download

Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/1-24
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Pengertian persekutuan (Patnership) :
Menurut Suparwoto (1997, hal 1) persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu
gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan
suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba. Persekutuan dapat
didirikan oleh baik oleh dua orang atau lebih yang semuanya mempunyai usaha atau pun
belum memiliki usaha. Firma merupakan salah satu bentuk dari persekutuan dan pendiripendirinya merupakan pemilik dari firma tersebut yang disebut dengan anggota-anggota
atau sekutu-sekutu firma.
Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk memperluas usaha dan
menambah modal agar lebih dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta
meningkatkan laba.
Perbedaan Perseroan Terbatas (PT) dengan persekutuan antara lain:
1. umur persekutuan terbatas dan secara hukum dinyatakan bubar jika ada perubahan
dalam komposisi sekutu atau anggota, tetapi secara ekonomis dapat terus beroperasi
untuk melanjutkan usahanya tanpa perlu dilikuidasi, sedangkan umur suatu perseroaan
terbatas dianggap tidak terbatas meskipun perubahan komposisi pemilikan perusahaan
tidak mengakibatkan berakhirnya umur perseroan.
2. Perijinan pendirian persekutuan lebih mudah dibandingkan dengan pendirian Perseroan
Terbatas yang membutuhkan prosedur yang lebih sulit dan lama.
1
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/2-24
3. Tanggungjawab setiap anggota persekutuan dalam bentuk Firma tidak terbatas bahkan
sampai harta milik pribadinya, sedangkan kewajiban pemegang saham hanya terbatas
sampai sebesar modal yang ditanamkan atau yang diinvestasikan.
4. Masing-masing anggota persekutuan dalam firma terlibat aktif dalam pengelolaan
firma secara langsung, sedangkan pemegang saham bisa tidak aktif dalam pengelolaan
perseroan. Mereka memilih dewan direksi untuk melaksanakan pengelolaan perseroan.
Perusahaan dengan bentuk persekutuan dapat dijumpai pada berbagai jenis
perusahaan seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa.
Ada beberapa karakteristik persekutuan menurut Drebin (1982) adalah sebagai
berikut:
1. Berusaha bersama-sama atau saling mewakili (Mutual Agency), artinya setiap anggota
dalam menjalankan usaha persekutuan adalah merupakan wakil dari anggota-anggota
persekutuan yang lain. Jadi apabila ada salah seorang anggota beroperasi dalam bidang
usaha persekutuan, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggotaanggota persekutuan yang lain.
2. Jangka waktu terbatas (Limited Life), artinya persekutuan didirikan oleh beberapa
orang anggota mempunyai umur yang terbatas. Maksudnya adalah apabila ada anggota
yang keluar berarti persekutuan tersebut secara hukum dinyatakan bubar, demikian
pula apabila ada anggota baru yang masuk.
3. Tanggung jawab yang tidak terbatas (Unlimited Liability), artinya tanggung jawab atas
hutang atau kewajiban persekutuan tidak terbatas pada kekayaan yang ditanamkan
dalam persekutuan saja, tetapi juga sampai harta milik pribadi anggota persekutuan.
Jadi apabila dalam keadaan tertentu persekutuan mempunyai kewajiban atau hutang
2
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/3-24
kepada kreditur dan persekutuan tersebut tidak mampu untuk membayarnya, maka
kreditur tersebut berhak menagihnya kepada anggota-anggota persekutuan sampai harta
milik pribadinya.
4. Memiliki hak di dalam persekutuan (ownership of onterest in a Parnership), artinya
bahwa kekayaan masing-masing anggota yang telah ditanamkan dalam bersekutuan
merupakan kekayaan bersama dan tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas.
5. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan (Participating in Partnership Profit),
artinya laba atau rugi sebagai hasil operasi persekutuan akan dibagikan kepada setiap
anggota persekutuan berdasarkan partisipasi atau aktivitas masing-masing anggota
didalam persekutuan. Apabila ada anggota yang aktif dalam persekutuan, maka
anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain
meskipun modal yang ditanamkannya lebih kecil sesuai dengan perjanjian.
Dalam pendirian suatu persekutuan, biasanya dibuat suatu kesepakatan atau perjanjian
yang tertuang dalam akta pendirian yang berikut tentang:
1. Nama dan alamat persekutuan
2. Jenis usaha persekutuan
3. Hak dan kewajiban masing-masing anggota
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing anggota
5. Perjanjian pembagian laba/rugi
6. Syarat-syarat pengambilan modal / prive / penarikan kembali modal dan penambahan
modal
7. Prosedur penerimaan anggota baru persekutuan
8. Prosedur keluarnya anggota persekutuan
3
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/4-24
9. Prosedur pembentukan Perseroan Terbatas dari persekutuan tersebut
10. Prosedur likuidasi
11. Uraian lainnya yang dianggap penting dan membutuhkan penjelasan lebih rinci
Akuntansi pendirian persekutuan berbentuk Firma
Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota untuk berusaha bersama-sama
guna mencapai suatu tujuan tertentu. Masing-masing anggota yang mendirikan firma dapat
terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai berikut:
1. Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum mempunyai usaha (semua
anggota baru)
2. Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan anggota
yang belum memiliki usaha
Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum memiliki usaha
Jika firma didirikan oleh sekutu-sekutu yang semuanya belum memiliki usaha,
maka setoran-setoran langsung dicatat dalam buku firma yang baru. Jika setoran-setoran
meliputi aktiva non-kas, maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu dinilai menurut
harga pasar atau nilai wajarnya. Apabila nilai wajarnya atau harga pasarnya tidak dapat
ditentukan maka aktiva non-kas tersebut dinilai menurut perjanjian sekutu-sekutu firma
tersebut.
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai prosedur akuntansi pendirian
firma yang didirikan oleh semua sekutu yang belum memiliki usaha, maka berikut ini
diberikan contoh:
4
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/5-24
Pada tanggal 1 Januari 2001, Tuan Lang, Nona Ling, dan Tuan Lung sepakat untuk
mendirikan firma Lang Ling Lung. Berikut ini adalah setoran modal masing-masing
anggota:
Tuan Lang
Kas
Tuan Ling
100.000.000
Persediaan
Tuan Lung
25.000.000
80.000.000
40.000.000
Perlengkapan
15.000.000
5.000.000
5.000.000
Peralatan
35.000.000
65.000.000
30.000.000
Diminta: buat jurnal dalam buku firma Lang Ling Lung dan susun Neraca Firma per 1
Januari 2001.
Penyelesaian:
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penyetoran modal masing-masing
anggota adalah sebagai berikut:
1) Kas
100.000.000
Perlengkapan
15.000.000
Peralatan
35.000.000
Modal Tuan Lang
2) Persediaan
Perlengkapan
Peralatan
150.000.000
80.000.000
5.000.000
65.000.000
Modal Tuan Ling
3) Kas
Persediaan
100.000.000
25.000.000
40.000.000
5
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/6-24
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
30.000.000
Modal Tuan Lung
100.000.000
Setelah semua jurnal diposting kebuku besar maka dapat disusun neraca awal Firma
sebagai berikut:
Firma Lang Ling Lung
Neraca Awal
Per 1 Januari 2001
Kas
125.000.000
Persediaan
120.000.000
Modal Lang
150.000.000
25.000.000
Modal Ling
150.000.000
Peralatan
130.000.000
Modal Lung
100.000.000
Total Aktiva
400.000.000
Total Pasiva
400.000.000
Perlengkapan
Firma didirikan oleh sekutu yang sudah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya
belum memikiki usaha.
Apabila firma didirikan oleh sekutu yang telah memiliki usaha dan sekutu yang
sebelumnya belum memiliki usaha, maka prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik sekutu yang sudah memiliki
usaha.
2) Mencatat setoran dari sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha.
3) Menyusun neraca awal firma.
6
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/7-24
Karena adanya sekutu pendiri firma yang sebelumnya telah memiliki usaha, maka ada
dua metode akuntansi yang sudah dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma yaitu:
1) Melanjutkan buku perusahaan lama.
2) Membuka buku baru tersendiri.
Ad 1) Melanjutkan buku perusahaan lama.
Apabila persekutuan yang dibentuk melanjutkan pembukuan salah satu sekutunya, maka
semua perkiraan sementara ditutup dan dilakukan penyesuaian kembali terhadap posisi
keuangan agar dapat menyusun laporan keuangan pada saat dibentuknya persekutuan.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2002, A, B, D dan I bersepakat untuk mendirikan firma yang
bergerak dibidang perdagangan handphone. A adalah sekutu yang sebelumnya telah
memiliki usaha sedangkan sekutu lainnya belum memiliki usaha. Neraca PD A yang
disusun sesaat sebelum firma didirikan mempunyai posisi keuangan sebagai berikut:
PD A
Neraca
Per 31 Des 2002
Kas
35.000.000
Hutang Usaha
30.000.000
Piutang Usaha
15.000.000
Wesel Bayar
50.000.000
Persediaan
40.000.000
Modal A
70.000.000
Perlengkapan
Peralatan
Total Aktiva
5.000.000
55.000.000
150.000.000
Total Pasiva
150.000.000
7
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/8-24
Sedangkan sekutu-sekutu yang lainnya menyetorkan harta sebagai berikut :
B
Kas
D
100.000.000
Persediaan
I
25.000.000
80.000.000
40.000.000
Perlengkapan
15.000.000
5.000.000
5.000.000
Peralatan
35.000.000
65.000.000
30.000.000
Setelah keempat sekutu pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan firma
maka mereka mengadakan perjanjian sebagai berikut:
1. Uang kas yang ada pada PD. A seluruhnya diambil oleh A
2. Persediaan barang dagangan A dinilai kembali menjadi 45.000.000.
3. Wesel Bayar A akan dilunasi sendiri oleh A.
4. Peralatan milik A dinilai kembali dan diturunkan nilainya sebesar 10.000.000
5. Diberikan goodwill untuk A sebesar 20.000.000
6. Setoran dari sekutu lainnya telah sesuai dengan nilai pasarnya dan disepakati oleh para
sekutu.
7. Firma yang didirikan diberi nama Firma ABDI.
Diminta:
1) Buat jurnal yang diperlukan apabila pencatatannya menggunakan metode melanjutkan
buku lama yaitu melanjutkan pembukuan A.
2) Susun neraca awal firma ABDI per 31 Desember 2002.
8
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/9-24
Penyelesaian:
Ad. 1)
Prosedur pencatatan dalam firma ABDI yang baru dibentuk apabila melanjutkan
buku PD A adalah sebagai berikut :
a) Mencatat penilaian kembali aktiva PD A dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Persediaan Barang Dagang
5.000.000
Wesel Bayar
50.000.000
Goodwill
20.000.000
Peralatan
10.000.000
Kas
35.000.000
Modal A
30.000.000
b) Mencatat Setoran Tuan B
Kas
100.000.000
Perlengkapan
15.000.000
Peralatan
35.000.000
Modal Tuan B
150.000.000
c) Mencatat Setoran Tuan D
Persediaan
Perlengkapan
Peralatan
80.000.000
5.000.000
65.000.000
Modal Tuan D
150.000.000
d) Mencatat Setoran Nyonya I
Kas
25.000.000
Persediaan
40.000.000
9
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/10-24
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
30.000.000
Modal Nyonya I
100.000.000
Ad. 2) Neraca firma ABDI yang disusun sesaat setelah firma didirikan adalah sebagai
berikut:
Firma ABDI
Neraca
Per 31 Des 2002
Kas
125.000.000
Hutang Usaha
Piutang Usaha
15.000.000
Modal A
100.000.000
Persediaan
165.000.000
Modal B
150.000.000
30.000.000
Modal D
150.000.000
Peralatan
175.000.000
Modal I
100.000.000
Goodwill
20.000.000
Total Pasiva
530.000.000
Perlengkapan
Total Aktiva
530.000.000
30.000.000
Ad 2) Membuka buku baru tersendiri
Dari contoh diatas, apabila Firma ABDI membuka buku baru tersendiri maka
prosedur akuntansi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Melakukan penyesuaian dalam buku PD A sesuai dengan perjanjian dengan membuat
jurnal sebagai berikut:
10
Akuntansi Lanjutan / KA
Persediaan Barang Dagang
AG 01/11-24
5.000.000
Wesel Bayar
50.000.000
Goodwill
20.000.000
Peralatan
10.000.000
Kas
35.000.000
Modal A
30.000.000
b) Melakukan penutupan buku rekening-rekening milik Tuan A yaitu dengan membuat
jurnal dalam buku PD A sebagai berikut:
Hutang Usaha
30.000.000
Modal Tuan A
80.000.000
Piutang Usaha
15.000.000
Persediaan
45.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
45.000.000
c) Mencatat penyetoran dari Tuan A dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai
berikut:
Piutang Dagang
15.000.000
Persediaan BD
45.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
45.000.000
Goodwill
20.000.000
Hutang Dagang
Modal A
30.000.000
100.000.000
11
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/12-24
d) Mencatat Setoran dari Tuan B dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai
berikut:
Kas
100.000.000
Perlengkapan
15.000.000
Peralatan
35.000.000
Modal B
150.000.000
e) Mencatat Setoran dari Tuan D dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:
Persediaan
80.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
65.000.000
Modal D
150.000.000
f) Mencatat Setoran dari Nyonya I dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:
Kas
25.000.000
Persediaan
40.000.000
Perlengkapan
5.000.000
Peralatan
30.000.000
Modal I
100.000.000
Neraca firma ABDI dengan metode pencatatan pada buku baru akan sama dengan neraca
dengan menggunakan metode pencatatan melanjutkan buku lama.
12
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/13-24
Masalah-masalah akuntansi yang khusus atas kegiatan persekutuan :

Karakteristik dan jumlah relatif hak pemilik dalam persekutuan.
a. Hubungan kreditur-debitur antara perusahaan dan pemilik.
 Perlakuan akuntansi atas transaksi hutang piutang antara persekutuan dengan
pemilik harus jelas.
 Bunga yang timbul harus dilaporkan dalam laporan rugi/laba.
b. Hak pemilikan dan atau defisit modal dalam persekutuan, digunakan untuk :
 Setoran modal masing-masing pemilik harus diselenggarakan sendiri-sendiri
dengan menggunakan Rekening “Modal Pemilik” yang digunakan untuk
mencatat penanaman modal mula-mula, investasi tambahan, penarikan kembali
modal yang ditanam dan pembagian laba/rugi.
 Rekening pribadi (Prive) pemilik, digunakan untuk mencatat pengambilan kas
atau aktiva lainnya dalam jumlah tertentu sesuai perjanjian.
Pembagian Rugi/Laba Persekutuan
Contoh :
Firma MI didirikan pada tanggal 31 Desember 2002 oleh M dan I. Pada saat pendirian
disusun neraca awal sebagai berikut:
Firma MI
Neraca
Per 31 Des 2002
Kas
125.000.000
Hutang Usaha
30.000.000
13
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/14-24
Piutang Usaha
15.000.000
Modal M
200.000.000
Persediaan
165.000.000
Modal I
300.000.000
Total Pasiva
530.000.000
Perlengkapan
30.000.000
Peralatan
175.000.000
Goodwill
20.000.000
Total Aktiva
530.000.000
Setelah didirikan, mutasi modal dan prive selama tahun 2003 dalam buku besar
tampak sebagai berikut:
Prive M
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
Saldo
2003
1/5
450.000
450.000
Prive I
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
Saldo
2003
1/7
550.000
550.000
Modal M
Tgl
2003 Saldo
Keterangan
Debit
Kredit
Saldo
200.000.000
14
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/15-24
1/1
1 / 5 Investasi
1/11
100.000.000 300.000.000
Penarikan kembali Modal 50.000.000
250.000.000
Modal I
Tgl
Keterangan
Debit
Kredit
Saldo
2003
1 / 1 Saldo
1/1
300.000.000
450.000.000 750.000.000
Pada akhir periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, Firma
ABDI memperoleh laba bersih sebesar Rp. 300.000.000. Pembagian Rugi-Laba
persekutuan adalah sama jika tidak ada perjanjian, tetapi para sekutu dapat membuat
perjanjian antara lain :
1) Dibagi sama
Apabila disetujui Rugi-Laba dibagi sama maka jurnal untuk mencatat pembagian laba
sebesar Rp. 300.000.000,- pada tahun 2003 adalah sbb :
Ikhtisar R/L
300.000.000
15
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/16-24
Modal M
150.000.000
Modal I
150.000.000
2) Apabila disetujui pembagian R/L dilakukan dengan perbandingan berikut M : I = 1:4
maka jurnal pembagian laba menjadi :
Ikhtisar R/L
300.000.000
Modal M
60.000.000
Modal I
240.000.000
3) Apabila disetujui bahwa pembagian R/L dilakukan sesuai dengan perbandingan modal
maka ada 3 kemungkinan antar lain :
a) Sesuai dengan perbandingan modal awal, maka jurnalnya :
Ikhtisar R/L
300.000.000
Modal M
120.000.000
Modal I
180.000.000
Perhitungan :
Nama
Saldo modal Rasio Pembagian R/L
Hak atas laba
Sekutu
awal tahun
M
200.000.000
200jt / 500jt = 40%
40% x 300.000.000 = 120.000.000
I
300.000.000
300jt / 500jt = 60%
60% x 300.000.000 = 180.000.000
500.000.000
100%
300.000.000
Dengan cara ini akan merugikan sekutu yang menyetorkan investasi tambahan
sehingga biasanya para sekutu tidak bersedia untuk menambah investasinya.
16
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/17-24
b) Sesuai dengan perbandingan modal akhir.
Ikhtisar R/L
300.000.000
Modal M
75.000.000
Modal I
225.000.000
Perhitungan :
Nama
Saldo modal
Rasio
Sekutu
Akhir tahun
Pembagian R/L
M
250.000.000
250jt / 1.000jt = ¼
I
750.000.000
750jt / 1.000jt = ¾ 3/4 x 300.000.000 = 225.000.000
1.000.000.000
Hak atas R/L
¼ x 300.000.000 = 75.000.000
1,00
300.000.000
c) Sesuai dengan modal rata-rata tahunan.
Dengan cara ini modal para sekutu dihitung rata-rata dalam sebulan atau setahun
sebanding dengan lamanya investasi. Semakin lama diinvestasikan maka modal ratarata akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya bila investasi dilakukan pada
akhir periode akuntansi maka jangka waktu investasi untuk periode tersebut akan
mendekati nol sehingga tidak akan diperhitungkan dalam modal rata-rata. Cara ini
merupakan cara yang terbaik diantara cara pembagian laba/rugi sesuai dengan modal,
namun akan lebih sulit untuk menghitung modal rata-rata bila penginvestasian dan
penarikan kembali modal sering dilakukan. Ada beberapa cara untuk menghitung
modal rata-rata tetapi akan disajikan satu cara saja dan jurnal yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
Ikhtisar R/L
Modal M
300.000.000
75.000.000
17
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/18-24
Modal I
225.000.000
Perhitungan :
Jk
Nama Tgl.
Jumlah Mutasi
Saldo
waktu Jml. Modal dlm.
Muta
Debit
Kredit
Tiap
Jangka waktu
bag.
ybs.
Sekutu
si
M
1 Jan
200.000.000 200.000.000
5
1.000.000.000
1 Jun
100.000.000 300.000.000
5
1.500.000.000
250.000.000
2
500.000.000
1 Nov 50.000.000
1 Jan
450.000.000 750.000.000
rata-rata
12
3.000.000.000 250.000.000
12
9.000.000.000
12
9.000.000.000 750.000.000
12.000.000.000 1.000.000.000
Pembagian laba
Sekutu
Rasio pembagian R/L
Hak atas R/L
M
250 juta / 1.000 juta =
25% 25% x 300.000.000 =
I
750 juta / 1.000 juta =
75% 75% x 300.000.000 = 225.000.000
100%
75.000.000
300.000.000
d) Apabila pembagian R/L dilakukan dengan memperhitungan bunga modal untuk
masing-masing sekutu, lalu sisanya dibagi berdasarkan perjanjian sebagai berikut:
18
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/19-24
Bunga modal ditentukan 6% dari modal rata-rata, kemudian sisanya dibagi sesuai
dengan rasio M : I = 1 : 2.
Ikhtisar R/L
300.000.000
Modal M
95.000.000
Modal I
205.000.000
Perhitungan pembagian laba/rugi
M
I
Jumlah
Bunga modal
15.000.000
45.000.000
60.000.000
Sisa laba
80.000.000
160.000.000
240.000.000
95.000.000
205.000.000
300.000.000
e) Mula-mula diberikan gaji kepada sekutu yang aktif, sisa dibagi sesuai perjanjian.
Misalnya gaji para sekutu M dan I untuk setiap bulan maisng-masing 1.000.000 dan
500.000, bila ada sisa maka dibagi dua.
Jurnal :
Ikhtisar R/L
300.000.000
Modal M
153.000.000
Modal I
147.000.000
Perhitungan pembagian laba/rugi
M
Gaji pemilik
12.000.000
I
6.000.000
Jumlah
18.000.000
19
Akuntansi Lanjutan / KA
Sisa laba
AG 01/20-24
141.000.000
141.000.000.
282.000.000
153.000.000
147.000.000
300.000.000
f) Apabila pembagian R/L disetujui sbb:
 Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.
 Untuk M sebagai sekutu yang memimpin diberikan bonus sebesar 20% dari laba
setelah dikurangi bonus.
 Sisa laba dibagi dengan perbandingan M : I = 3 : 2.
Jurnal
Ikhtisar R/L
300.000.000
Modal M
141.000.000
Modal I
159.000.000
Perhitungan
B = 20% (300.000.000 – B)
B = 60.000.000 – 0,2B
B + 0,2B = 60.000.000
1,2B = 60.000.000 
B = 50.000.000
Perhitungan Pembagian R/L
Keterangan
M
I
Jumlah
Bunga Modal
15.000.000
45.000.000
60.000.000
Bonus
50.000.000
-
50.000.000
Sisa laba
76.000.000
114.000.000
190.000.000
141.000.000
159.000.000
300.000.000
Total
Masalah Gaji Pemilik dan bunga modal :
20
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/21-24
 Secara teoritis gaji pemilik dan bunga modal merupakan biaya, bukan pembagian laba
 Secara akuntansi bukan merupakan biaya, karena ditentukan sepihak jadi tidak abjektif.
Dapat diakui sebagai biaya bila bisaditaksir dan bunga atas pinjaman yang sebenarnya
bukan investasi. Dapat diakui sebagai biya bila gaji sesuai dengan jasa kepada
perusahaan, dan bunga perhitungan dari pinjaman pemilik bukan dari nilai investasi.
Bagi manajemen dapat diperlakukan sebagai biaya usaha pada periode yang
bersangkutan asal dijelaskan dalam perjanjian.
Gaji Pemilik dan Bunga Modal diatas jumlah Laba bersih :

Bila Laba, laba tersebut dikurangi gaji dan bunga, sisanya dibagi sesuai perjanjian.
Contoh: berdasarkan soal firma MI yang modal rata-ratanya M dan I masing-masing
Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta laba setelah 1 tahun beroperasi adalah
sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb:
 Diberikan gaji kepada M dan I masing-masing Rp. 1.000.000,- per bulan dan Rp.
500.000,- per bulan.
 Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.
 Sisanya dibagi sesuai dua.
Jurnal
Ikhtisar R/L
30.000.000
Modal M
3.000.000
Modal I
27.000.000
Perhitungan
Pembagian laba sebesar Rp. 10.000.000,-
21
Akuntansi Lanjutan / KA
AG 01/22-24
M
I
Jumlah
Gaji
12.000.000
6.000.000
18.000.000
Bunga modal
15.000.000
45.000.000
60.000.000
(24.000.000)
(24.000.000)
(48.000.000)
3.000.000
27.000.000
30.000.000
Sisa laba

Bila Rugi, kerugian tersebut ditambah gaji dan bunga, atas seluruh kerugian
dibebankan ke masing-masing anggota sesuai perjanjian.
Contoh: berdasarkan soal persekutuan MI yang modal rata-ratanya M dan I masingmasing Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta rugi setelah 1 tahun beroperasi
adalah sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb:
a) Diberikan gaji kepada M Rp. 1.000.000 per bulan dan kapada I Rp.500.000 per bln.
b) Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.
c) Sisanya dibagi sesuai Rasio dua.
Jurnal
Modal M
27.000.000
Modal I
3.000.000
Ikhtisar R/L
30.000.000
Perhitungan Pembagian rugi sebesar Rp. 30.000.000,Keterangan
M
I
Jumlah
Gaji
12.000.000
6.000.000
18.000.000
Bunga modal
15.000.000
45.000.000
60.000.000
(54.000.000)
(54.000.000)
(108.000.000)
Sisa laba
22
Akuntansi Lanjutan / KA
Total
(27.000.000)
AG 01/23-24
(3.000.000)
(30.000.000)
23