download

Mata kuliah
Tahun
: O0264 / TEKNIK WAWANCARA MEDIA
: 2008 / 2009
TEKNIK WAWANCARA BAGI
MEDIA AUDIO VISUAL
Pertemuan 21 & 22
Learning Objectives
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa dapat menyimpulkan pengertian
bahwa mempersiapkan wawancara dan
teknik pelaksanaan wawancara bagi media
audio visual (televisi) sehingga mendapat
hasil yang optimal.
Bina Nusantara University
3
Sifat wawancara
• Wawancara bagi televisi atau radio merupakan
bagian dari “show” sehingga tidak terpisahkan dari
kinerja media.
• Kemampuan wawancara jurnalistik ini dapat
disaksikan langsung dan seberapa jauh kualitas
wawancara dapat disaksikan langsung.
Bina Nusantara University
4
Pentingnya menelaah bahasa audio visual
Pada era globalisasi ini siaran Televisi sudah dapat
”ditangkap” (channelnya) oleh lebih dari setengah dari
penduduk dunia, itu berarti bahasa audio visual
menarik perhatian orang.
Bahasa audio visual mempunyai kekuatan khusus,
yang mampu membangkitkan imajinasi dan
menggerakkan hati. Oleh karena itu kekuatan audio
visual perlu dimanfaatkan dalam pemberitaan.
Bagaimanakah cara jurnalis meliput wawancara
sehingga berita yang disajikan dapat optimal sampai
dilihat oleh pemirsa, antara lain dengan mempelajari
bahasa audio visual.
Bina Nusantara University
5
Tantangan dari jurnalis
• Salah satu tantangan dari jurnalis media audio visual
adalah mewawancara tokoh politik penting. Dia
merupakan narasumber utama dalam berita dan
hampir setiap hari tampil dalam pemberitaan.
Apakah dia pejabat dalam pemerintah atau tokoh
oposisi, figurnya penting untuk diketahui umum dan
juga pandangannya.
• Mengapa jurnalis perlu mendapatkan mereka?
Karena nilai berita dan opini dari tokoh itu terhadap
situasi aktual menjadi panutan sejumlah orang. Jika
kita berhasil menggali pandangan tokoh ini dalam
situasi genting yang sedang dihadapinya maka
sebagai jurnalis harus menggali informasi penting.
Bina Nusantara University
6
Pengalaman Wawancara Tokoh Politik (1/7)
Berdasarkan beberapa pengalaman mendekati tokoh politik
seperti ini memerlukan beberapa cara (kiat-kiat).
Jika Jurnalis berada di lapangan dan sedang meliput, inilah
waktu yang tepat mendekati tokoh politik yang terkait.
1. Dekati langsung dan buat janji wawancara. Buatlah agar Anda
terlihat penting untuk mewawancarainya dan serius
memintanya. Tatap muka merupakan kesempatan Anda untuk
membujuk dia tatap muka. Lupakan siapa media Anda tetapi
fikirkan diri Anda untuk mengemukakan argumentasi betapa
pentingnya narasumber atau sang tokoh untuk diwawancarai.
Tentu saja dalam kasus tertentu yang penting mendekati
narasumber tidaklah gampang. Tetapi jelas ada selalu cara
untuk menemuinya.
Bina Nusantara University
7
Pengalaman Wawancara Tokoh Politik (2/7)
Contoh :
• Ketika saya wawancara Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia
sesaat setelah dipecar, saya mendekati dia melalui teman-teman
dekatnya. Saat saya bertemu Aung San Suu Kyi, saya meminta
bantuan warga disana yang dapat bahasa lokal dan menjalin
perjanjian untuk wawancara. Saat saya bertemu Aung San Suu Kyi,
saya meminta bantuan warga disana yang dapat bahasa lokal dan
menjalin perjanjian untuk wawancara.
• Saat saya bertemu Nur Misuari di Mindanao Selatan, saya juga
melalui stafnya untuk membuat janji wawancara. Saat saya bertemu
Nur Misuari di Mindanao selatan, saya juga melalui stafnya untuk
membuat janji wawancara.
Bina Nusantara University
8
Pengalaman Wawancara Tokoh Politik (3/7)
2. Jika Anda sudah mendapatkan janji, lakukan riset
sedikit mengenai topik-topik aktual untuk ditanyakan
kepada narasumber utama itu. Siapkan pertanyaan
sebanyak mungkin dan lakukan secara sistematis
sehingga satu pertanyaan bersambung ke
pertanyaan berikutnya. Jangan membuat nara
sumber jengkel. Misalnya dengan menanyakan, Yang
betul itu nama bapak Soekarna atau Sukarna. Data
pribadi narasumber harus sudah di Anda ketahui
selengkapnya.
Bina Nusantara University
9
Pengalaman Wawancara Tokoh Politik (4/7)
3. Jika Anda sudah berada di depan narasumber, tampilkan diri
Anda secara sejajar. Mental Anda harus siap menghadapi nara
sumber yang dari segi nama dan posisi mungkin cukup tinggi.
Namun Anda sama pentingnya sebagai pewawancara karena
nilai aktual berita yang Anda siarkan atau cetak sama
pentingnya. Kebanyakan jurnalis tidak dapat memiliki mental
sejajar atau setidaknya percaya diri karena mungkin posisi dan
budaya wartawan di Indonesia masih ditempatkan dalam posisi
rendah, mengejar-ngejar berita dan kadang-kadang dilecehkan.
Anda harus tanamkan tidak masuk dalam kategori itu karena
profesi jurnalistik di seluruh dunia berada bersama Anda.
Jurnalis yang duduk bersama Presiden Amerika atau Perdana
Menteri Inggris sama profesinya dengan Anda. Jadi siapkan
mental Anda.
Bina Nusantara University
10
Pengalaman Wawancara Tokoh Politik (5/7)
4. Kendalikan wawancara menurut jadwal yang sudah disiapkan.
Anda datang melakukan wawancara bukan untuk menjadi juru
bicara narasumber namun untuk menggali informasi sesuai
dengan arahan editor atau produser sehingga semuanya
dipandu dengan agenda. Jika narasumber berusaha berkelit
dengan mengatakan ya atau tidak, ulang pertanyaan Anda
dengan kalimat berbeda. Misalnya: jadi Anda mengatakan
bahwa kecelakaan pesawat Garuda merupakan kesalahan
departemen Anda karena tidak ada pengawasan ? Dengan
mengulang pertanyaan itu diharapkan narasumber tidak
menjawab ya atau tidak. Dalam isu yang sensitif kecenderung
an adalah seperti itu tetapi sebagai jurnalis yang sedang
melakukan wawancara jangan lupa tetap mengendalikan dan
sadar akan kalimat-kalimat penting yang sedang direkam.
Bina Nusantara University
11
Pengalaman Wawancara Tokoh Politik (6/7)
5. Jangan berdebat ! Kebiasaan wartawan yang kurang
tepat berdebat dengan narasumber. Sebaiknya
hindari perdebatan. Anda datang untuk merekam
pendapat dan opini bukan berdebat. Anda datang
untuk mengkonfirmasi beberapa pendapat yang
telah dikemukakan atau belum dikukuhkan oleh nara
sumber. Hindari perdebatan karena tidak akan
menghasilkan apa-apa. Politisi berpengalaman
cenderung mengendalikan wartawan. Jadi berhatihati dalam wawancara sehingga Anda tidak menjadi
juru bicara mereka.
Bina Nusantara University
12
Pengalaman Wawancara Tokoh Politik (7/7)
6. Sesudah selesai wawancara, Anda tidak lupa
mengucapkan terima kasih dan menyampaikan rasa
hormat atas segala pendapat dan pandangan nara
sumber. Seandainya ada ganjalan di sisi jurnalis
karena tidak puas dalam jawaban topik tertentu,
Anda harus menahan diri untuk tidak mencercanya
sesudah wawancara. Hubungan yang baik dengan
narasumber patut dipertahankan untuk kepentingan
wawancara di masa mendatang.
Bina Nusantara University
13
Bahasa Indonesia yang sering Ekstrem
• “Pasar Keuangan Bereaksi Positif” atau “Saling Lempar
Tanggung Jawab”.
• Bagian-bagian tersebut membentuk sebuah anatomi berita yang
tersusun sebagai sebuah struktur yang utuh dan padu, yang sering
dinamakan sebagai gaya piramida terbalik (inverted pyramid style).
Disebut demikian karena bagian tubuh berita disusun dengan pola
pengembangan umum-khusus (dimulai dari hal umum, lalu secara
berangsur-angsur menuju ke hal-hal yang semakin khusus) atau
klimaks-antiklimaks (dari yang paling pokok/penting beralih secara
berturut-turut ke yang kurang pokok/penting). Teknik ini diterapkan
sebagai upaya penyesuaian atas sifat khalayak dan cara kerja
Jurnalis yang serba-bergegas dan harus cepat selesai. Jadi,
tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca
dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan
para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak
di bagian paling bawah dari tubuh berita
Bina Nusantara University
14
Closing
Setelah memahami pengertian, Enam tips itu
memang bukan segala-galanya, namun setidaknya
ada sedikit informasi mengenai bagaimana
menghadapi beberapa tokoh politik penting dalam
wawancara.
The End
Bina Nusantara University
15