Filsafat arsitektur 2 TJ Arsitektur Indonesia Lahir dari : Budaya Adat dan tata cara Bahasa yang beragam dan saling melengkapi sehingga terjadilah suatu harmoni yang dinamis. Arsitektur Jawa Susunan rumah tani tradisional Jawa maupun istana raja terbagi dalam dua komponen : dalem (dalam) / petanen (tempat sang tani) dan pelataran / njaba (halaman luar) Pelataran termasuk wilayah rumah yang dipakai umum, perjamuan dan permainan anak-anak sedesa. terjadi dialog antara penghuni rumah dengan masyarakat Dalem atau petanen adalah bagian rumah yang bersifat intim atau privat dan keramat “Sang Tani” dalam kata diatas bukanlah si petani pemilik rumah, melainkan para dewata, atau dewi sri (Dewi Pratiwi/ Ibu Pertiwi) sumber kehidupan, kesuburan dan kebahagiaan. Di dalam disimpan harta pusaka yang bermakna gaib juga panenan utama Tempat diadakan upacara-upacara adat dan agama : khitanan, perkawinan dll. Terdapat senthong tengah (kamar tengah) yakni kamar yang selalu kosong, namun lengkap dengan ranjang, kasur, bantal dsb. Ini merupakan kamar malam pertama (peristiwa kosmis) para mempelai baru antara Dewa Kamajaya dan dewi Kama Ratih (dewadewi asmara perkawinan). Atau manunggalnya Semesta Tunggal Mutlak (Brahma) dengan si Diri yang serba-banyak yang konkret dan relatif (Atma) GANDOK Adalah tempat menumpang / tambahan yang berada di tepi atau emperan, tempat petani (yang sesungguhnya) tinggal. Seketeng Dinding kayu yang dapat dimontase terbuka antara Dalem dan Pendopo Dalam upacara perkawinan, setelah direstui oleh “Petanen”, mempelai keluar menembus seketeng dan memperlihatkan diri di dalam pendopo menghadap masyarakat, memohon restu dan mengajak khayalak bersua ria Dalam upacara kenegaraan, sang raja juga menembus seketeng keluar dari dalam dan memperlihatkan diri di pendopo atau Siti Hinggil Pendopo Artinya :Tanah atau halaman Siti Hinggil (tanah tinggi) Tanah yang dipayungi atap pendopo Tempat sang raja bersemayam diatas singasana untuk menerima penghormatan dari para pangeran, ningrat lain dan wakil-wakil rakyat. Susunan dan tata arsitektur sangat tinggi nilai budayanya. Pengertian praktis antara wilayah dalam dan luar, antara keterbukaan bermasyarakat dan keintiman tertutup keluarga akhirnya menjadi satu kesatuan yang harmonis Terjadi dialetik luar-dalam antara hidup pribadi dan masyrakat sehingga terjadi keseimbangan Penataan dalem yang sakral dan pendopo yang profan menunjukkan keserasian dialetik antara hubungan vertikal ke Tuhan dengan yang horisontal ke sesama manusia, antara yang transeden dengan yang immanen, yang mengatasi dengan yang men-dalami Arsitektur Bali Hirarki tata bangunan di Bali = kesinambungan yang meningkat, yang terdiri dari : 1. pelataran muka 2. pelataran tengah 3. pelataran dalam Hirarki ini dilindungi oleh pagar batu atau tanah liat dan dihubungkan oleh gerbanggerbang Candi Bentar dan gerbang berbentuk meru. Maksud hirarki adalah : – Manusia diajak hidup berbudaya, melangkah tidak ngawur tanpa tata struktur tetapi bertahap dari lapis yang rendah ke yang lebih tinggi, dari profan luar ke yang sakral suci dengan persiapan psikologis yang ditata oleh para arsiteknya secara indah sekaligus dalam artinya. – Manusia oleh arsitektur dididik untuk menghayati ruang serta suasana secara manusia yang mulia dan utuh. Arsitektur Batak Terdiri dari berbagai jenis arsitektur sesuai dengan keragaman adat dan kebudayaan : Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing dll. Sistem dasar bangunannya : Rumah panggung Rumah Panggung Penyelesaian bangunan dengan kualitas tingkat tinggi. Sehat, tidak langsung terkena kelembaban dan serangan binatang -binatang yang menganggu bahkan membahayakan sehingga menjadi higienis. Melindungi bangunan terhadap kelembaban tropika yang amat ganas dan mudah membusukkan bangunan (fisika bangunan) Kebal terhadap gempa Secara spontan mengungkapkan mental sadar akan dirinya yang merasa “diatas” dan “mengatasi alam” Penghayatan ini dipahami oleh barat :sistem pergedungan yang bagus. – Gedung-gedung diangkat di atas tiang-tiang – Manusia yang hadir dan berjalan “di atas tanah” mengahayati alam yang tak terhalangi oleh dinding-dinding – Alam tetaplah bebas dari hambatan masa gedung-gedung – Orang mendapat pemandangan yang sangat luas, sehingga pelestarian alam terjaga, meskipun banyak gedung Paper Project 2 Bentuk kelompok 3-4 orang Tuliskan kembali disertai tanggapan yang berdasarkan pada literatur atau bahan yang dapat dipertanggung jawabkan bahasan tentang arsitektur Indonesia. Tugas dikumpulkan minggu depan dan dijilid seperti biasa dengan disertakan disket untuk menyatukan berbagai pendapat dalam kelas. Hirarki penulisan : abstraksi, kata kunci, isi (data, masalah, analisa, sintesa), kesimpulan/ rangkuman, daftar pustaka Paper dapat disertai foto-foto atau gambar secukupnya dan relevan dengan topik tersebut. Final Project Pengumpulan data Analisa Foto-foto Teori pendukung dan penunjang
© Copyright 2024 Paperzz