download

MODEL PENELITIAN
KOMUNIKASI PERSUASI
Alexis S Tan, Bab II;
W. Lawrence Neuman, Bab III.
Model Penelitian Komunikasi
Persuasi







Komunikasi dan Persuasi
Sikap, Tingkah Laku dan Komunikasi
Model Persuasi McGuire
Model Kepercayaan Fisbein dan Ajzen
Beberapa Teori Komunikasi Persuasi:
Learning Theory
Instrumental Theory of Persuation
Komunikasi dan Persuasi



Tahun 1940-an dan 1950-an, penelitian
persuasi menjadi bagian dari penelitian
komunikasi.
Para sarjana tertarik untuk menganalisis
bagaimana komunikasi mengubah sikap dan
perilaku orang.
Saat ini, penelitian persuasi diaplikasikan
dalam penelitian tentang efek
Sikap, Tingkah Laku dan
Komunikasi




Terdapat dua hal umum dari konsep sikap, tingkah
laku dan komunikasi, yakni:
Pertama, keterpengaruhan sosial (perubahan dapat
dipicu oleh media, iklan).
Kedua, strategi utama untuk mempengaruhi
perubahan adalah komunikasi, termasuk
indoktrinasi intensif (McGuire, dalam Tan, 1998: 81)
Pada saat ini, penelitian yang berhubungan dengan
perbedaan sikap, kepercayaan, intensitas sikap,
dan over behavior sebagai target persuasi.
Model Persuasi McGuire
STEPS IN
PERSUATION
COMMUNICATION FACTORS
source
Message
Attention (reception)
Comprehension (reception)
Yielding
Retention
Action
Sumber: McGuire, 1968, dalam Tan, 1998:84
Channel
Receiver
Model . . .




McGuire mempresentasikan pandangan secara
umum untuk menganalisis komunikasi persuasi.
Langkah pertama, McGuire adalah mengidentifikasi
perbedaan proses komunikasi.
Komponen tersebut adalah: sumber, pesan,
channel, dan penerima.
Komponen persuasi adalah: perhatian pada pesan,
pengertian, hasil, ingatan dan tindakan.
Model . . .



Proses penerimaan pesan, selain menyaratkan
perhatian terhadap pesan, juga dipengaruhi
oleh “kemampuan” penerima pesan.
Yielding atau hasil, menyangkut perubahan
sikap.
Menurut McGuire, terdapat berbagai variabel
komunikasi yang dapat diteliti, antaranya
opposite effects pada komponen daya
penerima (attention and comperhension).
Model Kepercayaan Fisbein
dan Ajzen




Fisbein dan Ajzen mengajukan model menyangkut
kepercayaan seseorang yang dibangun melalui
persuasi.
Model ini menjelaskan, persuasi dimulai ketika
kepercayaan seseorang mengenai suatu obyek
diubah.
Kepercayaan berubah diikuti oleh perubahan sikap,
kemudian membentuk perubahan tingkahlaku.
Kunci persuasi adalah menyiapkan penerima
dengan keyakinan pendukung informasi terhadap
perubahan yang diinginkan.
Model Kepercayaan . . .


Untuk menggambarkan perubahan yang
terjadi pada kepercayaan, sikap dan tingkah
laku diilustrasikan melalui perubahan sikap
dan tingkah laku seseorang untuk
mendukung pengesahan penggunaan
ganja:
Tahap-tahap perubahan kepercayaan ke
perubahan sikap adalah:
Model Kepercayaan . . .




Pertama, pemberian tanda legalitas
penggunaan ganja
Kedua, menghadiri “pengumpulan suara"
untuk memprotes hukum ada
Ketiga, menghisap mariyuana sewaktuwaktu ketika dipersilahkan.
Efek final dari persuasi dalam model
Fishbein dan Ajzen tentang perilaku,
direpresentasikan dalam model berikut:
Fishbein and Ajzein’s Belief
Model of Persuasion
Belief about x
a.
b.
c.
.
.
.
n.
Behavioral
intention
toward x
Attitude
Toward x
a.
b.
c.
.
.
.
n.
Overt
behavior
toward x
a.
b.
c.
.
.
.
n.
Fishbein and Ajzein’s Belief . . .


Model di atas memperlihatkan,
kepercayaan tentang x, diikuti oleh sikap
terhadap x, kemudian intensi tingkah laku
terhadap x, yang akhirnya melarkan
tingkah laku terbuka terhadap x.
Konsep ini secara berurutan dicontohkan
melalui legalitas mariyuana:
Fishbein and Ajzein’s Belief . . .




Illustrasi Fishbein dan Ajzen menyangkut
pengguna mariyuana:
Belief 1: Mariyuana use is not detrimentalto
the user’s health
Belief 2: Mariyuana use is not addictive.
Belief 3: Mariyuana is psychological crutch.
Learning Theory



Teori Pembelajaran dalam psikologi,
menunjuk pada stimulus-respons dan teori
tingkahlaku,
Teori ini menjelaskan pemberian respon dari
suatu organisme dihubungkan dengan
stimulus yang ditentukan oleh lingkungan.
Proses ketika organisma berulang-kali
berhubungan tanggapan ditentukan oleh
stimulus yang disebut conditioning or
learning.
Classical Conditioning





Elemen dari dari Classical Conditioning
adalah:
Unconditioned Stimulus (UCS)
Unconditioned Response (UCR)
Conditioned Stimulus (CS)
UCS adalah obyek dari organisma lingkungan
yang secara otomatis ditimbulkan tanpa
belajar sebelumnya.
Classical . . .




UCR adalah tanggapan yang nampak/jelas.
Contoh: anak menangis (UCR) ketika ia
melihat gorilla (UCS); anjing mengeluarkan
air liur (UCR) ketika melihat potongan
daging sapi (UCS).
Contoh di atas merupakan respon “natural”
Classical Conditioning menyangkut stimulus
alami sebelumnya (CS) dapat
menimbulkan, untuk dirinya, UCR.
Classical . . .



Contoh: seorang anak yang selalu tertawa
jika melihat pelawak.
Pelawak, berulang kali dihubungkan
dengan iklan ditelevisi mengenai sarapan
sereal.
Classical Conditioning terjadi ketika
sarapan sereal tidak bisa membuat anak
tertawa, sekalipun pelawak yang
menyajikannya.
Classical . . .




Ini dapat terjadi pada organisma ketika pada
waktu yang sama UCS diperkenalkan.
CS diperkenalkan bersamaan ketika UCS
diperkenalkan.
Masing-masing akan menimbulkan UCR, karena
UCR adalah tanggapan alami kepada UCS.
Penelitian yang dilakukan memperlihatkan
beberapa faktor yang mempengaruhi classical
conditioning, antaranya adalah frekwensi ketika
UCS dan CS dipasangkan.
Instrumental Theory of
Persuation



Pada 1953, Hovland, Janis dan Kelly
mempublikasikan Communication and Persuation.
Mereka menguraikan program riset tentang sikap
dengan menggunakan instrumen model belajar.
Komunikasi Persuasi didefinisikan sebagai: “the
process by which an individual (the communicator)
transmits stimuli (usually verbal) to modify the
behavior of other individuals (the audience)
(Hovland, Janis & Kelly, 1953, dalam Tan, 1998:
93).
Instrumental Theory . . .


Salah satu jalan untuk mengubah sikap seseorang
adalah dengan mengubah opini.
Opini adalah: “verbal answer that in individual gives
in response to stimulus situation in which some
general question is raised” (Hovland, dkk., dalam


Tan, 1998: 93).
Opini seperti “habits” yang cenderung tetap tanpa
seseorang mengalami pengalaman baru.
Salah satu cara agar argumen menjadi opini adalah
dengan melakukan komunikasi persuasif.
Hovland, Janis and Kelley’s Model of Persuasion
STIMULI:
Characteristic of
Communication situation
Intervening
Processes
Source Factors
Expertise
Trustworhines
Likability
RESPONSE:
Communication Effects
Attitude Change
Attention
Opinion Change
Massage Factors
Order of Arguments
One-sides vs two sided
Type of appeal
Explicits vs Implicits
conclussions
Comprehension
Affect Change
Audience Factors
Persuasibility
Initial Position
Intelligent; Self-Esteem
Peronality
Perseption
Change
Acceptance
Action Change
Model of Persuation





Model Persuasi yang dikembangkan Hovland,
Janis dan Kelly, direpresentasikan dalam
model di atas.
Tiga komponen yang akan mempengaruhi
perubahan opini yang berpengaruh pada
perubahan sikap, yakni:
Faktor sumber
Faktor pesan
Faktor Audiens
Model of Persuation . . .



Perubahan tingkah laku dimulai dari: Perubahan
opini, perubahan persepsi, perubahan tingkah
laku, dan perubahan tindakan.
Selain faktor stimuli, Hovland dkk., mengajukan
faktor intervening, faktor antara yang juga
dapat mempengaruhi hasil akhir.
Faktor intervening yang diajukan adakah faktor
perhatian, faktor pesan yang komperhensif dan
faktor penerimaan audiens.
Soal-soal:
1.
2.
3.
Jelaskan hubungan konsep antara
persuasi dan komunikasi!
Kemukakan model persuasi McGuire!
Jelaskan dengan contoh!
Kemukakan Model Kepercayaan Fisbein
dan Ajzen! Jelaskan dengan contoh!
Soal-soal:
1.
2.
3.
Jelaskan tentang Learning Theory melalui
konsep-konsep: UCS, UCR dan CS!
Dalam model Persuasi yang
dikembangkan oleh Hovland, Janis dan
Kelly, opini menjadi bagian penting dalam
perubahan sikap. Jelaskan alasan yang
dikemukakan Hovland dkk.!
Jelaskan model Persuasi yang diajukan
oleh Hovland, Janis dan Kelly!