Mata kuliah Tahun : O0264 / TEKNIK WAWANCARA MEDIA : 2008 / 2009 PENGANTAR Pertemuan 1 & 2 Learning Objectives Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan pengertian bahwa sejarah jurnalis sulit ditemukan secara eksak, tetapi prestasi jurnalis dapat dilihat dari penghargaan luar negeri terhadap jurnalis Indonesia. Bina Nusantara University 3 Sejarah Jurnalistik • Sulit untuk ditelusuri sejarah pewartaan jurnalis dimulai sejak kapan, bukan hanya menyangkut masalah perluasan wilayah geographis bagi media di Indonesia, pewartaan jurnalis perlu menembus daerah-daerah budaya, dengan demikian dalam berbagai budaya jurnalis memperoleh kekuatan yang segar dan kreativitas yang imaginatif. • Pada zaman dahulu perjumpaan jurnalis dengan budaya melahirkan berita-berita baru, dengan teknik wawancara yang masih sederhana. • Dengan adanya Hari Komunikasi Sedunia sejak tahun 2002 jurnalis Indonesia mulai berkembang secara internasional, apalagi dengan adanya Internet sebagai suatu cara baru untuk mengembangkan pewartaan. Bina Nusantara University 4 Apakah Peran Jurnalistik Jurnalistik pekerjaannya disebut sebagai jurnalisme (journalism). Menurut Rudin dan Ibbotson, Journalism is about putting events, ideas, informations and controversies into context. And news is noun clearly linked with journalism – and therefore a good starting point for analysing the whole concept of journalisme. Berita menjadi jelas jika konsep wawancara jurnalistik bagus untuk dianalisis. Bina Nusantara University 5 Kerancuan terhadap Peran Jurnalistik • Kepemilikan Media dan Kontrol, kebanyakan output jurnalistik tidak spesifik, mencampur-adukkan mengenai politik, ekonomi dan ideologi. Hasil liputan kurang di-kontrol oleh pemilik media. • Keuangan: beberapa media komunikasi tidak dapat membayar kompensasi jurnalis-nya karena terdapat masalah keuangan. Hal ini berdampak juga pada kelangsungan hidup media yang terkait dan karir Jurnalistik sebagai sumberdaya manusianya. • Waktu dan Teknologi: semua pekerjaan memiliki waktu yang terbatas dan harus diproduksi dengan teknologi mutakhir agar dapat sampai ke pembaca tepat waktu. Bina Nusantara University 6 KONDISI LAPANGAN 1. Peliput wawancara harus menyadari keterbatasan waktu yang disediakan baik dari orang sebagai individual maupun orang yang mewakili perusahaannya untuk diwawancara. 2. Peliput harus mampu mengatasi berbagai hambatan dalam wawancara demi kelancaran pekerjaan bagi kantor tempat dia bekerja, baik untuk media eksternal maupun dalam rangka menulis naskah secara internal bagi instansi atau perusahaan. Bina Nusantara University 7 Klasifikasi Jurnalistik 1. Jurnalistik cetak (print journalism) 2. Jurnalistik elektronik (electronic journalism) 3. Jurnalistik online (online journalism). Pers (press) adalah publikasi secara tercetak (printed publication), yaitu media cetak, baik suratkabar, majalah atau buletin. Pengertian ini kemudian meluas sehingga mencakup semua penerbitan, bahkan yang tidak tercetak sekalipun, misalnya publikasi melalui media elektronik semacam radio dan televisi. Berdasarkan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa jurnalistik tercakup sebagai bidang kegiatan pers; sementara tidak semua kerja pers tercakup sebagai jurnalistik. Walaupun begitu sering kali keduanya dipersamakan atau dicampuradukkan. Bina Nusantara University 8 Metode Pembelajaran (1/2) • • • • • • • • Sistem Pendidikan Nasional bagi jurnalistik hingga saat ini belum dibakukan. Oleh karena belum ada lembaga pendidikan yang secara konsisten memakai kurikulum secara standar. Kebanyakan masih variatif. Kurikulum tersebut mencakup: Struktur dan tanggung jawab jurnalistik elektronik Hubungan antara ketertarikan media dengan penggunaan media massa untuk memperoleh informasi Teknik wawancara dan menulis berita Kode etik dan aturan jurnalistik Melestarikan bahasa indonesia, fungsi integralistik dalam bahasa dan sastra Materi fotografi jurnalistik Pengembangan produk baru bagi program acara televisi Media online mendorong redefinisi pers Bina Nusantara University 9 Metode Pembelajaran (2/2) Beberapa media yang concern dalam membina karir para jurnalis yang ada, dan merekrut jurnalis yang baru biasanya mengadakan pelatihan sendiri untuk mencari bibit-bibit jurnalis dalam mengembangkan medianya secara intensif. Diluar negeri, hal yang sama berlaku juga. Ini dapat dilihat pada online readings. Bina Nusantara University 10 Online Learning (1/2) Bagi industri jurnalistik sarana cyberspace adalah undangan untuk menjadikannya sarana yang baik untuk pembelajaran. Tantangan ini adalah tantangan terdalam apa arti jurnalisme di zaman millineum ini, terutama mengikuti era globalisasi, supaya semakin lama semakin mendalam kemampuan jurnalis dalam meliput suatu topik berita. Bina Nusantara University 11 Online Learning (2/2) Didalam situasi yang baik menguntungkan maupun kurang menguntungkan para jurnalis boleh bertanya, bagaimana kita mengetahui secara pasti bahwa sarana elektronik yang luar biasa ini, yang digunakan sebagai alat untuk Pemilihan Umum (presiden Obama) atau operasi para militer? Apakah mungkin dibangun budaya dialog, partisipasi, solidaritas dan rekonsiliasi dimana persatuan untuk mencapai sasaran tidak dimungkinkan ? Para jurnalis dalam suatu organisasi media percaya itu dapat dilaksanakan, lalu untuk memberi harapan akan hal tersebut untuk menawarkan forum dialog baru sebagai sarana pembelajaran dan menindak-lanjuti suatu pekerjaan sehingga dapat tuntas selesai. Bina Nusantara University 12 Ancaman terhadap Media Jika jurnalis meliput suatu kejadian dan sempat dimuat sebagai berita dalam suatu media, dimana berita tersebut berimplikasi pada tindak pidana, maka terdapat tiga kategori ancaman serius yang dihadapi: 1. Ancaman Fisik: ancaman dari masyarakat yang keberatan terhadap berita itu. Modus yang sering terjadi berupa penyerbuan kantor media oleh masyarakat. 2. Ancaman Profesi: dari yayasan atau direksi, sering jurnalis ditekan sehingga kompetensi teknisnya lemah, dan hak jurnalis tidak dapat dipakai secara benar. 3. Ancaman Plagiarisme: kemudahan menerbitkan media pers dewasa ini selanjutnya mendorong sebagaian masyarakat melakukan tindakan plagiat. Pembajakan isi berita dan layout sering dicontoh. Bina Nusantara University 13 Upaya Mengatasi Ancaman 1. Peningkatan Profesionalisme dan Penegakan Etika Media, jurnalis tidak menulis isu-isu yang berpotensi memicu konflik, dan mengadakan wawancara serta menulis berita yang kontroversi. 2. Memfungsikan Lembaga Mediator (Dewan Pers) yang berwibawa, yang menerima pengaduan masyarakat dan membela media dalam hal tekanan dari pihak eksternal. 3. Penegakan hukum dan efisiensi proses peradilan. Jalur iniyang menjadi salah satu untuk menyelesaikan kontroversi. Bina Nusantara University 14 Melangkah lebih maju Dunia Jurnalistik Saat ini, banyak tantangan yang dihadapi para jurnalis - dari dalam maupun dari luar neger. Masih banyak para jurnalis yang cara kerjanya masih tradisional yang menyatakan bahwa gerakan modernisasi cara kerja tersebut sesungguhnya membuat mereka kalang kabut, apalagi bagi jurnial yang masih “gaptek”. Akan tetapi, baik pihak pengusaha media maupun para jurnalis junior yang sudah lebih mengenal teknologi maju dapat menyambut hal ini secara baik. Dengan adanya berbagai perubahan didalam konsep sosial global, nilai-nilai moral dan kebijakan fundamental di dunia modern ini, maka kemajuan pekerjaan jurnalistik dapat menjadi semangat pendorong baru bagi setiap anggota profesi jurnalistik dalam menghadapi berbagai tantangan di dalam kehidupannya seharihari. Bina Nusantara University 15 Closing Setelah memahami pengertian-pengertian pada pengantar ini, mahasiswa dapat mengerti bahwa ruang lingkup pekerjaan jurnalistik sangat luas dan tantangan bagi kemajuan pekerjaan dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi maju guna dapat meliput berita seoptimal mungkin. The End Bina Nusantara University 16
© Copyright 2024 Paperzz