari
pemimpin global dengan cara: Pertama, memilih orang secara hati-hati,
mulai dengan berpikir tentang orang dan perusahaan yang akan
menggunakan pengalaman internasional di masa yang akan dating.
Kedua, mempertimbangkan keluarganya untuk menyakinkan bahwa
anggota keluarganya cocok untuk mendukung tugas tersebut. Kesulitan
mereka dapat menyebabkan pemimpin global kehilangan potensinya
dalam mengemban suatu tugas. Ketiga, menyediakan pelatihan untuk
dapat membantu menyesuaikan diri secara cepat, tabah dan mampu
menangkap lebih baik hal-hal yang menyangkut suatu tugas. Keempat,
memudahkan proses pemulangan kembali ke tanah air (Gregersen,
Morisson and Black, 1998).
Kesimpulan
Menseleksi dan merekrut orang-orang yang memiliki criteria untuk
menjadi kandidat pemimpin global merupakan keharusan bagi
perusahaan yang beroperasi secara global. Namun mengembangkan
pemimpin (manajer) global dan mempertahankan mereka merupakan
dua hal yang sama pentingnya, karena jika ditekankan pada aspek
pengembangan saja dan aspek lainnya terabaikan, maka organisasi
akan menderita kerugian dua kali lipat yakni biaya yang dikeluarkan
untuk pengembangan serta kehilangan potensi mereka karena tidak
dimanfaatkan secara baik, mungkin juga mereka keluar dari organisasi
yang telah mengembangkannya. Oleh karenanya organisasi harus
melakukan ketiga tahap tersebut, yakni merekrut calon pemimpin
global, mengembangkan serta mempertahankannya.