download

Matakuliah
Tahun
: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi
: September 2008
PERSPEKTIF ATAU PARADIGMA
KOMUNIKASI
Pertemuan 02
Materi:
• Perspektif Mekanistis
• Perspektif psikologis
• Perspektif interaksional
• Perspektif pragmatis
2
Bina Nusantara
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami fungsi dan peranan setiap
pendekatan dalam menjelaskan fenomena komunikasi
3
Bina Nusantara
2.1. Pendahuluan
Pengertian paradigma berasal dari Thoman Kuhn.
Paradigma pada dasarnya berarti suatu pandangan
mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persoalan (subject matter yang
semestinya dipelajari (lihat Prof. Dr.Anwar Arifin, Ilmu
Komunikasi, Sebuah Pengantar; Jakarta:Rajawali Pers,
2006:37).
Terminologi paradigma ini oleh A. Aubrey Fisher dikenal
dengan terminologi perspektif. Baik terminologi
paradigma maupun terminologi perspektif memiliki
pengertian yang sama dalam pembahasan Fisher.
Dalam konteks ini Fisher merangkum kajian komunikasi
kedalam empat perspektif yakni 1) perspektif mekanistis;
2) psikologis; 3) interaksional dan 4) pragmatis (ibid.
p.38)
Bina Nusantara
2.2. Perspektif Mekanistis
•
Perspektif mekanistis pada mulanya melukiskan komunikasi secara
sederhana dengan model SMR. S=source, M=message dan R=
receiver. Artinya komunikasi terdiri dari tiga unsur yakni sumber, pesan
dan penerima. Unsur ini telah dimulai sejak Aristoteles (384-322).
Dalam ilmu tentang retorikanya Aristotels merumuskan tiga unsur
dalam retorika yakni pembicara-pembicaraan-pendengar. Perspektif
mekanistis ini juga dapat kita lihat dalam karya Shannom dan weaver
yang merumuskan lima unsur komunikasi yakni source – encoder –
signal – decoder – destination. Dan model komunikasi David K. Berlo
juga dapat dikategorikan dalam perspektif mekanistis ini. Berlo
mengemukakan ada enam unsur dalam komunikasi yakni Source –
encoder – message – channel – decoder – receiver.
•
Model mekanistis yang lebih umum adalah model SMCRE (source –
message – channel – receiver – effect). Artinya suatu sumber (S)
menyampaikan pesan (M) melalui saluran (C) kepada penerima (R)
dengan efek (E) tertentu.
•
Model mekanistis ini dapat juga ditemui dalam formula Lasswel dengan
menggunakan kata tanya yakni siapa, berkata apa, melalui saluran
apa, kepada siapa dan bagaimana efeknya?
Bina Nusantara
Doktrin mekanisme yang diwarnai oleh cara berpikir kausal atau
determinis memang mudah dipakai, terutama dalam merumuskan
komunikasi sebagai proses. Proses yang dimaksud adalah proses
penyampaian atau pengoperan lambang atau simbol yang disebut
pesan (komunike) dari sumber (komunikator) kepada penerima
(komunikan).
Dengan demikian komunikasi sebagai suatu proses dipahami
sebagai suatu mekanisme yang berjalan dari … ke……melintasi
ruang dan waktu dari satu titik ke titik lainnya.
Sesuai dengan doktrin mekanisme yang dintai oleh cara berpikir
kausal atau sebab akibat, maka proses komunikasi itu akan
menimbulkan akibat yang dinamakan efek.
Doktrin mekanisme juga mengajarkan bahwa selain efek itu bisa
diaramalkan juga bisa diciptakan, dengan menghilangkan kendala
atau rintangan mungkin terjadi, melalui suatu perencanaan pada
awal. Mengetahui masa kini, orang bisa meramalkan masa yang
akan datang adalah doktrin mekanisme yang sudah dikenal luas.
Bina Nusantara
2.3. Perspektif psikologis
•
Perspektif psikologis, komunikasi dikonseptualisasi atau dipahami
sebagai proses dan mekanisme internal penerimaan dan pengolahan
informasi pada diri manusia. Eksistensi empiriknya terletak pada diri
manusia (bukan pada saluran sebagaimana perpsektif mekanistis),
yaitu “kepala” individu yang dinamakan “filter konseptual” (seperti sikap,
persepsi, keyakinan dan keinginan). Komponen komunikasi dalam
perspektif psikologis ini bukan lagi sumber/penerima, saluran,
pesan/umpan balik dan efek, melainkan stimulus dan respon dengan
fokus individu.
•
Dalam perspektif psikologis ini, manusia dianggap berada dalam suatu
medan stimulus yang disebut lingkungan informasi. Di sekeliling setiap
orang terdapat arus stimulus yang hampir tidak terbatas jumlahnya.
Stimulus-stimulus ini diproses melalu panca indera seperti penglihatan,
pendengaran, perabaan, penciuman, dan rasa.
•
Manusia yang sedang berkomunikasi tidak hanya menerima stimulus
tetapi juga menghasilkan stimulus. Dalam konteks ini manusia memiliki
peran ganda dalam komunikasi yakni sebagai penerima stimulus dan
menghasilkan stimulus.
Bina Nusantara
Berikut adalah contoh komunikasi mekanistis yang dibuat oleh Kincaid dan
Schram (1977). Mereka membedakan komunikasi mekanistis dalam tiga
kategori yakni 1) model komunikasi umpan balik, 2) model timbal balik dalam
komunikasi dan 3) model komunikasi antara manusia yang memusat.
Sumber
pesan
saluran
Umpan balik
Bina Nusantara
Penerima
2.4. Perspektif interaksional
•
•
Perspektif interaksional menunjukan pandangan komunikasi manusia
yang telah berkembang secara tidak langsung dari cabang sosiologi
yang dikenal sebagai interaksi simbolis.
Dari semua perspektif yang diterapkan dalam studi komunikasi,
barangkali yang paling “manusiawi’ adalah perspektif interaksionisme
simbolik.
•
Perspektif interaksionisme menonjolkan nilai individu yang berada
dalam suatu konteks kebudayaan tertentu dan bersosialisasi dengan
masyarakat serta menghasilkan buah pikiran tertentu.
•
Dalam konteks ini individu sekaligus aktif dan pasif, subyek dan obyek
pada dirinya sendiri. Perspektif interaksionisme memungkinkan individu
untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana orang lain melihat dirinya.
•
Pada saat individu melihat dirinya ia keluar dari dirinya dan
memandang dirinya sebagai obyek. Dengan proses seperti ini, individu
dalam mengambil peran orang lain di dalamnya.
Bina Nusantara
• Dalam perspektif interaksionisme komunikasi
dikonseptualisasikan sebagai interaksi manusiawi pada
masing-masing individu. Eksistensi empiriknya berada
pada pengambilan peran individu, sehingga
komponennya berlainan sama sekali dari model
psikologis.
• Komponen-komponen komunikasi dalam perspektif
interaksionisme adalah peran, orientasi, keserahan,
konteks kultural dan adaptasi.
• Dalam model interaksionisme, pesan/umpan balik/efek,
sumber/penerima dan saluran sama sekali tidak penting.
• Titik berat dalam perspektif interaksi adalah tindakan,
khususnya tindakan sosial atau tindakan bersama.
• Pada saat individu berperilaku dalam tindakan sosial ia
mengembangkan defenisi tentang diri sendiri.
Bina Nusantara
2.5. Perspektif pragmatis
• Perspektif pragmatis merupakan suatu perspektif yang
relatif baru. Dalam perspektif ini komunikasi dipahami
sebagai sistem perilaku.
• Eksistensi empiriknya (lokusnya) berada pada perilaku
yang berurutan, sehingga komponennya meliputi pola,
interaksi, sistem, struktur dan fungsi.
• Titik berat atau fokus pengkajian dan penelitian adalah
perilaku interaktif. Hal ini terlihat dalam studi mengenai
kategori perilaku, sistem komunikasi, fase-fase
perkembangan kelompok dan lain sebagainya.
Bina Nusantara
2.6. Penutup
Perspektif atau paradigma sebagaimana yang kita
pelajari di atas menggambarkan bahwa penelitian
komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai perspektif.
Dan kenyataan ini dapat kita lihat dengan begitu
banyaknya pengertian mengenai apa itu komunikasi
sebagai mana yang telah kita pelajari dalam pertemuan
pertama. Sebagai calon seorang ilmuwan dan bahkan
sebagai seorang praktisi komunikasi sekalipun, kita
dapat menggunakan salah satu perspekti untuk
menjelaskan fenomena komunikasi yang terjadi antara
manusia.
Bina Nusantara