download

Matakuliah : <<kode>>/<<mtklh>>
Tahun
: 2007
<Keluarga Jepang Modern>
Pertemuan <>>
Keluarga Jepang Dewasa Ini
Bina Nusantara
Perkawinan
• Perkawinan yang diatur oleh perantara (nakodo), masih
banyak dipraktekkan.
– Diperkirakan sampai tahun 1985 sekitar separuh dari pasangan
perkawinan di Jepang dipersatukan dengan cara ini
•
Namun, perkawinan berdasarkan cinta juga semakin
meningkat
– lebih dari 70 persen pasangan perkawinan sejak tahun 1970
menikah berdasarkan cinta.
• Ideologi Ie masih mewarnai upacara perkawinan di
Jepang
4
Bina Nusantara
• Dalam pemilihan pasangan perkawinan, latar belakang
kelas turut diperhitungkan
– lebih cendrung mencari pasangan yang memiliki latar belakang
pekerjaan dan pendidikan yang sama, dilihat dari:
• perkawinan berdasarkan kesamaan klasifikasi pekerjaan orang tua,
paling banyak terjadi pada kelas profesional dan manajerial.
• pada perkawinan yang diatur, ciri-ciri kelas orang-tua pasangan
perkawinan lebih beragam daripada perkawinan berdasarkan cinta
– secara keseluruhan, kesamaan kelas pada pasangan
perkawinan lebih menonjol daripada kesamaan kelas orang tua
mereka
5
Bina Nusantara
• Perempuan bercerai di Jepang “dihukum” dalam berbagai bidang
kehidupan:
1. Seorang ibu rumah-tangga yang tidak mempunyai penghasilan tetap,
tidak dimungkinkan untuk mendapatkan kepemilikan bersama dari
rumah atau flat tempat ia tinggal bersama suaminya.
2. Meskipun si ibu memenangkan hak pengasuhan anak-anak pada
sekitar dua pertiga kasus perceraian, ia tidak dapat secara realistis
mengharapkan mantan suaminya untuk ikut membantu pembiayaan
pengasuhan anak.
– Kemampuan aparat hukum terbatas dalam menegakkan keputusankeputusan pengadilan keluarga
Bina Nusantara
Perceraian
• Meskipun terus meningkat sejak 1980-an, angka perceraian di
Jepang tetap rendah dibandingkan negara-negara Barat terkemuka
– Rendahnya independensi ekonomi kebanyakan perempuan merupakan
alasan utama untuk tetap mempertahankan perkawinan.
• Kehidupan perkawinan:
– Secara umum, suami dan isteri di Jepang cendrung memiliki bidang
kehidupan yang terpisah
– Kesenjangan komunikasi diantara pasangan perkawinan merupakan
realitas yang diterima.
– Perkawinan untuk kesenangan umumnya diabaikan demi untuk
menjaga stabilitas keluarga
Bina Nusantara
– Kebanyakan perceraian di Jepang dilakukan berdasarkan kesepakatan dua
belah pihak tanpa campur tangan pengadilan keluarga.
• Hanya sekitar satu dari sepuluh perceraian yang melibatkan arbitrasi, hakim atau
putusan pengadilan
• Perceraian berdasarkan kesepakatan terjadi dikalangan pasangan muda (tingkat
perceraiannya tinggi).
• Mereka yang berada pada kelompok usia pertengahan dan yang lebih tua, dimana
tingkat perceraian relatif rendah, cendrung lebih mengandalkan pengadilan keluarga.
– Pada tahun-tahun sesudah perang, kasus perceraian terbanyak terjadi pada
pasangan yang usia pernikahannya kurang dari dua tahun.
– Kecendrungan sejak 1970-an adalah meningkatnya perceraian pada pasangan
yang telah menikah lebih dari 10 tahun.
– Di kota-kota, terutama dikalangan kelas menengah terdidik, berkembangnya
feminisme telah mengurangi aib (stigma) dari perceraian
Bina Nusantara
Pola-pola Keluarga Batih
•
Ukuran keluarga menurun secara cepat pada masa sesudah perang
– Tahun 1955 rata-rata jumlah anggota keluarga berkisar lima jiwa tetapi menurun
hingga kurang dari tiga menjelang tahun 1990-an.
– Keluarga Jepang dewasa ini memilih untuk mempunyai anak satu atau dua,
sehingga angka rata-rata jumlah anak pada keluarga Jepang berada di bawah
1,8.
•
Pola kehidupan keluarga batih:
– Secara keseluruhan, keluarga batih memperoleh otonomi dan kebebasan yang
tinggi.
• Isteri tidak perlu khawatir dengan campur tangan mertua dalam kehidupan sehari-hari.
• Biasanya, keluarga batih pertama-tama tinggal di apartemen atau kondominium kecil
namun dengan fasilitas lengkap
• Jika kondisi keuangan dan sosial memungkinkan, mereka kemudian pindah ke rumah
yang agak terpencil
Bina Nusantara
Bertahannya Keluarga Luas
• Struktur keluarga Jepang berbeda dari struktur keluarga di negaranegara industri lainnya, ditandai dengan besarnya jumlah keluarga
luas dimana dua generasi dewasa menetap dalam satu rumah
– Sensus tahun 1985 memperlihatkan bahwa sekitar tujuh dari sepuluh
orang yang berusia 65 atau lebih, menetap bersama saudara-saudara
mereka, terutama bersama keluarga yang memiliki satu anak
– Terdapat sekitar satu keluarga luas dari setiap tiga keluarga batih
– Kira-kira 64 persen orang Jepang dewasa ini hidup dalam keluarga
batih, 31 persen dalam lingkungan keluarga luas dan 5 persen dalam
keluarga tunggal
Bina Nusantara
• Pada keluarga luas, norma tradisional mensyaratkan
bahwa anak laki-laki pertama beserta keluarganya
tinggal bersama orang tuanya.
– Hal ini terkadang menimbulkan ketegangan yang membawa
kepahitan dan kebencian antara istri dan mertua (ibu suami).
– Bertahannya keluarga luas adalah petunjuk bahwa lembaga ini
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang sedang
berubah, sekaligus memepertahankan beberapa ciri
tradisionalnya.
Bina Nusantara
Peningkatan Rumah Tangga Tunggal
• Rumah-tangga di luar struktur keluarga yang konvesional secara
dramatis meningkat pada tahun 1980-an.
– Terdiri dari hampir seperempat dari rumah-tangga di Jepang pada awal
1990-an
• Namun, ini tidak berarti orang-orang Jepang semakin berorientasi
terhadap kehidupan bujangan (single-oriented).
– Sebuah survey nasional menyatakan bahwa hanya dua persen laki-laki
dan empat persen perempuan yang “tidak punya niat menikah seumur
hidup mereka
Bina Nusantara