Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/1-14 LIKUIDASI PERSEKUTUAN Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan tetap bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga berhenti/bubar secara bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga likuidasi. Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh: 1) salah seorang sekutu menghendaki pembubaran 2) salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untuk melanjutkan persekutuan 3) perselisihan intern diantara sekutu 4) salah seorang sekutu dinyatakan pailit Tujuan utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang tentang Kepailitan. Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas: 1) jumlah yang terhutang kepada negara. 2) jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu. 3) jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba. 4) jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya. Meskipun terdapat urutan prioritas tersebut diatas, namun bukan berarti jika terdapat kas yang akan dibagikan kepada sekutu (distribusi kas) pasti dibagikan kepada sekutu atas bagian pinjaman kepada sekutu yang bersangkutan, tetapi pada saat likuidasi maka kedudukan pinjaman dari sekutu/loan dan modal sekutu yang bersangkutan adalah setingkat untuk menghitung hak sekutu yang bersangkutan. Setelah melalui perhitungan yang tertuang dalam skedul pembayaran kas, maka kas yang dibagikan kepada masingmasing sekutu barulah dibedakan berdasarkan prioritas tersebut diatas untuk masingmasing sekutu yang bersangkutan. Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/2-14 Pada umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal: 1) semua perkiraan sementara / nominal pada buku besar disesuaikan dan ditutup, kemudian laba/rugi hasil penyesuaian dipindahkan ke modal para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi. 2) mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas 3) mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama masa likuidasi dengan cara mengalokasikan ke modal para sekutu sesuai dengan perbandingan laba/rugi 4) membayar semua kewajiban kepada negara dan kreditur / pihak ketiga 5) bila modal sekutu bersaldo debit (defisit) maka dapat dikompensasi / di-offset dengan saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan, maksimum sebesar saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan / loan tetapi tidak sampai menyebabkan modal bersaldo kredit. Jika tidak ada saldo pinjaman dari sekutu yang bersangkutan, maka sekutu yang bersaldo modal debit harus menyetorkan kas. 6) mendistribusikan sebagian atau seluruh kas yang tersedia kepada para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi dengan memperhatikan syarat perlu menyusun skedul pembayara kas. Untuk likuidasi secara langsung, syarat perlu menyusun skedul pembayaran kas bila memenuhi minimal satu syarat sebagai berikut: 1) bila ada sekutu yang defisit 2) bila ada kas yang ditahan 3) bila masih ada saldo aktiva non kas Ditinjau dari waktu penyusunan daftar likuidasi, maka likuidasi dapat dibedakan menjadi: 1. Likuidasi secara langsung/sekaligus: Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah seluruh aktiva direalisasi. 2. Likuidasi secara bertahap periodik Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/3-14 Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik setelah terjadinya realisasi aktiva nonkas dan mengikuti prosedur likuidasi secara berulang-ulang sampai akhirnya semua perkiraan tidak bersaldo. 3. Likuidasi secara bertahap dengan program kas Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik dimana daftar likuidasi yang disusun akan sama dengan likuidasi secara bertahap periodik tetapi perlu membuat suatu program kas terlebih dahulu sebelum daftar likuidasi disusun, yang menunjukkan bagaimana kas dibagikan kepada para sekutu dikemudian hari. Disamping itu skedul pembayaran kas pada cara ini juga agak berbeda dengan likuidasi secara bertahap periodik. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi selesai, dapat dibedakan menjadi: 1) Persekutuan mampu membayar semua kewajiban kepada pihak ketiga selain kepada sekutu. Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan sebagai berikut: a. Tidak ada sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan dan offset dilakukan. b. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan tetapi defisit tersebut masih bisa ditutup dengan kompensasi loan (offset). 2) Persekutuan tidak mampu membayar semua kewajiban kepada pihak ketiga selain kepada sekutu. Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan sebagai berikut: a. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan dan offset dilakukan tetapi semua sekutu secara pribadi solven. Kemungkinan yang dapat terjadi untuk kondisi seperti ini adalah: 1. Anggota yang mengalami defisit, menyetorkan uang kepersekutuan untuk menutup defisit tersebut, Setoran uang ini digunakan untuk melunasi hutang ke kreditur,sisanya kalau ada untuk anggota persekutuan. 2. Sisa hutang kepada pihak luar dilunasi oleh salah seorang anggota dulu (dapat anggota yang defisit atau tidak). Pelunasan ini dianggap Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/4-14 sebagai setoran modal anggota tersebut. Setoran modal oleh anggota yang defisit dipakai sebagai pembayaran kembali hak-hak anggota lainnya. b. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan tetapi semua sekutu secara pribadi insolven. c. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan tetapi ada sekutu yang secara pribadi solven mau pun insolven. Untuk ini harus diadakan penelitihan seksama atas posisi harta dan hutang pribadi masing-masing anggota. Ini penting untuk menentukan siapa yang harus membayar sisa hutang kreditur terlebih dahulu dan siapa yang betul-betul tidak mampu. Dalam hal penentuan kemampuan masing-masing anggota perlu diperhatikan : 1. Hak-hak kreditur pribadi anggota Berhak sepenuhnya menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan harta pribadi pemilik. Dengan kata lain kreditur persekutuan hanya dapat mengklaim atas harta pribadi pemilik bila hutang-hutang pribadi telah dilunasi. Sebaliknya kreditur pribadi anggota hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva persekutuan, bila kewajiban persekutuan kepada pihak luar telah dilunasi dan masih mempunyai hak dalam persekutuaan. 2. Hak-hak kreditur persekutuan. Berhak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan harta milik persekutuan. Dengan kata lain kreditur pribadi hanya dapat mengklaim atas harta milik persekutuan bila semuat kewajiban persekutuan kepada pihak luar telah dilunasi. Sebaliknya kreditur persekutuan hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva pribadi anggota, bila semua kewajiban pribadi kepada pihak luar telah dilunasi. Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/5-14 Berikut ini adalah contoh persekutuan ABC yang dinyatakan akan dilikuidasi dengan rasio laba/rugi yaitu A : B : C = 2 : 3 : 5. Neraca Persekutuan ABC sesaat sebelum dilikuidasi menunjukkan sbb: Persekutuan ABC Neraca Per 31 Desember 1998 (Jutaan rupiah) Kas 100 Aktiva non kas 1.400 Total aktiva 1.500 Hutang Dagang 500 Hutang kepada C 400 Modal A 300 Modal B 200 Modal C 100 Total Hutang & Modal 1.500 Posisi aktiva dan kewajiban pribadi para sekutu adalah sebagai berikut: Sekutu Aktiva Pribadi (diluar Kewajiban Pribadi (diluar kepemilikan persekutuan) kepemilikan persekutuan) A 900 500 B 700 700 C 500 900 Para sekutu bersepakat untuk melikuidasi persekutuan ABC dengan likuidasi secara langsung karena realisasi seluruh aktiva nonkas dapat dilakukan dengan segera. Hasil realisasi akan digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar, setelah hutang kepada pihak luar telah lunas dan apabila masih ada sisa kas maka dibagikan seluruhnya kepada para sekutu sesuai dengan hak para sekutu. Jika kas yang tersedia setelah realisasi dan pembebanan biaya-biaya masih tidak mencukupi untuk membayar hutang kepada pihak luar maka sekutu yang solven yang akan membayar hutang terlebih dahulu. Bila hutang kepada pihak luar telah lunas dan masih ada sekutu yang bersaldo modal debit setelah kompensasi maka sekutu tersebut menyetorkan kas ke persekutuan pada saat tidak ada kas lagi. Penyelesaian akhir dilakukan diluar persekutuan untuk sekutu yang defisit tetapi secara pribadi insolven. Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/6-14 a) Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 1.300.000.000,maka daftar likuidasi seperti berikut : Persekutuan ABC Daftar Likuidasi (dalam Jutaan rupiah) 20% 30% 50% Keterangan Kas Aktiva Hutang Hutang non kas Dagang kepada C Saldo sebelum likuidasi Realisasi aktiva 100 1.400 0 (500) 900 Distribusi Kas 400 1.300 (1.400) 1.400 Pembyran hutang kepada kreditur 500 A B 300 200 100 500 400 280 170 50 400 280 170 50 (500) 0 0 (400) 0 0 0 (280) (170) (50) 0 0 Hasil realisasi sebesar 1.300 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400 juta serta selisih rugi 100 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta, tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh ini tidak ada sekutu yang defisit sehingga tidak perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari sekutu) yang bersangkutan. Contoh pertama ini merupakan contoh yang sangat sederhana, untuk setiap contoh dengan kasus yang berbeda-beda akan dibahas pada asumsi tersendiri. Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut: C (20) (30) (50) (900) 0 Modal 0 Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/7-14 Kas 1.300.000.000 Modal A 20.000.000 Modal B 30.000.000 Modal C 50.000.000 Aktiva Nonkas 1.400.000.000 Hutang Dagang 500.000.000 Kas 500.000.000 Hutang kepada C 400.000.000 Modal A 270.000.000 Modal B 180.000.000 Modal C 50.000.000 Kas 900.000.000 b) Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 800.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut : Persekutuan ABC Daftar Likuidasi (Jutaan Rupiah) 20% 30% 50% Keterangan Kas Aktiva Hutang Hutang non kas Dagang kepada C Saldo sebelum likuidasi 100 Realisasi aktiva 800 (1.400) 900 Pembyran hutang kpd kreditur 1.400 0 (500) 400 500 A B 300 200 100 500 400 180 20 (200) 400 180 20 (200) (500) 0 0 (200) 400 0 0 (400) 0 C (120) (180) (300) Kompensasi defisit dengan loan Distribusi Kas 400 Modal 200 (200) 0 0 0 200 180 20 0 (180) (20) 0 0 0 Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/8-14 Hasil realisasi sebesar 800 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400 juta serta selisih rugi 600 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta, tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh ini ada sekutu yang defisit sehingga perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari sekutu) yang bersangkutan. Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut: Kas 800.000.000 Modal A 120.000.000 Modal B 180.000.000 Modal C 300.000.000 Aktiva Nonkas 1.400.000.000 (jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas) Hutang Dagang 500.000.000 Kas 500.000.000 (jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang) Hutang kepada C 200.000.000 Modal C 200.000.000 (jurnal untuk mencatat kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan) Hutang kepada C 200.000.000 Modal A 180.000.000 Modal B 20.000.000 Kas 400.000.000 Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/9-14 c) Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 500.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut : Persekutuan ABC Daftar Likuidasi (Jutaan Rupiah) 20% 30% 50% Keterangan Kas Aktiva Hutang Hutang non kas Dagang kepada C Saldo sebelum likuidasi 100 1.400 Realisasi aktiva 500 (1.400) 600 Pembyran hutang kpd kreditur 500 B 300 200 100 400 120 (70) (350) 0 0 400 120 (70) (350) (350) 100 0 0 50 (100) 0 Skedul 1 : Skedul Pembayaran Kas Keterangan Saldo sebelum DK Loan Hak para sekutu Kemungkinan defisit B ditanggung A dan C Distribusi Kas Pengembalian pinjaman Pengembalian modal Distribusi kas Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut: 350 120 (70) 0 (100) 0 0 Penyelesaian akhir 0 C (500) Kompensasi defisit dengan loan Distribusi Kas (skedul 1) 400 A (180) (270) (450) 0 (500) 100 500 Modal 0 0 50 20 (70) (50) (20) 70 0 0 0 20% A 120 30% B (70) 120 (20) 100 0 100 100 (70) 70 0 0 50% C 0 50 50 (50) 0 0 0 0 0 0 Akuntansi Lanjutan/KA - AG 02/10-14 Kas 500.000.000 Modal A 180.000.000 Modal B 270.000.000 Modal C 450.000.000 Aktiva Nonkas 1.400.000.000 (jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas) Hutang Dagang 500.000.000 Kas 500.000.000 (jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang) Hutang kepada C 350.000.000 Modal C 350.000.000 (jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan) Modal A 100.000.000 Kas 100.000.000 (jurnal untuk mencatat distribusi kas) Hutang kepada C 50.000.000 Modal A 20.000.000 Modal B 70.000.000 (jurnal untuk mencatat penyelesaian akhir) d) Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 300.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut : Persekutuan ABC Daftar Likuidasi (Jutaan Rupiah) 20% 30% 50% Akuntansi Lanjutan/KA Keterangan AG 02/11-14 Kas Aktiva Hutang Hutang non kas Dagang kepada C Saldo sebelum likuidasi 100 Realisasi aktiva 300 (1.400) 400 Pembyran hutang kpd kreditur 1.400 0 (400) 0 500 400 Modal A B 300 200 100 (220) (330) (550) 500 400 80 (130) (450) 400 80 (130) (450) (400) 0 100 Kompensasi defisit dengan loan (400) 0 0 Pembayaran hutang oleh A 100 0 (100) 0 0 0 400 80 (130) (50) 100 0 Penyelesaian akhir 180 (130) (50) (180) 130 0 C 0 0 0 0 0 Pada contoh ini terdapat sisa hutang kepada pihak luar sebesar 100 juta setelah semua aktiva bersaldo nol, maka sesuai dengan ketentuan bahwa sekutu bertanggungjawab secara penuh sampai keharta pribadinya maka pembayaran dilakukan oleh sekutu yang secara pribadi solven. Untuk contoh soal ini sekutu A membayar hutang dagang sebesar 100 juta maka saldo modal A akan bertambah sebesar 100 juta pula. Kas 300.000.000 Modal A 220.000.000 Modal B 330.000.000 Modal C 550.000.000 Aktiva Nonkas 1.400.000.000 (jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas) Hutang Dagang Kas (jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang) 400.000.000 400.000.000 50 0 Akuntansi Lanjutan/KA Hutang kepada C AG 02/12-14 400.000.000 Modal C 400.000.000 (jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan) Hutang Dagang 100.000.000 Modal A 100.000.000 (jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang oleh A) Modal A 180.000.000 Modal B 130.000.000 Modal C 50.000.000 (jurnal untuk mencatat penyelesaian akhir)
© Copyright 2024 Paperzz