download

Metode Penelitian
Perumusan Permasalahan
Penelitian
Pertemuan ke - 4
Menjelaskan Latar Belakang
Permasalahan
Dalam menjelaskan latar belakang
belakang penelitian, peneliti harus
dapat meyakinkan diri sendiri dan
pembaca bahwa yang akan ditelitinya
ini penting dan bukan sekedar
kegiatan iseng/ rutin.
Agar latar belakang penelitian
benar-benar meyakinkan:
Memperhatikan:
Kebaruan Topik yang akan diteliti
Kespesifikan topik yang akan diteliti
Kekuatan data pendukung
Kelugasan Bahasa
1. Kebaruan Topik
Meskipun baru itu bersifat relatif, namun
peneliti harus berusaha menemukan
sesuatu yang baru dan orisinal sesuai
dengan kemampuannya.
Karena itu, peneliti harus mengkaji :
penelitian apa saja yang sejenis, yang
mirip dengan topik penelitiannya, yang
telah pernah dilakukan orang lain.
Dengan demikian, peneliti tahu dari segi
apa ia akan meneliti topik itu.
Peneliti tidak boleh berpretensi bahwa
topiknya amat baru dan belum ada
yang pernah menelitinya. Peneliti
harus menemukan sesutau yang
orisinal mengenai topik yang akan
ditelitinya, karena tanpa ciri
‘kebaruan’ ini, maka latar belakang
akan bersifat klise dan membosankan.
2. Kespesifikan Topik
Peneliti boleh memulai penjelasan
umum tentang sesuatu, tapi kunci
utamanya bukan pada penjelasan
umum itu. Kunci utama terletak pada
tingkat spesifikasi penjelasan peneliti
ini.
Contoh:
“Setelah tahun 1958, setiap sekolah
diberi wewenang untuk
mengembangkan kurikulum
pendidikan sekolah yang disesuaikan
dengan minat dan kepentingan baik
anak dan masyarakat yang tinggal di
daerah itu.”
Cobalah untuk lebih spesifik lagi, dengan
mengatakan:
Untuk mengembangkan minat baik anak
dan masyarakat di daerah itu, maka
dalam program pendidikan Jepang,
terdapat pendidikan yang membedakan
sekolah Jepang yang berada di negara lain
dengan sekolah Jepang yang ada di
Jepang. Di antaranya adalah pelajaran
kegiatan kekhususan (tokubetsu katsudo).
(Willisan, 2005)
Contoh lain:
“ Berkaitan dengan fungsi bahasa yang
digunakan untuk mengungkapkan
perasaan dan emosional, dalam
bahasa Indonesia ada kelas kata
yang disebut dengan interjeksi atau
disebut juga dengan kata seru.”
Cobalah lebih spesifik lagi dengan
menambahkan:
Dalam gramatika bahasa Jepang, interjeksi
atau kata seru disebut dengan kandoushi .
Kandoushi sering digunakan dalam
percakapan sehari-hari orang Jepang.
Oleh karena itu alangkah baiknya sebagai
orang asing yang belajar bahasa Jepang,
mempelajarinya agar mengetahui
jenis-jenis kandoushi yang sering
digunakan oleh orang Jepang dan
fungsi jenis kandoushi tersebut,
sehingga bahasa Jepang yang kita
gunakan ketika berkomunikasi tidak
terdengar kaku.
(Agustin, 2005)
Kekuatan Data yang Mendukung
Latar belakang penelitian akan
menjadi lebih meyakinkan bila
dilengkapi dengan data-data atau
bukti-bukti. Tanpa bukti akan
kelihatan tidak berbobot ilmiah.
Jadi, seorang peneliti sebenarnya
sudah melakukan penelitian untuk
mengumpulkan data, yang digunakan
untuk menulis latar belakang masalah.
Contoh menggunakan data:
… .Dalam mempelajari kandoushi tidak
cukup hanya dengan menggunakan kamus
untuk mencari artinya, karena informasi
tentang kandoushi yang terdapat dalam
kamus masih kurang. Misalnya dalam
kamus bahasa Jepang-Indonesia Kenji
Matsura, pada kandoushi ‘ara’ makna yang
tercantum yaitu lho, ko, amboi. Pada
kandoushi ‘are’, makna yang tercantum
yaitu lho, ko, ai. ….
Pada kandoushi ‘ara’ dan ‘are’ tercantum makna
yang sama yaitu lho dan ko. (Agustin, 2005)
Contoh lain (dalam skripsi karya Erni Suryadi,
2005):
Sejak saat itu origami menjadi populer di
kalangan orang Jepang sampai saat ini. …
Origami juga telah menjadi salah satu kebudayaan
orang Jepang dalam upacara-upacara Shinto di
kuil Ise. (Danandjaja, 1997: 298-299).
Penelitian awal ini disebut juga riset
pendahuluan. Hasilnya merupakan
data-data pendahuluan yang dapat
dijadikan bahan inspirasi bagi peneliti
untuk ‘mempersempit’ permasalahan
penelitian.
Yang ditulis dalam latar belakang
penelitian adalah permasalahan
penelitian yang sudah terfokus dan
didukung oleh data-data.
4. Kelugasan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam
penelitian ilmiah adalah bahasa yang
langsung.
Latar belakang permasalahan
penelitian ‘hanya’ sebuah latar
belakang saja, bukan permasalahan
itu sendiri. Karena itu latar belakang
harus sesingkat mungkin dan
terhindar dari basa-basi yang tidak
berhubungan langsung dengan
permasalahan penelitian.