Matakuliah Tahun : <<Sejarah Pemikiran Jepang>> : <<2009>> Konsep Keagamaan di Jepang Pertemuan 2 A. Pemahaman terhadap agama • Jepang adalah negara sekuler, yang berarti negara tidak ikut campur masalah agama. Dalam setiap data pemerintahan atau surat surat resmi lainya tentang identitas penduduk, masalah agama tidak dicantumkan dan juga tidak akan pernah ditanyakan. Dalam sistem pendidikan, mata pelajaran agama, sebagai mata pelajaran tersendiri, seperti sistem pendidikan di Indonesia, tidak dikenal. Agama hanya diajarkan sebagai bagian dari mata pelajaran sejarah, sedang dalam kehidupan masyarakat, agama digolongkan sebagai kegiatan budaya. Bina Nusantara University 3 • Bagi kebanyakan orang Jepang, agama adalah suatu kebebasan. Dengan beragama jiwa menjadi bebas. Siapapun bisa datang dengan bebas ke kuil manapun dan kapan saja untuk berdoa seperti yang umum dilakukan oleh kebanyakan orang Jepang. Berkunjung ke kuil, bukan untuk berdoa tapi cuma untuk rekreasi atau sekedar ambil foto juga boleh boleh saja, yang bukan hanya dilakukan oleh orang asing tapi kadang oleh orang Jepang sendiri. Tidak ada larangan tertentu untuk memasuki kuil bahkan adakalanya dipungut bayaran karena dianggap sebagai bagian dari obyek wisata. Bina Nusantara University 4 • Statistik menunjukkan bahwa hanya sedikit orang Jepang yang tertarik pada ajaran agama tertentu. Mayoritas dari mereka menunjukan kecenderungan tidak tertarik pada ajaran agama sama sekali. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan disini. Yang pertama adalah bahwa orang Jepang ditakdirkan hidup dalam lingkungan yang nyaman dan aman dari segala gangguan dan bencana sejak beberapa generasi. Hal ini mendorong mereka menjadi sosok manusia yang tidak terlalu peduli terhadap suatu ajaran agama tertentu. Hal lain adalah karena keberadaan ajaran Shinto yang bersifat polytheis sehingga membuat orang Jepang bersikap sangat toleran terhadap segala aliran agama. Bina Nusantara University 5 • Hal ini mendorong mereka menjadi sosok manusia yang tidak terlalu peduli terhadap suatu ajaran agama tertentu. Hal lain adalah karena keberadaan ajaran Shinto yang bersifat polytheis sehingga membuat orang Jepang bersikap sangat toleran terhadap segala aliran agama. Bina Nusantara University 6 • Akan tetapi keadaan ini dapat berubah menjadi kondisi yang kontradiksi dimana sosok yang tadinya acuh terhadap agama berubah menjadi sangat tertarik dengan ajaran agama tertentu. Hal ini terjadi apabila individu tersebut sedang mengalami masalah atau pada mereka yang sudah berusia lanjut dimana sudah timbul kesadaran untuk lebih mendekatkan diri pada suatu ajaran tertentu. Bina Nusantara University 7 • Kantor agama kementerian agama dan juga hari libur agama praktis tidak ada. • Agama hanya diajarkan sebagai bagian dari mata pelajaran sejarah, sedang dalam kehidupan masyarakat, agama digolongkan sebagai kegiatan budaya. Kantor agama kementeri an agama dan juga hari libur agama praktis tidak ada. Bina Nusantara University 8 Tujuh karakteristik keagamaan 1. Pengaruh timbal balik yang berarti tidak hanya bermacam-macam agama bercampur baur, tetapi orang Jepang dan keluarga berpartisipasi dalam ritual dalam sejumlah tradisi agama. 2. Kedatangan antara manusia, Tuhan dan alam. 3. Arti penting keagamaan terhadap keluarga dan leluhur Bina Nusantara University 9 4. Penyucian sebagai prinsip dasar kehidupan keagamaan. 5. Pentingnya festival (matsuri) sebagai perayaan utama keagamaan. 6. Pembagian ke dalam musim juga menjelaskan ciri-ciri berikutnya 7. Terdapat sebuah hubungan yang dekat antara agama dengan negara. Bina Nusantara University 10 B. Jenis-jenis agama&kepercayaan • • • • Shinto (tahun 538 M) Konfusianisme (tahun 500 M) Budha (abad ke 6) Kristen (tahun 1549) Bina Nusantara University 11
© Copyright 2024 Paperzz