download

Matakuliah
Tahun
: O0144 / Teori Komunikasi Massa
: 2008 / 2009
Isi Media, Analisis, Realitas dan
Ragam Gaya Media
Pertemuan 15 & 16
Isi Media, Analisis, Realitas dan Ragam
Gaya Media
•
•
•
•
Tujuan Analisis Isi
Modus Pembahasan dan Metode Analisa
Isi Media dan Realitas Sosial
Aliran Berita
Bina Nusantara
Tujuan Analisis Isi
•
Beberapa hal yang berkaitan dengan analisis isi media
adalah:
(1) Isi seperti yang dikirim dan diterima
(2) Pelacakan dampak
(3) Isi sebagai bukti Komunikator
(4) Isi media sebagai bukti masyarakat dan budaya
(5) Penilaian media dan organisasinya
(6) Studi isi demi isi itu sendiri
(7) Konflik dan inkonsistensi tujuan
Bina Nusantara
(1) Isi seperti yang dikirim dan diterima:
•
•
Bina Nusantara
Tujuan analisis isi, dapat diukur dengan menjawab
pertanyaan: seberapa banyak dari jenis apa yang
dikirim dan berapa banyak yang diterima oleh siapa?
Analisis isi selalu dikaitkan dengan analisis audiens
(2) Pelacakan dampak
• Pelacakan dampak media melibatkan upaya
mengaitkan isi pesan pada data “ekstra media” yakni
audiens
• Analisis isi pada dasarnya memiliki pesan ganda, dan
dapat menimbulkan harapan akan dampak
• Analisis isi biasanya bercirikan tujuan, arah, atau
kecenderungan tertentu, dan juga dapat berupa dampak
media
• Analisis isi yang terkait pada dampak, misalnya analisis
tentang berapa waktu yang dihabiskan untuk menonton
televisi.
Bina Nusantara
(3) Isi sebagai bukti Komunikator
• Isi media menunjukkan ideologi media
• “Komunikator Massa” atau organisasi media,
menyeleksi, mengolah dan memilih isi media untuk
didistribusikan
• Isi media dalam kaitannya sebagai komunikator, dapat
ditemukan dalam “tajuk rencana” (beberapa surat kabar
di Indonesia menyebut dengan istilah yang berbeda,
misalnya: Editorial)
Bina Nusantara
4) Isi media sebagai bukti masyarakat dan
budaya
• Isi media yang berkaitan dengan masyarakat dan
kebudayaan, dikenal antara lain lewat pendekatan
“indikator budaya” (Rosengren, 1981).
• Pendekatan ini menemukan model dalam tradisi
indikator “ekonomi” dan “sosial” melalui pendekatan isi
media sebagai sumber utama
• Tujuan utama analisis media adalah untuk menguji
proposisi dampak media, dan juga metode bagi studi
perubahan sosial.
Bina Nusantara
(5) Penilaian media dan organisasinya
•
Penilaian media dapat dilakukan dalam beberapa
indikator:
1. Pengaturan dan pengendalian media berdasarkan
kriteria moral tertentu;
2. Kadar sejauhmana media menyesuaikan diri
dengan kriteria profesional
3. Pertimbangan bias dari kecenderungan ideologi,
khususnya ketika media diharapkan bersikap netral
dan obyektif
Bina Nusantara
6) Studi isi demi isi itu sendiri
• Studi isi dimaksudkan untuk menyingkapkan atau
menjelaskan berbagai aspek intrinsik dari teks, arti dan
bentuknya
• Studi ini antara lain mencakup tentang struktur teks dan
hubungan internal dari berbagai unsur di dalamnya
Bina Nusantara
(7) Konflik dan inkonsistensi tujuan
• Konflik dapat terjadi saat membicarakan media dan
studi perubahan sosial
• Jika dipandang media sebagai sebab dari gejala sosial
dan budaya, media tidak dapat diacu sebagai indikator,
karena media mendahului “dampak”
• Konflik juga dapat terjadi antara klaim media
memberikan yang diinginkan publik dan media
menentukan kehidupan sosial budaya
• Konflik dapat pula terjadi jika diasumsikan bahwa isi
media merupakan propaganda dari pihak yang
berkepentingan
Bina Nusantara
Modus Pembahasan dan Metode Analisa
• Terdapat dua dimensi analisis media: pertama
menyangkut uraian isi; kedua yang bentuk dasarnya
subyektif, adalah penilaian moral dan estetika terhadap
produksi kebudayaan
• Pembahasan dan metode analisis dapat dilakukan
dengan:
(1) Analisis isi tradisional
(2) Strukturalisme dan semiologi
(3) Varian dan kemungkinan lainnya
Bina Nusantara
(1) Analisis isi tradisional
• Definisi dari analisis isi tradisional ini antara lain
dikemukakan Berelson (1952) sebagai “teknik penelitian
untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif
untuk mengejeawantahkan isi media”.
• Pendekatan dasar untuk menetapkan teknik ini adalah:
(1) memilih sampel atau keseluruhan isi; (2) Menetapkan
kerangka kategori; (3) Memilih “satuan analisis” isi; (4)
Menyesuaikan isi dengan kerangka kategori; (5)
Mengungkapkan hasil sebagai distribusi secara
menyeluruh.
Bina Nusantara
(2) Strukturalisme dan semiologi
• Strukturalisme merupakan suatu perkembangan ilmu
bahasa dari de Saussure (1915) yang
mengkombinasikan beberapa prinsip antropologi
struktural dengan ilmu bahasa.
• Strukturalisme menaruh perhatian tidak hanya pada
bahasa verbal tapi juga pada setiap sistem tanda yang
mengarahkan perhatian pada sistem tanda.
• Semiologi (semiotika) adalah “ilmu umum tentang tanda”
(Peirce, 1931, 35).
Bina Nusantara
(3) Varian dan kemungkinan lainnya
• Metode analisis isi media saat ini semakin berkembang.
Penelitian yang dilakukan the Glasgow Media Group
(1977; 1980) menggabungkan analisis berita industri
dengan “realitas” industri bersama-sama.
• Metode ini untuk menyingkap arti budaya dalam realitas
yang lebih spesifik, misalnya kaitan isi media dan
perkembangan ekonomi, isi media dan politik, dan juga
menyangkut aouthor media massa
Bina Nusantara
Isi Media dan Realitas Sosial
• Isi media dan realitas sosial, menganalisis tema yang
menyangkut:
(1) Tema yang mempersatukan
(2) Teori tentang penyimpangan realitas, yang terdiri atas:
(a) Teori Fungsional
(b) Teori persekongkolan atau hegemoni
(c) Teori organisasi
Bina Nusantara
(1) Tema yang mempersatukan
• Tema tunggal antara isi media dan realitas sosial,
menyangkut studi tentang “realitas sosial”.
• Gaya yang umum digunakan adalah “realistik” atau
“naturalistik”
• Tema-tema penelitian yang mempersatukan media dan
realitas sosial antaranya dilakukan oleh Golding dan
Elliot (1979); DeFleur (1964); Gerbner (1980) dan lainlain.
Bina Nusantara
(2) Teori tentang penyimpangan realitas
(a) Teori Fungsional: teori ini menawarkan dua
kecenderungan, dari sudut pandang individu dan
masyarakat
- Dari sudut pandang masyarakat, media dapat
menunjang kesinambungan, pengendalian sosial,
keterpaduan dan motivasi
- Dari sudut pandang individu, penenkanan pada
kelompok elit, dan nilai-nilai yang diterima,
kaitannya dengan model, identifikasi, penguatan
nilai.
Bina Nusantara
(b) Teori Persekongkolan atau Hegemoni: teori
persekongkolan atau hegemoni, dalam analisis
McQuail, mengetengahkan temuan tentang isi
(media) yang dikendalikan oleh sekelompok elit.
Pengaruh ini cenderung diperkuat dengan
ketidaktahuan politik tentang realitas sosial,
penekanan pada legitimasi negara, dan yang terjadi
di Indonesia, adalah pengalihan isu media
Bina Nusantara
(c) Teori Organisasi: Beberapa ciri organisasi dalam
pemberitaan media:
Pertama, pemusatan pemberitaan pada selera
mayoritas; kedua, kecenderungan pemberitaan
banyak bersifat prediktif dan banyak mengalami
“distorsi”; ketiga, kebanyakan isi media merupakan
karya ulang berbagai tema dan kesan dari
kebudayaan masa lalu, yang acapkali melestarikan
unsur-unsur masa lalu.
Bina Nusantara
Aliran Berita
• Bahasan yang berkaitan dengan aliran berita adalah:
(1) Pemusatan berita
(2) Pengertian berita
(3) Berita dan kepentingan manusiawi
(4) Nilai dan struktur berita
(5) Bentuk laporan berita
Bina Nusantara
1) Pemusatan berita
•
•
•
•
Bina Nusantara
Surat kabar merupakan pola dasar dan prototip
semua media massa modern
Berita merupakan sedikit dari kontribusi media massa
yang orisinal
Berita juga merupakan aktivitas inti dari sebagian
besar profesi kewartawanan
Berita merupakan “pengetahuan sakral” yang
membedakan wartawan dari warga lain
2) Pengertian berita
• Walter Lippman (1922) menyatakan bahwa fokus
pengumpulan berita, merupakan “isyarat yang obyektif
yang memaknai suatu peristiwa”
• Berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan
tentang salah satu aspek yang ditonjolkan
• Hasil penelitian Park, membedakan antara berita dan
sejarah, adalah:
Bina Nusantara
Perbandingan berita dan sejarah
1. Berita tepat pada waktunya
2. Berita tidak simetris
3. Berita dapat sirna, ia hanya hidup saat kejadian
berlangsung
4. Peristiwa yang dilaporkan sebagai berita biasanya
tidak terduga
5. Peristiwa berita juga dicirikan oleh “nilai berita” bagi
audiensnya
6. Berita berorientasi pada arahan perhatian, bukan
pengganti pengetahuan
7. Berita dapat diperkirakan, biasanya bersifat paradoks
dan provokatif
Bina Nusantara
3) Berita dan kepentingan manusiawi
• Dalam analisis Breed, berita diperbandingkan dengan
“kepentingan manusiawi”
• Jika berita berorientasi pada informasi serius, maka
kepentingan manusiawi diorientasikan pada sesuatu
yang menghibur, sensasional dan pribadi (bandingkan
dengan infotaiment di Indonesia saat ini)
• Hellen McGill Hughes (1940) menemukan bahwa surat
kabar (Amerika) telah ditransformasikan dari dokumen
yang sederhana menjadi bentuk kepustakaan populer”
• Konsekwensinya, seorang reporter harus “dapat
memandang dunia seperti yang dilakukan pembacanya”
Bina Nusantara
4) Nilai dan struktur berita
• Berdasarkan penelitian Galtung dan Ruge (1965) bahwa
pemilihan nilai dan struktur berita, didasarkan atas tiga
faktor:
• Pertama, faktor organisasi (menyangkut konsekwesni
ideologis)
• kedua, faktor yang berkaitan dengan aliran (masyarakat
menyukai berita sesuai harapan)
• ketiga faktor sosial budaya (berita dari kalangan elit,
bangsa elit & peristiwa negatif).
Bina Nusantara
5) Bentuk laporan berita
• Bentuk laporan berita dapat diamati dalam dua hal.
Pertama, struktur dan wahana berita. Struktur dan
wahana berita, dalam surat kabar dan majalah biasanya
teratur; sementara televisi, lama waktu pemberitaan
merupakan sesuatu yang ajek (McQuail, 1977).
• Kedua, berkaitan dengan indikasi ketertiban dan sarana
keseluruhan. Analisis isi berita menunjukkan signifikansi
relatif dari peristiwa yang dilaporkan
• Semakin lama sesuatu diberitakan, umumnya hal itu
dianggap lebih penting
Bina Nusantara
Bina Nusantara