download

Matakuliah : <N0582>/<Masyarakat Jepang
Kontemporer>
Tahun
: 2007
<Soshika/Penurunan angka kelahiran >
Pertemuan <4>
Krisis Kependudukan
 Populasi yang semakin menua (Koreika Shakai)
 Penurunan angka kelahiran (Soshika)
 Tekanan terhadap struktur kesejahteraan
Bina Nusantara
Kondisi masyarakat Jepang
Jepang sudah bisa dipastikan akan memiliki tingkat
kelahiran yang lebih rendah di masa datang.
Penyebabnya adalah para wanita lebih memilih untuk
tetap singel atau menunda pernikahan. Tingkat
kesuburan Jepang telah mencapai rekor terendah, yakni
seorang wanita hanya melahirkan 1,25 anak sepanjang
selama hidupnya berdasarkan penelitian tahun 2005.
Bina Nusantara
Hal itu menimbulkan kekhawatiran soal kekurangan
tenaga kerja di masa datang dan juga beban
pemeliharaan kesehatan di Jepang di kemudian hari.
Menurut Nihon Keizai Shimbun, pada 2050 seorang
wanita Jepang rata-rata hanya akan melahirkan 1,2 anak
sepanjang hidupnya.
Bina Nusantara
• Pada 2003, seorang wanita Jepang rata-rata melahirkan
1,39 anak. Salah satu alasan lain penurunan tingkat
kelahiran adalah tingkat perceraian yang tinggi.
Fenomena itu membuat Jepang sebagai negara dengan
penduduk berusia tua, dengan warga di atas 65 tahun
paling banyak sebesar 20,7 persen pada 2006.
Bina Nusantara
Penurunan Angka Kelahiran
• Pada tahun 1993, rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh
seorang wanita menurun hingga 1,46. (angka normal 2,1)
– Merupakan angka terendah dalam dalam Jepang modern
– Urutan ketiga setelah Itali (1,29) dan Jerman (1,39)
• Berkaitan dengan perubahan sikap para wanita terhadap
perkawinan dan kehidupan keluarga
1) Semakin banyak wanita yang merasa bahwa mereka tidak bisa
membesarkan banyak anak apabila biaya pendidikan merupakan beban
yang sangat berat.
2) Para wanita lebih memilih untuk menunda usia perkawinan karena
kesempatan kerja semakin terbuka untuk mereka
Bina Nusantara
• Jumlah orang Jepang yang berusia 100 tahun atau lebih mencatat
rekor lebih dari 25.600 orang, sehingga negara itu tetap berada di
puncak dengan penduduk berumur panjang terbanyak di dunia.
Hingga akhir September, sekitar 25.606 orang diperkirakan akan
mencapai usia 100 tahun atau lebih, naik 2.568 orang dari tahun
sebelumnya, kata Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan
Kesejahteraan Jepang, Selasa.
Dari para manula tersebut, wanita mencapai sekitar 85 persen, naik
2.305 dari 21.820 orang pada tahun sebelumnya.
Bina Nusantara
• Yone Minagawa, seorang wanita dari Prefektur Fukuoka di Pulau
Kyushu, merupakan orang tertua di Jepang, yakni berusia 112
tahun. Pria tertua adalah Nijiro Tokuda, yang berusia 110 tahun dan
menduduki urutan ke-13 sebagai orang tertua di Jepang. Ia berasal
dari Prefektur Kagoshima di Kyushu.
Okinawa, pulau paling selatan di Jepang, mempunyai jumlah
Manula tertinggi di antara 47 prefektur di Negeri Sakura itu, dengan
51,43 per 100.000 orang, jauh di atas rata-rata nasional 20,05.
Jepang, dengan makanan sehat tradisionalnya dan perawatan
kesehatannya yang tinggi, mempunyai jumlah penduduk berusia di
atas 100 tahun yang semakin meningkat.
Bina Nusantara
• Pada 1963, saat pemerintah mulai menghitung, Jepang hanya
mempunyai 153 penduduk yang berusia di atas 100 tahun. Jumlah
tersebut meningkat menjadi 1.000 orang pada 1981 dan melampaui
10.000 orang pada 1988.
Tetapi, penduduk berumur panjang tersebut juga menimbulkan
masalah bagi Jepang, yang merupakan salah satu negara dengan
tingkat pertumbuhan penduduk paling rendah di dunia, karena
menimbulkan masalah dalam sistem pensiunan.
Penduduk Jepang diramalkan merosot pada 2007 untuk pertama
kalinya sejak Perang Dunia II dengan lebih banyak generasi muda
menunda berkeluarga.
Bina Nusantara