download

Matakuliah : O0042 - Pengantar Sosiologi
Tahun
: Ganjil 2007/2008
KONSEP DAN PENDEKATAN SOSIOLOGI
PERTEMUAN 02
I. Latar Belakang Sosial Lahirnya Sosiologi
Sosiologi sebetulnya merupakan refleksi ilmiah atas perubahanperubahan yang terjadi pada masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu kita
perlu mengetahui beberapa perubahan sosial yang mendorong lahirnya
sosiologi sebagai suatu ilmu.
– Revolusi Politik
Revolusi politik yang fenomenal adalah revolusi politik yang terjadi di
Perancis tahun 1789 dan beberapa perubahan politik lainnya yang
terus berlanjut sampai abad 19. Dalam revolusi itu terjadi situasi
khaos dan ketidak tertiban. Masyarakat tiba-tiba berubah dari
organisasi yang teratur, tertib menjadi tidak teratur. Ketidaktertiban
ini mendorong ilmuwan untuk mereleksikan faktor sosial apa yang
mungkin bagi ketertiban sebuah masyarakat?
Bina Nusantara
– Revolusi Industri dan Kebangkitan Kapitalisme
Revolusi industri dan Kebangkitan Kapitalisme ditandai transformasi
ekonomi dari agrikultur menjadi industri. Banyak orang meninggalkan
dunia pertanian dan memilih bekerja pada dunia industri yang
ditawarkan oleh pabrik-pabrik. Dalam sistem industri ini orang bekerja
dengan waktu yang lama namun mendapat upah yang rendah.
Situasi buruh yang meperihatinkan dalam dunia industri melahirkan
gerakan-gerakan buruh yang menentang sistem kapitalisme yang
tidak adil. Gerakan ini membawa bencana yang besar terutama bagi
masyarakat Barat. Situasi ini mendorong Karl Marx, Emile Durkehim,
Max Weber dan Geroge Simel untuk melakukan refeleksi kritis
terhadap apa yang terjadi dalam masyarakat kapitalisme.
– Kebangkitan Sosialisme
Sosialisme merupakan jawaban atau jalan keluar yang ditawarkan oleh
Karl Marx terhadap eksploitasi terhadap manusia terutama buruh
sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat Kapitalisme.
Bina Nusantara
– Urbanisasi
Sejumlah besar orang pada abad 19 dan ke 20 tercerabut dari rumah mereka di
pedesaan dan pergi ke kota. Hal ini disebabkan oleh tawaran industri-industri di
kota. Hal in membawa persoalan, mereka harus menyesuaikan diri dengan kehidupa
kota, kota mengalami kepadatan penduduk, polusi, kemacetan dan seterusnya.
Alam kehidupan perkotaan dan persoalan-persoalannya menarik perhatian para
sosiolog.
– Perubahan Agama
Perubahan-perubahan sosial sebagamana yang terjadi dalam revolusi industri,
politik dan urbanisasi memiliki pengaruh yang besar terhadap agama. Perubahan
dalam agama menarik perhatian August Comte, Emile Durkheim Max Weber, dan
Karl Marx.
– Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan tidak hanya diajarkan di kolese-kolese atau universitasuniversitas tetapi juga dalam masyarakat secara keseluruhan. Produk teknologi dan
ilmu pengetahuan mempengaruhi setiap sektor kehidupan.
Bina Nusantara
II. Pengertian Sosiologi
Pengertian-pengertian sosiologi berikut ini diambil dari beberapa
defenisi yang diberikan oleh beberapa ahli yang dikutip oleh
Soerjono Soekanto dalam bukunya SOSIOLOGI, Suatu Pengantar
(2006).
– Pitirim Sorokin. Menurut Sorokin, Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari;
• Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial, seperti gejala ekonomi dengan agama,
keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, ekonomi
dan politik dan lain sebagainya.
• Hubungan timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
non sosial. Gejala non sosial dapat berupa keadaan
geografis, biologis dan lain sebagainya.
• Ciri-ciri umum semua gejala sosial
Bina Nusantara
– Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial
dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Lebih
janjut Soemardjan dan Soemardi menjelaskan bahwa yang dimaksudkan
dengan struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok seperti kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembagalembaga sosial, kelompok sertal lapisan-lapisan sosial.
Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi
kehidupan bersama, umpamnya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan
ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dengan
segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dengan segi kehidupan
ekonomi dan lain sebagainya. Dan perubahan sosial merupakan bagian dari
proses sosial itu sendiri.
Dari dua defenisi tersebut di atas ada beberapa elemen yang dapat kita
jelaskan lebih lanjut yang merupakan hakekat dari sosiologi itu sendiri yakni
1) sosiologi sebagai suatu ilmu; 2) masyarakat. Walaupun dua ahli tersebut
di atas tidak menyebut “masyarakat”, apa yang sebut sebagai struktur
sosial dan proses sosial yang terjadi dalam struktur sosial itu sendiri
melahirkan apa yang kita sebut sebagai masyarakat.
Bina Nusantara
Sosiologi Sebagai Suatu Ilmu
Sebagai ilmu pengetahuan Sosiologi memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
• Bersifat empiris karena didasarkan pada observasi terhadap kenyataan
dan Observasi itu dan hasil atas obeservasi itu didasarkan pada
pertimbagana akal sehat (rasional)
• Bersifat teoretis karena selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil
observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang
tersusun secara logis yang menjelaskan hubungan-hubungan sebab
akibat, sehingga menjadi teori
• Sosiologi bersifat kumulatif. Sosiologi dibentuk oleh teori-teori yang
sudah ada, namun terus berkembang.
• Sosiologi bersifat nonetis. Sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya
fakta tertentu, tetapi tujuannya menjelaskan fakta secara analitis.
Bina Nusantara
Masyarakat
Obyek Studi sosiologi pada dasarnya adalah masyarakat itu sendiri. Pengertian-pengertian
tentang masyarakat yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini dapat kita temukan
dalam Soerjono Soekanto (2006) dalam bukunya yang berjudul Sosiologi, Suatu Pengantar.
– MacIver dan Page: Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan
penggolongan,
dan
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu
berubah inilah yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan
hubungan. Dan masyarakat selalu berubah.
– Ralfph Linton: Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
– Selo Soemarjan: masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan.
Bina Nusantara
– Auguste Comte: Comte melihat masyarakat sebagai keseluruhan organik.
Keseluruhan pada dasarnya selalu terdiri dari bagian-bagian yang saling
tergantung. Namun menurut Comte masyarakat lebih dari sekedar terdiri
dari bagian-bagian yang saling tergantung. Masyarakat juga menurut Comte
bersifat dinamis dan selalu berkembang. Untuk menjelaskan tesisnya ini
Comte membagi masyarakat dalam tiga tahap yakni tahap teologis,
metafisis dan positif.
Pada tahap teologis manusia percaya bahwa keteraturan sosial diselenggarakan
oleh hal-hal yang bersifat supranatural. Tahap metafisis merupakan tahap
peralihan dari tahap teologis menuju tahap positif. Tahap metafisis ditandai
oleh keyakinan akan hukum-hukum alam yang dapat dijelaskan oleh akal budi.
Dan tahap terakhir adalah tahap positif yakni kepercayaan kepada data-data
empiris. Data-data empiris ini memungkinkan manusia memperoleh hukumhukum yang bersifat uniformitas.
Bina Nusantara
Ciri-Ciri Masyarakat:
•
•
•
•
Soerjono Soekanto, dalam bukunya yang sama merumuskan beberapa ciri
masyarakat sebagai berikut:
Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup
bersama ini bisa dalam dimulai dari kelompok duaan.
Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini
akan terjadi interaksi. Interaksi yang berlangsung terus menerus akan
melahirkan sistem interaksi yang akan nampak dalam peraturanperaturan yang mengatur hubungan antara manusia.
Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
Mereka merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok
merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Bina Nusantara
Perspetif Sosiologi
• Perspektif struktural fungsional
Perspektif ini melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terdiri bagian-bagian
yang berbeda, namun secara bersama menghasilkan stabilitas. Asumsi dasar dari
perspetik ini adalah masyarakat dibentuk oleh struktur sosial yang terdiri dari polapola tingkah laku yang relatif stabil. Struktur sosial yang penting adalah bagiabagian yang utam dalam masyarakat seperti sistem ekonomi, sistem politik dan
agama. Elemen lain dari struktur sosial adalah fungsi sosial yang mengacu pada
konsekwensi bagi berjalan masyarakat secara keseluruhan. Elemen-elemen ini
terdiri dai bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain.
• Perspekti sosial-konflik
Perspektif ini berakar pada pemikiran Karl Marx yang membagi masyarakat atas
dua kelas yang kelas yakni kaum borjuis dan kaum proletat. Kaum borjuis memiki
kapital untuk mengontrol alat-alat produksi, sedangkan kaum proletar hanya
sebagai tenaga kerja. Kelas yang pertama memiliki kekuasaan, sedangkan kelas
yang lain tidak memiliki kekuasaan. Kedua kelas ini selalu berada dalam
kemungkinan untuk saling menguasai.
Bina Nusantara
• Perspektif interaksi simbolik
Perspektif ini melihat masyarakat sebagai suatu hasil
dari interaksi individu yang berlangsung secara terus
menerus dan berbagai konteks.
Bina Nusantara