download

MANAJEMEN &
PEMANTAUAN
PORTOFOLIO INVESTASI
MANAJEMEN
PORTOFOLIO INVESTASI
A. Prinsip-2 Manajemen Portofolio
• Wahana investsasi dapat dikombinasikan untuk
•
•
membentuk suatu portofolio yang memiliki peri laku risiko dan hasil yang lebih diinginkan dari
pada masing-2 wahana itu sendiri.
Jika secara teknis tidak diperoleh dampak me nguntungkan (beneficial impact) pada hasil, proses
kombinasi ini dapat memberikan dampak yang
menguntungkan (favourable impact) pada risiko
dalam bentuk penurunan risiko
Dengan kata lain, kombinasi dari 2 instrumen investasi atau lebih dalam suatu portofolio dapat
menghasilkan tingkat risiko yang lebih rendah
dari pada masing-2 wahana secara perpisah
Portofolio
• Adalah suatu kumpulan wahana investasi yang
•
digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi.
Dalam hal ini, kebijakan dan tujuan portofolio
dapat dibedakan dalam 2 golongan utama, yaitu :
1. Portofolio berorientasi pertumbuhan (growth
oriented portfolio) dengan orientasi utama pada
peningkatan harga jangka-panjang.
2. Portofolio berorientasi penghasilan (income
oriented portfolio) yang menekankan pada
dividen berjalan dan hasil bunga
B. Tujuan Portofolio
• Penetapan tujuan portofolio menyangkut pertim-
•
•
•
bangan (trade offs) tertentu antara risiko dan
hasil, antara potensi kenaikan harga dan
penghasilan berjalan serta antara berbagai
tingkat risiko portofolio
Tujuan portofolio harus ditetapkan sebelum mulai
melakukan investasi
Faktor-2 yang terkandung dalam tujuan portofo lio termasuk kemampuan investor menanggung
risiko, kebutuhan akan penghasilan berjalan, dan
golongan pajak penghasilan Investor
Dua konsepsi penting dalam Mananjemen Porto folio adalah : a) Dampak pada risiko dari diversifikasi, dan b) Pengertian portofolio yang efesien.
a. Risiko dan Diversifikasi
Portofolio, umumnya mengandung diversifikasi,
yaitu penggabungan berbagai wahana investasi
yang non-komplementer dengan maksud menu runkan risiko, sekaligus memenuhi tujuan
penghasilan dari investor.
Setiap wahana investasi mengandung 2(dua) jenis
risiko, yaitu :
1. Risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable
risk) yaitu risko yang khas/unik pada setiap wahana investasi tertentu berupa risiko usaha dan
risiko finansial. Risiko ini dapat diminimalisir
melalui divesifikasi portofolio
2. Risiko yang tidak dapat didiversifikasi (nondiver sifiable risk) yaitu risiko yang dihadapi
oleh setiap wahana investasi sebagai dampak
dari fluktuasi pasar pada umumnya
Investor hanya dapat menurunkan Risiko Diversifikasi melalui Manajemen Portofolio
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umum
•
•
•
nya, investor dapat memperoleh rate of return
yang lebih tinggi dengan membeli investasi yang
lebih riskan.
Untuk memperoleh return yang lebih besar, inves
tor harus menanggung risiko yang lebih besar pula (high return = high risk)
Hanya dengan risiko non-diversifikasi dapat diper
oleh hubungan risk-return yang positif, dalam arti
tingkat risiko non-diversifikasi yang tinggi meng hasilkan tingkat return yang tinggi.
Karena tidak ada manfaat menanggung risiko diversifikasi maka risiko ini harus ditekan dengan
mendiversifikasikan portofolio, sehingga yang
tinggal hanya risiko non-diversifikasi.
• Diversifikasi bisa menekan risiko diversifikasi, ka
•
rena upaya keseimbangan yang cenderung menye
babkan rendahnya hasil dari suatu wahana diimbangi dengan tingginya hasil dari wahana lainnya.
Oleh karena itu wahana dalam suatu portofolio
harus dipilih dari berbagai industri yang tidak
berhubungan. Contoh :
- Portofolio yang berisikan saham Bank Mandiri, BNI
dan BCA, jelas tidak diversifikasi karena ketiga
perusahaan ydm. memiliki risiko usaha dan risiko
finasial yang sama.
- Sebaliknya suatu portofolio yang meliputi saham
Bank Mandiri, Uniliverdan Indocement, jelas
diversifikasi karena perubahan siklus dalam industri
perbankan sangat mungkin tidak mempengaruhi
industri barang konsumsi atau industri bahan
bangunan
Banyaknya wahana investasi yang diperlukan dalam suatu porto
folio untuk mencapai diversifikasi dan menekan risiko, dijelaskan
dalam kurva sbb. :
Risiko Total
Risiko
Portofolio
Risiko non-diversifikasi
Risiko diversifikasi
0
!
8
!
20
Jumlah efek dalam Portofolio
!
40
Penjelasan :
• Tingkat risiko non-diversifikasi tetap konstan dalam
portofolio, tidak tergantung dari jumlah efek.
• Risiko diversifikasi menurun tajam dengan pertam bahan jumlah efek dalam portofolio.
• Jika 8 sampai 20 efek dimasukkan dalam portofolio,
sebagian besar risiko diversifikasi dapat dihilangkan.
Namun diatas jumlah 20 efek dampak penurunan risiko terbatas, karena pengaruh risko non-diversifikasi
yang bersifat tetap.
• Selain itu makin tingginya diversifikasi dan jumlah
efek menimbulkan naiknya biaya transaksi yang
dapat menetralkan kemanfaatan turunnya risiko
b. Portofolio yang Efisien
Tujuan akhir dari investor adalah menciptakan
suatu Portofolio yang Efisien, yaitu portofolio
yang memberikan hasil tertinggi untuk suatu
tingkat risiko tertentu, atau mengandung risiko
terendah untuk suatu tingkat hasil tertentu.
Jika diberikan pilihan antara dua wahana investa
si dengan risiko yang sama tetapi memberikan ha
sil yang berbeda, investor akan memilih alternatif
dengan hasil yang tertinggi.
Jika diberikan pilihan dua wahana investasi yang
memberikan hasil yang sama tetapi risiko yang
berbeda, investor akan memilih risiko yang lebih
rendah
C. Contoh Portofolio Investasi Lengkap.
Yaitu portofolio invetasi yang terdiri dari berbagai wahana
investasi yang didiversifikasi, meliputi : saham obligasi, real
estate , usaha bisnis, asuransi, option, future trading , emas
dll.
Neraca PT. Binus
(1 : Rp 1 juta)
Kas & Pasar Uang
16.000
Hutang jk. pendek
Saham
40.000
Hipotik Rumah
50.000
Obligasi
10.000
Hipotik Real Estate
30.000
Tanah
25.000
Rumah
75.000
Real Estate
46.000
Nilai tunai Ass.Jiwa
Jumlah Aset
1.000
M o d a l
134.000
Hutang & Modal
215.000
3.000
215.000
D. Pendekatan Manajemen Portofolio
Terdapat dua pendekatan utama, yaitu :
a. Manajemen Portofolio Konvensional
• Menekankan “keseimbangan portofolio” melalui
•
diversifikasi wahana-2 investasi dari berbagai
industri (inter industry diversification)
Selain itu menggunakan saham-2 perusahaan
terkenal (misal : blue chips) dengan alasan :
a) Diyakini dapat berhasil dalam usahanya.
b) Sekuritas ini lebih likuid (mudah diperdagangkan), tersedia dipasaran, sehingga bisa dipesan
secara efisien (efficient order size)
c) Bagi para Fund Manajer lebih mudah meyakinkan nasabahnya, atas investasi yang
dilakukan]
b. Teori Portofolio Modern
• Menggunakan beberapa ukuran statistik dasar
•
untuk menyusun strategi portofolio, seperti
varians atau deviasi standar dari hasil suatu
sekuritas tertentu dengan hasil sekuritas lainnya
atau pasar secara keseluruhan.
Korelasi relatif antara Rate of Return dari 2 (dua)
sekuritas pada 2 (dua) portofolio yang berbeda
digambarkan dalam grafik sbb. :
Korelasi Positif
Korelasi Negatif
Rate of
Rate of
Return
Return
Z
Y
X
X
Waktu
Waktu
Return dari Sekuritas X dan Y mempunyai korelasi positif yang
tinggi dan karena itu tidak memberikan peluang untuk
diversifikasi.
Return dari Sekuritas X dan Z memiliki korelasi negatif dan
karena itu memberikan peluang memperoleh manfaat dari
diversifikasi
• Makin kurang positif (atau makin besar negatif) korelasi
antra hasil-hasil sekuritas, makin besar manfaat dari
diversifikasi
Beta:
• Jika suatu Portofolio telah didiversifikasi, maka masalah -
•
nya menyangkut tingkat risiko non-diversifikasi
Untuk mengukur risiko non-diversifikasi digunakan
persamaan regresi (lineir) beta sbb :
ri.t = a.i + (bi x rm.t )
dimana :
ri.t = return atas sekuritas i (portofolio i) selama periode t
a.I = besarnya return sekuritas bila return sekuritas nol
bi = koefisien regresi (beta)
rm.t = return atas pasar sekuritas selama periode t
• Beta (koefisien regresi b.i) menunjukkan % perubahan
•
•
dalam return atas sekuritas atau portofolio tertentu (ri.t )
sebagai variabel dependen dalam hubungannya dengan
return atas pasar sekuritas (rm.t ) sebagai variabel
independen
Dengan koefisien beta yang menunjukkan hubungan
antara perubahan return sekuritas/portofolio tertentu
dengan return dari suatu indeks pasar, maka beta berada
antara 0% sampai 1%
Beta 0% berarti tidak ada hubungan antara return seku ritas dan return pasar. Sedang beta 100% berarti hubungan itu sempurna
• Ukuran beta tidak dinyatakan dalam %, tetapi dalam
•
•
angka koefisien saja.
Selain itu beta lebih sering digunakan untuk menjelas kan fluktuasi return portofolio daripada return sekuritas.
Jika suatu portofolio mempunyai beta +1 berarti rate of
return dari portofolio itu diharapkan akan berubah searah
dengan perubahan rate of return dari pasar sekuritas pada
umumnya.
Contoh : Beta Portofolio dan Perubahan Return
Beta
Portofolio
+ 2,0
+ 0,5
- 0,1
Perubahan
Return Pasar
+
+
+
-
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
10 %
Perubahan Return Portofolio
yang Diperkirakan
+ 20 %
- 20 %
+ 5%
- 5%
- 10 %
+ 10%
Tabel diatas menggambarkan pengaruh dari 3 (tiga) beta por tofolio terhadap return dari portofolio tertentu jika pasar
sekuritas mengelami perubahan return +/- 10%
a. Jika beta portofolio 2,0 (portofolio risiko tinggi, hasil
tinggi), perubahan return pasar sekuritas akan mengakibatkan 2 (dua) kali perubahan return portofolio.
b. Jika beta portofolio 0,5 (portofolio risiko rendah, hasil
rendah), perubahan return pasar sekuritas hanya mengakibatkan separuh perubahan return portofolio.
c. Jika beta portofolio - 1,0 (hubungan terbalik antara
retunr portofolio dan return pasar sekuritas), perubahan
return pasar sekuritas mengakibatkan perubahan return
portofolio yang sebaliknya.
• Investor Spekulatif akan menggunakan portofolio dengan
•
•
beta > +1,0
Investor Konservatif menggunakan portofolio beta < +1,0
Investor yang Bearish berusaha memiliki portofolio beta
negatif
Perimbangan Risiko dan Hasil (risk-return)
Premis dasar dalam investasi, adalah bahwa Investor harus
memiliki suatu portofolio yang mengandung investasi yang
relatif riskan untuk memperoleh rate of return yang relatif
tinggi
Kurva Hubungan Risk - Return :
Hasil
C.
B.
A
D.
Rf
Risiko
Penjelasan :
• Garis berlereng keatas adalah perimbangan risikohasil (risk-return trade off)
• Titik Rf adalah tingkat hasil tanpa risiko (risk-free
rate of return) yaitu hasil investasi yang dapat diperoleh investor dengan investasi yang bebas risiko,
seperti SBI.
• Diatas tingkat itu dan sepanjang garis perimbangan,
hasil diperoleh dengan risiko yang semakin besar
• Portofolio A dan B memberi hasil sesuai risikonya
• Portofolio C memberi hasil tinggi dengan risiko
rendah , sehingga sangat diinginkan
• Portofolio D memberi hasil rendah dengan risiko
tinggi, sehingga harus dihindari.
Dalam penyusunan portofolio investasi, kedua pende katan digunakan sekaligus, yaitu :
• Pendekatan Konvensional menekankan diversifikasi
portofolio inter industry.
• Teori Portofolio Modern menekankan korelasi negatif
antara Rate of Return dari sekuritas-sekuritas dalam
portofolio.
Dengan kedua pendekatan ini diharapkan risiko diver sifikaai dalam portofolio dapat ditekan.
Selain itu, risiko non-diversifikasi diperkirakan dengan
koefisien beta sesuai kebutuhan investor.
E. Pembentukan Portofolio
Kriteria yang digunakan untuk menyusun strategi
portofolio individual tergantung dari :
1. Sifat-sifat Investor
- Situasi keuangan dan faktor keluarga (tingkat dan
stabilitas penghasilan, jaminan keuangan, pengalaman & umur serta pandangan investor terhadap
risiko.
2. Tujuan Investor
- Investor yang menekankan penghasilan berjalan
(dividen) biasanya mempunyai orientasi risikorendah, sedang investor yang mengejar capital gain
mempunyai orientasi risiko-tinggi
Kebutuhan dan kepentingan investor menentukan
tujuan investasinya
3. Tujuan & Kebijakan Portofolio
Faktor yang dapat dimasukkan dalam tujuan porto folio adalah :
a. Kebutuhan penhhasilan berjalan
b. Pemeliharaan Modal (stabilitas nilai investasi)
c. Pertumbuhan Modal (kenaikan nilai investasi)
d. Pertimbangan Pajak
e. Risiko
- Faktor a dan b adalah tujuan portofolio yg. sesuai
dengan strategi investasi konservatif risiko-rendah
- Faktor c merupakan tujuan portofolio yang spekulatif dengan risiko lebih tinggi dan penghasilan
berjalan lebih rendah
- Faktor d berhubunhagn dengan tingkat pengha silan investor, dimana investor yang berpengha silan tinggi lebih menguntungkan mengejar capital-gain jangka panjang, sedang investor dalam
golongan pajak rendah cenderung menyusun portofolio dengan penghasilam berjalan lebih tinggi
- Faktor e menyangkut trade off risiko-hasil dalam
setiap keputusan investasi
F. Model Manajemen Portofolio
Terdapat 4 model portofolio untuk memenuhi
4 tujuan investasi yang berbeda, yaitu :
a. Pertumbuhan (capital gain) spekulatif : risiko
tinggi, hasil tinggi potensial
b. Pertumbuhan (capital gain) jk. panjang : risiko
rata-rata, dividen moderat
c. Penghasilan berjalan : risiko rendah, hasil tinggi
d. Penghasilan berjalan maksimum : risiko
minimum
a. Model Pertumbuhan (capital gain) spekulatif :
Model ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan mem
peroleh kenaikan/apresiasi harga atau capital gain yang
besar; sehingga struktur portofolionya mengan- dung
risiko tinggi dengan potensi hasil tinggi.
Model ini cocok untuk investor muda dengan kemam
puan penghasilan (earning capacity) yang kuat
b. Pertumbuhan (capital gain) jk. panjang :
Model ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan mem
peroleh kenaikan/apresiasi harga investasi dalam jk.
panjang, sehingga risikonya tidak terlalu tinggi.
Model ini cocok untuk investor yg telah memiliki jaminan keuangan yg cukup baik dari pekerjaan, tabungan
ataupun asuransinya. Investor ini cenderung menghindari
risiko yang tinggi, dalam arti tidak mau menanggung
risiko kerugian yg berlebihan.
c. Model Penghasilan Berjalan :
Model ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan mem peroleh penghasilan berjalan yang tinggi, tetapi dengan
risiko rendah.
Model ini cocok bagi pensiun yang ingin menikmati ma
sa pensiunnya dan mengharapkan hasil investasinya men
jadi sumber penghasilan utama agar standar hidupnya tidak terlalu merosot setelah pensiun.
d. Model Penghasilan Berjalan Maksimal :
Model ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan memaksimalkan penghasilan berjalan dan meminimumkan risiko. Model ini cocok untuk pensiunan atau janda pensiunan yang tidak memiliki sumber penghasilan lain, sedang
kan uang pensiunnya kecil dan tabungannya terbatas.
PEMANTAUAN
PORTOFOLIO INVESTASI
A. Pentingnya Pemantauan
Aspek terakhir yang penting dalam investasi adalah
menyangkut pemantauan yang berkelanjutan dan penyesuaian secara periodik portofolio investasi yang dianggap perlu agar dapat tetap bergerak menuju pencapaianan tujuan finansial.
Proses Pemantauan meliputi :
• Penilaian Kinerja/Prestasi Aktual (actual performance)
• Membandingkan dengan kinerja yang direncanakan
(planned Performance)
• Melakukan revisi dan penyesuaian yang diperlukan
• Menentkan waktu penyesuaian untuk memperoleh
manfaat yang maksimal
• Pemantauan dilakukan baik pada kinerja per instru-
•
men investasi maupun pada kinerja portofolio secara
keseluruhan
Instrumen dan portofolio investasi dipilih berdasar kan atas :
- Hasil yang diharapkan,
- Risiko yang dihadapi
- Pertimbangan pajak yang mempengaruhi hasil
• Segala sesuatu tidak selalu berjalan sebagaimana yg.
diharapkan, karena itu investor perlu mengukur dan
membandingkan prestasi aktual dengan prestasi yg.
diperkirakan sebelumnya
B. Data & Indeks
• Data yang digunakan dalam analisa hasil investasi
•
•
diperoleh dari berbagai sumber informasi investasi,
seperti surat kabar, majalah, jurnal dan media cetak
lainnya serta media elektronik
Informasi yang digunakan untuk membuat keputusan investasi, juga digunakan untuk memantau pres tasi investasi.
Ada dua jenis informasi yang harus dipantau dan
dianalisa oleh investor, yaitu :
- Hasil investasi
- Kegiatan ekonomi dan pasar
Analisa Hasil Investasi :
• Unsur utama dalam analisa ini adalah informasi nilai
pasar berjalan, yaitu harga saham dan obligasi, biaya
investasi, dividen, bunga dan sumber penghasilan
lainnya
• Dua sumber hasil investasi, yaitu penghasilan berja lan (dividen, bunga) dan capital gain/apresiasi harga
digabungkan untuk menentukan hasil keseluruhan.
• Investor juga perlu memonitor laba perusahaan dan
dividen, karena kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi harga saham
Perubahan Perekonomian dan Pasar :
• Perubahan tersebut akan mempengaruhi hasil investasi, baik penghasilan berjalan maupun nilai pasar
dari instrumen investasi
• Dengan mengikuti perkembangan ekonomi dan pa sar (lokal, nasional, regional) investor akan dapat me
nilai pengaruh potensial pada hasil investasi instru men individual maupun hasil portofolio. Contoh :
- Harga saham dipengaruhi oleh perekonomian nasional.
Investor harus dapat menghubingi tingkat pembangunan atau perkembangan makro ekonomi a.l tingkat infla
si, resesi, tabungan, investasi, suku bunga, hasil-2 seku
ritas dalam portofolio
• Dengan terjadinya perubahan kondisi ekonomi dan
•
•
•
pasar, invstor harus selalu siap untuk melakukan revisi atas portofolionya.
Investor yang penuh informasi berada pada posisi
untuk mendapatkan laba atau menghindari rugi.
Dalam mengukur prestasi investasi perlu dilakukan
perbandingan antara hasil aktual investor dengan
ukuran hasil di pasar yang pada umumnya ditunjukkan dengan indeks dan angka rata-rata.
Indeks yang dapat digunakan untuk analisa saham
adalah IHSG, DJIA (Dow Jones Industrial Average), S
& P 500 (Standard & Poor’s Stock Composite Index),
dan NYSE Index (New York Stock Exchanged
Compisite Index).
Pasar Obligasi :
• Berbagai indikator pasar obligasi tersedia untuk
menilai perilaku umum pasar, perilaku harga dan
hasil (yield) obligasi.
• Dow Jones Composite Bond Average mengukur perilaku harga obligasi berdasarkan harga penutupan
dari 10 obligasi utility dan industrial.
• Barron’s Moody’s Investor Service dan Federal
Reserve Bulletin merupakan sumber data hasil
obligasi
C. Mengukur Prestasi Investasi
• Teknik yang lengkap untuk mengukur prestasi instru
•
•
•
men investasi adalah dengan Hasil Periode Investasi
/Holding Period Return = HPR
HPR mengukur hasil total yang secara aktual diperoleh suatu investasi selama suatu jangka waktu in vestasi tertentu.
HPR merupakan cara yang baik untuk menilai prestasi investasi (investment performance) karena dapat
mengukur hasil total yang aktual (actual total return)
dan dapat menilai hasil periode investasi jangka
pendek (satu tahun atau kurang).
Hasil total tsb.termasuk penghasilan berjalan (cur rent income) dan apresiasi/depresiasi harga (ca -pital
gain/loss)
Saham:
Rumus untuk menghitung HPR saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock) adalah :
HPRsaham = Dt + (Pt+1 - Pt) : Pt
dimana :
- Dt
= dividen yang diterima selama jangka waktu t
- Pt+1 = harga saham pada akhir jangka waktu t
- Pt = harga saham pada awal jangka waktu t
Seorang investor membeli 1.000 saham PT Astra pada tgl. 1 Mei
2003 dengan harga Rp 27.312.000 (termasuk komisi) Pada tgl. 7
Mei 2004 dijual dengan hasil Rp 32.040.000,Selama kepemilikan investor menerima dividen Rp 2.000.000,selain menerima capital gain Rp 4.728.000 pada saat penjualan.
Perhitungan HPR :
HPRsaham = Dt + (Pt+1 - Pt) : Pt
= 2.000 + (32.040 - 27.312) : 27.312
= + 24,63%
Perhitungan HPR diatas belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh)
Jika pajak atas dividen 40% dan pajak atas capital gain 16% maka
Perhitungan setelah Pajak sbb. :
- Dividen Rp 2.000.000 - (40% x Rp 2.000.000) = Rp 1.200.000
- Capital gain Rp 4.728.000 - ( 16% x Rp 4.728.000 ) = Rp 3.972.000
Perhitungan HPR setelah Pajak =
Rp. 1.200.000 + 3.972,000 : 27.312.000 = 18,94%
HPR sebelum dan sesudah pajak tersebut dapat dibandingkan dengan
HPR dari instrumen investasi lainnya
Obligasi :
Rumus untuk menghitung HPR obligasi, serupa dengan
saham :
HPRobligasi = It + (Pt+1 - Pt) : Pt
dimana :
- It
= bunga yang diterima selama jangka waktu t
- Pt+1 = harga obligasi pada akhir jangka waktu t
- Pt = harga obligasi pada awal jangka waktu t
Seorang investor membeli obligasi 10% PT. Telkom pada tgl 2 Juni
2003 seharga Rp 10.000 juta Pada tgl. 5 Juni 2004 dijual dengan
harga Rp 9.704 juta. Selama kepemilikan investor menerima
bunga Rp 1.000 juta
Perhitungan HPR sebelum Pajak:
HPRobligasi =
1.000 + (9.704 - 10.000) : 10.000
= + 7,04%
HPR tersebut lebih rendah dari penghasilan-berjalan (current bond
yield) sebesar bunga Rp 1.000 : 10.000 = 10% karena dijual dengan
capital loss
Perhitungan HPR setelah Pajak Penghasilan (PPh) dengan asumsi
pajak bunga 40% dan pajak atas capital gain/loss 16% maka
Perhitungan setelah Pajak sbb. :
- Dividen Rp 1.000 juta (40% x Rp 1.000 juta) = Rp 600 juta
- Capital loss Rp 296 juta - ( 16% x Rp 296 juta ) = Rp 249 juta
Perhitungan HPR setelah Pajak =
(Rp. 600 - 249) : 10.000 = + 3,51%
Investor lebih baik menjual obligasi sebelum setahun, karena
pajaknya untuk capital loss lebih ringan.
Reksadana Mutual Fund (MF) :
Dalam investasi MF terdapat 2 komponen hasil, yaitu :
1. Penghasilan dividen (incl. Pembagian capital gain)
2. Perubahan nilai (capital gain/loss)
Perhitungan HPR sama dengan saham :
HPRMF = Dt + (Pt+1 - Pt) : Pt
dimana :
- Dt
= Dividen yang diterima selama jangka waktu t
- Pt+1 = harga MF pada akhir jangka waktu t
- Pt = harga MF pada awal jangka waktu t
Seorang investor membeli 10.000 Sertifikat MF PT. Niko pada tgl. 1
Juli 2003 dengan harga Rp 1.040 p/lembar = Rp 10,04 juta. Pada
tgl 3 Juli 2004 dijual dengan Rp 1.079 per-lembar = Rp 10,79 juta.
Selama 1 tahun kepemilikan MF membagi dividen hasil investasi Rp
0,27 juta dan dividen capital gain Rp 0,32 juta.
Perhitungan HPR sebelum Pajak:
HPRMF =
(0,27+ 0,32) + (10,79-10,40) : 10,40
= + 9,42%
Perhitungan HPR setelah Pajak Penghasilan (PPh) dengan asumsi
pajak bunga 40% dan pajak atas capital gain/loss 16% maka
Perhitungan setelah Pajak sbb. :
- Dividen : Rp 0,27 juta - (40% x Rp 0,27 juta) = Rp 0,162 juta
- Deviden cap.gain : Rp 0,32 jt - (16%xRp 0,32 jt) = Rp 0,269 juta
- Capital loss : Rp 0,39 jt - ( 16% x Rp 0,962 jt ) = Rp 0,328 juta
Perhitungan HPR MF setelah Pajak =
(Rp 0,162 + 0,269) + 0,328 : 10,40 = + 7,30%
Real Estate (RE):
Termasuk RE a.l tanah kosong, rumah, apartemen.
Komponen hasil RE adalah aliran tunai penerimaan/
pengeluaran (cash flow income/expenditure) dan perubahan nilai properti.
• Hasil investasi tanah, adalah dari apresiasi modal
• Biaya investasi tanah a.l PBB, pengukuran, bunga
• Hasil investasi umumnya diperoleh pada saat dijual
• Hasil penjualan properti netto disebut Reversion
Contoh :
Investor membeli 400 M2 tanah dengan harga Rp 24.500 juta dan
membayar PBB Rp 0.500 juta. Setelah setahun tanah dijual dengan
harga Rp 30.000 juta dan membayar komisi, notarois dll. Rp 1.000
juta dan pajak capital gain Rp 1.000 juta.
Perhitungan Reversion :
Rp 32.000 - (Rp 1.000 + 1.000) = Rp 30.000 juta
HPR sebelum Pajak:
HPR = (30.000 - 25.000) : 25.000
= + 20,00%
Investasi dalam apartemen yang disewakan perhitung
annnya lebih kompleks, sebagai contoh :
Investor apartemen telah menjalankan usahanya 1 tahun
dan melaporkan data sbb. :
Laporan Aliran Kas Apartemen :
• Sewa Bruto …………….……... Rp 51.000
• Kerugian tagihan kurang …….... “ 1.500
Penghasilan bruto efektif ……… Rp 49.500
Penghasilan bruto efektif ……... Rp 49.500
• Biaya Operasional ……………... “ 20.000
Penghasilan Operasi netto ……… Rp 29.500
• Pembayaran Hipotik …………… “ 20.000
Aliran Kas sebelum pajak ……… Rp 9.000
• PPh pemilik ……………………. “ 3.000
Aliran Kas setelah Pajak ………. Rp 6.000
Laporan PPh Pemilik :
Penghasilan Operasi netto …….... Rp 29.500
• Bunga bank ……….…………… “ 17.000
• Penyusutan ……………….……. “ 5.000
Penghasilan kena pajak ………… Rp 7.500
• PPh pemilik 40% ………………. “ 3.000
Penghasilan setelah Pajak ………Rp 6.000
Jika apartemen ini memerlukan investasi awal
Rp 100.000 juta dan dapat dijual pada akhir tahun pertama dengan Reversion Rp 120.000 juta
(setelah biaya penjualan, pembayaran hipotik,
dan PPh atas capital gain) maka perhitungan
HPR setelah Pajak :
HPR = 6.000 + (120.000-100.000) : 100.000
= + 26,00 %
Emas dan Instrumen Investasi lainnya:
• Emas berupa batangan dan perhiasan
• Investasi lain seperti : option, komoditi dan finansial
•
future, benda seni dan benda antik.
Sumber hasil dari kedua investasi diatas adalah dari
apresisasi modal
Contoh :
Investor membeli 10 ounces emas batangan dengan harga
$ 425 per-ounces dan menjualnya setahun kemudian dengan harga $ 500 per-ounces.
Perhitungan HPR sebelum Pajak:
HPR =
(5.000 - 4.250) : 4.250
= + 17,80%
Jika golongan pajak investor 40% , dimana PPh atas
Capital gain 40% x 40% = 16% , maka Perhitungan
HPR setelah Pajak =
0,750 - (16% x 0,750) : 4.250 = + 14,80%
D. Membandingkan Prestasi
Investasi dengan Tujuannya
• HPR atau yield invetasi dibandingkan secara perio •
dik dengan tujuan investasi, guna memutuskan inves
tasi mana yg perlu diteruskan dan yg. harus dijual.
Suatu investasi harus dijual, jika :
a. Tidak berprestasi sesuai harapan dan diperkira kan tidak akan ada perubahan positif.
b. Telah mencapai tujuan investasi semula
c. Ada alternatif investasi lain yang lebih menarik.
• Perbandingan (trade off) dasar yang dilakukan
adalah antara risiko dan hasil (risk & return)
• Hubungan tsb. pada dasarnya adalah sbb. :
a. High return, high risk
b. Risiko adalah kemungkinan (chance) bahwa hasil
investasi riil < daripada yang diharapkan
c. Dalam analisa investasi pertanyaan kunci adalah :
Apakah hasil investasi sesuai dengan risiko yang
ditanggung ?
• Investor rasional akan melakukan investasi dalam
•
situasi riskan hanya bila tingkat hasil yg diharapkan
(expecteed return) > dari yg. dapat diperoleh dari
investasi risiko rendah.
Dalam menganalisis hasil investasi, patokan dasar nya adalah rate of return dari investasi risiko rendah
• Investasi apapun yang dilakukan harus memberi
•
•
•
hasil, se-tidak2nya = hasil investasi pada instrumen
pemerintah (SBI, obligasi RI)
Investasi yang memberi hasil riil (HPR) < dari yang
diharapkan, disebut Investsi bermasalah ( problem
invesment)
Masalahnya : Investasi harus dijual dan menanggung
kerugian atau tetap ditahan dengan harapan hasil
akan membaik.
Investasi bermasalah memerlukan perhatian dan upa
ya khusus, karena masalahnya tidak akan hilang begi
tu saja sehingga harus dipandang sebagai tantangan
E. Ukuran Hasil Disesuaikan Pasar
• Selain perhitungan Rate of Return, investor perlu me
•
miliki alat untuk mengukur hasil investasinya relatif
terhadap pasar atau investasi pada umumnya.
Ukuran portofolio return komparatif ini disebut Rate
of Retung yang Disesuaikan dengan Risiko dan Pasar
(Risk-Adjusted-Return = RAR)
• Rumus :
RAR =
ri.t - (bi.t x rm.t)
dimana :
i.t = return sekuritas i atau portofolio i (HPR) dalam periode t
r
bi.t
= beta dari sekuritas i atau portofolio i dalam periode t
rm.t = return atas indeks pasar umum m dalam periode t
Contoh :
Jika suatu portofolio menghasilkan return 15%, me ngandung beta 1,5 sedangkan pasar menghasilkkan
return 10% dalam periode yang sama, maka :
RAR = 15% - ( 1,5 x 10%) = 0
• Berarti portofolio tersebut berprestasi tepat sebagaimana
•
•
yang diharapkan
Saham atau portofolio yang memiliki RAR positif,
menunjukkan prestasi lebih baik (out performed) dari
pada pasar.
Sedang RAR negatif menunjukkan prestasi lebih jelek
(inferior performance) dari pada pasar
Contoh : Analisa RAR untuk suatu saham
Analisa RAR atas Saham Biasa
Sekuritas : Saham PT. Indosat
• Holding Period : 1 Mei 2003 - 7 Mei 2004
• Holding Period Return (HPR) : +/- 24,63 %
• Beta Saham (1 Mei 1993) : 0,93
• Return atas IHSG 1 Mei 2003 -7 Mei 2004 : + 4,76%
RAR = 24,63% - 0,93 (4,76%)
= 24,63% - 4,43%
= + 20,20%
Saham PT. Indosat tersebut berprestasi lebih baik
daripada portofolio pasar, karena menghasilkan
kelebihan-hasil (excess return) hampir 20% selama
periode tersebut.
Contoh : Analisa RAR untuk Portofolio Investasi
Analisa RAR atas Portofolio Mutual Fund
Sekuritas : Sertifikat Reksadana PT. Laba
• Holding Period : 1 Mei 2003 - 4 Mei 2004
• Net Asset Value (NAV) 1 Mei 2003 : Rp 2.412
• Net Asset Value (NAV) 4 Mei 2004 : Rp 2.641
• Beta Mutual Fund 1 Mi 2003 : 1,33
• Distribusi pembayaran :
- Dividen hasil investasi : Rp 40 per-sertifikat
- Dividen capital gain : Rp 140 per-sertifikat
• Return atas IHSG (1 Mei 2003-4 Mei 2004) : + 4,79%
Holding Period Teturn (HPR) =
{(Rp 400+140) + (2.641 - 2.412)} : 2.412 = + 16,96%
Rate of Return yang disesuaikan risiko dan pasar :
Holding Period Return (HPR) =
{(Rp 400+140) + (2.641 - 2.412)} : 2.412 = + 16,96%
Rate of Return yang disesuaikan risiko dan pasar :
RAR = 16,96% - 1,33 (4,79%)
= 16,96% - 6,27%
= + 10,59%
RAR positif yang kuat dari Mutual Fund PT. Laba menunjukkan prestasi hasil yang lebih baik daripada yang diha rapkan.
E. Penilaian Prestasi Portofolio
Contoh suatu portofolio hipotesis dengan holding
period (HPR) satu tahun :
• Tn. A berumur 40 th dengan seorang istri dan dua
anak mempunyai suatu portofolio investasi dengan
tujuan utama : pertumbuhan jangka panjang dan
hasil dividen yang moderat.
Ia memilih saham-saham dengan kriteria : potensi
kualitas dan pertumbuhan.
Penilaian prestasi portofolio dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :
a. Pengukuran jumlah yang diinvestasikan
b. Pengukuran penghasilan
c. Penilaian apresiasi nilai
d. Pengukuran portofolio HPR
a. Pengukuran jumlah yang diinvestasikan
Tabel Portofolio Mr. Bin.
Juml. Nama Tanggal
Saham Persh. P’olehan
1.000
1.000
1.000
500
1.000
1.000
1.000
500
1.000
1.000
BW
CN
DC
EK
FWB
GP
MM
MMM
PP
UPI
16-01-02
01-05-03
13-04-98
16-08-01
15-12-01
27-09-01
27-02-01
17-04-02
12-03-02
16-04-04
Jumlah
Biaya & Biaya Harga
Nilai
Komisi per-shm per-sham saat ini
(Rp 1.000)
( Rp )
( Rp )
(Rp 1.000)
21.610
27.362
13.704
40.571
17.460
22.540
19.100
25.504
24.903
37.120
249.874
2.161
2.736
1.370
8.114
1.746
2.254
1.910
5.100
2.490
3.712
3.000
2.900
2.700
5.400
3.000
2.600
4.700
6.200
3.000
4.700
30.000
29.000
27.000
27.000
30.000
26.000
47.000
31.000
30.000
47.000
324.000
• Pada tabel diatas terdapat apresiasi harga yang
•
•
belum direlalisir, yaitu sebesar Rp 324.000 rb 249.874 = Rp 74.000 ribu
Pada tgl. 1 Mei 2004 Mr. Bin menjual 1.000 saham
CN seharga Rp 32.040 ribu yang mempunyai HPR
sebelum pajak +/- 24,63% dan HPR setelah pajak
18,94%
Dengan dana dari penjualan tersebut pada tgl. 10
Mei 2004 Mr. Bin membeli 1.000 saham tambahan
FWB yang dianggap mempunyai prospek lebih
baik
b. Pengukuran penghasilan
Portofolio saham biasa memberikan 2 sumber penghasilan, yaitu dividen dan apresiasi modal.
Hasil Dividen pada Portofolio Mr. Bin Th. 2004
Jumlah
Nama
Saham Persh.
1.000 BW
1.000 CN x)
1.000 DC
500 EK
2.000 FWB xx)
1.000 GP
1.000 MM
500 MMM
1.000 PP
1.000 UPI
Pembayaran Dividen Penerimaan Dividen
Per-Saham (Rp)
(1 : Rp 1.000)
1.200
1.200
900
900
1.120
1.120
2.000
2.000
1.280
1.920
1.100
1.100
----2.050
1.025
1.200
1.200
1.470
1.470
Jumlah
10.935
x) Dijual pada tgl. 7 Mei 2004
xx) Dibeli 1.000 saham tgl. 10 Mei 2004
Sebelum dijual saham PT. CN membayar dua kali dividen kuartalan Rp 450 per saham dan PT. FWB membayar dua dividen kuartalan Rp 320 per-saham
c. Penilaian Apresiasi Nilai
Tabel Perubahan Harga Portofolio Mr. Bin.
Juml. Nama Nilai Pasar Nilai Pasar Apr/Depr Nilai Pasar Perubahan
Shm Persh. 01-01-’04 31-12-’04 belum riil 31-12-’04 persenta
(Rp 1.000)
1.000
1.000
500
2.000
1.000
1.000
500
1.000
1.000
BW
DC
EK
FWB
GP
MM
MMM
PP
UPI
Jumlah
30.000
27.000
27.000
62.000
26.000
47.000
31.000
30.000
47.000
327.400
(Rp 1.000)
27
36
66
35
26
55
60
36
43
(Rp 1.000)
27.000
36.000
33.000
70.000
26.000
55.000
30.000
36.000
43.000
356.000
(Rp 1.000)
(%)
( 3.000 )
9.000
6.000
7.960
-8.000
(1.000)
6.000
(4.000)
- 10,0
+ 33,3
_+ 22,2
+ 12,8
--+ 17,8
- 3,2
+ 20,0
- 8,5
28.960
+ 8,9
• Nilai pasar saham PT. FWB mencerminkan tam •
•
bahan 1.000 saham yang dibeli tgl. 10 Mei 2004
seharga Rp 32.040 ribu.
Nilai saham yang dimiliki Mr. Bin pada awal ta hun 2004 berjumlah Rp 327.040 ribu dan pada
akhir tahun 2004 berjumlah Rp 356.000 ribu, se hingga memberika apresiasi modal yang belum
riil/belum direalisir sebesar Rp 28.960 ribu.
Sementara itu, penjualan saham PT. CN menghasilkan apresiasi nilai yang direalisir sebesar Rp
3.040 ribu sehingga capital gain selruhnya berjum
lah Rp 28.960 ribu+ 3.040 ribu = Rp 32.000 ribu
d. Pengukuran portofolio HPR
Untuk mengukur hasil total portofolio, digunakan
ukuran HPR dengan rumus :
HPRportofolio =
D+
Ag +
Au
I + (N + n/12) - (W x n/12)
dimana :
D = dividen plus bunga yang diterima tahun ini
Ag = apresiasi (depresiasi) yang terealisir tahun ini
Au = apresiasi (depresiasi) yang tidak terealisir tahun ini
I = Investasi penyertaan awal
N = tambahan dana (baru) dalam portofolio
W = penarikan dana dari portofolio
n = jumlah bulan dimana dana ditambahkan pada atau
ditarik dari portofolio
Formula diatas menyangkut baik hasil yang telah terealisir
(penghasilan plus apresiasi) dan apresiasi tahunan yang belum
direalisir. Tambahan dan penarikan diberi bobot (faktor n/12)
sesuai jumlah bulan pada portofolio.
Perhitungan HPR atas portofolio Mr. Bin
(1 Januari - 31 Desember 2004)
D a t a :
• Nilai portofolio 01-01-2004 : Rp 324.000 ribu
• Nilai portofolio 31-12-2004 : Rp 356.000 ribu
• Apresiasi yang direalisir : Rp 3.040 ribu ( 1/1 -31/12/2004 ketika
saham PT. CN dijual)
• Dividen diterima : Rp 10.935 ribu
• Apresiasi yang telah direalisir : 1/1 - 31/12/2004 =Rp 28.960 ribu
• Penambahan atau penarikan dana : tidak ada
Perhitungan HPR Portofolio :
HPR = (Rp 10.935 + 3.040 + 28.950) : 324.000
= + 13,25%
Jika portofolio Mr. Bin memiliki beta 1,10 dan return di
pasar (IHSG) sebesar 8,75% maka RAR dihitung sbb :
RAR = 13,25% - 1,10 (8,75%)
= 13,25 % - 9,63%
= + 3,62%
Kesimpulan :
Dalam tahun 2004 portofolio Mr. Bin memperoleh rate
of return diatas rata-rata