download

Matakuliah : <N0582>/<Masyarakat Jepang
Kontemporer>
Tahun
: 2007
<Pekerja Wanita>
Pertemuan <9>
Pekerja Wanita
Bina Nusantara
Struktur Dua Lapis Pasar Kerja Internal
• Untuk tingkat pegawai tetap (full timer) pekerja perempuan dapat
dibedakan dalam dua kategori:
– Kategori pertama adalah sōgō shoku (pegawai untuk jalur eksekutif)
• tahapan karir dirancang sama dengan pegawai karir pria
• diharapkan dapat menerima kondisi yang sama dengan para pegawai lakilaki.
• cendrung berasal dari latar belakang kelas atas, berpendidikan universitas
dan suami juga berasal dari lingkungan yang sama.
– Kategori kedua, yang jumlahnya lebih besar adalah ippan shoku
(pegawai biasa)
• berada pada posisi pinggiran dan bawah, dengan gaji rendah, dan pihak
manajemen tidak mengharapkan mereka melakukan fungsi-fungsi penting
atau mengikuti jalur karir
4
Bina Nusantara
• Keragaman pada angkatan kerja perempuan
menciptakan perbedaan gaji yang lebih besar
dikalangan pekerja wanita bandingkan pekerja laki-laki.
– Perempuan dengan umur dan lama bekerja yang sama,
perbedaan gaji di perusahaan kecil dan perusahaan besar, jauh
lebih besar dibandingkan laki-laki dengan kategori yang sama.
– perbedaan gaji antara kepala seksi ke atas pada satu pihak, dan
staf biasa pada pihak lain, lebih besar dikalangan perempuan
daripada laki-laki.
– perbedaan antara mereka yang memiliki ijazah universitas dan
yang tidak memiliki
5
Bina Nusantara
• Para perempuan Jepang menghadapi kesulitan besar untuk
mendapatkan posisi manejerial di perusahaan-perusahaan.
– Hanya seperempat dari perusahaan Jepang yang mempunyai manajer
perempuan pada level kachō (kepala seksi) atau di atasnya, dan 73
persen dari mereka yang mencapai posisi manajerial tidak melahirkan
anak.
• UU yang berkaitan dengan tenaga-kerja wanita
– Pertama, UU Kesamaan Kesempatan yang disahkan pada tahun 1985
– Kedua UU Cuti Mengasuh Anak yang disahkan pada April 1992
– UU ini tidak dilengkapi dengan klausa tentang sanksi
Bina Nusantara
Empat Tipe Perempuan yang Menikah
① Pekerja paruh waktu sekaligus ibu rumah tangga paruh
waktu
② Perempuan karir
③ Ibu rumah tangga penuh
④ Aktivis di lingkungan warga
Bina Nusantara
(1) Ibu Rumah Tangga Paruh Waktu Sekaligus
Pekerja Paruh Waktu
• Suami pencari nafkah utama sedangkan istri memainkan
peran pendukung baik secara keuangan maupun untuk
urusan rumah tangga
• Bekerja sebagai kasir, sebagai pelayan restoran dan
sebagai pramuniaga toko.
• Menjadi pekerja untuk pekerjaan proyek (untuk jangka
waktu tertentu) atau haken
• Membuka usaha kecil milik sendiri
• Bekerja pada industri mizushoubai
Bina Nusantara
(2) Wanita Karir
• Mereka bersaing dengan laki-laki di tempat kerja  tipe
sōgō shoku
– umumnya terbebas dari persoalan urusan rumah tangga
• Memprakarsaikesetaraan jender dalam rekrutmen dan
promosi di tempat kerja
Bina Nusantara
(3) Ibu Rumah Tangga Penuh
• Hidup mereka berada di bawah penguasaan suami
– Ibu rumah-tangga memengang kartu debet suaminya untuk
keperluan belanja sehari-hari.
– Berkenaan dengan pengeluaran rutin, isteri biasanya yang
mengatur keuangan rumah-tangga
– Keputusan untuk pembelian barang-barang besar seperti tanah,
rumah, mobil, dan furnitur biasanya dibuat secara bersamasama oleh suami-isteri atau terutama sekali oleh suami,
Bina Nusantara
(4) Aktivis di Lingkungan Warga
•
Terdiri dari mereka yang memilih untuk bekerja di dunia bisnis namun pada saat yang
sama mengejar kesetaraan jender dalam rumah tangga.
– Penggerak kegiatan-kegiatan ini adalah wanita berusia 40-50 tahun
– Memilih untuk aktif dalam organisasi di lingkungan warga dengan membuat
struktur kerja alternatif:
• Demokratis
• Tidak menganggap pencarian keuntungan sebagai tujuan utama mereka dan mereka
mencoba membangunan jaringan komunal diantara sesama anggota
•
Kegiatan mereka a.l
– mengelola akademi atau pusat-pusat kebudayaan dilingkungan komunitas untuk
pendidikan orang dewasa;
– mengembangkan toko-toko yang menjual barang-barang yang dapat didaur
ulang (recycling shop);
– membentuk jaringan koperasi;
– Membentuk kelompok tolong-menolong antar tetangga
Bina Nusantara