download

Learning Outcomes
• Mahasiswa dapat memahami tentang
dasar-dasar teori yang diperlukan dalam
melakukan penulisan skripsi..
Bina Nusantara
Outline Materi:
•
•
•
•
•
•
Bina Nusantara
Pengertian Skripsi
Penulisan Kutipan
Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Kajian Pustaka
Hipotesis
PENGERTIAN SKRIPSI
–
–
–
Bina Nusantara
SKRIPSI adalah karya tulis ilmiah yang dihasilkan oleh
para Mahasiswa Strata satu (S-1) pada suatu lembaga
Perguruan Tinggi sebagai persyaratan untuk mendapatkan
gelar sarjana strata satu (S-1).
TESIS adalah karya tulis ilmiah yang dihasilkan oleh para
Mahasiswa Strata dua (S-2).
DESERTASI adalah karya tulis ilmiah yang dihasilkan
oleh para Mahasiswa Strata Tiga (S-3).
Pengetikan skripsi menggunakan komputer dengan
ketentuan sebagai berikut : Menggunakan kertas ukuran
kwarto (A-4);
• Margin :
Atas
:
4 cm
-
Kiri
Bawah
Kanan
:
:
:
4 cm
3 cm
3 cm
• Ukuran pengetikan dua spasi;
• Huruf yang digunakan : Arial 12 dan Times New Roman
12
Bina Nusantara
PENULISAN KUTIPAN
• Kutipan lansung yang melibihi 5 (lima) baris diketik dengan ukuran
satu spasi, dan diletakkan pada tiga spasi dari batas margin kiri.
• Nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman kutipan
disertakan dalam kutipan lansung maupun kutipan tidak lansung.
Contoh : Kutipan langsung
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kerja yang mengarah pada tenaga kerja yang
profesional, maka pendidikan dan pelatihan mutlak harus dilaksanakan. H.A.R.
Tilaar (1999 : 105) mengatakan :
“Unsur utama di dalam program pengembangan SDM Indonesia mencapai tujuan PJP II, maka
pendidikan dan pelatihan haruslah berpijak pada dua prinsip pokok, yaitu yang bersifat
“komprehensif” dan bersifat “dinamik”. Komprehensif disebabkan karena seluruh program
pembangunan nasional pada hakikatnya dilaksanakan oleh manusia Indonesia yang mampu
untuk melaksanakannya”.
Keterangan :
Kutipan lansung ditulis dengan satu spasi dengan kalimat kutipan harus sama dengan
bahasa/buku aslinya.
Bina Nusantara
Contoh : Kutipan tidak langsung
Tjiptono dan Diana (1998 : 212) mengatakan bahwa diklat bersifat
spesifik, praktis, dan segera. Dimaksud dengan spesifik dalam arti diklat
berhubungan secara spesifik dengan pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan
yang dimaksud dengan praktis dan segera adalah bahwa apa yang sudah
dilatih dapat diaplikasikan dengan segera sehingga materi yang diberikan
harus bersifat praktis.
Keterangan :
Kutipan tidak lansung ditulis dengan dua spasi dengan kalimat kutipan
tidak harus sama dengan bahasa/buku aslinya, boleh dengan kalimat dan
bahasa peneliti, asal maksud dan tujuannya sama dengan materi yang
dikutip.
Bina Nusantara
DAFTAR KEPUSTAKAAN
• Daftar kepustakaan adalah nama buku-buku, jurnal,
majalah ilmiah, dan tulisan-tulisan lain yang benarbenar digunakan untuk mendukung kerangka berpikir
maupun analisis serta diskusi/pembahasan. Buku yang
tidak disitir seyogianya tidak dimasukkan ke dalam daftar
kepustakaan.
Bina Nusantara
TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Ada beberapa teknik penulisan yang ditulis para pakar. Khusus untuk dunia
pendidikan banyak disepakati mengacu pada panduan yang diterbitkan oleh
American Psychological Association. Ketentuan penulisan daftar pustaka, yaitu :
Semua bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber bagi peneliti, baik dikutip langsung
maupun hanya dibaca dan diambil intisarinya wajib dicantumkan dalam daftar pustaka.
Jarak penulisan antara baris satu dengan baris lain untuk satu sumber pustaka adalah satu spasi,
sedangkan jarak antara satu sumber pustaka dengan sumber pustaka lainnya adalah dua spasi. Baris
kedua dan seterusnya dari setiap sumber pustaka dimulai ketukan kelima sesudah margin permulaan
untuk baris pertama.
Bina Nusantara
Penulisan nama pengarang
•
•
•
Ditulis nama resmi
Dimulai dengan nama keluarga (surname), baru nama sendiri (khusus
pengarang Barat atau Negara yang menggunakan nama keluarga di
depan). Untuk nama Indonesia ditulis sebagaimana biasa.
Untuk nama yang menggunakan huruf-huruf singkatan misalnya nama
baptis atau singkatan dari nama lain yang biasa dikenal dengan “inisial”
maka inisial tersebut dituliskan di belakang nama resmi setelah diberi
antara tanda koma. Kemudian inisial tersebut diikuti dengan tanda titik.
Bina Nusantara
Contoh Penulisan Daftar Pustaka :
• Suharsimi Arikunto – cara penulisannya :
Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen penelitian. Jakarta : Reneka
Cipta
Abizar–Agus Irianto–Chatlinas Said (untuk pengarang sebuah buku yang
lebih dari satu orang) cara penulisannya :
Abizar , Agus Irianto , Chatlinas Said. 1999. Psikologi umum. Bandung
: Pustaka Setia
William G. Cochran – cara penulisannya :
Cochran William G. 1977. Sampling tecniques. New
delhi : Wesely Eastwrn Privati Limited
Jika terjemahan – cara penulisannya:
Geertz Clifford (terjemahan F.B.Hardiman).1992. Tafsir
kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius
Bina Nusantara
Catatan :
1.
2.
3.
Bina Nusantara
Gelar yang dimiliki oleh pengarang tidak ditulis;
Tidak ada penomoran dalam pembuatan daftar pustaka;
Susunan daftar pustaka harus secara alfabetis;
BAB. I PENDAHULUAN
• Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan landasan berpijak bagi munculnya
kebutuhan untuk memahami kesenjangan antara kondisi yang ada dengan
kondisi yang diharapkan. Oleh karena itu dalam bagian ini diuraikan suatu
kontelasi yang memunculkan permasalahan. Disamping itu, dikemukakan
pula perlunya pemecahan masalah tersebut secara ilmiah. Pada sub bagian
ini pembaca dibawa ke arah pentingnya masalah tersebut sehingga dapat
mengetahui apa akhir dari penelitian yang akan dilakukan.
• Identifikasi Masalah
Secara umum masalah berada pada suatu kontelasi tertentu yang
dipengaruhi atau berhubungan dengan berbagai faktor tertentu. Oleh karena
itu seyogianya masalah tersebut terlebih dahulu dikenali melalui
hubungannya dengan berbagai faktor tersebut. Pengenalan masalah
tersebut akan memunculkan berbagai pernyataan dan pertanyaan yang
disebut identifikasi masalah. Berpikirlah dari variabel terikat, selanjutnya
mencari faktor-faktor/ variabel-variabel yang mengelilingi atau
mempengaruhinya.
Bina Nusantara
• Pembatasan Masalah
Oleh karena pada identifikasi masalah muncul berbagai pertanyaan yang
kesemuanya tidak mungkin dijawab oleh peneliti, maka peneliti perlu membatasi
ruang lingkup permasalahan tersebut, misalnya dari sudut pendekatan, waktu,
tempat, subjek penelitian, efisiensi, efektivitas variabel yang akan diteliti, dan lain
sebagainya. Pembatasan masalah tersebut diperlukan agar peneliti dapat
memfokuskan perhatian pada inti permasalahan yang diminatinya dan perlu
untuk dikaji. Hal yang perlu diingat ialah bahwa pembatasan masalah pada
beberapa variabel saja harus dilandasi dengan alasan yang tepat dan ilmiah.
• Perumusan Masalah
Masalah penelitian harus dirumuskan dengan baik. Hal ini dapat dilakukan
setelah masalah tersebut diidentifikasi dan dibatasi dengan jelas.
Perumusan masalah lazimnya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang
menyangkut hubungan antar variabel penelitian maupun adanya perbedaan, sifat
hubungan harus jelas korelasional maupun kausal serta bentuk hubungannya.
Bina Nusantara
• Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengemukakan apa yang ingin dicapai dengan penelitian
ini. Oleh karena itu tujuan penelitian harus dapat dinyatakan secara jelas
dan ringkas. Seyogianya tujuan penelitian tidak menyimpang dari masalah
yang diteliti.
• Manfaat Penelitian
Perlu dikemukakan secara singkat dan jelas manfaat apa yang dipetik
dari penelitian ini, yang dapat berupa sumbangan yang dapat diberikan
terhadap pengembangan iptek, institusi atau pengembangan. Manfaat
dapat merupakan obsesi peneliti dengan dipecahkannya masalah
tersebut.
Bina Nusantara
BAB. II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kajian/ Landasan Teori disesuaikan dengan variable dan sub variable.
•
Masing-masing variabel yang akan diteliti perlu didefinisikan secara lugas.
Pendefinisian variabel oleh peneliti akan bijaksana jika didasarkan pada
beberapa pendapat para ahli. Definisi seluruh variabel yang akan diteliti
lugas dan tidak tendensius pada pendapat pribadi dimungkinkan hilangnya
kecongkaan peneliti. Disamping itu indikator masing-masing variabel akan
objektif dan membantu dalam penyusunan instrumen.
• Teori Pendukung
Untuk mengkaji masalah penelitian dalam hubungan yang lebih luas
diperlukan teori-teori yang relevan. Teori-teori tersebut disamping diperlukan
untuk pemecahan masalah yang diteliti juga sangat diperlukan sebagai
dasar pembenaran gagasan dan argumentasi keilmuan yang diajukan. Jika
penelitian mengambil berbagai teori, maka peneliti harus melakukan analisis
yang cermat sehingga diperoleh konklusi yang dapat diandalkan. Setiap
variabel harus dapat diuraikan secara jelas dan ilmiah (didukung oleh
pendapat para ahli) sebelum peneliti membuat kesimpulan tentang masingmasing variabel.
Bina Nusantara
• Kajian/ Hasil Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini sedapat mungkin dikemukakan hasil-hasil penelitian lain
yang relevan dengan penelitian ini. Usahakan temuan-temuan/hasil
penelitian orang lain yang dilakukan sebelum penelitian adalah yang
terbaru. Mengingat banyaknya penelitian dewasa ini, maka penelitian yang
relevan sudah dimungkinkan untuk dicari. Kajian ini akan memperjelas
kaitan variabel yang akan diteliti.
• Kerangka Pemikiran
Kajian teoritik secara analisis dan konklusif harus membuahkan premispremis bagi penelitian yang menganut model hipotesis deduktif. Pada
kerangka berpikir tersebut, peneliti mengajukan argumentasi ilmiah yang
mengarah pada jawaban permasalahan secara deduktif. Kerangka berpikir
mengarah pada perumusan hipotesis. Oleh karena itu kerangka berpikir
disusun untuk setiap rumusan hipotesis. Untuk memperjelas uraian perlu
digambarkan kerangka berpikir tersebut pada suatu model sehingga alur
pikir peneliti dapat dengan mudah dipahami pembaca.
Bina Nusantara
Hipotesis Penelitian
•
•
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Jawaban sementara tersebut diperoleh melalui kerangka berpikir yang
didasarkan pada kajian secara analisis dan konklusif. Jika dalam kajian
teoritik diambil teori-teori yang sudah mapan, maka peneliti memiliki
landasan berpijak yang kuat untuk menyusun kerangka berpikir bagi
perumusan hipotesis.
Hipotesis seperti ini disebut hipotesis asumsi yaitu hipotesis yang dapat
dirumuskan sebelum data terkumpul. Jika teori-teori mengenai variabel
penelitian masih baru atau belum mapan maka peneliti belum memiliki dasar
yang kuat untuk menyusun kerangka berpikir bagi perumusan hipotesis.
Bina Nusantara
JENIS-JENIS HIPOTESIS
1.
2.
Hipotesis nol (Ho ) : yaitu tidak terdapat hubungan antar variable;
Hipotesis alternative (Ha) :yaitu terdapat hubungan antar variable.
Catatan :
Untuk penelitian dengan metode deskriptif, histories, filosofis, pelacakan,
evaluasi dan tindakan, tidak memerlukan hipotesis.
•
Adapun untuk penelitian yang menggunakan satu variable boleh
menggunakan atau tidak menggunakan hipotesis.
Bina Nusantara
Bina Nusantara