BAB XI TEKNO EKONOMI “…We often think that when we have completed our study of one we know all about two, because ‘two’ is ‘one and one’. We forget that we have still to make a study of ‘and’…” A.S. Eddington Suatu bangunan tidak saja perlu memenuhi persyaratan teknis (‘technically possible’), tetapi juga memenuhi kelaikan secara ekonomis (‘economically feasible’). Persyaratan kelaikan ekonomis ini dipengaruhi oleh berbagai aspek, diantaranya: pemilihan proyek yang dibangun, pemilihan sistem bangunan, metode pelaksanaan konstruksi, pendanaan dan cara pengelolaan serta operasional bangunan tersebut. Dari aspek-aspek yang terkait, maka jelas bahwa analisa tekno ekonomi perlu dilakukan pada saat proses perancangan yang berorientasi pada rentang waktu pemanfaatan bangunan di masa mendatang. XI.1. Biaya Daur Hidup Bangunan Istilah biaya daur hidup bangunan (‘building life cycle costs’) dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya biaya yang diperlukan oleh suatu bangunan mulai dari proses perancangan (tahap pra konstruksi), proses pembangunan (tahap konstruksi) dan proses pengoperasian, di mana termasuk pemeliharaan/perawatan bangunan (tahap pasca konstruksi). Pembobotan biaya konstruksi, biaya investasi dan biaya daur hidup bangunan dapat dilihat pada Gambar 11.1. 100% Sistem Arsitektural (sekitar 40%) Asuransi Renovasi Bunga Pinjaman Bunga Pinjaman Perabot Pajak Perijinan Survai Jasa Profesi Sistem Struktural (sekitar 25%) Pemeliharaan Tanah Operasional Sistem Mekanikal & Elektrikal (sekitar 35%) Biaya Konstruksi Biaya Konstruksi Biaya Investasi Biaya Lain-Lain Biaya Konstruksi Biaya Daur Hidup Gambar 11.1. Biaya Daur Hidup Bangunan Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 271 Adapun siklus daur hidup bangunan dapat dilihat pada Gambar 11.2. Gambar 11.2. Daur Hidup Bangunan Waktu Mulai Selesai Rendah Rendah Dihuni Mulai Digunakan/ Pelaksanaan Konstruksi Proyek Pembiayaan Transaksi Pembelian Perancangan Konsep Perencanaan Tinggi Tinggi Gambar 11.3. Dampak Waktu terhadap Biaya Bangunan Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 272 Dampak tahapan proses pekerjaan terhadap biaya bangunan yang terlihat pada Gambar 11.3. menunjukkan bahwa perubahan rancangan tidak boleh dilakukan pada saat bangunan sudah mencapai tahapan pelaksanaan konstruksi, karena akan mengakibatkan bertambahnya biaya bangunan secara signifikan. Sehubungan dengan daur hidup bangunan, maka ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memperkirakan rentang usia bangunan gedung, adalah: a. Usia Fisik Waktu yang diperkirakan di mana suatu fasilitas dapat bertahan, sebelum rusak akibat daya tahan bahan bangunan tidak dapat diperpanjang. Biasanya pemeliharaan dan perbaikan gedung yang teratur dapat memperpanjang usia fisik bangunan. b. Usia Fungsional Waktu yang diperkirakan di mana suatu fasilitas dapat memenuhi tuntutan kegiatan atau fungsi yang diharapkan. Biasanya perpanjangan usia fisik mempunyai dampak pada perpanjangan usia fungsional bangunan. c. Usia Ekonomis Usia ekonomis dilampaui, bila evaluasi finansial mengisyaratkan bahwa penggunaan gedung baru lebih ekonomis dibandingkan dengan tetap menggunakan gedung yang ada (‘exsisting building’). Pemeliharaan gedung secara baik akan memperpanjang usia ekonomis suatu gedung. Usia ekonomis ini biasanya digunakan untuk menentukan prosentase depresiasinya. Mengingat usia fisik bangunan mempengaruhi usia fungsional dan usia ekonomis bangunan, maka rentang waktu usia bangunan biasanya dibatasi oleh pertimbangan fungsional dan ekonomis. Beberapa jenis bangunan mempunyai usia fungsional yang pendek, misalnya: suatu rumah sakit mempunyai usia fungsional yang sangat pendek pada bagian tertentu, karena adanya peralatan yang cepat usang atau prosedur medis yang berganti/berubah secara cepat. Untuk maksud mengurangi biaya awal, perlengkapan gedung yang kualitasnya rendah dipilih, maka perlengkapan tadi perlu diganti sebelum mencapai usia ekonomisnya. Hali ini akan berakibat pada bertambahnya biaya daur hidup bangunan. Secara umum program suatu gedung perlu direncanakan secara seksama agar tercapai keseimbangan antara umur fisik, fungsional dan ekonomis, di antara sistem bangunan yang akan dipilih. Setiap pemilihan akan membawa dampak pada biaya konstruksi, biaya investasi dan biaya daur hidup bangunan. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 273 Tidak ada satu rumuspun yang dapat digunakan untuk menyusun program bangunan secara baku. Setiap proyek, setiap gedung, dan setiap kondisi berbeda. Namun demikian, penetapan program perlu dibuat, karena sangat penting untuk menentukan ukuran dan kualitas gedung serta pembagian biaya yang perlu dialokasikan: XI.2. Biaya Bangunan dan Biaya Konstruksi Perhitungan biaya bangunan dan konstruksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, dari yang paling sederhana sampai pada perhitungan yang rinci dan teliti, di mana volume pekerjaan dihitung berdasarkan gambar kerja. XI.2.1. Berdasarkan Harga Satuan per m2 Bangunan Perhitungan dengan cara ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang perkiraan biaya bangunan dan konstruksi suatu bangunan tinggi berdasarkan harga rata-rata bangunan per m2. Harga satuan ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk bangunan gedung milik negara harga satuan ditentukan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) dahulu oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (PU). Harga yang diberikan merupakan harga untuk bangunan gedung negara yang besarnya tergantung dari propinsi/ kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Harga tersebut juga dibedakan antara gedung bertingkat, gedung tidak bertingkat dan rumah dinas, yang masingmasing dibagi atas tiga kelompok; Gedung bertingkat A, B, dan C; Gedung tidak bertingkat A, B, dan C; serta Rumah dinas 260 m 2, 120 m2, dan 35/50/70 m2. Di samping patokan biaya yang ditentukan oleh pemerintah, banyak kontraktor atau konsultan atau penilai volume (‘quantity surveyor’) mempunyai harga dasar bangunan yang diperoleh dari pengalaman di lapangan (Tabel 11.1.) Tabel 11.1. Harga Dasar Bangunan -------------------------------------------------------------------------------Fungsi Bangunan Harga per m2 (US$) -------------------------------------------------------------------------------Apartemen 175 – 250 Gedung Parkir 25 – 50 Hotel – Bintang 4, 5 275 – 325 Bintang 3 200 – 250 Bintang 1, 2 150 – 175 Kantor 125 – 300 Perbelanjaan 175 – 250 Rumah Sakit 125 – 325 -------------------------------------------------------------------------------Selanjutnya, harga yang tercantum dalam daftar tersebut merupakan harga untuk biaya pekerjaan di lantai dasar, sedang untuk bangunan bertingkat, harga dasar tersebut harus dikalikan oleh suatu faktor sebagaimana tertera Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 274 pada Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara berdasarkan SK Menteri Kimpraswil nomor 332/KPTS/M/2002, dapat dilihat pada Tabel 11.2 Tabel 11.2 Faktor Perkalian Tinggi Lantai -----------------------------------------------------------------------------------Tinggi Bangunan Faktor Perkalian (x harga dasar) -----------------------------------------------------------------------------------Lantai ke – 2 1,090 Lantai ke – 3 1,120 Lantai ke – 4 1,135 Lantai ke – 5 1,162 Lantai ke – 6 1.197 Lantai ke – 7 1,236 Lantai ke – 8 1,265 Lantai ke – 9 1,294 Lantai ke – 10 1,323 Lantai ke – 11 1,352 Lantai ke – 12 1,381 Lantai ke – 13 1,410 Lantai ke – 14 1,439 --------------------------------------------------------------------------------------Mengingat Tabel 11.2. hanya terbatas sampai dengan ketinggian 12 lantai, maka untuk bangunan yang jumlah lantainya lebih tinggi dapat digunakan rumus empiris: BB n BBo .1 0,0237 n di mana Persamaan 11.1. : BBn adalah harga dasar untuk bangunan berlantai n BBo adalah harga dasar untuk bangunan tidak bertingkat n adalah jumlah lantai bangunan XI.2.2. Berdasarkan Pendekatan Biaya Struktur Perkiraan besarnya biaya bangunan dan konstruksi dapat pula dilakukan dengan menghitung biaya pekerjaan struktur, lalu dengan memperhatikan bobot pekerjaan struktur dapat diperoleh seluruh biaya bangunan/konstruksi. Pendekatan ini sering digunakan, mengingat rincian pekerjaan struktur relatif tidak melibatkan banyak bahan bangunan. Dengan demikian analisa pekerjaan struktur dapat dihitung berdasarkan volume bahan bangunan yang digunakan untuk mutu tertentu secara tepat. Beberapa pendekatan dilakukan berdasarkan sistem struktur yang digunakan, sebagaimana terlihat pada tabel 11.3. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 275 Tabel 11.3. Volume Bahan Struktur ------------------------------------------------------------------------------------------------Sistem Struktur Volume per m2 lantai ------------------------------------------------------------------------------------------------Portal Bertingkat - Beton Bertulang*) < 12 lantai tanpa basement 0,30 – 0,35 m3 < 12 lantai dengan basement 0,35 – 0,40 m3 13 – 25 lantai tanpa basement 0,35 – 0,40 m3 13 – 25 lantai dengan basement 0,40 – 0,45 m3 25 – 36 lantai dengan basement 0,45 – 0,55 m3 Tabung – beton Bertulang / Komposit 0,35 m3 Bidang/Boks Beton Bertulang 0,40 m3 Portal Bertingkat - Baja < 30 lantai 0,50 ton > 30 lantai 1,00 ton ------------------------------------------------------------------------------------------------Catatan : *) Tulangan beton antara 160 – 220 kg/m3 Jika dihitung berdasarkan prosentase penampang beton: - Kolom/Inti/Dinding Geser 1 – 6% - Balok 1 – 3% dan Pelat lantai 1% Untuk penggunaan bahan beton (semen, pasir dan koral), tergantung dari mutu beton yang digunakan yang analisa penggunaan bahannya dapat dilihat pada Tabel 11.4. Tabel 11.4. Analisa Penggunaan Bahan -----------------------------------------------------------------------------------------------Mutu Beton Semen (kg) Pasir (m3) Koral (m3) ------------------------------------------------------------------------------------------------K – 200 340 0,60 0,90 K – 300 360 0,64 0,96 K – 400 400 0,70 1,05 K – 500 440 0,78 1,17 K – 600 480 0,84 1,26 K – 800 520 0,90 1,35 K – 1000 560 1,00 1,50 -------------------------------------------------------------------------------------------------Catatan : Asumsi harga : Semen Pasir Koral Besi Beton = US$ 0,10 / kg. = US$ 12,00 / m3. = US$ 15,00 / m3. = US$ 6,60 / kg. Dari data-data yang ada pada Tabel 11.3. dan Tabel 11.4. dapat dicari biaya bahan struktur, kemudian umtuk memperoleh biaya struktur masih perlu ditambahkan dengan biaya alat bantu (perancah) dan tenaga kerja yang besarnya sekitar 50% dari biaya bahan struktur. Secara umum, biaya struktur bagian atas diperkirakan berkisar antara US$ 65 – 95 / m2 lantai. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 276 Dengan diperolehnya biaya struktur, yang bobotnya sekitar 25% biaya konstruksi (lihat Gambar 11.1), maka biaya bangunan dan konstruksi dapat diperoleh. XI.2.3. Berdasarkan Pendekatan Empiris Dalam Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, biaya bangunan dibagi atas bobot prosentase, yang dapat dilihat pada Tabel 11.5., sedang untuk biaya perlengkapan/peralatan bangunan dapat dilihat pada Tabel 11.6. Tabel 11.4. Biaya Elemen Bangunan -----------------------------------------------------------------------------------------------Elemen Bangunan % biaya bangunan Biaya per m2 lantai -----------------------------------------------------------------------------------------------Fondasi 5 – 10 US$ 10 – 35 Struktur 25 – 30 US$ 65 – 95 Lantai 5 – 10 US$ 10 – 35 Dinding 7 – 10 US$ 20 – 35 Plafon 6– 8 US$ 15 – 25 Atap 8 – 10 US$ 25 – 35 Utilitas 5– 8 US$ 10 – 25 Penyelesaian akhir -‘Finishing’ 10 – 15 US$ 35 – 45 -------------------------------------------------------------------------------------------------Di samping hal-hal tersebut di atas, yang sifatnya umum, maka pada Tabel 11.5. diberikan bobot untuk perlengkapan/peralatan bangunan yang umum digunakan pada bangunan tinggi. Tabel 11.5. Biaya Perlengkapan/Peralatan Bangunan -------------------------------------------------------------------------------------------Perlengkapan % Biaya Total Biaya per m2 lantai --------------------------------------------------------------------------------------------Tata Udara 25 – 50 US$ 20 – 75 Lift / Escalator 20 – 30 US$ 15 – 110 Tata Suara 7 – 15 US$ 1 – 5 Telpon dengan PABX 7 – 15 US$ 4 – 15 Eleketrikal (Genset) 17 – 30 US$ 10 – 25 Kebakaran 17 – 30 US$ 9 – 18 Anti Rayap 2– 6 US$ 1 – 4 STP 5 – 10 US$ 2 – 7 Interior/’Furniture’ 30 – 40 US$ 15 – 35 Pondasi Dalam 10 – 15 US$ 10 – 35 Fasilitas Orang Cacat 5 – 12 US$ 2 – 8 Penangkal Petir 2– 5 US$ 1 – 3 Basement (per m2) 150*) Peningkatan Mutu 15 – 30**) -------------------------------------------------------------------------------------------Catatan: *) 150% dari satuan biaya bangunan per m2 **) 15 – 30% dari komponen biaya terkait Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 277 Biaya untuk pembuatan selasar dihitung 0,50 harga bangunan, sedang ruang pembangkit listrik cadangan dinilai 1,25 harga bangunan Sedang untuk ruangan dan fasilitas pada Rumah Sakit, mengikuti ketentuan Tabel 11.7. Tabel 11.7. Faktor Perkalian Fasilitas Rumah Sakit ---------------------------------------------------------------------------Fasilitas/Ruangan x biaya Rumah Sakit --------------------------------------------------------------------------‘Intensive Care Unit’ 1,10 Ruang Operasi 1,20 Radiologi 1,25 ‘Laundry’ 1,10 Perawatan/Dapur 1,00 Asrama Perawat 1,00 Laboratorium 1,10 ---------------------------------------------------------------------------Pembobotan elemen bangunan dapat pula dibedakan berdasarkan fungsi bangunan, sebagaimana tertera pada Tabel 11.8. Tabel 11.8. Bobot Biaya Bangunan -------------------------------------------------------------------------------------------------Elemen Bangunan Apartemen Hotel Kantor Rumah Sakit -------------------------------------------------------------------------------------------------Fondasi Dalam 6% 6% 10% 4% Struktur Atas 20% 20% 30% 15% Lift 3% 3% 2% 5% Tata Udara 10% 8% 12% 20% Pemipaan/Sanitair 9% 7% 3% 10% Penceghn.Kebakaran 2% 2% 3% 3% Elektrikal 10% 8% 11% 15% Eksterior/Lansekap 20% 18% 10% 8% ‘Finishing’/Perabot 18% 22% 12% 14% Perlk.Dapur/Binatu 2% 6% 6% -------------------------------------------------------------------------------------------------XI.2.3. Berdasarkan Indeks terhadap Luas Bangunan Perhitungan biaya bangunan dan konstruksi yang paling teliti adalah dengan menggunakan analisa satuan pekerjaan, yang terdiri dari analisa satuan bahan (seperti contoh Tabel 11.4) dan analisa satuan pekerja. Namun analisa ini membutuhkan gambar kerja yang lengkap. Berdasarkan gambar kerja, mula-mula dihitung volume pekerjaan, mulai dari pekerjaan fondasi sampai dengan pekerjaan ‘finishing’, yang kemudian disusun dalam suatu tabel. Analisa satuan bahan dan satuan pekerjaan digunakan untuk menentukan harga satuan pekerjaan. Selanjutnya volume yang telah dihitung dikalikan dengan harga satuan pekerjaan untuk memperoleh jumlah harga untuk masing-masing pekerjaan. Jumlah harga masing-masing pekerjaan Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 278 dijumlahkan sehingga menghasilkan biaya keseluruhan bangunan. Bobot tiap pekerjaan diperoleh dengan: Bobot Biaya pe ker jaan Biaya keseluruhan % Persamaan 11.2. Dengan pembobotan ini, secara rinci diketahui prosentase setiap pekerjaan terhadap biaya keseluruhan. Dari volume pekerjaan dan perkiraan kecepatan kerja, dapat ditentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pembobotan dan alokasi waktu kerja ini kemudian digambarkan dalam suatu diagram, yang dikenal dengan grafik ‘S’ (Gambar 11.3.) Gambar 11.3. Grafik ‘S’ Grafik ‘S; ini selanjutnya digunakan untuk memantau kemajuan pekerjaan, dengan membandingkan antara rencana dan realitas prestasi yang dicapai untuk kurun waktu tertentu. Di samping itu, grafik ‘S’ juga dapat digunakan untuk merencanakan anggaran belanja proyek, pengerahan tenaga dan jadwal pengiriman bahan. Meode lain yang digunakan berdasarkan perhitungan analisa satuan pekerjaan adalah yang biasa dikenal dengan metode jalur kritis (‘CPM – critical path method’) dan jika menggunakan bantuan komputer dikenal dengan isitilah ‘PERT’ (Project Evaluation & Review Technique’). Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 279 Pendekatan dengan menggunakan analisa satuan pekerjaan memiliki ragam pendekatan dan anlisa yang berbeda, sehingga tidak mengherankan jika setiap kontraktor/pemborong mempunyai hasil perhitungan yang berbeda, meskipun menggunakan gambar dan spesifikasi serta persyaratan teknis yang sama untuk bangunan yang akan dikerjakan. Mengingat rumitnya perhitungan awal dengan menggunakan analisa satuan pekerjaan, maka banyak orang menggunakan pendekatan perhitungan dengan indeks pekerjaan. Sebagaimana halnya pada analisa satuan pekerjaan, disusun daftar pekerjaan. Bedanya dengan analisa satuan pekerjaan, maka pada perhitungan dengan indeks, setiap jenis pekerjaan diberikan nilai indeks terhadap luas lantai (luas lantai bruto). Namun satuan pekerjaan tetap mengikuti satuan pekerjaannya masing-masing, yang merupakan komponen biaya langsung (Tabel 11.8.). Tabel 11.8. Indeks Pekerjaan -------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Pekerjaan Satuan Pekerjaan Indeks terhadap luas lantai -------------------------------------------------------------------------------------------------Struktural: Sub struktur : - tiang pancang/bor m’ 1,2000 - basement: Galian m3 1,6000 Beton m3 0,7920 Tulangan Baja kg 119,2400 Perancah m2 2,2484 ‘Water proofing’ m2 3,0000 Struktur Atas: Beton m3 0,3580 Tulangan Baja kg 76,0800 Perancah m2 2,6380 2 ‘Water proofing’ m 1,1500 Arsitektural: - Dinding luar & plester m2 1,2000 2 - Dinding dalam & plester m 0,9500 - Pintu & Jendela luar bh 1,3000 - Pintu & Jendela dalam bh 1,1000 - Penutup Lantai m2 1,1000 2 - Pengecatan dinding m 0,9000 - Partisi dan Rangka bh 0,6000 - Tangga bh 0,0300 - Perlengkapan Saniter bh 0,0100 - Ornamen, dll. Bh 0,2000 --------------------------------------------------------------------------------------------- Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 280 Tabel 11.8. Indeks Pekerjaan (sambungan) ------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Pekerjaan Satuan Pekerjaan Indeks terhadap luas lantai ------------------------------------------------------------------------------------------------Pemipaan: - Jaringan air bersih m’ 0,3500 - Jaringan air kotor m’ 0,3500 - Pipa Ventilasi m’ 0,2000 - Jaringan air hujan m’ 0,2000 - Pengolahan Limbah bh 1,0000 - Peralatan lainnya bh 0,0002 Elektrikal - Bingkai lampu titik 0,1111 - Instalasi listrik titik 0,1111 - Panel Listrik bh 0,0030 - Kabel daya listrik m’ 0,0050 - Genset & Trafo LS 0,0010 - Penangkal Petir bh 0,0010 - Tata suara bh 0,0100 - Jaringan Telpon bh 0,0200 - Penerangan luar bh 0,0100 Pencegahan Kebakaran: - Hidran titik 0,0100 - Tanda Bahaya titik 0,0400 - Sprinkler titik 0,0500 Tata Udara: - Peralatan bh 0,0300 - Saluran Udara m’ 0,0500 Transportasi Vertikal bh 0,0003 Perabot bh 0,0500 Pekerjaan Ruang Luar bh 0,0100 ---------------------------------------------------------------------------------------------Di samping biaya pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas, biaya konstruksi masih perlu ditambahkan dengan biaya tidak langsung (‘indirect costs’), yang besarannya dikaitkan dengan nilai biaya langsung (‘direct costs’). Indeks biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 11.9. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 281 Tabel 11.9. Indeks Biaya Tak Langsung -----------------------------------------------------------------------------------------------Uraian % terhadap biaya langsung ------------------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan Persiapan: - Peralatan: ‘Tower Crane’ 1,500 ‘Lifting Hoist’ 0,300 Genset 350 KVA 0,300 ‘Bar Bender’ 0,080 ‘Bar Cutter’ 0,080 Kompresor 0,060 ‘Concrete Vibrator’ 0,030 ‘Theodolit’ & ‘Waterpass’ 0,020 ‘Scafolding’ 0,350 ‘Struuting & Propping’ 0,120 Perlengkapan lainnya 0,100 - Asuransi dan Perijinan: ‘Construction All Risk’ & TPL 0,250 Astek & Jamsostek 0,250 ‘Personnel Inssurance’ 0,050 Perijinan 0,050 - Fasilitas Sementara: Kantor Proyek 0,200 Gudang 0,150 ‘Open Storage Yard’ 0,100 WC Pekerja 0,070 Bedeng Pekerja 0,070 Pagar Sementara 0,075 Jalan Masuk 0,125 ‘Dewatering’ 0,200 Listrik dan Air Kerja 0,150 Perlengkapan Kantor 0,100 - ‘Overhead’: Gaji Karyawan Proyek 1,250 Pelatihan & Pengujian Bahan 0,050 Fasilitas Kantor 0,275 Investasi 0,150 Jaminan Kontrak: - Jaminan Uang Muka 0,075 - Jaminan Kerja 0,075 - Jaminan Retensi 0,038 Pajak: - PPh 1,500 - PPn 10,000 ‘Cost of Money’ 3,000 ------------------------------------------------------------------------------------------------ Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 282 XI.2. Biaya Investasi Perhitungan Biaya Investasi dihitung melalui pendekatan sebagaimana disusun dalam Tabel 11.10. Tabel 11.10 Biaya Investasi --------------------------------------------------------------------------------------------Uraian Volume Unit Biaya Total Biaya ---------------------------------------------------------------------------------------------A. Biaya Bangunan X m2 US$ Y US$ XY B. Biaya Peralatan Tetap b % US$ XY US$ B C. Biaya Pengemb. Tapak c % US$ XY US$ C ---------------------------------------------------D. Biaya Konstruksi US$ XY + B + C US$ D 2 E. Biaya Tanah Z m US$ V US$ ZV F. Jasa Profesi f % US$ D US$ F G. Biaya Peralatan Bergerak g % US$ XY US$ G H. Biaya Administrasi h % US$ D US$ H I. Biaya Lain-lain i % US$ D US$ I --------------------------------------------------J. Biaya Investasi = US$ D + ZV + F + G + H + I -------------------------------------------------------------------------------------------Catatan: nilai f : 3 – 6% , h : 1 – 5% , i : 5 – 15% Biaya bangunan US$ Y/m2 diperoleh dari perhitungan hasil analisa terdahulu (Bab XI.2.), sedang biaya tanah US$ V/m 2 didasarkan pada harga tanah di mana lokasi bangunan akan dibangun. Biaya peralatan tetap, berupa sistem tata udara, transportasi vertikal, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pengolahan limbah dan pompa serta pemanas air dapat dihitung dengan menggunakan Tabel 11.11., pengembangan lahan/tapak (Tabel 11.12.) dan juga untuk peralatan bergerak yang berupa perabotan (Tabel 11.13.). Tabel 11.11.Bobot Perlengkapan Tetap --------------------------------------------------------------------------Mutu Peralatan/ Bobot terhadap Fungsi Bangunan Biaya Bangunan (%) ---------------------------------------------------------------------------Rendah 5 Menengah 10 – 15 Tinggi 20 Canggih 30 Perkantoran 0,50 – 7 Apartemen 7 – 10 Rumah Sakit 18 – 20 -------------------------------------------------------------------------- Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 283 Tabel 11.12. Bobot Pengembangan Tapak -------------------------------------------------------------------------Mutu/Lokasi Bobot terhadap Biaya Bangunan (%) ---------------------------------------------------------------------------Rendah/Mudah 5 Menengah 10 – 15 Tinggi/Sulit 20 Sangat Rumit 30 Di Pusat Kota 5 Di Pinggiran Kota 14 – 15 Daerah Berbatu/Terjal 30 ---------------------------------------------------------------------------Biaya untuk pengembangan tapak dapat pula dirinci sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Persiapan lahan, sekitar 1 – 3% dari biaya bangunan. Perparkiran (dihitung biayanya per kendaraan). Jalan lingkungan (dihitung biayanya per meter panjang). Selasar tempat pejalan kaki (‘trotoir’), sekitar 1 – 7% dari biaya bangunan. Pagar, sekitar 0,5 – 2,5% dari biaya bangunan. Utitlitas di dalam pekarangan, sekitar 1 – 3% dari biaya bangunan. Utilitas di luar pagar (jika diperlukan), sekitar 3 – 5% dari biaya bangunan. Saluran air hujan, sekitar 0,5 – 2,5% dari biaya bangunan. Pertanaman, sekitar 1 – 2% biaya bangunan. Peralatan ruang luar (dihitung berdasarkan kebutuhan). Penerangan luar, sekitar 1% dari biaya bangunan. Tabel 11.13. Bobot Peralatan Bergerak/Perabot --------------------------------------------------------------------------Mutu Peralatan Bobot terhadap Biaya Bangunan (%) ---------------------------------------------------------------------------Rendah 5 Menengah 10 – 15 Tinggi 20 Rumah Sakit 18 – 20 ----------------------------------------------------------------------------- XI.3. Biaya Operasional dan Pemeliharaan/Perawatan Bangunan Distribusi biaya operasional dan pemeliharaan/perawatan bangunan secara garis besar dialokasikan untuk kebersihan, pemeliharaan/perawatan, pergantian suku cadang, perbaikan, renovasi, keamanan dan asuransi, gaji karyawan, biaya energi, air dan telepon, biaya depresiasi, pajak dan pengembalian modal serta bunga pinjaman. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 284 Biaya pelayanan (termasuk gaji karyawan dan keamanan) menempati alokasi biaya yang paling tinggi (sekitar 42%), diikuti dengan biaya energi sekitar 34% dan untuk pasokan air bersih sekitar 6%. Biaya untuk pemeliharaan/ perawatan sekitar 15%, sedang untuk pajak, asuransi, sekitar 3%. Biayabiaya tersebut berkisar antara US$ 6 – 10 per m2 per bulan. Nilai (dalam Milyar Rupiah) Penurunan Nilai Bangunan Rp150 Rp100 Rp50 Rp0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Usia Bangunan (dalam Tahun) "Nilai bangunan akibat depresiasi" "Nilai bangunan tanpa perawatan" Gambar 11.4. Penurunan Nilai Bangunan Gambar 11.4. menunjukkan penurunan nilai bangunan akibat pemeliharaan/ perawatan bangunan yang tidak mengikuti standar dan prosedur yang sesuai, tidak melakukan ‘preventive maintenance’. Biaya operasional dan pemeliharaan/perawatan bangunan umumnya diperoleh dari biaya layanan (‘service charge’) yang dibebankan pada penyewa ruangan. Besarnya ‘service charge’ ini berkisar antara 25 – 30% dari nilai sewa. XI.4. Analisa Tekno Ekonomi Bangunan Tinggi XI.4.1. Penilaian Terhadap Waktu Dalam analisa tekno ekonomi diperlukan nilai-nilai tertentu yang dijadikan dasar bagi perhitungan selanjutnya. Nilai-nilai yang diperlukan untuk menentukan besarnya biaya, sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya adalah: harga satuan tanah dan harga satuan bangunan gedung, yang jika dikalikan dengan jumlah luas lantai (luas lantai bruto) akan menghasilkan biaya bangunan. Selanjutnya adalah biaya tidak langsung, berupa biaya yang diperlukan untuk jasa profesional, biaya perijinan dan administrasi serta biaya bunga modal pinjaman (‘cost of money’ atau ‘financing cost’). Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 285 Dengan demikian nilai investasi proyek yang dihitung, bukan nilai awal (P o – uang pokok), sebelum proyek dibangun, tetapi nilai setelah proyek selesai dibangun (Pn – FV, Future Value’), yang besarnya tergantung dari besarnya nilai suku bungan (‘i – interest’) dan lama pekerjaan konstruksi (n tahun). Nilai FV diperoleh dengan: Pn Po 1 i n Di mana : Pn Po i n Persamaan 11.3. adalah nilai kemudian adalah uang pokok adalah tingkat suku bunga (%) adalah lama pekerjaan konstruksi (tahun) Untuk nilai Po = 1,000, maka besar nilai kemudian (FV – future value’), menjadi: FV 1 i n Persamaan 11.4. Nilai kemudian dari 1,000 untuk tingkat suku bunga dan rentang waktu tertentu dapat dijumpai pada Lampiran 04. Rumus di atas merupakan nilai yang menyatakan jumlah yang diinvestasikan pada saat ini dan akan diakumulasikan atas dasar prinsip bunga berbunga (‘compound interest’) untuk jangka waktu tertentu. Nilai-nilai untuk tingkat suku bunga (i) dan jangka waktu (n) dapat disusun dalam tabel (lihat Lampiran 04). Sedang nilai sekarang (‘PV - present value’) dari nilai 1,000 yang merupakan kebalikan dari Persamaan 11.4. dapat dijumpai pada Lampiran 05, yang didasari atas rumus: PV 1 Persamaan 11.5. 1 i n Persamaan 11.5. digunakan untuk menghitung uang pokok atau nilai sekarang dari pembayaran atau penerimaan uang yang akan diterima. Persamaan ini disebut juga dengan daftar ‘discount’, karena nilai akhirnya selalu lebih kecil dari nilai yang akan datang. Jika pada Persamaan 11.4. mewakili satu waktu dan untuk semua jumlah tunggal uang, maka Persamaan 11.6. berikut ini memberikan jumlah uang ekivalen per tahun untuk tahun tertentu atau biasa disebut sebagai ‘CAF – compound amount factor’ (Lampiran 06): CAF 1 i n 1 i Persamaan 11.6. Kebalikan dari Persamaan 11.6, dinamakan dana pembayaran tahunan (‘ASF - annual sinking fund’), dan digunakan untuk menghitung nilai uang tahunan yang akan ditabung setiap tahunnya pada tingkat suku bunga tertentu guna Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 286 melunasi pembayaran pada tanggal tertentu di masa yang akan datang (Lampiran 07): i ASF 1 i n 1 Persamaan 11.7. Selanjutnya, pada Lampiran 08, digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari pembayaran mendatang yang dilakukan pada periode tahunan yang teratur, dengan rumus: PWF 1 i n 1 n i.1 i Persamaan 11.8. Persamaan 11.8. disebut jumlah faktor nilai sekarang (‘PWF – present worth factor’) dari 1,000 atau nilai sekarang dari 1.000 per tahun (tahun pembelian suku tunggal). Sedang untuk nilai sekarang dari 1,000 pertahun (suku rangkap) berlaku untuk tingkat suku bunga yang sama, baik pada bunga terhadap jumlah yang diinvestasikan, maupun pada ASF guna mengembalikan nilai modal selama tahun tertentu. Dalam kenyataan, tingkat suku bunga terhadap pinjaman dan terhadap ASF sering kali tidak sama. Oleh karenanya perlu digunakan suku rangkap (‘dual rate’): PVA 1 i ASF Persamaan 11.9. Kebalikan dari Persamaan 11.8. biasa disebut dengan faktor pemulihan modal (‘Capital Recovery Factor’) sebagaimana dirumuskan dalam Persamaan 11.10 (Lampiran 09): i 1 i n CFR 1 i n 1 Persamaan 11.10. Untuk dapat membandingkan antara nilai uang yang diterima atau dikeluarkan pada saat yang berbeda, maka nilai tersebut perlu dikonversikan jumlahnya ke dalam skala waktu (Gambar 11.4). Gambar ini memperlihatkan perbandingan antara nilai kemudian (‘future value’), nilai yang dibayar tahunan (Lampiran 06) dan jumlah nilai sekarang (Lampiran 08). Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 287 Gambar 11.5. Berbagai Nilai pada Tingkat Suku Bunga 8% per Tahun Dari Gambar 11.5. terlihat bahwa nilai bangunan (investasi) dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang waktu yang secara lebih jelas dapat digambarkan dengan metode Segitiga Waktu dari nilai uang (Gambar 11.6.) untuk mengetahui jumlah nilai kemudian, jumlah nilai sekarang, jumlah uang pada masa lampau, dan juga nilai seragam tahunan selama kurun waktu tertentu. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 288 Nilai Seragam 'Present Worth Factor' (Lampiran 08) 'Serial of Equal Amounts' 'Capital Recovery 'Compound Factor' Amount (Lampiran 09) Factor' (Lampiran 06) 'Sinking Fund Factor' (Lampiran 07) 'Present Worth Factor' inverse (lampiran 05) Nilai Sekarang 'Present Amount' Nilai Kemudian 'Compound Amount Factor' inverse (Lampiran 04) 'Future Amount Single Sum' Gambar 11.6 Metode Segitiga Nilai Waktu XI.4.2. Analisa Titik Impas Untuk menentukan harga jual bangunan atau nilai sewa bangunan, maka perlu diketahui besarnya modal sendiri (‘equity’) yang digunakan, dan kemungkinan menggunakan modal yang berasal dari pinjaman. Modal pinjaman biasanya berasal dari bank atau lembaga keuangan dengan sejumlah imbalan bagi pemberi pinjaman yang biasa dikenal dengan suku bunga (‘interest’). Di samping itu, perlu diketahui lamanya waktu pinjaman dan lama yang dibutuhkan bagi pekerjaan konstruksi. Lama waktu konstruksi diperlukan, karena biasanya para kreditur (pemberi pinjaman) memberikan keringanan berupa penangguhan pembayaran pokok pinjaman dan bunganya selama masa konstruksi (‘grace period’). Jika penangguhan hanya diberikan pada pembayaran pokok kreditnya saja, maka bunga yang tetap harus dibayar biasanya dinamakan ‘i.d.c.’ (‘interest during construction’). Perbandingan antara modal pinjaman terhadap modal sendiri (‘loan-equity ratio’) biasanya tidak mutlak, tergantung dari jenis proyek yang dikaitkan dengan resiko proyek. Nilai perbandingan ini biasanya 3 : 1 untuk proyekproyek bangunan komersial. Sedang lama waktu pinjaman biasanya sekitar 15 tahun. Perhitungan nilai jual atau nilai sewa bangunan yang digunakan adalah dengan analisa titik impas (‘break even point analysis’). Biaya investasi dianggap sebagai biaya tetap (‘FC – Fixed Costs’), biaya operasional dan Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 289 karyawan, asuransi, pajak, depresiasi, dan cicilan pokok kredit dan bunganya merupakan biaya tidak tetap (‘VC – Variable Costs’). Sedang penerimaan (‘TR – Total Revenue’) yang diperhitungkan, di samping harga sewa dasar, juga masih perlu ditambahkan biaya layanan (‘service charge’) dan pajak (PPN). Nilai sewa diperhitungkan atas luas lantai netto. Untuk menghitung jumlah penerimaan, biasanya tidak didasarkan pada tingkat hunian (‘occupancy rate’) yang penuh (100%), tetapi untuk tingkat hunian (‘vacancy rate’) yang kurang dari 100%, agar perhitungan bersifat konservatif (artinya: pembiayaan semaksimal mungkin, penerimaan seminimal mungkin). Dengan menyamakan jumlah penerimaan dan jumlah biaya dikeluarkan, maka diperoleh nilai sewa: TC FC VC Persamaan 11.10. TR TC Persamaan 11.11. Dalam bentuk grafis, analisa titik impas dapat terlihat pada Gambar 11.7. BIAYA / PENERIMAAN Penerimaan Total ('Total Revenue') Biaya Total ('Total Costs') Zona Laba P Biaya Tidak Tetap ('Variable Costs') Titik Impas ('Break Even Point') TI T.I. Zona Rugi Biaya Tetap ('Fixed Costs') Q TI KUANTITAS Gambar 11.7. Grafik Analisa Titik Impas Pada daerah < QTI, disebut zona rugi, karena TR < TC, sedang daerah > Q TI disebut zona laba, karena TR > TC. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 290 XI.4.3. Tekno Ekonomi Bangunan Tinggi Ada beberapa hal yang merupakan bahan pertimbangan bagi evaluasi suatu proyek bangunan tinggi, diantaranya adalah perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran (‘RCR – revenue-cost ratio’), yaitu perbandingan antara jumlah nilai sekarang dan pengeluaran selama usia ekonomis bangunan. RCR 1,00 Persamaan 11.12. Selanjutnya, hal yang perlu diperhatikan adalah tingkat pengembalian investasi (‘ROI – rate of return on investment’), yaitu gambaran tentang kelaikan proyek. Tingkat pengembalian investasi ini biasamya diperhitungkan dengan atau tanpa beban pajak (‘ROI before tax’ dan ‘ROI after tax’). ‘ROI before tax’ adalah jumlah nilai sekarang dari keuntungan sebelum dipotong pajak dibagi dengan nilai sekarang dari investasi. ROI before TR TC PVinvestasi Persamaan 11.13. Sedang ‘ROI after tax’ adalah jumlah nilai sekarang dari keuntungan sesudah dipotong pajak dibagi dengan nilai sekarang dari investasi. ROI after TR TC Pajak PVinvestasi Persamaan 11.14. Persayaratan kedua tingkat pengembalian investasi: ROI 1,00 Persamaan 11.15. Tingkat pengembalian investasi umumnya dipengaruhi oleh apa yang dinamakan tinggi bangunan ekonomis (‘economic building height’). Optimasi ketinggian bangunan ini dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, dimana dua pendekatan pertama dicontohkan dengan menggunakan program ‘spread sheet’ (Optimasi Jumlah Lantai-01.xls), yang contohnya dapat dilihat pada Gambar 11.8 dan Gambar 11.9. 1) pendekatan struktural, terhadap stabilitas gempa Dalam hal ini jumlah lantai ditentukan berdasarkan Persamaan 3.12: MG 1,5 ME (lihat Gambar 11.8.) 2) pendekatan efisiensi sirkulasi, terhadap ruang luncur lift (Gambar 11.9.) Mengingat luas inti bangunan sekitar 5 – 10 kali dari kebutuhan luas ruang luncur dan luas inti bangunan hanya sekitar 15 – 20% luas lantai tipikal, Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 291 maka, jumlah lantai dapat pula ditentukan dari alokasi maksimal bagi kebutuhan layanan transportasi vertikal (lihat Bab IV. Transportasi Vertikal). Gambar 11.8. Optimasi Lantai Pendekatan Struktural Gambar 11.9. Optimasi Lantai Pendekatan Sirkulasi Vertikal Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 292 3) pendekatan optimasi lahan, terhadap KDB dan KLB. Agar penggunaan lahan tidak berlebihan, maka jumlah lantai bangunan dan luas lantai dasar perlu memenuhi ketentuan KDB dan KLB. Jika pada lahan didirikan beberapa bangunan, maka ketentuan jarak bebas juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan (lihat Bab II Perancangan Bangunan Tinggi). Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat pengembalian modal (‘ROE – rate of return on equity’), yang menggambarkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan (atau penyertaan modal). ROE adalah jumlah nilai sekarang selama umur ekonomis bangunan dari pembayaran pinjaman berikut keuntungan, ditambah dengan akumulasi modal setelah pinjaman lunas dibagi dengan jumlah nilai sekarang dari investasi. ROE 1,00 Persamaan 11.16. Dari pembahasan sebelumnya, dapat diperoleh jumlah pengeluaran berupa biaya investasi yang diperlukan untuk suatu bangunan tertentu (TC), sedang penerimaannya (TR) diperoleh dari ruangan yang disewa/dijual. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan analisa titik impas, maka akan diperoleh harga dasar sewa/jual. Secara rinci proses perhitungan tekno ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pembiayaan Untuk menghitung besarnya biaya yang diperlukan untuk bangunan, diperlukan data-data: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) harga satuan bangunan (US$ per m2) harga lahan (US$ per m2) luas lantai bruto (Lbruto – m2) fungsi bangunan nisbah luas lantai netto terhadap luas lantai bruto (lihat Tabel 2.1) tingkat suku bunga nisbah modal sendiri dan pinjaman lama pinjaman lama pelaksanaan konstruksi besar kewajiban pajak biaya asuransi biaya operasional depresiasi bangunan b. Penerimaan Penerimaan diperoleh dari sewa ruangan (untuk kantor dan pertokoan), nilai jual bangunan (untuk apartemen) dan tarif kamar (untuk hotel dan rumah sakit). Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 293 c. Analisa Perhitungan Setelah dilakukan analisa sistem bangunan, berupa analisa struktur, perhitungan kebutuhan jumlah lift, beban tata udara, sanitasi, daya listrik dan utilitas lainnya, maka dapat diperkirakan luas lantai efektif (Lnetto). 1) Biaya investasi (I) Biaya investasi, sebagaimana telah diuraikan terdahulu, terdiri dari biaya untuk lahan, bangunan, biaya-biaya tidak langsung (jasa profesional, perijinan, administrasi, perabotan, peralatan dan perlengkapan bangunan lainnya), dan dana cadangan untuk biaya pelaksanaan konstruksi: - 2) Biaya Lahan (‘LC – Land Cost’) Biaya Bangunan (‘BC – Building Cost’) Biaya Tidak Langsung (‘IC – Indirect Cost’) Biaya Cadangan (‘C – Contingencies’) Pembiayaan proyek Pelaksanaan proyek bangunan tinggi biasanya membutuhkan waktu yang cukup panjang, sehingga terjadi perkembangan investasi setelah masa konstruksi: FV I .1 i t Persamaan 11.17. dimana : I adalah nilai investasi i adalah tingkat suku bunga per tahun t adalah waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi Biaya proyek pada umumnya diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman pihak lain, sehingga biaya investasi terbagi atas: Investasi Modal Sendiri: Ie 1 xFV q 1 Persamaan 11.18.a. Investasi Modal Pinjaman: Il q xFV q 1 Persamaan 11.18.b. di mana : q adalah nisbah antara modal sendiri dan pinjaman (‘loan equity ratio), biasanya q = 3. Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 294 3) Bunga Pinjaman (B) Biaya yang perlu dikeluarkan untuk pembayaran bungan pinjaman: B i 1 i 1 i p p 1 di mana: 4) .FV FV p Persamaan 11.19. p adalah jangka waktu pinjaman (tahun) Depresiasi (D) Pengurangan nilai bangunan tergantung dari usia ekonomis bangunan yang diperkirakan, yang nilainya dapat dilihat pada Tabel 11.14. D d.BC Persamaan 11.20. di mana : d adalah prosentase penurunan nilai (Tabel 11.13) BC adalah biaya bangunan Tabel 11.14. Tingkat Penurunan Nilai Bangunan per Tahun -------------------------------------------------------------------------Fungsi Usia Ekonomis Depresiasi (d) -------------------------------------------------------------------------Apartemen 40 tahun 2,5% Hotel 40 tahun 2,5% Kantor 45 tahun 2,2% Pertokoan 50 tahun 2,0% Gedung Parkir 45 tahun 2,2% --------------------------------------------------------------------------5) Operasional dan Perawatan Bangunan (O) Besar biaya operasional secara sederhana dapat diperhitungkan sekitar 25% dari jumlah penerimaan: O 0,25 R Persamaan 11.21. Dari jumlah ini, alokasi untuk biaya pengelolaan bangunan (BO) sebesar 6% dari O, sedang sisanya sebesar 94% dari O digunakan untuk biaya pemeliharaan/perawatan bangunan (BM), dengan rincian: - Biaya listrik dan air - Biaya perawatan perlengkapan bangunan - Biaya keamanan dan keselamatan kerja - Biaya pengendalian lingkungan - Biaya kebersihan (‘cleaning service’) - Biaya Pertamanan Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi : 35% BM : 15% BM : 2% BM : 5% BM : 35% BM : 2% BM 295 Selanjutnya, biaya untuk kebersihan (BK) yang besarnya 35% BM, dapat dirinci lagi menjadi: - Biaya pembersihan lantai & ruang (‘Janitor service’) - Biaya pembersihan kaca & bangunan bagian luar - Biaya pembersihan karpet & perabot (‘upholstery’) - Biaya pembersihan langit-langit dan interior - Biaya pembersihan ventilasi & saluran tata udara - Biaya pembersihan atap & halaman 6) : 40% BK : 10% BK : 3% BK : 30% BK : 15% BK : 2% BK Asuransi (A) Nilai asuransi juga diperhitungkan dari penerimaan yang diperoleh, yaitu sekitar 2,5%. A 0,025.R 7) Persamaan 11.22. Pajak (T) Pajak yang perlu dibayar adalah: T 15%R B D O A 8) Persamaan 11.23. Pembayaran pinjaman pokok (CP) Pembayaran pinjaman pokok dilakukan setelah masa penangguhan pembayaran (‘grace period’): CP Il p t Persamaan 11.24. di mana : t adalah jangka waktu ‘grace period’, biasanya sama dengan jangka waktu pelaksanaan konstruksi. 9) Penerimaan (R) Penerimaan didasarkan pada pendapatan dari luas lantai produktif (Lnetto) dengan mempertimbangkan faktor kekosongan gedung: R 12.Lnetto .n.r.1 v Persamaan 11.25. di mana : n = jumlah lantai r = nilai sewa minimum per m2 per bulan. v = faktor kekosongan gedung (minimum : v = 20%) 10) Titik Impas Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjumlahkan semua pembiayan yang dikeluarkan: Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 296 TC I B D O A T Persamaan 11.26. Dengan menyamakan Persamaan 11.25. dengan Persamaan 11.26., maka dapat diperoleh nilai sewa minimum (r): TC R I B D O A T 12.Lnetto .n.r.(1 v) Jadi: r I B D O AT 12.Lnetto .n.(1 v) Persamaan 11.27. 11) Tingkat Pengembalian Investasi Pengembalian Tingkat Investasi (‘ROI – Return on Investement’), dibedakan antara ROI sebelum pajak (‘ROI before tax’) dan ROI setelah pajak (‘ROI after tax’). - ROI sebelum pajak: Sebelum pinjaman lunas, yaitu pada tahun pertama sampai dengan tahun ke-p: Laba sebelum pajak ditambah depresiasi: Lb R B O A Persamaan 11.28. Jumlah nilai sekarang (tahun pertama sampai dengan tahun ke-p): PVb z 1 d 1 .Lb p d 1 d Persamaan 11.29. di mana : d adalah ‘discounted factor’ (d = 7%) z adalah usia ekonomis bangunan p adalah jangka waktu pinjaman Setelah pinjaman lunas, yaitu dari tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z: Laba sebelum pajak ditambah depresiasi: La R O A Persamaan 11.30. Jumlah nilai sekarang (tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z): 1 d z 1 1 d p 1 PVa .La z p d 1 d d 1 d Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi Persamaan 11.31. 297 Jadi nilai sekarang untuk laba sebelum pajak ditambah dengan depresiasi adalah: L PVb PVa Persamaan 11.32. Dengan investasi, sebesar FV (Persamaan 11.17.), maka tingkat pengembalian investasi sebelum pajak: RI b L FV Persamaan 11.33. Nilai RIb > 1,00. Jika nilai RIb < 1, maka nilai sewa (r) harus diperbesar. Dan titik impas tercapai pada tahun ke-: BEP z RI b Persamaan 11.34. - ROI setelah pajak: Sebelum pinjaman lunas, yaitu pada tahun pertama sampai dengan tahun ke-p: Laba sebelum pajak ditambah depresiasi: L'b R B O A T Persamaan 11.35 Jumlah nilai sekarang (tahun pertama sampai dengan tahun ke-p): PVb' 1 d z 1 .L' b p d 1 d Persamaan 11.36 di mana : d adalah ‘discounted factor’ (d = 7%) z adalah usia ekonomis bangunan p adalah jangka waktu pinjaman Setelah pinjaman lunas, yaitu dari tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z: Laba setelah pajak ditambah depresiasi: L'a R O A T Persamaan 11.37. Jumlah nilai sekarang (tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z): Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 298 1 d z 1 1 d p 1 ' PVa' . La z p d 1 d d 1 d Persamaan 11.38. Jadi nilai sekarang untuk laba setelah pajak ditambah dengan depresiasi adalah: L' PVb' PVa' Persamaan 11.39. Dengan investasi, sebesar FV (Persamaan 11.17.), maka tingkat pengembalian investasi setelah pajak: RI a L' FV ' Persamaan 11.40. Nilai RIa> 1,00. Jika nilai RIa < 1, maka nilai sewa (r) harus diperbesar. Dan titik impas tercapai pada tahun ke-: BEP z RI a Persamaan 11.41. 12) Tingkat Pengembalian Modal Sendiri Sebelum pinjaman lunas (tahun pertama sampai dengan tahun ke-p): Laba setelah pajak dikurangi pembayaran kembali pokok pinjaman: L"b R B O A T CP Persamaan 11.42. Jumlah nilai sekarang (tahun pertama sampai dengan tahun ke-p): PVb" 1 d z 1 .L" b p d 1 d Persamaan 11.43. Setelah pinjaman lunas, yaitu dari tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z: Laba setelah pajak ditambah depresiasi: L"a R O A T Persamaan 11.44. Jumlah nilai sekarang (tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z): 1 d z 1 1 d p 1 " PVa" . La z p d 1 d d 1 d Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi Persamaan 11.45. 299 Jadi nilai sekarang untuk laba setelah pajak ditambah dengan depresiasi adalah: L" PVb" PVa" Persamaan 11.46. Dengan penanaman modal sebesar Ie (Persamaan 11.18.a), maka tingkat pengembalian modal sendiri (‘return on equity’): RE Ie L" Persamaan 11.47. Nilai RE > 1,00. 13) Nisbah antara Pendapatan dan Pengeluaran Nisbah ini digunakan untuk menentukan besarnya resiko suatu investasi. Sebelum pinjaman lunas (tahun pertama sampai dengan tahun ke-p): Jumlah pengeluaran (tanpa depresiasi dan pajak): TCb B O A Persamaan 11.48. Nilai sekarang pengeluaran (tahun pertama sampai dengan tahun ke-p): PVCb 1 d z 1 .TC b p d 1 d Persamaan 11.49. Setelah pinjaman lunas, yaitu dari tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z: Pengeluaran pokok tanpa depresiasi dan pajak: TC a O A Persamaan 11.50. Jumlah nilai sekarang (tahun ke-p sampai dengan tahun ke-z): 1 d z 1 1 d p 1 PVCa .TC a z p d 1 d d 1 d Persamaan 11.51. Jadi nilai sekarang untuk pengeluaran pokok tanpa depresiasi dan pajak adalah: TC PVCb PVCa Persamaan 11.51. Nilai sekarang untuk penerimaan adalah: Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 300 TR 1 d z 1 .( R) z d 1 d . Persamaan 11.52. Dengan pengeluaran pokok sebesar TC (Persamaan 11.51.) dan penerimaan sebesar TR (Persamaan 11.52.), maka nisbah antara penerimaan terhadap pengeluaran (‘Revenue – Cost Ratio’) adalah: R C TR TC Persamaan 11.53. Nilai R/C > 1,00 Jika nilai R/C < 1, maka nilai sewa (r) harus diperbesar. Proses analisa tekno ekonomi untuk bangunan tinggi dapat pula dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer (tekno ekonomi-01.xls), seperti yang terlihat pada Gambar 11.10. (analisa titik impas) dan Gambar 11.11. (ROI). Gambar 11.10. Analisa Titik Impas Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 301 Gambar 11.11. Analisa Tingkat Pengembalian Investasi Panduan Sistem Bangunan Tinggi – Tekno Ekonomi 302
© Copyright 2025 Paperzz