download

Matakuliah
Tahun
: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi
: September 2008
KOMUNIKASI DAN MASYARAKAT
Pertemuan 12
Materi
• Manusia sebagai pembuat simbol
• Media Massa dan Lingkungan Semu
• Komunikasi sebagai landasan masyarakat manusia
• Media massa dan masyarakat
• Komunikasi dan perubahan budaya
• Komunikasi sebagai sarana interaksi sosial
• Media dan kontrol sosial
• Media massa sebagai penopang industri
2
Bina Nusantara
TUJUAN:
Mahasiswa dapat menunjukan hubungan antara
peran komunikasi dengan perubahan
masyarakat
3
Bina Nusantara
12.1. Pendahuluan
•
•
•
Bina Nusantara
Kita tidak dapat menolak bahwa media massa memainkan
peran terhadap kehidupan sosial kita. Perilaku, persepsi,
interpretasi kita dapat dipengaruhi oleh media massa. Media
massa dalam hal ini memberikan informasi-informasi yang
jauh diluar jangkauan indera dan pengalaman kita. Media
massa menyajikan berita dari suatu peristiwa yang tidak
dapat kita alami langsung.
Pada pertemuan ini kita akan membahas peranan media
massa terhadap masyarakat. Dalam pembahasan ini kita
akan melihat bagaimana pengaruh media massa terhadap
masyarakat dan bagaimana media menyesuaikan dirinya
dengan selera masyarakat.
Semua pembahasan yang kita temui dalam pertemuan ini
diambil dari karya Wiiliam L. Rivers – Jay W. Jensen dan
Theodore Peterson, edisi kedua, Media Massa &
Masyarakat Modern (terjemahan), Jakarta: 2004. bab 2
12.2. Manusia sebagai pembuat simbol
• Biasanya para filsuf membedakan manusia dengan binatang
karena manusia memiliki logika. Namun sebenarnya ada unsur
pembeda lain yakni kemampuan manusia berkomunikasi dengan
simbol-simbol. Manusia adalah mahluk yang tahu bagaimana
harus bereaksi tidak hanya terhadap lingkungan fisiknya, namun
juga terhadap simbol yang dibuatnya sendiri.
• Manusia menanggapi sesuatu tidak hanya secara naluriah.
Manusia akan mengolah berbagai gagasan dulu baik yang
bersifat artistik, mistis ataupun religius, sebelum bereaksi.
Seperti yang dikatakan oleh Epictetus, “apa yang menyentak
manusia bukanlah benda-benda, melainkan pendapat dan
bayangannya sendiri tentang benda-benda itu”
• Kenyataan memang mengandung hal-hal yang dapat dinderai
manusia; namun ada kerangka dan struktur tertentu dalam
memahami hal-hal itu yang keberadaannya terkadang tidak
dapat dilihat secara langsung oleh manusia. Untuk mengetahui
hal-hal itu manusia membuat simbol. Setiap simbol memiliki
makna tersendiri.
Bina Nusantara
12.3. Media Massa dan Lingkungan Semu
Water Lippmann (Rivers-Jensen dan Peterson, 2004;29-30) menegaskan
bahwa dunia obyektif yang dihadapi manusia itu, “tidak terjangkau, tak
terlihat, dan tak terbayangkan”. Oleh karena itu manusia menciptakan
sendiri dunia di dalam pikirannya dalam upaya sedikit memahami dunia
obyektif tersebut. Karena itu pula perilaku manusia tidak didasarkan pada
kenyataan yang sesungguhnya, melainkan kenyataan ciptaannya sendiri.
Proses penggambaran kenyataan dibenak kita dipengaruhi oleh
pengalaman kita, prasangka, motivasi dan kepentingan kita sendiri.
Penafsiran dan pengembangan bayangan ini pula yang memunculkan
stereotype, dan melandasi cara pandang kita selanjutnya terhadap dunia
luar.
Media massa dalam hal ini bisa dianggap menciptakan lingkugan semu
tersendiri di antara manusia dan dunia “nyata” obyektif. Media telah
mempercepat, memperkuat dan melekatkan peran tradisional komunikasi
sehingga bisa diartikan media menebalkan dunia semu sehingga
menambah jarak antara manusia modern dengan dunia nyata. Di sisi lain
sebagai institusi kontrol sosial yang dominan, media bisa dinilai
memperkuat nilai-nilai dan pandangan lama di suatu masyarakat dan bisa
membuatnya stagnan. Media memang bisa memperkuat pola-pola pikir dan
perilaku lama sehingga menyulitkan masyarakat yang bersangkutan
berkembang.
Bina Nusantara
12.4.Komunikasi sebagai landasan masyarakat manusia
•
•
•
•
Karena manusia menciptakan simbol-simbol, maka ia juga mampu
mengomunikasikan suatu niat, makna, keinginan atau maksud yang
kompleks, dan karena itu pula manusia bisa mengubah bentuk
kehidupan sosialnya. Dengan demikian komunikasi merupakan
pendorong proses sosial, yang ditentukan oleh akumulasi, pertukaran
dan penyebaran pengetahuan.
Tanpa komunikasi, manusia akan tetap pada pola hidup primitif tanpa
organisasi sosial.
Tanpa komunikasi, masyarakat manusia akan statis, terjebak dalam
perilaku instingtif, dan tidak banyak berbeda dari hewan. John Dewey
(p.33) mengatakan bahwa komunikasi adalah “hal yang paling
menakjubkan”. Dalam pandangannya, masyarakat manusia bertahan
berkat adanya komunikasi, dan terus berkembang berkat komunikasi.
Dengan komunikasi, manusia melakukan berbagai penyesuaian diri
yang diperlukan, dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang
ada sehingga masyarakat manusia tidak tercerai berai. Melalui
komunikasi pula manusia mempertahankan insitutusi-insitusi sosial
berikut segenap nilai dan norma perilaku, tidak hanya dari hari ke hari,
namun juga dari generasi ke generasi.
Bina Nusantara
12.5. Media massa dan masyarakat
• Disetiap masyarakat, mulai dari yang paling primitif
hingga yang kompleks, sistem komunikasi menjalankan
empat
fungsi.
Harold
Lasswel
(p.33)
telah
mendefenisikan tiga diantaranya yakni penjagaan
lingkungan yang mendukung; pengaitan berbagai
komponen masyarakat agar dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan; serta pengalihan warisan
sosial. Wilbur Schramm (p.34) menggunakan istilah
yang lebih sederhana, yakni sistem komunikasi sebagai
penjaga, forum dan guru. Ia dan sejumlah pakar yang
lain menambahkan fungsi keempat yakni sumber
hiburan.
Bina Nusantara
12.6. Komunikasi dan perubahan budaya
Sistem komunikasi juga mampu mengubah kebudayaan.
Harold Adams Innis (p.35) mengatakan bahwa
tekonologi komunikasi merupakan inti dari teknologi.
Menurut Innis berbagai media komunikasi yang ada
telah memengaruhi bentuk-bentuk organisasi sosial. Itu
berarti media juga mempengaruhi asosiasi manusia
yang berkembang pada berbagai periode. Karena polapola asosiasi ini tidak bebas dari pengetahuan manusia
– bahkan pembentukan asosiasi itu menuntut
kesadaran/kesengajaan – maka penerapan kontrol
terhadap komunikasi sama saja dengan penerapak
kontrol terhadap kesadaran dan organisasi-organisasi
sosial. Innis menyatakan bahwa setiap tahapan
peradapan Barat dapat dikenali dengan dominannya
suatu jenis media komunikasi.
Bina Nusantara
12.7. Komunikasi sebagai sarana interaksi sosial
Di satu sisi, sistem komunikasi cenderung menciptakan
stabilitas,
mengingat
sistem
ini
cenderung
mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan lama dalam
masyarakat. Namun di sisi lain, komunikasi juga
cenderung memelopori perubahan. Melalui medialah,
tantangan terhadap hal-hal lama disalurkan. Jadi ada
paradoks
disini,
karena
media
cenderung
mempertahankan status quo, namun juga sekaligus juga
cenderung menggerusnya.
Sistem komunikasi
merupakan suatu insitusi yang sangat kuat.
Kemampuannya menyebarkan pesan ke banyak orang
diberbagai tempat sekaligus, menjadikannya sebagai
sumber kekuatan, terlepas dari informasi atau gagasan
apa yang disebarkannya. Karena itu banyak pihak yang
berusaha memanfaatkan media komunikasi.
Bina Nusantara
12.8. Media dan kontrol sosial
Kontrol media massa begitu ekstensif dan efektif,
sehingga sebagian pengamat menganggap kekuatan
utama media memang di situ. Joseph Klapper (p.39)
melihat adanya kemampuan “rekayasa kesadaran” oleh
media, dan ini dinyatakan oleh Klapper sebagai
kekuatan terpenting media, yang bisa dimanfaatkan
untuk tujuan apapun. Rekayasa kesadaran sudah ada
sejak lama, namun medialah yang memungkinkan hal itu
dilaksanakan secara cepat dan besar-besaran.
Kelompok-kelompok
kuat
mengandalkan
teknik
manipulasi melalui media untuk mencapai apa yang
diinginkan, termasuk agar mereka bisa mengontrol
secara lebih halus. Bahkan penguasaan di masyarakat
totaliter di negara-negara komunis telah memanfaatkan
media untuk mengendalikan masyarakatnya.
Bina Nusantara
12.9. Media massa sebagai penopang industri
• Semua media di AS, besar atau kecil adalah bisnis.
Mereka semua berorientasi ke pasar. George Gerbner
(p.39) mengatakan media adalah “lengan budaya dari
industri Amerika. Demikian juga dinegara-negara industri
maju lainnya.
• Di AS, kelompok industri atau bisnislah yang
mengendalikan media massa. Karenanya media massa
cenderung mempertahankan status quo.
• Di AS, media massa digerakan untuk mempengaruhi
perilaku masyarakat secara ekonomi karenanya media
merupakan alat penting untuk mencapai tujuan bisnis.
• Media selalu berusaha menyesuaikan diri dengan
selerah pasar, sebab dengan cara ini mereka bisa
menekan biaya dan memaksimalkan pendapatan.
Bina Nusantara
12.10. Penutup
• Dari pembahasan-pembahasan di atas telah kita
lihat bahwa media komunikasi massa dapat dan
memang telah mempengaruhi kehidupan sosial
kita. Artinya media massa pun turut membentuk
suatu masyarakat. Bagaimana kita berasosiasi
dengan orang lain, pola-pola interaksi, nilai-nila
budaya kita dan lain sebagainya juga sangat
dipengaruhi oleh informasi yang disampaikan oleh
media massa. Oleh karena itu, maka media massa
akan tetap penting dalam turut membentuk
kehidupan sosial kita, apalagi pada era kontemporer
ini
Bina Nusantara