Mata kuliah : K0014 – FISIKA INDUSTRI Tahun : 2010 DUALISME CAHAYA Pertemuan 25 DUALISME CAHAYA 1. Cahaya Berprilaku Sebagai Gelombang dan Sebagai Partikel Cahaya mempunyai sifat dualisme , yaitu : sebagai gelombang dan sebagai partikel. Cahaya sebagai gelombang. Merupakan gelombang EM , yang dapat merambat di ruang hampa , maka cahaya mempunyai: panjang gelombang (), frekuensi (f ) ; periode ( T ) ; kecepatan rambat ( V ). Intensitas : I = ε0 C E2 C = kecepatan cahaya E2 = harga rata-rata dari kuadrat sesaat medan listrik Bina Nusantara Cahaya sebagai partikel : Cahaya sebagai partikel disebut foton, yang mempunyai - Momentum : p = h / = h f / c - Energi ( = tenaga kuanta cahaya )= h f Menurut teori kuantum cahaya : Radiasi benda hitam dipancarkan dalam catuan ( tidak kontinu ) yang disebut kuanta. Energi kuantum berbanding lurus dengan frekuansi , yaitu : E = h f h = konstanta Plank = 6,624x10-34 J/s Intensitas cahaya sebagai foton : I = N h f N = jumlah foton perdetik persatuan luas f = frekuensi Bina Nusantara Intensitas dari cahaya sebagai gelombang dan sebagai foton haruslah sama, maka : c E2 N 0 hf Bina Nusantara 2. Efek Fotolistrik Pengamatan atas adanya gelombang berprilaku sebagai partikel terjadi saat Einstein menyinari suatu permukaan logam dengan cahaya berpanjang gelombang pendek , ternyata permukaan logam mengeluarkan elektronelektron . Susunan peralatan untuk menunjukkan adanya pelepasan elektron-elektron seperti gambar berikut. cahaya katoda e anoda e Tabung hampa udara V A E + 6 e A = anoda , K = katoda , E = baterai A* = amper meter , V = volt meter - Cahaya, dengan λ cukup pendek, datang pada permukaan metal ( katoda ) - Beberapa elektron bebas akan memperoleh energi yang cukup untuk meninggalkan permukaan metal - Dengan diberi beda potensial, fotoelektron (elektron) akan bergerak menuju anoda, hingga dihasilkan arus listrik, yang dapat diamati dengan ampermeter . Untuk dapat terjadinya efek fotolistrik, cahaya datang haruslah mempunyai < kritis ( krt ) . Setiap metal mempunyai krt tertentu, yang berhubungan dengan frekuensi ambang ( f0 ) Bina Nusantara Menurut Einsten : energi dari suatu berkas cahaya adalah terpusat dalam paket-paket kecil , yang disebut “ Quanta Cahaya atau Foton “ Energi Kuanta = Energi kinetik Maksimum Elektron + Fungsi kerja dari permukaan hf = Kmax + hf0 hf = Energi kuanta yang mengenai permukaan logam hf0 = Fungsi kerja = Energi minimum yang diperlukan elektron untuk dapat terlepas dari permukaan logam f0 = frekuensi ambang (cut 0ff) , frekuensi minimum cahaya agar proses photolistrik dapat terjadi . Kmax = Energi kinetik maksimum fotoelektron Fungsi Kerja dari beberapa logam Logam cesium Kalium Natrium Litium Kalsium Tembaga Perak Platina Lambang Cs K Na Li Ca Cu Ag Pt 1 eV = 1,6x10-19 Joule Fungsi Kerja (eV) 1,9 2,2 2,3 2,5 3,2 4,5 4,7 5,6 Potensial Penghenti (V0 ) Potensial, dimana arus fotoelektron menjadi nol , setelah arah beda potensial dibalikan maka : Kmax = e V0 Intensitas Cahaya - sebagi gelombang : I = 0 c E2 0 = konstanta dielektrik dalam hampa c = kecepatan cahaya E2 = harga rata-rata dari kuadrat besaran sesaat dari gelombang elektrik - sebagai partikel : I = N h f N = jumlah photon perdetik persatuan luas f = frekuensi cahaya 3. Sinar-X Sinar X merupakan fenomena terpancarnya gelombang ( foton ) akibat adanya elektron berkecepatan tinggi menumbuk permukaan logam, dimana terjadi eksitasi elektron ke tingkat energi lebih rendah Untuk memperoleh elektron berkecepatan tinggi, maka elektron dipercepat melalui beda potensial yang besar. - Sifat Sinar X 1. Panjang gelombang () sinar X adalah sangat pendek yaitu : 0,001 - 10 nm 2. Sinar X mempunyai daya tembus yang besar - Rumus Duane – Hunt Panjang gelombang sinar X yang berhubungan dengan potensial pemercepat dimana besarnya tidak dapat lebih kecil dari suatu harga tertentu ( min ). Menurut Duane-Hunt hubungan tersebut adalah λ min = (1.24 x 10-6 m ) / V V = potensial pemercepat 4. Hamburan Compton Menurut teori kuantum,foton berperilaku laku sebagai partikel namun tanpa massa diam. Sebagai partikel maka foton dapat bertumbukan dengan benda , misalnya elektron sehingga berlaku hukum tumbukan dalam mekanika. Gambar di bawah melukiskan tumbukan foton sinar X dengan elektron yang disebut hamburan Compton . E = hf p = h/λ foton datang E = hf’ p =h/λ’ φ foton terhambur θ elektron terhambur E =√(m02c2+ p2c2) pe Foton(cahaya) datang dengan energi E = hf dan momentum p = h/λ Bina Nusantara menumbuk elektron yang sedang diam. Setelah tumbukan foton terhambur dengan sudut φ dan elektron dengan sudut θ . Foton yang dihamburkan mempunyai panjang gelombang λ’ yang lebih panjang sebesar Δλ = λ’ – λ dari panjang gelombang foton datang λ. Dengan menganggap tumbukan bersifat elastis, maka: Kekekalan momentum : Momentum awal = momentum akhir Komponen horisontal : h/λ + 0 = h/λ’ cos φ + pe cos θ 0 = h/λ’ sin φ + pe sin θ pe = m0 V / {√ 1-(V/c)2} disini m = m0 / {√ 1-(V/c)2} = massa relativistik Komponen vertikal Bina Nusantara : Dari hukum kekekalan energi kinetik: h f = h f’ + (m-m0)c2 dimana (m-m0)c2 merupakan pernyataan relativistik dari energi kinetik elektron, dengan m0 = massa diam. Dengan menyelesaikan persamaan-persamaan di atas, diperoleh : Δλ = λ’ – λ = h / m0 c (1 - cos φ) Hasil ini amat menunjang teori dualisme cahaya , bahwa cahaya dapat bersifat dualistis . Bina Nusantara
© Copyright 2024 Paperzz