URL 04: Perkiraan Dimensi Struktur Untuk menggambar detail interior dan penempatan jaringan utilitas, besaran dimensi elemen struktur diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar kebutuhan ruang dan jarak bebas yang diperlukan bagi penempatan perlengkapan/ peralatan bangunan, ruangan mekanikal dan elektrikal serta jalur sirkulasi, dapat disediakan secara lebih tepat. a. Elemen (Sub Sistem) Struktur Horizontal Pada bangunan tinggi elemen struktur horizontal tidak dipengaruhi oleh banyaknya lantai atau ketinggian bangunan. Dimensi elemen struktur ini hanya dipengaruhi oleh panjang bentang dan beban yang bekerja padanya. Sebagai pendekatan dapat digunakan Tabel berikut. di mana ditunjukkan nilai nisbah antara tinggi elemen struktur horizontal dengan panjang bentang. Dimensi Perkiraan Nisbah Tinggi Elemen Struktur Horizontal dengan Bentangan -----------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Elemen Struktur Rata-rata Maksimum Bentang Tipikal (m) ------------------------------------------------------------------------------------------------------Beton Bertulang: - Pelat masif 28 32 3– 8 - Pelat dua arah 30 36 7 – 12 - Pelat wafel 20 24 10 – 14 - Rusuk 22 26 8 – 15 - Balok anak 16 20 5 – 14 - Balok induk 12 16 7 – 20 - Balok tertekuk (tidak lurus) 24 30 14 – 28 - Balok busur tinggi lengkungan 8 12 20 – 50 tinggi balok 30 40 Baja: - Pelat dan Balok – I 18 24 5 – 20 - Rangka Batang Bidang 14 20 14 – 35 - Balok tertekuk (tidak lurus) 30 40 17 – 40 - Balok busur tinggi lengkungan 8 16 27 – 68 tinggi balok 40 50 Beton Pra-Tegang: - Pelat masif 40 44 7 – 12 - Pelat dua arah 44 48 12 – 15 - Pelat wafel 28 32 12 – 24 - Pelat berongga 36 40 10 – 20 - Rusuk 32 36 14 – 20 - Balok anak 24 28 10 – 28 - Balok induk 20 24 14 – 30 -----------------------------------------------------------------------------------------------------Struktur yang menggunakan bahan beton bertulang harus mengacu pada SNI 03 – 1728 – 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, sedang untuk struktur yang menggunakan bahan baja harus mengacu pada SIN 03 – 1729 – 2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. Elemen struktur horizontal lebih dominan memikul momen lentur dan gaya geser, dibandingkan dengan gaya aksial, oleh sebab itu struktur yang menggunakan bahan beton perlu diperkuat dengan tulangan baja, terutama pada daerah serat tariknya. Untuk balok beton bertulang, maka perkiraan luas tulangan tarik (A) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: A di mana M maksimum 7 .h. a 8 :h a adalah tinggi efektif balok/pelat adalah tegangan tarik ijin tulangan baja T ulangan T ekan : A ' C ht h z = 7/8 h ' T T ulangan T arik : A Penampang Balok Segi Empat dengan Diagram Distribusi Tegangan Mutu Tulangan Baja (Beban Tetap) -----------------------------------------------------------------------------------Mutu Tulangan a (kg/cm2) au (kg/cm2) -----------------------------------------------------------------------------------U – 22 1250 2200 U – 24 1400 2400 U – 32 1850 3200 U – 39 2250 3900 U – 48 2750 4800 U – 50 2900 5000 U – 52 3000 5200 U – umum 0,58 x au --------------------------------------------------------------------------------------sedang untuk tulangan tekannya (A’), dapat ditentukan dengan: A .A di mana nilai antara 0,2 sampai 1,0 (tulangan simetris). Untuk pelat satu arah, maka nilai ‘h’ adalah tebal efektif pelat, sedang lebar adalah 100 cm (per satu meter lebar pelat). Banyaknya tulangan yang diperlukan dapat dicari dengan menggunakan Tabel 3.9 untuk balok dan Tabel 3.10 untuk penulangan pelat. Untuk pelat dua arah, maka penentuan besar Momen maksimal (baik untuk di tengah-tengah bentangan, maupun di tumpuan) dapat menggunakan Tabel berikut: Luas Penampang Tulangan (cm2) Diameter (mm) 5 6 8 10 12 1 2 3 0,20 0,28 0,50 0,79 1,13 0,39 0,57 1,00 1,57 2,26 0,59 0,85 1,51 2,36 3,39 Jumlah Tulangan Balok 4 5 6 7 0,79 1,13 2,01 3,14 4,52 0,98 1,41 2,51 3,93 5,65 1,18 1,70 3,01 4,71 6,78 1,37 1,98 3,52 5,50 7,91 8 9 10 1,57 1,77 1,96 2,26 2,54 2,83 4,02 4,52 5,02 6,28 7,07 7,85 9,04 10,17 11,30 14 16 19 20 22 25 28 32 1,54 3,08 4,62 2,01 4,02 6,03 2,83 5,67 8,50 3,14 6,28 9,42 3,80 7,60 11,40 4,91 9,81 14,72 6,15 12,31 18,46 8,04 16,08 24,12 6,15 8,04 11,34 12,56 15,20 19,63 24,62 32,15 7,69 10,05 14,17 15,70 19,00 24,53 30,77 40,19 9,23 12,06 17,00 18,84 22,80 29,44 36,93 48,23 10,77 14,07 19,84 21,98 26,60 34,34 43,08 56,27 12,31 16,08 22,67 25,12 30,40 39,25 49,24 64,31 13,85 18,09 25,50 28,26 34,19 44,16 55,39 72,35 15,39 20,10 28,34 31,40 37,99 49,06 61,54 80,38 Luas Tulangan (cm2) per meter lebar Pelat Jarak Diameter (mm) Tulangan (cm) 5,0 7,5 10,0 12,5 15,0 17,5 20,0 22,5 25,0 5 6 8 10 12 14 16 19 3,93 2,62 1,96 1,57 1,31 1,12 0,98 0,87 0,79 5,65 10,05 15,70 22,61 30,77 40,19 56,68 62,80 3,77 6,70 10,47 15,07 20,51 26,79 37,78 41,87 2,83 5,02 7,85 11,30 15,39 20,10 28,34 31,40 2,26 4,02 6,28 9,04 12,31 16,08 22,67 25,12 1,88 3,35 5,23 7,54 10,26 13,40 18,89 20,93 1,61 2,87 4,49 6,46 8,79 11,48 16,19 17,94 1,41 2,51 3,93 5,65 7,69 10,05 14,17 15,70 1,26 2,23 3,49 5,02 6,84 8,93 12,59 13,96 1,13 2,01 3,14 4,52 6,15 8,04 11,34 12,56 Momen Pelat Dua Arah akibat Beban Terbagi Rata 20 ly / 3 1/ 2 l x/3 l 1 /2 ----- 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0 lx ml x 1 /2 x I l ly Penyaluran beban berdasarkan 'metoda amplop' x qd lantai . l x SKEMA ml y m tl x m tl y 2 = = = = 0,001 q lx x = = = = 0,001 q lx x = = = = = = 0,001 q lx x = = = = 0,001 q lx x = = = = 0,001 q lx x = = = = = 0,001 q lx2 x = = = = = 0,001 q lx x = = = = = 0,001 q lx2 x = = = = = 0,001 q lx2 x 0,001 q lx2 x ½ m lx ½ m ly 41 41 54 35 67 31 79 28 87 26 97 110 117 25 24 23 25 25 51 51 34 22 43 54 42 18 72 55 49 15 78 54 53 15 81 54 58 15 82 53 62 14 83 51 65 14 83 49 30 30 68 68 41 27 84 74 52 61 67 23 22 20 97 106 113 77 77 77 72 19 117 76 80 19 122 73 83 19 124 71 24 33 69 36 33 85 49 63 74 85 101 113 32 29 27 24 21 20 97 105 110 112 112 112 33 24 69 40 20 76 47 18 80 1 /2 y ml x 1 /2 II ml y 1 /2 1/ 2 mt x mt y 2 0,001 q lx2 x 2 - 0,001 q lx x - 0,001 q lx2 x 1 /2 ml x 5 /8 III ml y 1/ 2 /3 5 /8 l x mt y m tl x m tl y 1 /2 ly / 3 1 /2 IV A 1 /2 mt x ml x 1/ 2 1 /2 1 /2 ml y mt y m tl x ml x IV B ml y 1 /2 1/ 2 mt x m tl y 2 2 0,001 q lx x - 0,001 q lx2 x 2 - 0,001 q lx x ½ m lx ½ m ly 2 0,001 q lx2 x 2 - 0,001 q lx x ½ m lx 2 0,001 q lx2 x 2 - 0,001 q lx x ½m 52 17 82 55 17 83 58 17 83 62 16 83 65 16 83 ly 1 /2 ml x 1 /2 ml y VA l x/ 3 5 /8 1 /2 ly / 1/ 2 3 ml x lx / 3 1 /2 VB mt y m tl x m tl y ml y 5 /8 mt x m tl x m tl y 1 /2 ml x 1 /2 1/ 2 VI A ml y 1 /2 1/ 2 mt x mt y m tl x 5 /8 ml x VI B ml y 5 /8 1/ 2 1 /2 mt x mt y m tl y 2 0,001 q lx x 2 - 0,001 q lx x ½ m lx ½ m ly 2 0,001 q lx2 x 2 - 0,001 q lx x ½ m lx ½ m ly 2 0,001 q lx x - 0,001 q lx2 x - 0,001 q lx2 x ½ m lx 2 0,001 q lx x 2 - 0,001 q lx x - 0,001 q lx2 x ½ m ly 31 45 58 71 81 91 106 115 39 37 34 30 27 25 24 23 91 102 108 111 113 114 114 114 39 31 91 47 57 64 70 75 81 84 25 23 21 20 19 19 19 98 107 113 118 120 124 124 25 28 54 60 36 27 72 69 47 57 64 23 20 18 88 100 108 74 76 76 70 17 114 76 79 16 121 73 83 16 124 71 28 25 60 54 37 21 70 55 45 19 76 55 58 17 83 53 62 16 83 51 65 16 83 49 50 18 80 54 54 17 82 53 = terletak bebas = menerus pada perletakan Untuk balok yang menggunakan bahan baja, maka pemilihan profil baja yang pada umumnya menggunakan profil baja berbadan lebar, profil baja WF (‘wide flange’) dilakukan dengan rumus: M M atau Wx maksimum Wx a di mana : W x adalah momen tahanan profil baja (lihat Tabel Profil) a adalah tegangan ijin baja (lihat Tabel 3.12) Tabel 3.12. Mutu Baja Profil --------------------------------------------------------------------------------------Jenis Baja Tegangan Leleh Baja Tegangan Ijin Baja 2 l (kg/cm ) a (kg/cm2) --------------------------------------------------------------------------------------Bj. 33 2000 1333 Bj. 34 2100 1400 Bj. 37 2400 1600 Bj. 41 2500 1666 Bj. 44 2800 1867 Bj. 50 2900 1933 Bj. 52 3600 2400 Bj. Umum --- l 1,5 --------------------------------------------------------------------------------------b. Elemen (Sub-Sistem) Struktur Vertikal Elemen struktur vertikal lebih dominan memikul gaya aksial dan oleh karenanya dibedakan antara struktur yang menggunakan bahan beton dengan yang menggunakan bahan baja. Perkiraan dimensi struktur yang menggunakan bahan beton (beton bertulang), dapat digunakan dua pendekatan: 1) Seluruh gaya aksial dipikul oleh beton Dimensi kolom atau dinding geser dihitung dengan menggunakan rumus: P F sehingga untuk dimensi kolom: Akolom Pkolom b di mana : b adalah tegangan tekan ijin beton Selanjutnya, untuk menghitung ketebalan dinding geser, menjadi: t dg Pdinding. geser l. b di mana : t dg l adalah tebal dinding geser adalah panjang dinding geser 2) Gaya aksial dipikul oleh beton dan tulangan baja Perkiraan dimensi dilakukan dengan menggunakan rumus empiris (‘new engineering formula’): P 1 . au kolom u c0,85. bk Akolom di mana : u bk au c adalah tegangan batas rata-rata adalah tegangan tekan hancur karakteristik adalah tegangan batas tulangan baja adalah prosentase tulangan baja ( = 10% untuk kolom komposit) adalah faktor reduksi untuk tekuk c = 0,65 untuk penampang persegi empat/bujur sangkar c = 0,70 untuk penampang lingkaran . Daftar Mutu Beton (Beban Tetap) --------------------------------------------------------------------------------------------------Tegangan Ijin Notasi K-175 K-225 K-300 K-umum ---------------------------------------------------------------------------------------------------- Tekan Karakteristik 175 225 300 -- bk Lentur – Tekan 60 75 100 b 0,33. bk 0,48 bk Tekan b bs 60 Tarik bs 5 5,5 6 0,36 bk Geser – lentur/puntir Tanpa tulangan geser b 5,5 6,5 7,5 0,43 bk 18,5 1,08 bk Lentur – Tarik Dengan tulangan geser Geser – lentur&puntir Tanpa tulangan geser bm b Dengan tulangan geser bm Pons 6,5 7 8 75 100 0,33. bk 14 16 7 8 9 0,54 bk 18 20 23 1,35 bk Tanpa tulangan geser p Dengan tulangan geser bp 8,5 17 10 11 0,65 bk 20 22,5 1,30 bk ---------------------------------------------------------------------------------------------------Dalam hal elemen struktur menggunakan bahan baja, maka tegangan ijin baja perlu diperhitungkan dengan kemungkinan bahaya tekuk: P F : adalah faktor tekuk F adalah luas penampang profil baja Faktor tekuk (tergantung dari angka kelangsingan (dan jenis baja. Angka kelangsingan diperoleh dari rumus; di mana di mana lk iy : lk adalah panjang tekuk, yang ditentukan sebagai berikut P P S en d i P S en d i P Jep it B eb as Jep it Jep it l S en d i P lk l Jep it P l k 0,7.l Panjang Tekuk P l k 0,5.l P l k 2.l Setelah nilai diperoleh, maka faktor tekuk ( dapat dicari dengan menggunakan rumus: Ebaja g dan s di mana 0,7. l g : g l adalah batas kelangsingan di mana Hukum Euler tidak berlaku (baja sudah dalam keadaan plastis) adalah tegangan lelah baja Berdasarkan Peraturan Belanda: s < 0,183 ------- 1,00 0,183 < s < 1,00 ------- s > 1,00 ------- 2,281 s . 1,41 1,593 s Persyaratan angka kelangsingan profil baja dapat pula diperiksa dengan pendekatan: di mana 0,75.h 100 iy : adalah angka kelangsingan profil baja h adalah jarak lantai ke lantai iy adalah radius jari-jari penampang profil terhadap sumbu Y Distribusi beban lantai ke kolom dihitung berdasarkan: Pkolom n. Abeban .q Pd geser n. Abeban .q di mana : n adalah jumlah lantai yang ditinjau q adalah beban lantai (BM + BH) Abeban adalah luas lantai yang dipikul oleh kolom/dinding geser Untuk struktur portal dan dinding geser, maka: Untuk Kolom Tengah: Abeban = a + b Untuk Kolom Pinggir: Abeban = ½ a + b atau a + ½ b . Untuk Kolom Ujung: Abeban = ½ a + ½ b Untuk Dinding Geser: Abeban = 1½ a + ½ b . K o lo m P in g g ir K o lo m T en g ah D in d in g G eser 0 ,5 a a 1 ,5 a 0 ,5 a 0 ,5 b 0 ,5 b 0 ,5 a 0 ,5 a 0 ,5 a a 0 ,5 a 0 ,5 b 0 ,5 b 0 ,5 b 0 ,5 b b b b b b b K o lo m U ju n g Luas Lantai yang Dipikul Kolom Beban yang diterima oleh elemen struktur vertikal (kolom dan dinding geser) merupakan akumulasi dari beban-beban lantai di atasnya; jadi makin ke bawah gaya aksialnya makin besar. Oleh sebab itu dimensinyapun makin ke bawah makin besar. Agar supaya dimensi kolom/dinding geser relatif sama dengan yang ada diatasnya, maka dapat dilakukan beberapa upaya, diantaranya: 1) untuk struktur dengan bahan beton (beton bertulang): - Mutu beton yang digunakan kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas. - Prosentase tulangan pada kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih besar dibandingkan yang ada pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas. - Mutu tulangan baja yang digunakan kolom/dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom/dinding geser bangunan bagian atas. 2) untuk struktur dengan bahan baja: - Mutu profil baja yang digunakan kolom pada bagian bawah bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom bangunan bagian atas. - Profil kolom baja (khususnya untuk kolom dengan bentuk pipa atau tabung segi empat) pada bagian bawah bangunan lebih tebal dibandingkan dengan yang digunakan kolom bangunan bagian atas.
© Copyright 2024 Paperzz