BAB VI WARTAWAN SEBAGAI PROFESIONAL Pertemuan 06 Profesionalisme Wartawan Sama dengan dokter, pengacara, akuntan, wartawan juga profesi yang bukan sekedar mengandalkan skill Wartawan membutuhkan watak, semangat, dan cara kerja yang berbeda dengan seorang tukang Masyarakat memandang wartawan sebagai profesional Istilah profesional bermakna: Kebalikan dari amatir Pekerjaan wartawan butuh pelatihan khusus Norma yang atur perilaku wartawan dititikberatkan pada kepentingan khayalak pembaca (norma teknis & etis) Norma teknis terkait dengan keharusan menghimpun berita dengan cepat, trampil menulis/menyunting dsb) Norma etis terkait dengan kewajiban pada pembaca & nilai-nilai seperti tanggung jawab, adil, obyektif Profesionalisme dalam Pemberitaan Menyebut nama & identitas (perhatikan kode etik, asas praduga tak bersalah/melindungi tersangka/tertuduh, inisial) Menyebut nama dalam kejahatan susila (tidak boleh rugikan korban, boleh sebut jenis kelamin & umur, wajib sembunyikan wanita korban seks/anak-anak yang dianiaya secara seksual) Perlindungan terhadap Hak Pribadi Menghormati Hak Privasi Hak menikmati keadaan menyendiri. Hak ini dilindungi dalam Kode Etik Jurnalistik (wartawan junjung tinggi kehidupan pribadi dengan tak siarkan tulisan yang rugikan nama baik/perasaan susila orang, kecuali menyangkut kepentingan umum) Di Amerika, hak privasi diakui seabad lamanya sebagai hal fundamental dalam hidup Banyak infotainment yang saling bersaing dapat rating tinggi menyebabkan privasi tak diindahkan lagi Sudut Berita yang Menyesatkan Setiap berita punya angle-fokus yang dijadikan pemberitaan (harus kuat agar menarik perhatian pembaca) Dalam situasi rutin, wartawan terjepit dalam penyimpangan profesional (kembangkan tema yang sesatkan, keluar dari substansi masalah)
© Copyright 2024 Paperzz