Matakuliah Tahun : F0422 - Pengantar Hukum Perdata dan Dagang : 2009 PERASURANSIAN PERTEMUAN 08 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Menjelaskan tentang usaha-usaha perasuransian di Indonesia (C2) Bina Nusantara University 2 Outline Materi • • • • • • • • • • • JENIS USAHA PERASURANSIAN RUANG LINGKUP USAHA PERUSAHAAN PERASURANSIAN DASAR HUKUM PENGERTIAN ASURANSI KEPENTINGAN (INSURANCE INTEREST) PRINSIP ITIKAD BAIK PRINSIP INDEMINTY (GANTI RUGI) PRINSIP SUBROGASI MACAM-MACAM ASURANSI POLIS PREMI Dasar Hukum : 1. Pasal 246 sampai dengan Pasal 308 KUH Dagang. 2. Pasal 1774 KUH Perdata. 3. Peraturan perundang-undangan di luar KUH Dagang dan KUH Perdata seperti : • Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1992, tentang Usaha Perasuransian. • Undang-Undang Nomor .33 Tahun 1964, tentang Dana Pertanggung Wajib Kecelakaan Penumpang. • Undang-Undang Nomor.34 Tahun 1964,tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Polis Asuransi : Pengertian Umum Polis Asuransi • Untuk setiap perjanjian perlu dibuatkan bukti tertulis atau surat perjanjian antar pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. • Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut Polis. • Di dalam surat perjanjian ini secara jelas disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal yang diperjanjikan kedua belah pihak, hak-hak masing-masing pihak, sangsi atas pelanggaran perjanjian, dsb. Pengertian Otentik : • • Pertanggungan harus diadakan secara tertulis dengan akta yang dinamakan polis (pasal 255 KUHD). Menurut pasal 257 KUHD, hanya penanggung yang menandatangani polis, tetapi mengikat kedua belah pihk yang berkepentingan atas polis itu (penanggung dan tertanggung). Fungsi Umum Polis : • • • Perjanjian Pertanggungan Sebagai bukti jaminan penanggung kepada tertanggung. Bukti pembayaran premi Asuransi oleh tertanggung Macam-macam Polis : 1. 2. 3. 4. Polis Perjalanan Polis Pelabuhan atau port policy Polis Waktu Polis Kontrak dan Polis Bursa Polis Kontrak : 1. 2. 3. 4. 5. Polis terbuka Polis penutupan terbuka Polis deklarasi Polis paunchal Polis kontrak panen Pengertian : Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor.2 tahun 1992 menyebutkan: • “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntunagan yang diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang ti,mbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” Manfaat ASURANSI : • • • • Adapun manfaat yang diberikan oleh Asuransi bagi tertanggung atau insured antara lain : Memberikan rasa aman dan perlindungan. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan lain. Merupakan alat penyebaran resiko, apabila peristiwa tidak tertentu terjadi. Sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Asuransi Sosial : • Asuransi Sosial merupakan asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi anggota masyarakat, intelokal regional maupun nasional. • Tujuan Asuransi Sosial adalah menyediakan jaminan social berupa santunan kepada anggota masyarakat yang menderita kerugian disebabkan oleh suatu musibah untuk itu diperlukan dana. Dan dana itu dihimpun dari masyarakat yang ikut ambil bagian dalam system jaminan social itu berupa iuran wajib (premi). • Yang berhak melakukan pemungutan iuran itu adalah badan/lembaga yang berwenang. Tujuan lainnya digunakan untuk membiayai pembangunan, membiayai sarana pendidikan, sarana sosial di Indonesia menggunakan asas kekeluargaan. Lembaga Asuransi Sosial : • Lembaga Sosial di Indonesia yaitu PT. Taspen, Perum Asabri, Perum Astek, Perum Husada Bhakti (Asuransi Kesehatan) dan PT. Jasa Raharja (Asuransi Kecelakaan penumpang dan lalu lintas jalanan). • Tujuan dan program Asuransi hari tua (Asuransi dwi guna) adalah memberikan jaminan keuangan bagi peserta bila ia mencapai usia pensiun atau jaminan keuangan sebagai ahli warisnya bila ia meninggal sebelum mencapai usia pensiun atau meninggal ketika menjalani masa pensiun atau salah satu keluarganya meninggal (istri / suami / anak). Jaminan keuangan diberikan sekaligus (Lump Sum). Premi Asuransi : Pengertian Premi Asuransi • Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (asuransi kerugian). • Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang terhadap resiko hari tua maupun resiko kematian (asuransi jiwa). Premi Versus Klaim : • Premi merupakan masalah pokok dalam asuransi. Premi yang dikumpulkan oleh penanggung menjadi dana yang besar, sehingga penanggung mampu mengembalikan posisi tertanggung seperti sebelum mengalami musibah. • Bagi tertanggung premi merupakan hal yang penting karena merupakan biaya baginya. Kesanggupan penanggung untuk membayar ganti rugi dengan lancar merupakan salah satu faktor penting. Sanksi : Sanksi yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1999, berdasarkan Pasal 60 sampai dengan Pasal 63 dapat berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana pokok dan tambahan berupa; perampasan barang tertentu, pengumuman keputusan hakim, pembayaran ganti rugi, perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian konsumen, kewajiban penarikan barang dari peredaran, atau pencabutan izin usaha. Usaha Perasuransian: Berdasarkan Undang-Undang Nomor.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dapat digolongkan menjadi: 1. Usaha Asuransi terbagi atas: • Asuransi Kerugian (Non Life Insurance) • Asuransi Jiwa (Life Insurance). • Reasuransi (Reinsurance). 2. Usaha Penunjang, terbagi atas: • Pialang Asuransi • Pialang Reasuransi. • Penilai kerugian asuransi. • Konsultan Aktuvaria. • Agen Asuransi. Prinsip - Prinsip Asuransi (1): 1. Insurable Interest. (Kepentingan Yang Dipertanggungkan) • • Anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut. Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda atau kepentingan Anda. Jika terjadi musibah atas obyek dan terbukti bahwa Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka Anda tidak berhak menerima ganti rugi. Prinsip - Prinsip Asuransi (2): 2. Indemnity (Indemnitas) • Jika obyek yang diasuransikan terkena musibah sehingga menimbulkan kerugian maka kami akan memberi ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan Anda setelah terjadi kerugian menjadi sama dengan sesaat sebelum kerugian. Maka Anda tak berhak memperoleh ganti rugi lebih besar daripada kerugian yang diderita. Prinsip - Prinsip Asuransi (3) : Contoh : • Harga pasar kendaraan sebesar 100 juta rupiah, diasuransikan sebesar 100 juta rupiah. Bila terjadi musibah sehingga kendaraan tersebut : 1. Hilang, dan harga pasar kendaraan saat itu : • 100 juta rupiah, maka anda menerima ganti rugi sebesar 100 juta rupiah • 125 juta rupiah, maka anda menerima ganti rugi sebesar nilai yang diasuransikan, yaitu 100 juta rupiah • 75 juta rupiah, maka Anda menerima ganti rugi sebesar harga pasar, yaitu 75 juta rupiah. 2. Rusak akibat kecelakaan, maka biaya perbaikan, penggantian suku cadang, ongkos kerja bengkela seluruhnya akan menjadi tanggung jawab kami sehingga maksimum sebesar 100 juta rupiah. Prinsip - Prinsip Asuransi (4): • Beberapa cara pembayaran ganti rugi yang berlaku : Pembayaran dengan uang tunai, atau Perbaikan, atau Penggantian, atau Pemulihan kembali Prinsip - Prinsip Asuransi (5): 3. Utmost Good Faith (Asas Kejujuran Sempuna/Iktikat baik). • Yang dimaksudkan adalah bahwa Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti. Prinsip - Prinsip Asuransi (6): • Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut berlaku : • Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat kami menyetujui kontrak tersebut. • Pada saat perpanjangan kontrak asuransi. • Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan perubahan-perubahan itu. Prinsip - Prinsip Asuransi (7): • • 4. Subrogation (Subrogasi bagi penanggung). Prinsip subrogsi diatur dalam pasal 284 kitab UU Hukum Dagang yang berbunyi : “Jika seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung”. Dengan kata lain, jika Anda mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga maka kami, setelah memberikan ganti rugi kepada Anda, akan menggantikan kedudukan Anda dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut. Prinsip - Prinsip Asuransi (8): 5. Contribution (Kontribusi). • Anda dapat mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan asuransi. Bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi. Prinsip kontribusi berarti bahwa jika kami telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi hak Anda, maka kami berhak menuntut perusahaan lain yang terlibat suatu pertanggungan (secara bersama-sama menutup asuransi harta benda milik Anda) untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya. Prinsip - Prinsip Asuransi (9): Contoh: • Anda mengasuransikan satu unit bangunan rumah tinggal seharga 100 juta rupiah kepada tiga perusahaan asuransi : • PT Asuransi = Rp. 100.000.000,00 A • PT Asuransi = Rp. 50.000.000,00 B • • PT Asuransi C Total= Rp. = Rp. 200.000. 50.000.000,00 Prinsip - Prinsip Asuransi (10): • Bila bangunan tersebut terbakar habis (mengalami kerugian total) maka maksimum ganti rugi yang Anda peroleh dari : • PT. Asuransi = (100.000.000/200.000.000) x 100.000.000 = A Rp.50.000.000,00 • PT. Asuransi = (50.000.000/200.000.000) x 100.000.000 = B Rp.25.000.000,00 • PT. Asuransi = (50.000.000/200.000.000) x 100.000.000 = C Rp.25.000.000,00 • Total= Rp. 100.000.000,00 Berarti jumlah ganti rugi yang diterima dari ke-3 perusahaan asuransi bukanlah Rp.200.000.000,00 melainkan Rp. 100.000.000,00 sesuai dengan harga rumah sebenarnya. Prinsip - Prinsip Asuransi (11): 6. Proximate Cause (Kausa Proksimal). •Jika kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama kami akan mencari sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga terjadi musibah atau kecelakaan tersebut. Prinsip - Prinsip Asuransi (12): • Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah : “Unbroken Chain of Events” yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus. Sebagai contoh, kasus klaim kecelakaan diri berikut ini : • Seseorang mengendarai kendaraan di jalan tol dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. • Korban luka parah dan dibawa ke rumah sakit. • Tidak lama kemudian korban meninggal dunia. Prinsip - Prinsip Asuransi (13): Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa kausa proksimalnya adalah korban mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik. Melalui kausa proksimal akan dapat diketahui apakah penyebab terjadinya musibah atau kecelakaan tersebut dijamin dalam kondisi polis asuransi ataukah tidak ? DISKUSI DAN TANYA JAWAB
© Copyright 2024 Paperzz