Leases AKUNTANSI UNTUK LEASE (Accounting For Leases) Lease yaitu suatu perjanjian kontrak yang mengalihkan hak untuk menggunakan aktiva dalam periode waktu yang ditentukan. 2 pihak dalam kontrak lease: 1. Lessor (penjual sewa) 2. Lessee (pembeli sewa) Keunggulan leasing dari segi ekonomi (Economic Advantages of Leasing) 2 keunggulan utama bagi pihak lesse untuk melease daripada membeli: 1) Tanpa ada uang muka (no down payment) Sangat menarik bagi perusahaan yang tidak memiliki kas yang cukup untuk membayar uang muka atau perusahaan yang ingin menggunakan modal yang tersedia untuk tujuan operasi serta investasi lainnya. 2) Menghindari resiko pemilikan (avoids risks of ownership) Banyak resiko dalam pemilikan harga seperti kerugian karena bencana, keausan, kondisi perekonomian. Lesse boleh menghentikan lease meskipun dikenakan denda, dan dengan demikan menghindarkan penanggungan risiko dari kejadian tersebut. 3) Flexibility Jika assets di lease, perusahaan dapat lebih muda mengganti assets sebagai respon atas perubahan. Keunggulan lease bagi pihak lessor meliputi: 1. Meningkatkan penjualan (increased sales) penawaran produk melalui leasing kepada pelanggan potensial, dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah besar. Alasannya kemungkinan para pelanggan tidak mau atau ada yang tidak mampu membeli harta tersebut secara tunai. 2. Kelangsungan hubungan dengan lesse (ongoing business relationship with lessee) jika harga dijual, pembeli terkadang tidak mengadakan transaksi lagi dengan penjualnya. Tapi dalam leasing, lessor dan lesse tetap berhubungan selama periode tertentu, dan hubungan bisnis jangka panjang dapat selalu di bina. 3. Nilai sisa dipertahankan (residual value retained) dalam banyak perjanjian lease, hak atas harta yang dilease tidak pernah beralih kepada lesse. Lessor beruntung dari kondisi ekonomi yang membuat nilai residu yang besar pada akhir periode lease. Lessor dapat me-lease kembali aktiva itu kepada lesse lain atau menjualnya dan memperoleh keuntungan pada saat itu juga. SIFAT LEASE (Nature of Leases) • Ketentuan pembatalan (Cancellation Provisions) Sifat tidak dapat dibatalkan • Periode lease (Lease Term) Periode waktu mulai dari awal hinggi akhir lease Tanggal pemrakarsaan lease didefinisikan sebagai tanggal perjanjian lease Permulaan periode lease terjadi saat perjanjian lease mulai berlaku, yaitu jika harta yang dilease telah diserahkan kepada lesse Leases Akhir jangka lease (end of the lease term) Akhir periode lease yang ditetapkan di mana pembatalan tidak boleh dilakukan ditambah semua periode • Opsi pembelian dengan harga murah (Bargain Purchases Option) Lease kerap kali mengandung ketentuan yang memberikan hak kepada lesse untuk membeli harta yang dilease pada suatu hari di masa depan. Harga beli yang pasti atau harga opsi dapat ditetapkan meskipun dalam beberapa kasus harga tersebut dinyatakan sebagai nilai pasar wajar pada tanggal opsi dimanfaatkan. Jika harga opsi yang telah ditetapkan ini diperkirakan jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga atau nilai pasar wajar pada tanggal pemanfaat opsi pembelian, maka dalam hal ini sudah tersirat opsi pembelian dengan harga murah. • Nilai sisa atau residu (Residual Value) Nilai pasar harta yang dilease pada akhir periode lease disebut nilai sisa atau residu. Dalam beberapa lease, periode lease melampaui umur ekonomis aktiva. Dalam lease lainnya periode lease lebih singkat dan nilai residu tidak ada. Jika lesse dapat membeli aktiva itu pada akhir periode lease dengan harga yang jauh lebih kecil daripada nilai residunya, maka opsi pembelian dengan harga murah sudah ada, dan dapat diandalkan bahwa lesse akan melaksanakan opsi ini dan membeli aktiva tersebut. Beberapa kontrak lease mewajibkan lesse atau pihak ketiga yang ditunjuk untuk menjamin nilai residu minimum aktiva. Dan jika nilai pasar wajar pada akhir periode lease turun di bawah nilai residu yang dijamin, maka lesse atau pihak ketiga harus membayar selisih tersebut. • Pembayaran lease minimum (Minimum Lease Payments) yaitu pembayaran sewa yang diminta selama periode lease ditambah dengan jumlah yang harus dibayar untuk nilai residu, entah melalui opsi pembelian dengan harga murah atau penjaminan nilai sisa Pembayaran sewa kadang-kadang mencakup beban asuransi, pemeliharaan, dan pajak yang timbul atas harta yang lease. Pengeluaran itu disebut biaya eksekutori dan tidak dimasukkan sebagai bagian dari pembayaran lease minimum. Jika lessor memasukkan beban untuk penyisihan labanya di dalam biaya ini, maka laba tersebut juga dianggap sebagai biaya eksekutori. Contoh perhitungan lease minimum Olaf Leasing Co (lesse) melease peralatan pembangunan jalan raya selama 3 tahun dengan pembayaran sebesar Rp 3.000 per bulan. Didalam pembayaran sewa ini, termasuk biaya eksekutori sebesar Rp 500 per bulan untuk menutup asuransi dan pemeliharaan peralatan tersebut. Pada akhir tahun ke 3, nilai residu bagi Olaf dijamin oleh lesse sebesar Rp 10.000 Pembayaran lease minimum: Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori (2.500 * 36) Nilai residu yang dijamin Total pembayaran lease minimum 90.000 10.000 100.000 Ada 2 suku bunga yang berbeda yang harus dipertimbangkan dalam menghitung nilai sekarang pembayaran lease minimum, yaitu: Suku bunga pinjaman inkremental (incremental borrowing rate) suku bunga yang akan ditanggung lesse jika ia meminjam sejumlah uang yang diperlukan untuk membeli aktiva yang dilease dan di dalamnya diperhitungkan keadaan keuangan lesse dan kondisi yang berlaku di pasar Suku bunga implisit (implicit interest rate) Leases suku bunga yang akan digunakan untuk mendiskontokan pembayaran lease minimum ke nilai pasar wajar aktiva pada saat lease terjadi. Lessor memakai suku bunga implisit dalam menentukan nilai sekarang pembayaran lease minimum. Akan tetapi pihak lesse memakai suku bunga implisit atau suku bunga pinjaman inkremental, mana yang lebih rendah. Jika lesse tidak mengetahui suku bunga implisit maka lesse harus memakai suku bunga pinjaman inkremental. Contoh: Dengan memakai contoh Olaf Leasing Co (lesse), bahwa pembayaran sewa sebesar Rp 3.000 kepada Olaf dilakukan pada awal setiap bulan, suku bunga implisit dalam kontrak lease adalah 12% per tahun, dan suku bunga pinjaman inkremental bagi lesse adalah 14%. Dengan asumsi bahwa lesse mengetahui suku bunga implisit tersebut, maka baik lessor maupun lesse akan mendiskontokan atau menghitung nilai sekarang pembayaran lease minimum itu dengan memakai suku bunga 12%. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum sebesar Rp 100.000 akan menjadi: Nilai sekarang dari 36 pembayaran sebesar Rp 2.500 (3.000 dikurangi biaya eksekutori 500) Nilai sekarang dari nilai residu yang dijamin sebesar 10.000 pada akhir tahun ke 3 Nilai sekarang pembayaran lease minimum 76.022 7.118 + 83.140 Perhitungan Present value dari 36 pembayaran sebesar Rp 2.500 bila menggunakan tabel 4 : PVn = 2.500 (tabel 4 n-1 i + 1) PVn = 2.500 (tabel 4 36-1 1% + 1) PVn = 2.500 (tabel 4 35 1% + 1) PVn = 2.500 (29.4088 + 1) PVn = 2.500 (30.4088) PVn = 76.022 Bila menggunakan tabel 6 : PVn = 2.500 (tabel 6 n PVn = 2.500 (tabel 6 36 PVn = 2.500 (30.4088) PVn = 76.022 i ) 1% ) Perhitungan Present Value dari nilai residu yang dijamin sebesar Rp 10.000 (menggunakan Tabel 2) PV = A (Tabel 2 n i ) PV = 10.000 (Tabel 2 3 PV = 10.000 ( 0.7118 ) PV = 7.118 12% ) Nilai sekarang sebesar 83.140 adalah harga jual atau nilai pasar wajar aktiva pada saat lease terjadi. Leases KRITERIA PENGGOLONGAN LEASE (Lease Classification Criteria) Kriteria yang berlaku baik bagi lesse maupun lessor: 1. Lease mengalihkan pemilikan harta kepada lesse pada akhir periode lease Lease mengandung ketentuan yang mengalihkan pemilikan sepenuhnya atas harta kepada lesse pada akhir periode lease. 2. Lease memuat opsi pembelian dengan harga murah Lease berisikan opsi pembelian dengan harga murah sehingga cukup dapat dipastikan bahwa harta tersebut akan di beli oleh lesse pada suatu saat. Kriteria ini lebih sulit diterapkan daripada kriteria pertama karena nilai pasar wajar aktiva yang dilease itu dikemudian hari harus di taksir pada tanggal pemrakarsaan lease dan dibandingkan dengan harga opsi pembelian guna menentukan apakah pembelian dengan harga murah benar-benar sudah terkandung di dalamnya 3. Jangka lease sama dengan atau lebih dari 75% taksiran umur ekonomis harta yang dilease Periode lease sama dengan atau lebih daripada 75% taksiran umur ekonomis harta yang di lease. Periode lease meliputi periode pembaharuan perjanjian lease jika pembaharuan atau perpanjangan tampaknya pasti dilakukan. Kriteria ini sulit diterapkan secara obyektif karena adanya ketidakpastian tentang umur ekonomi aktiva. Kriteria ini juga tampaknya mudah dimanipulasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perkecualian terhadap kriteria umur ekonomis di buat untuk barng bekas tertentu. FASB mengakui bahwa barang bekas mungkin saja di lease sekalipun sudah mendekati akhir umur ekonomis, dan kriteria ini akan mengakibatkan pengkapitalisasian semua lease seperti itu. FASB menetapkan bahwa kriteria ini tidak berlaku bagi lease yang terjadi dalam 25% terakhir umur ekonomis aktiva yang di lease. Harus juga diakui bahwa kriteria ini tidak dapat diterapkan untuk lease tanah, karena umur tanah tidak terbatas. 4. Nilai sekarang pembayaran lease minimum, tidak termasuk bagian yang merupakan biaya eksekutori, sama dengan atau lebih besar daripada 90% nilai pasar wajar harta Nilai sekarang pada awal periode lease dari pembayaran lease minimum, tidak termasuk biaya eksekutori, sama dengan atau lebih 90% dari nilai pasar wajar aktiva. Kriteria ini dimaksudkan sebagai faktor kunci dalam menentukan adanya lease modal. Jika lesse wajib membayar hampir semua nilai pasar wajar aktiva yang di lease, dalam bentuk nilai sekarang, maka lease tersebut hakikatnya adalah pembelian harta. Tapi penerapan kriteria ini juga sulit dan bisa dimanipulasi lesse maupun lessor. Varibel kunci dalam kriteria ini adalah pembayaran lease minimum yang didiskontokan tanpa mencakup biaya eksekutori. Kriteria tambahan yang berlaku bagi lessor: 1. Ketertagihan pembayaran lease minimum cukup dapat diramalkan Penagihan pembayaran lease minimum cukup bisa diramalkan, apakah dari lesse atau dari pihak ketiga yang bertindak sebagai penjamin. 2. Biaya yang masih akan dikeluarkan oleh lessor telah diketahui Hampir dapat dipastikan bahwa semua biaya yang tidak akan dibebankan kepada lesse telah dikeluarkan oleh lessor. Leases Jika suatu lease memenuhi salah satu kriteria di atas maka lease tersebut digolongkan sebagai lease modal oleh lesse dan lessor, dengan asumsi bahwa kedua kriteria lain bagi pihak lessor terpenuhi. AKUNTANSI UNTUK LEASE – LESSE (Accounting for Leases – Lessee) Semua lease jika dipandang dari segi lease dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Lease operasi (operating lease) 2. Lease modal (capital lease) Operasi untuk lease operasi: 1. Melibatkan pengakuan biaya sewa selama periode lease. 2. Harta yang dilease tidak dilaporkan sebagai aktiva dalam neraca lesse, dan 3. Tidak ada hutang yang diakui dari kewajiban untuk melakukan pembayaran di kemudian hari atas penggunaan harta tersebut. Sedangkan akuntansi untuk lease modal: 1. Mengharuskan lesse untuk melaporkan nilai sekarang (Present Value) dari pembayaran lease di kemudian hari pada Balance Sheet, baik sebagai aktiva maupun sebagai kewajiban. 2. Aktiva disusutkan seakan-akan telah dibeli oleh lesse. Leases Penerapkan kriteria FASB statement no 13 terhadap situai Lease Ketentuan Lease Dapat dibatalkan Hak berpindah kepada lesse Opsi pembelian dengan harga murah Periode lease Umur ekonomis aktiva Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum sebagai persentase dari nilai pasar – suku bunga inkremental Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum sebagai persentase dari nilai pasar wajar – suku bunga implisit Lesse mengetahui suku bunga implisit Nilai residual yang tidak tidak dijamin Nilai residual di jamin pihak ketiga Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum tanpa nilai residu yang dijamin pihak ketiga sebagai persentase dari nilai pasar wajar – suku bunga implisit Pembayaran sewa dapat di tagih dan biaya lessor sudah pasti Analisis atas Lease Lesse: Diperlakukan sebagai lease modal Kriteria yang dipenuhi Penggunaan suku bunga pinjaman inkremental Periode amortisasi Lessor Perlakuan sebagai lease modal Yang dipenuhi dari 4 kriteria pertama Kriteria lessor terpenuhi Lease #1 Tidak Tidak Tidak 10 tahun 14 tahun 80% Lease #2 Tidak Tidak 10 tahun 15 tahun 79% Lease #3 Tidak Tidak Ya 8 tahun 13 tahun 95% Lease #4 Ya Ya Tidak 10 tahun 12 tahun 76% 92% 91% 92% 82% Tidak Tidak 92% Tidak Tidak Ya 80% Ya Tidak Tidak 92% Ya Tidak Tidak 82% Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak ada Tidak tepat Ya 1 Ya Ya 2 dan 4 Tidak Tidak tepat 15 tahun 13 tahun Tidak harus bersifat tidak dpat dibatalkan Ya 4 Ya Ya 1 dan 4 Ya Tidak 2 dan 4 Tidak Tidak Harus bersifat tidak dapat dibatalkan Lease #1 Diperlakukan sebagai: • Lease operasi oleh lesse • Lease modal oleh lessor Karena lesse tidak mengetahui suku bunga implisit lessor, maka suku bunga pinjaman inkremental digunakan untuk menguji kriteria ke 4. Suku bunga pinjaman inkremental lebih rendah daripada suku bunga implisit, dan nilai sekarang pembayaran lease minimum kurang dari 90% nilai pasar wajar aktiva. Dengan demikian kriteria 4 tidak dipenuhi bagi lesse. Lessor akan menggunakan suku bunga implisit dan kriteria 4 terpenuhi. Lease #2 Diperlakukan sebagai: • Lease modal oleh lesse • Lease modal oleh lessor Leases Karena hak berpindah kepada lesse pada akhir periode lease. Karena pihak ketiga menjamin nilai residual, maka pembayaran lease minimum lebih tinggi bagi lessor daripada bagi lesse, dan kriteria ke 4 dipenuhi oleh lessor tapi tidak oleh lesse. Maka jika hak kepemilikan tidak berpindah, maka lease #2 akan diperlakukan sebagai: • Lease operasi oleh lesse • Lease modal oleh lessor Karena hak berpindah kepada lesse, maka umur ekonomis aktiva akan digunakan sebagai periode amortisasi. Lease #3 Diperlakukan sebagai: • Lease modal oleh lesse • Lease opearsi oleh lessor Perbedaan ini timbul karena kriteria untuk lessor tidak dipenuhi Opsi pembelian dengan harga murah memenuhi kriteria 2 dan karena lesse mengetahui suku bunga implisit baik perhitungan lesse maupun perhitungan lessor memenuhi kriteria 4. Karena adanya opsi pembelian dengan harga murah tersebut, maka umur ekonomis barang lease akan digunakan sebagai periode amortisasi. Lease #4 Diperlakukan sebagai: • Lease operasi oleh lesse • Lease operasi oleh lessor Lease ini adalah lease yang dapat dibatalkan, dan meskipun hak berpindah kepada lesse pada akhir lease, namum lease ini akan digolongkan sebagai perjanjian sewa. Akuntansi untuk Lease Operasi – Lesse (Accounting for Operating Leases – Lessee) Lease operasi dianggap merupakan perjanjian sewa biasa dengan mendebit perkiraan expense ketika pembayaran dilakukan. Contoh: Misalkan persyaratan lease untuk peralatan pabrik adalah pembayaran biaya lease sebesar Rp 40.000 setiap tahun. (pembayaran tiap tahunnya sama) Jurnal pembayaran sewa setahun adalah: Rent Expense (Beban Sewa) Cash 40.000 40.000 Lease operasi dengan pembayaran sewa yang berbeda (Operating leases with varying rental payments) Jika pembayaran sewa berbeda selama periode lease, maka: 1. Beban sewa harus diakui berdasarkan garis lurus, kecuali basis lain yang sistematik dan masuk akal lebih menggambarkan pola waktu di mana manfaat penggunaan diperoleh dari harta yang di lease. 2. Pada saat mencatat beban sewa, perbedaan di antara pembayaran aktual dengan debit ke beban akan dilaporkan sebagai hutang sewa atau sewa dibayar dimuka, tergantung pada apakah pembayaran semakin besar atau semakin kecil. Leases Contoh: Persyaratan lease pesawat oleh Garuda Airlines, menetapkan pembayaran 150.000 setahun untuk 2 tahun pertama dan 250.000 untuk 3 tahun berikutnya. Maka Total pembayaran lease selama 5 tahun menjadi 1.050.000 atau 210.000 setahun (garis lurus). Perhitungan: Tahun 1 = 150.000 Tahun 2 = 150.000 Tahun 3 = 250.000 Tahun 4 = 250.000 Tahun 5 = 250.000 + Total = 1.050.000 / 5 tahun = 210.000 / tahun Simpulan : pengakuan biaya berdasarkan garis lurus sebesar Rp 210.000 Ayat jurnal untuk 2 tahun pertama: Rent Expense Cash Rent Payable (Hutang Sewa) 210.000 150.000 60.000 Jurnal untuk masing-masing selama 3 tahun berikutnya menjadi: Rent Expense Rent Payable Cash 210.000 40.000 250.000 Bagian hutang sewa yang jatuh tempo pada tahun berikutnya akan digolongkan sebagai kewajiban lancar. Akuntansi untuk Lease Modal – Lesse (Accounting for Capital Leases – Lessee) Lease capital dianggap merupakan purchase of property daripada penyewaan (rental). Akibatnya akuntansi untuk capital lease oleh pihak lesse menuntut ayat jurnal yang mirip dengan ayat jurnal yang diperlukan bagi purchase of an asset dengan syarat kredit jangka panjang (longterm credit terms). Jumlah yang dicatat sebagai asset dan liability adalah present value dari pembayaran lease minimum di masa mendatang Contoh: PT ABC (Lesse) melease equipment dari Perusahaan Leasing Untung (Lessor) dengan persyaratan sebagai berikut: Periode Lease : 5 tahun, dimulai tanggal 1 januari 1988. Tidak dapat dibatalkan Jumlah sewa : Rp 65.000 per tahun dibayar dimuka setiap tahun, termasuk Rp 5.000 untuk executory costs Taksiran umur ekonomis equipment : 5 tahun Taksiran nilai residual equipment pada akhir periode lease: tidak ada Misalkan incremental borrowing rate PT ABC sebesar 10%, dan suku bunga itu sama dengan atau lebih kecil daripada implicit interest, maka present value untuk lease tersebut adalah: (NB: Gunakan anuitas dimuka) Leases Langkah pertama : Tentukan Minimum Lease Payments Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori (60.000 * 5) Nilai residu yang dijamin Total Minimum Lease Payments = = = 300.000 0+ 300.000 Langkah kedua : Tentukan Present Value dari Minimum Lease Payments Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pihak Lesse dalam menentukan Present Value pembayaran lease mininum: menggunakan Suku bunga Implisit Atau menggunakan Suku bunga pinjaman Inkremental Mana yang lebih rendah Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori (60.000 * 5) Nilai residu yang dijamin Total Present Value dari Minimum Lease Payments Future Value 300.000 0 300.000 Present Value 250.194 0 250.194 Perhitungan bila menggunakan tabel 4 : PVn = 60.000 (tabel 4 n-1 i + 1) PVn = 60.000 (tabel 4 5-1 10% + 1) PVn = 60.000 (tabel 4 4 10% + 1) PVn = 60.000 (3.1699 + 1) PVn = 60.000 (4.1699) PVn = 250.194 Perhitungan bila menggunakan tabel 6 : PVn = 60.000 (tabel 6 n PVn = 60.000 (tabel 6 5 PVn = 60.000 (4.1699) PVn = 250.194 i) 10% ) Ayat jurnal untuk mencatat lease itu pada awal periode lease akan menjadi sebagai berikut: Jan 1 Lease Equipment Obligations Under Capital Leases Untuk mencatat lease Lease Expense Obligations Under Capital Leases Cash 250.194 250.194 5.000 60.000 65.000 Leases Atau penggabungan kedua jurnal di atas menjadi 1 Jan Lease Expense Lease Equipment Obligations Under Capital Leases Cash 5.000 250.194 190.194 65.000 Nilai harta harus diamortisasi sesuai dengan kebijakan penyusutan yang normal dari lease. Berikut dibawah ini adalah skedul pembayaran lease Date A 01-01-88 01-01-88 31-12-88 31-12-89 31-12-90 31-12-91 Schedule of Lease Payment Lease 5 tahun, Pembayaran tahunan 60.000 (Net of Executory Cost), Interest 10% Pembayaran Lease Description Amount Interest Principal Expense B C D E (F * 10%) (C – D) Saldo awal Pembayaran 60.000 60.000 Pembayaran 60.000 19.019 40.981 Pembayaran 60.000 14.921 45.079 Pembayaran 60.000 10.413 49.587 Pembayaran 60.000 5.453 54.547 Lease Obligation F (F – E) 250.194 190.194 149.213 104.134 54.547 0 Penjelasan perhitungan tabel : Interest Expense: 31-12-88 19.019 31-12-89 14.921 31-12-90 10.413 31-12-91 5.453 = = = = Principle 31-12-88 31-12-89 31-12-90 31-12-91 40.981 45.079 49.587 54.547 = = = = Lease Obligation 01-01-88 190.194 31-12-88 149.213 31-12-89 104.134 31-12-90 54.547 31-12-91 0 = = = = = 190.194 149.213 104.134 54.547 * * * * 10% 10% 10% 10% 60.000 60.000 60.000 60.000 - 19.019 14.921 10.413 5.453 250.194 190.194 149.213 104.134 54.547 - 60.000 40.981 45.079 49.587 54.547 Jurnal untuk amortisasi aktiva, 31 desember 1988: 31 Des Amortization Exp. On Leased Equipment Acc. Amortization on Leased Equipment Perhitungan amortisasi : 250.194 / 5 = 50.039 50.039 50.039 Leases Tabel Amortisasi Aktiva Tahun Beban Amortisasi 1 2 3 4 5 50,039 50,039 50,039 50,039 50,039 Akumulasi Amortisasi 50,039 100,078 150,116 200,155 250,194 Nilai Buku 250,194 200,155 150,116 100,078 50,039 - Pada tanggal 31 desember 1988, jurnal untuk pembayaran lease yang dimuka yang kedua termasuk biaya eksekutori: (lihat Schedule of Lease Payment) 31 Des Prepaid Executory Costs Obligations Under Capital Leases Interest Expense Cash 5.000 40.981 19.019 65.000 Neraca PT ABC per 31 desember 1988: PT ABC Balance Sheet Per 31 Desember 1988 Aktiva Tanah, bangunan, dan peralatan: Peralatan yang dilease -/- Akm. Amortisasi Nilai bersih 250.194 50.039 200.155 Kewajiban Kewajiban lancar: Kewajiban menurut lease modal, bagian lancar Kewajiban tidak lancar: Kewajiban menurut lease modal, tidak termasuk 45.079 bagian lancar Penjelasan perhitungan balance sheet sesi Kewajiban: (lihat schedule of lease payment) Date Principal 31-12-88 Lease Obligation 149.213 Terdiri dari : 31-12-89 45.079 Lancar 31-12-90 31-12-91 Total 49.587 54.547 104.134 Tak lancar Tak lancar 45.079 104.134 Leases Year 1988 1989 1990 1991 1992 Schedul of Expenses Recognized – Capital and Operating Leases Compared Expenses Recognized – Capital Lease Expense Difference Recognized Interest Executory Amortizatio Total – Operating Cost n Lease 19.019 5.000 50.039 74.058 65.000 9.058 14.921 5.000 50.039 69.960 65.000 4.960 10.413 5.000 50.039 65.452 65.000 452 5.453 5.000 50.039 60.492 65.000 (4.508) 5.000 50.039 55.038 65.000 (9.962) Akuntansi untuk Lease dengan Opsi Pembelian dengan harga murah (Accounting for lease with bargain purchase Option) Anggaplah dalam contoh sebelumnya ada opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp 75.000 yang dapat digunakan sesudah 5 tahun dan umur ekonomis peralatan ditaksir menjadi 10 tahun. Persyaratan lease lainnya tetap sama. dengan demikian soal lengkapnya akan menjadi sebagai berikut: PT ABC (Lesse) melease equipment dari Perusahaan Leasing Untung (Lessor) dengan persyaratan sebagai berikut: Periode Lease : 5 tahun, dimulai tanggal 1 januari 1988, Tidak dapat dibatalkan Jumlah sewa : Rp 65.000 per tahun dibayar dimuka setiap tahun, termasuk Rp 5.000 untuk executory costs Taksiran umur ekonomis equipment : 10 tahun Ada opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp 75.000 yang dapat digunakan sesudah 5 tahun Misalkan incremental borrowing rate PT ABC sebesar 10%, dan suku bunga itu sama dengan atau lebih kecil daripada implicit interest Langkah pertama : Tentukan Minimum Lease Payments Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori (60.000 * 5) Opsi pembelian dengan harga murah Total Minimum Lease Payments = = = 300.000 75.000 + 375.000 Leases Langkah kedua : Tentukan Present Value dari Minimum Lease Payments Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pihak Lesse dalam menentukan Present Value pembayaran lease mininum: menggunakan Suku bunga Implisit Atau menggunakan Suku bunga pinjaman Inkremental Mana yang lebih rendah Pembayaran sewa tanpa biaya eksekutori (60.000 * 5) Opsi pembelian dengan harga murah Total Present Value dari Minimum Lease Payments Future Value 300.000 75.000 300.000 Present Value 250.194 46.568 296.762 Present Value dari pembayaran sewa (tanpa eksekutori cost) Bila menggunakan tabel 4 : PVn = 60.000 (tabel 4 n-1 i + 1) PVn = 60.000 (tabel 4 5-1 10% + 1) PVn = 60.000 (tabel 4 4 10% + 1) PVn = 60.000 (3.1699 + 1) PVn = 60.000 (4.1699) PVn = 250.194 Bila menggunakan tabel 6 : PVn = 60.000 (tabel 6 n PVn = 60.000 (tabel 6 5 PVn = 60.000 (4.1699) PVn = 250.194 i) 10% ) Present Value dari Opsi pembelian dengan harga murah PV = PV = PV = PV = A(tabel 2 n i ) 75.000 (tabel 2 5 75.000 ( 0.6209) 46.568 10% ) Jumlah nilai sekarang lease adalah 296.762, dan jumlah ini akan di pakai untuk mencatat nilai awal aktiva dan kewajiban. Saldo aktiva sebesar Rp 296.762 akan diamortisasi selama 10 tahun umur aktiva. Leases Tabel 3 Skedul Pembayaran Lease [Lease 5 tahun dengan Opsi pembelian dengan harga murah sebesar Rp 75.000 sesudah 5 tahun, pembayaran tahunan Rp 60.000 (diluar biaya eksekutori) bunga 10%] Pembayaran Lease Tanggal Keterangan Jumlah Beban Pembayaran Kewajiban Bunga Pokok Lease 01-01-88 Saldo awal 296.762 01-01-88 Pembayaran 60.000 60.000 236.762 31-12-88 Pembayaran 60.000 23.676 36.324 200.438 31-12-89 Pembayaran 60.000 20.044 39.956 160.482 31-12-90 Pembayaran 60.000 16.048 43.952 116.530 31-12-91 Pembayaran 60.000 11.653 48.347 68.183 31-12-92 Pembayaran 75.000 6.817 68.183 0 Pada tanggal penggunaan opsi, saldo bersih dalam perkiraan aktiva, yaitu peralatan yang dilease, dan perkiraan akumulasi amortisasi yang bersangkutan harus dipindahkan ke perkiraan peralatan yang biasa. Jurnal pada saat penggunaan opsi akan menjadi sebagai berikut: Obligations Under Capital Leases Interest Expense Cash Untuk mencatat penggunaan opsi pembelian dengan harga murah 68.183 6.817 75.000 Tabel Amortisasi Aktiva Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Beban Amortisasi 29,676 29,676 29,676 29,676 29,676 29,676 29,676 29,676 29,676 29,676 Akumulasi Amortisasi 29,676 59,352 89,029 118,705 148,381 178,057 207,733 237,410 267,086 296,762 Nilai Buku 296,762 267,086 237,410 207,733 178,057 148,381 118,705 89,029 59,352 29,676 0 Equipment 148.381 Acc. Amortization on Leased Equipment 148.381 Lease Equipment 296.762 Memindahkan saldo yang tersisa dalam perkiraan aktiva yang dilease ke perkiraan peralatan Lihat Æ table amortisasi Aktiva. Nilai Buku pada akhir tahun ke 5 mempunyai saldo sebesar Rp 148.381 (lihat tabel amortisasi) Leases Jika peralatan itu tidak dibeli dan opsi dibiarkan kadaluwarsa, maka kerugian yang dihitung dari jumlah bersih saldo yang tersisa dalam perkiraan aktiva dikurangi sisa kewajiban (termasuk bunga yang harus dibayar), harus diakui dengan ayat jurnal sebagai berikut: Loss From Failure to exercise Bargain Purchase Option Obligations Under Capital Leases Interest Expense Accumulated Amortization on Leased Equipment Lease Equipment 73.381 68.183 6.817 148.381 296.762 Perhitungan: Nilai Buku Aktiva (nilai bersih) pada akhir tahun ke 5 sisa kewajiban termasuk bunga yang harus dibayar Kerugian bila opsi dibiarkan kadarluasa : 148.381 : 75.000 – (68.183 + 6.817) : 73.381 Akuntansi untuk pembelian aktiva selama periode lease (Accounting for purchase of asset during lease term) Sekalipun Lease tidak mengisyaratkan pengalihan kepemilikan atau opsi pembelian, masih ada kemungkinan bahwa lesse membeli harta yang dilease itu selama periode lease. Biasanya harga beli berbeda dari kewajiban lease yang dicatat pada tanggal pembelian. Tidak boleh dicatat keuntungan ataupun kerugian atas pembelian tersebut, selisih antara harga beli dengan kewajiban yang masih tercermin di buku harus dibebankan atau dikreditkan ke nilai buku aktiva yang dibeli. Contoh: Anggaplah pada tanggal 31 desember 1990 lesse tidak melakukan pembayaran lease yang jatuh tempo pada tanggal tersebut tetapi membeli harta yang dilease seperti contoh dari PT ABC sebelumnya, dengan harga Rp 120.000. Pada tanggal tersebut: Sisa hutang yang tercatat dalam pembukuan lease adalah sebesar Rp 114.547 (104.134 + 10.413), dan Nilai buku bersih dari harta yang dilease tercatat sebesar Rp 100.077, nilai awal kapitalisasi adalah Rp 250.194 - 150.117 Nilai sebesar Rp 150.117 merupakan nilai amortisasi = 50.039 * 3 tahun (dari tahun 1988 – 1990) Æ lihat tabel amortisasi Tabel Amortisasi Aktiva Tahun 31 des 88 Beban Amortisasi 50,039 50,039 50,039 50,039 50,039 Akumulasi Amortisasi 50,039 100,078 150,117 200,155 250,194 Nilai Buku 250,194 200,155 150,116 100,077 50,039 - Jurnal untuk pembelian dalam pembukuan lesse: Interest Expense 10.413 Leases Obligations Under Capital Leases Equipment Accumulated Amortization on Leased Equipment Lease Equipment Cash 104.134 105.530 150.117 Pembelian peralatan itu dikapitalisasi sebesar Rp 105.530, diperoleh dari : Nilai buku harta yang dilease 100.077 5.453 Kelebihan harga beli atas nilai terbawa kewajiban lease Kapitalisasi pembelian peralatan 105.530 250.194 120.000 + Kelebihan harga beli atas nilai terbawa kewajiban lease sebesar 5.453, diperoleh dari: Pembelian harta yang di lease 120.000 114.547 sisa hutang yang tercatat dalam pembukuan lease kelebihan harga beli atas nilai terbawa kewajiban lease 5.453 + 5.453, (5.453 merupakan kelebihan harga beli atas nilai terbawa kewajiban lease (120.000 114.547) Leases AKUNTANSI UNTUK LEASE – LESSOR (Accounting for Leases – Lessor) Dalam transaksi lease, lessor menyerahkan penguasaan fisik property kepada lesse. Jika penyerahan property dianggap bersifat sementara, maka lessor akan terus mencatat asset yang dilease dalam balance sheet sebagai an owned assets dan the revenue dari lease akan dilaporkan ketika earned itu diperoleh. Depreciation of the lease assets akan ditandingkan dengan revenue yang bersangkutan. Lease jenis ini disebut operating lease dan cash yang diterima dari lessee diperlakukan sama dengan prosedur untuk operating lease bagi lessee. Akan tetapi jika lease mempunyai persyaratan yang menjadikan hakikat transaksi itu sama seperti penjualan harta atau penyerahan harta secara permanen kepada lesse, maka lessor tidak lagi harus melaporkan harta itu seolah-olah masih dimiliki, tapi harus memperlihatkan penyerahan harta kepada lesse. Akuntansi untuk Lease operasi – Lessor (Accounting for Operating Leases – Lessor) Akuntansi untuk lease operasi bagi lessor sama dengan pihak lessor. Lessor mengakui pembayaran sebagai pendapatan ketika pembayaran diterima. Jika ada variasi penting dalam persyaratan pembayaran, maka diperlukan ayat jurnal untuk mencerminkan pola garis lurus atas pengakuan pendapatan. Biaya langsung pertama yang dikeluarkan akan ditangguhkan dan kemudian diamortisasi selama periode lease, sehingga ditandingkan dengan pendapatan sewa. Leases Contoh: Anggaplah peralatan dilease selama 5 tahun oleh PT ABC dengan pembayaran Rp 65.000 per tahun, termasuk biaya eksekutori sebesar Rp 5.000 per tahun. Harga perolehan peralatan itu adalah Rp 400.000. Biaya langsung awal yang telah dikeluarkan untuk memperoleh lease sebesar Rp 15.000. Peralatan itu ditaksir berumur 10 tahun, tanpa nilai sisa pada akhir tahun ke 10. Diasumsikan tidak ada opsi pembelian atau perpanjangan lease atau jaminan lease, dan dianggap sebagai lease operasi. Jurnal untuk pembayaran biaya langsung awal dan penerimaan sewa adalah: Jan 01 Jan 01 Deferred initial Direct Costs Cash 15.000 Cash Rent Revenue 65.000 15.000 65.000 Dengan asumsi lessor menyusutkan peralatan dengan metode garis lurus selama 10 tahun, dan mengamortisasikan biaya langsung awal dengan metode garis lurus selama 5 tahun masa lease, maka jurnal penyusutan dan amortisasi untuk akhir tahun pertama: Des 31 Des 31 Amortization of Initial Direct Costs Deferred initial Direct Costs Depreciation Expense on Leased Equipment Acc. Amortization on Leased Equipment 3.000 3.000 40.000 40.000 Akuntansi untuk lease Pembiayaan langsung (Accounting for Direct Financing Leases) Akuntansi untuk lease pembiayaan langsung bagi lessor sangat mirip dengan akuntansi untuk lease modal oleh lesse. Dalam praktek piutang biasanya oleh lessor dicatat sebesar jumlah kotor pembayaran lease minimum disertai dengan perkiraan pengimbang untuk pendapatan bunga yang diterima dimuka, dan bukan sebesar jumlah yang berlaku untuk akuntansi lesse. Contoh Berdasarkan contoh PT ABC sebelumnya, dimisalkan harga perolehan peralatan bagi Perusahan Leasing Untung sama dengan nilai pasar wajarnya, yaitu sebesar Rp 250.194 dan pembelian oleh lessor telah dicatat ke dalam perkiraan peralatan yang dibeli untuk lease. Cash Minimum Lease payments Receivable Equipment Purchased for Lease Unearned Interest Revenue Executory Costs payable 65.000 240.000 250.194 49.806 5.000 Lessor membayar biaya eksekutori, tapi membebankannya kepada lesse. Lessor dapat mencatat penerimaan atas biaya eksekutori ini dengan cara: Dr Cash xx Cr Executory Costs xx Tabel dibawah ini menunjukkan pendapatan bunga yang akan diakui selama periode lease Leases Tabel 4 Skedul penerimaan lease dan pendapatan bunga [Lease 5 tahun, pembayaran thnan Rp 60.000 (tdk termasuk biaya eksekutori) bunga 10%] Pendapatan Piutang Bunga Pendapatan Penerimaan Pembayaran Diterima Tanggal Uraian Bunga Lease Lease Dimuka 01-01-88 Saldo Awal 300.000 49.806 01-01-88 Penerimaan 60.000 240.000 49.806 31-12-88 Penerimaan 19.019 60.000 180.000 30.787 31-12-89 Penerimaan 14.921 60.000 120.000 15.866 31-12-90 Penerimaan 10.413 60.000 60.000 5.453 31-12-91 Penerimaan 5.453 60.000 0 0 Pada akhir tahun pertama, jurnal untuk penerimaan pembayaran lease kedua dan untuk mengakui pendapatan bunga tahun 1988: Des 31 Cash Minimum Lease Payments Receivable Executory Costs Payable Unearned Interest Revenue Interest Revenue 65.000 60.000 5.000 19.019 19.019 Neraca Lessor tanggal 31 Desember 1988 akan melaporkan piutang lease dikurangi pendapatan bunga diterima dimuka sebagai berikut: Perusahaan Leasing Untung Neraca (Sebagian) 31 Desember 1988 Aktiva Aktiva Lancar: Piutang pembayaran lease minimum -/- pendapatan bunga diterima dimuka Aktiva tidak lancar: Piutang pembayaran lease minimum (tidak termasuk 60.000 yang tercakup di dalam aktiva lancar) -/- Pendapatan bunga diterima dimuka 60.000 14.921 45.079 120.000 15.866 104.134 Akuntansi oleh Lessor untuk Lease pembiayaan langsung dengan nilai residual (Lessor Accounting for Direct Financing Lease With Residual Value) Jika harta yang dilease diperkirakan akan mempunyai nilai residual maka jumlah kotor residual itu ditambahkan ke perkiraan piutang, tanpa memperdulikan apakah nilai residual tersebut dijamin atau tidak. Jika dijamin, maka nilai residual diperlakukan seperti opsi pembelian dengan harga murah. Jika tidak dijamin, maka lessor diharapkan mempunyai aktiva yang sama nilainya dengan nilai residual tersebut pada akhir periode lease. Nilai residual taksiran itu ditambahkan ke perkiraan aktiva dan bunga atas nilai residual yang tidak dijamin ditambahkan ke perkiraan pendapatan bunga diterima dimuka. Karena piutang atas nilai residual tak ada, maka istilah untuk aktiva yang dipakai adalah: Investasi Kotor dalam Aktiva Lease. Leases Contoh: Contoh dari perusahaan Leasing Untung sebelumnya dipakai dalam contoh ini, kecuali bahwa aktiva tersebut mempunyai nilai residual pada akhir periode lease 5 tahun sebesar Rp 75.000. Misalkan nilai tambahan ini menaikkan harga perolehan peralatan bagi Perusahaan Leasing Untung sebesar Rp 46.568 yaitu nilai sekarang dari nilai residual yang diharapkan pada suku bunga diskonto 10%. Ayat jurnal untuk mencatat lease ini adalah sebagai berikut: Cash Gross Investment in leased Assets Equipment Purchased for Lease Unearned Interest Revenue Executory Costs Payable 65.000 315.000 296.762 78.238 5.000 Pendapatan bunga akan diakui sesuai dengan tabel 3. Pada akhir tahun pertama, lessor akan membuat ayat jurnal berikut: Cash Gross Investment in leased Assets Executory Costs Payable Unearned Interest Revenue Interest Revenue 65.000 60.000 5.000 23.676 23.676 Pada akhir periode lease, lessor akan membuat ayat jurnal berikut untuk mencatat pengambil alihan kembali aktiva yang dilease dengan mengandalkan nilai residualnya sama dengan yang ditaksir semula. Equipment Unearned Interest Revenue Gross Investment in leased Assets Interest Revenue Biaya langsung awal yang terkait dengan (Intial Direct Cost Related to Direct Financing Lease) 75.000 6.817 75.000 6.817 lease pembiayaan langsung Jika lessor mengeluarkan biaya awal sehubungan dengan lease pembiayaan langsung, biaya tersebut harus ditambahkan ke investasi kotor di dalam aktiva lease. Contoh: Lessor dalam contoh sebelumnya mengeluarkan biaya langsung awal sebesar Rp 15.000. Gross Investment in leased Assets Cash 15.000 15.000 Leases Akuntansi untuk Lease Jenis Penjualan (Accounting for Sales-type Leases) Akuntansi untuk lease jenis-penjualan menambah satu ukuran lagi untuk pendapatan lessor, yaitu laba atau kerugian langsung yang merupakan selisih antara harga jual aktiva lease dengan harga pokok lessor dalam memproduksi atau membeli aktiva tersebut. 3 nilai yang harus diidentifikasikan untuk menentukan unsur-unsur rugi laba yaitu sebagai berikut: 1. Pembayaran lease minimum, yaitu pembayaran sewa selama masa lease setelah dikurangi biaya eksekutori yang termasuk didalamnya ditambah jumlah yang dibayarkan menurut opsi pembelian dengan harga murah atau jaminan atas nilai residual 2. Nilai pasar aktiva yang wajar 3. Harga perolehan aktiva bagi lessor yang diperbesar oleh setiap biaya langsung awal Hubungan antara ketiga nilai tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Pembayaran lease minimum Pendapatan finansial (bunga) (2) Nilai pasar yang wajar dari aktiva lease Laba (rugi) Pabrik atau penyalur (3) Harga perolehan aktiva lease bagi lessor Contoh: Lessor yang diuraikan sebelumnya (Perusahaan Leasing Untung). Nilai pasar yang wajar peralatan tersebut sama dengan nilai sekarangnya (pembayaran lease masa mendatang didiskontokan dengan suku bunga 10%) atau 250.194. Anggaplah harga perolehan peralatan adalah sebesar Rp 160.000 dan biaya langsung awal sebesar Rp 15.000. Ketiga nilai tersebut dan jumlah pendapatan yang bersangkutan akan menjadi sebagai berikut: (1) Pembayaran minimum: (65.000- 5.000) * 5 300.000 (2) Nilai pasar peralatan yang wajar 49.806 Pendapatan 250.194 75.194 (Laba pabrik) (3) Harga perolehan peralatan lease bagi lessor 175.000 Ayat jurnal untuk Lease jenis Penjualan • Pendapatan bunga sebesar Rp 49.806 ini diakui selama periode lease. • Laba pabrik diakui sebagai pendapatan langsung pada periode berjalan dengan mencantumkan nilai wajar sebagai penjualan dan mendebet HP peralatan yang dicatat pada persediaan barang jadi ke HPP. • Biaya langsung awal yang ditangguhkan sebelumnya segera diakui sebagai beban dengan menaikkan HPP sebesar jumlah yang dikeluarkan untuk biaya ini. Leases Ayat jurnal untuk mencatat informasi diatas pada permulaan lease adalah sebagai berikut: Jan 01 Cash 65.000 Minimum Lease Payments Receivable 240.000 Cost of Goods Sold 175.000 Finished Goods Inventory 160.000 Unearned Interest Revenue 49.806 Sales 250.194 Deferred initial Direct Costs 15.000 Executory Costs Payable 5.000 Akuntansi untuk lease jenis penjualan yang mempunyai opsi pembelian dengan harga murah atau jaminan nilai residual (Accounting for Sales-Type Leases With Bargain Purchase Option or Guarantee of Residual Value) Jika persyaratan lease menetapkan bahwa lessor akan menerima pembayaran sekaligus pada akhir periode lease dalam bentuk opsi pembelian dengan harga murah atau jaminan nilai residual, maka pembayaran lease minimum mencakup jumlah ini. Maka: • Piutang akan bertambah sebesar jumlah kotor pembayaran mendatang, • Pendapatan bunga diterima dimuka bertambah sebesar bunga atas pembayaran pada akhir lease • Penjualan bertambah sebesar nilai sekarang dari tambahan tersebut • Nilai pasar wajar aktiva lease akan cenderung naik sebesar nilai sekarang pembayaran tambahan tersebut Contoh: Melanjutkan Perusahaan Leasing Untung, ayat jurnal permulaan jika opsi pembelian dengan harga murah atau jaminan nilai residual sebesar Rp 75.000 akan dibayarkan pada akhir periode lease 5 tahun adalah sebagai berikut: Jan 01 Cash Gross Investment in Leased Assets Cost of Goods Sold Finished Goods Inventory Unearned Interest Revenue Sales Deferred Initial Direct Costs Executory Costs Payable 65.000 315.000 175.000 160.000 78.238 296.762 15.000 5.000 Jika dibandingkan dengan tanpa opsi pembelian dengan harga murah: • Piutang pembayaran lease minimum bertambah Rp 75.000 • Penjualan bertambah Rp 46.568 (nilai sekarang 5 tahun dengan SB 10%) • Pendapatan bunga diterima dimuka bertambah Rp 28.432 (selisih pembayaran 75.000 dan nilai sekarang pembayaran akhir Rp 46.568) Akuntansi untuk lease jenis penjualan dengan nilai residual yang tidak dijamin (Accounting for Sales-Type Leases With Unguaranteed Residual Value) Jika lease jenis penjualan tidak mengandung opsi pembelian dengan harga murah, tetapi umur ekonomis aktiva lease melebihi periode lease, maka nilai residual aktiva akan tetap menjadi hak lessor. Leases Perbedaan antara nilai residual yang tidak dijamin dengan yang dijamin adalah nilai sekarang dari nilai residual tidak memperbesar penjualan, melainkan dikurangkan dari harga pokok peralatan yang dilease. Jurnal untuk lease dengan nilai residual yang tidak dijamin Jan 01 Kas Investasi kotor dalam aktiva lease Harga pokok penjualan Persediaan barang jadi Pendapatan bunga diterima dimuka Penjualan Biaya langsung awal dibayar dimuka Hutang biaya eksekutori 65.000 315.000 128.432 160.000 78.238 250.194 15.000 5.000 Laba kotor tetap sama tanpa memperhatikan apakah nilai residual dijamin atau tidak, (terlampir dalam tabel dibawah ini) Nilai Residual Dijamin 296.762 175.000 121.762 Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba kotor Nilai Residual Tidak dijamin 250.194 128.432 121.762 Penjualan Aktiva dalam Periode Lease (Sale of Asset in During Lease Term) Jika lessor menjual suatu aktiva kepada lesse selama periode lease: Keuntungan / kerugian diakui dari perbedaan antara saldo piutang, sesudah dikurangi dengan setiap beban keuangan yang diterima di muka dengan harga jual aktiva tersebut. Contoh: Jika aktiva lease yang diuraikan dalam tabel 4, dijual pada tanggal 31 desember 1990 dengan harga 140.000 sebelum pembayaran sewa Rp 60.000 dilakukan, maka keuntungan Rp 25.453 (140.000 - 120.000 + 15.866 - 10.413) akan dilaporkan. Jurnal saat penjualan: Pendapatan bunga diterima dimuka Kas Pendapatan bunga Piutang pembayaran lease minimum Keuntungan dari penjualan aktiva lease 15.866 140.000 10.413 120.000 25.453 Persyaratan pengungkapan untuk Lease FASB menetapkan persyaratan pengungkapan untuk semua lease, tanpa memperhatikan apakah lease itu digolongkan sebagai lease operasi atau lease modal. Informasi berikut wajib dicantumkan untuk semua lease yang mengandung periode lease awal atau periode sisa yang tidak dapat dibatalkan di atas satu tahun: Leases Lesse 1. Jumlah kotor aktiva yang dicatat sebagai lease modal dan akumulasi penyusutannya pada setiap tanggal neraca yang disajikan menurut kelompok utama berdasarkan sifat fungsinya 2. Pembayaran sewa minimum mendatang yang diwajibkan per tanggal neraca terakhir yang disajikan secara agregat dan untuk lima tahun fiskal berikutnya. Pembayaran ini harus dipisahkan antara lease operasi dan lease modal. Untuk lease modal, biaya eksekutori harus dikeluarkan 3. Beban sewa pada setiap periode untuk mana perhitungan rugi laba disiapkan. Informasi tambahan mengenai sewa minimum, sewa kontinjen, dan sewa sublease harus disajikan untuk periode yang sama. 4. Penjelasan umum tentang kontrak lease, termasuk informasi tentang pembatasan atas halhal seperti dividen, hutang tambahan, dan leasing tambahan 5. Untuk lease modal, jumlah bunga yang diperlukan untuk mengurangi pembayaran lease agar sama dengan nilai sekarangnya Lessor 1. Unsur-unsur berikut dari investasi bersih dalam lease jenis penjualan dan lease pembiayaan langsung pada setiap tanggal neraca: a. Piutang pembayaran lease minimum pada periode mendatang dengan menyajikan pengurangan tersendiri untuk biaya eksekutori dan akumulasi penyisihan untuk piutang pembayaran lease minimum yang tidak tertagih b. Nilai residual tidak dijamin yang memberi keuntungan bagi lessor c. Pendapatan di terima dimuka d. Biaya langsung awal, untuk lease pembiayaan langsung saja 2. Pembayaran lease minimum mendatang yang akan diterima setiap tahun selama 5 tahun berturut turut per tanggal neraca terakhir yang disajikan termasuk informasi mengenai sewa kontinjen 3. Jumlah pendapatan diterima diterima di muka yang termasuk di dalam laba guna mengoffset biaya langsung awal untuk setiap tahun penyajian perhitungan rugi laba 4. Untuk lease opeasi harga pokok aktiva lease kepada pihak lain dan akumulasi penyusutannya 5. Penjelasan umum tentang perjanjian leasing bagi lessor Akuntansi untuk Transaksi Jual dan Lease Kembali (Accounting for Sale Leaseback Transactions) Aspek khusus dari lease ini adalah adanya perjanjian dimana satu pihak menjual harta kepada pihak kedua, kemudian pihak pertama melease harta itu kembali. Jika penjualan itu menghasilkan laba, maka laba itu harus ditangguhkan dan diamortisasikan secara proporsional dengan amortisasi harta yang dilease jika lease itu merupakan lease modal atau proporsioanl dengan pembayaran sewa jika lease itu merupakan suatu lease operasi. Jika transaksi itu menimbulkan kerugian karena nilai pasar yang wajar dari harta lebih rendah dari harga perolehan yang belum disusutkan, maka kerugian tersebut harus diakui. Contoh: Tanggal 1 januari 1988, PT Makmur menjual sebuah gudang yang mempunyai nilai buku sebesar Rp 5.500.000 kepada PT Asco seharga Rp 7.500.000 dan segera melease gudang itu kembali. Keadaan berikut melingkupi transaksi berikut: • Nilai tanah lebih rendah 25% dari total nilai pasar yang wajar Leases • Periode lease selama 10 tahun, tidak dapat dibatalkan. Pembayaran sewa yang sama sebesar Rp 1.071.082 dibayarkan pada awal setiap tahun • Pada tanggal 1 januari 1988, gudang itu mempunyai nilai wajar Rp 7.500.000 dan taksiran umur ekonomis 20 tahun. Penyusutan garis lurus digunakan untuk semua aktiva yang dimiliki • Lease mempunyai opsi untuk memperbaharui lease dengan pembayaran Rp 100.000 per tahun selama 10 tahun, yaitu selama sisa umur ekonomisnya. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa lease dikualifikasikan sebagai lease modal. Jurnal bagi Penjual Lease (PT Makmur) 1 Jan Kas Gudang Laba yang diterima di muka dari jual dan lease kembali (Penjualan gudang semula) 1 Jan 31 Des 31 Des 31 Des Gudang yang dilease Kewajiban menurut lease modal Kas (Lease gudang, termasuk pembayaran I ) 5.500.000 2.000.000 7.500.000 6.428.918 1.071.082 Beban amortisasi gudang yang dilease Akm. Amort. Gudang yang dilease Amortisasi gudang selama periode 20 tahun (7.500.000 / 20) 375.000 Beban bunga Kewajiban menurut lease modal Kas (Pembayaran lease kedua, beban bunga: 6.428.918 * 10%) 642.892 428.190 Laba diterima di muka atas jual dan lease kembali Pendapatan dari jual dan lease kembali (Pengakuan dari jual dan lease kembali) (Pengakuan pendapatan selama umur 20 tahun secara proporsional dengan amortisasi aktiva yang dilease) Jurnal bagi Pembeli Lease (PT Asco) 1 Jan Gudang Kas (Pembelian Gudang) 1 Jan 7.500.000 Kas Piutang pembayaran lease minimum Gudang Pendapatan bunga diterima dimuka Pembayaran langsung dengan lease kembali kepada PT Makmur 375.000 1.071.082 100.000 100.000 7.500.000 7.500.000 1.071.082 10.639.738 7.500.000 4.210.820 Leases Total piutang: (10 * 1.071.082) + (10 * 100.000) = 11.710.820 - 1.071.082 = 31 Des 11.710.820 10.639.738 Cash Unearned Interest Revenue Lease payments Receivable Interest Revenue Penerimaan dari pembayaran lease kedua, lihat perhitungan menurut PT Makmur 1.071.082 642.892 1.071.082 642.892 Kosa Kata: Accumulated Amortization on Leased Equipment Amortization Exp. On Leased Equipment Amortization of Initial Direct Costs Cash Cost of Goods Sold Deferred Executory Costs Deferred initial Direct Costs Depreciation Expense on Leased Equipment Equipment Equipment Purchased for Lease Executory Costs Payable Finished Goods Inventory Gross Investment in leased Assets Interest Expense Interest Revenue Lease Equipment Lease Expense Lease payments Receivable Loss From Failure to exercise Bargain Purchase Option Minimum Lease Payments Receivable Obligations Under Capital Leases Prepaid Executory Costs Rent Expense Rent Payable Rent Revenue Unearned Interest Revenue Akm. Amortisasi peralatan yang dilease Beban amortisasi atas peralata yang dilease Amortisasi biaya langsung awal Kas Harga pokok Penjualan Biaya eksekutori yang ditangguhkan Biaya langsung awal yang ditangguhkan Biaya penyusutan peralatan yang dilease Peralatan Peralatan yang dibeli untuk lease Hutang biaya eksekutori Persediaan barang jadi Investasi kotor dalam aktiva lease Beban bunga Pendapatan bunga Peralatan yang dilease Beban lease Piutang pembayaran lease minimum Kerugian krn opsi pemb. Hrg murah tdk dipakai Piutang Pembayaran Lease minimum Kewajiban menurut lease modal Beban eksekutori yang dibayar dimuka Beban Sewa Hutang Sewa Pendapatan sewa Pendapatan bunga diterima dimuka
© Copyright 2024 Paperzz