download

52
Tinjauan Umum
Auditing
Secara garis besar, "Auditing is an indepedent investigation
of some particular activity.”
Menurut The Merriam-Webster Dictionary (1975) Auditing
adalah "a formal examination and verification of financial
accounts".
Definisi tersebut sebetulnya pengertian audit/pemeriksaan
keuangan (financial audit), karena saat ini sebetulnya pengertian
audit sudah lebih luas, meski harus diakui bahwa auditing
menjadi makin penting artinya karena adanya kegiatan jasa
auditing para akuntan dalam pemeriksaan keuangan.
Audit sesungguhnya dapat dilakukan untuk mengevaluasi
apakah kegiatan atau kinerja suatu organisasi sudah sesuai dengan
yang direncanakan, sudah efektif dan efisien, apakah sudah sesuai
dengan pedoman standar produktivitas yang direncanakan.
Definisi dari The American Accounting Association
Committee on Basic Auditing Concepts mengandung pemahaman
yang lebih luas, yaitu definisi sebagai berikut:
"A Systematic process of objectively obtaining and evaluation
evidence regarding assertions the degree of correspondence
between those assertion and established criteria and
communicating the results to interested user "
Auditing ialah pemeriksaan yang dilakukan terhadap terhadap
suatu entitas organisasi:
ƒ oleh orang yang kompeten dan independen
ƒ dengan memahami sistem dan struktur pengendalian internnya
ƒ dengan bahan bukti dan informasi/keterangan yang cukup dan
relevan, membandingkan infor-masi dari bahan bukti tersebut
dengan kriteria yang ada dan melaporkan tingkat kesesuaian
hal-hal tersebut kepada pihak yang berkepentingan.
53
Karena audit mencakup pemeriksaan informasi keuangan
oleh ahli yang kompeten dan independen, maka audit akan dapat
meningkatkan kredibilitas informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan. Pengambilan keputusan oleh manajemen (internal
perusahaan) maupun pihak di luar organisasi dapat menggunakan
informasi keuangan yang telah diaudit dengan keyakinan bahwa
pada laporan keuangan tersebut tidak ada salah saji secara
materialitas. Jadi audit mengurangi resiko informasi.
Yang dimaksud resiko informasi (information risk) adalah
resiko bahwa informasi yang digunakan oleh investor, kreditor,
dan pihak lain untuk menilai risiko usaha (business risk) tidak
akurat. Karena audit dapat mengurang risiko informasi, maka
audit dapat mengurangi risiko secara keseluruhan bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam membuat berbagai tipe
keputusan ekonomi.
Audit merupakan salah satu jasa yang diberikan oleh kantor
akuntan publik, sebagai wadah atau organisasi pelayanan jasa
profesi akuntan publik. Jasa audit kantor akuntan publik sebagai
pihak eksternal dan independen terhadap perusahaan yang diaudit,
khususnya perusahan dikelola manajemen non-pemilik, atau
perusahaan perseroan-terbuka (go public).
Audit bersifat intern dilakukan auditor internal. Kegiatan
auditor internal ini sering juga disebut quality assurance, yang
lebih bersifat peningkatan mutu atau kualitas sistem dan jaminan
agar segala sesuatunya telah berjalan sesuai dengan aturan
organisasi. Dipihak lain, jasa audit (atau lebih tepatnya atestasi)
telah berkembang dengan berbagai variasinya, yaitu tipe
penugasan examinations, reviews, dan agreed-upon procedures.
Pada zaman sekarang jasa yang diberikan kantor akuntan
publik telah mengalami perubahan dan pengembangan.
Disamping jasa yang telah secara umum diberikan, yaitu fungsi
atestasi/ pengujian/ pengesahan (attestation function) terhadap
suatu asersi, ditawarkan juga jasa non-atestasi, misalnya
konsultasi manajemen, konsultasi perpajakan, jasa kompilasi/
pembukuan, jasa studi sistem, dan sebagainya.
54
Review merupakan penugasan yang hanya untuk
memberikan tingkat keyakinan terbatas berhubungan dengan
suatu asersi. Prosedur yang dilakukan biasanya terbatas pada
wawancara secara lisan/tertulis kepada klien (inquiries) dan
prosedur analitis (analytical procedures). Penugasan atestasi lain,
Agreed-upon procedure engagement.
Secara umum, beriku ini dapat digambarkan “struktur” jasa yang
lazim atau dapat diberikan oleh profesi akuntan/auditor, sebagai
berikut:
a. Assurance service
• Jasa atestasi (attestation services)
o Audit
o Review
o Examination
o Agreed upon procedures
• Jasa non atestasi yang masih termasuk katagori assurance
service, misalnya ElderCare-program.
b. Non-Assurance service
• Jasa non atestasi (non attestation services)
o Pelayanan pajak (tax services)
o Jasa pembukuan/kompilasi (accounting/book-keeping)
o Konsultan (management consulting)
Audit laporan keuangan (general financial audit), auditor
memberikan laporan dan opini. Jika diperlukan, dapat dilakukan
pemeriksaan lebih mendalam, misalnya bila diperlukan informasi
keuangan yang lebih rinci bagi pihak bank calon kreditor atau
yang akan merger.
Audit Internal
Pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor yang berasal dari
lingkungan perusahaan itu sendiri disebut pemeriksaan intern
(internal audit). Pemeriksaan intern ini dapat dilakukan oleh
bukan akuntan, asalkan dia mengerti prosedur-prosedur intern
perusahaan tersebut.
55
Pemeriksaan intern merupakan bagian dari sistem
pengendalian intern (system of internal control). Auditor intern
tersebut menetapkan dan menilai prosedur-prosedur keuangan dan
operasional, menelaah catatan-catatan keuangan dan prosedur
operasional tadi, menilai sistem pengendalian intern, memberikan
usul-usul dan melaporkan hasil kerjanya kepada pimpinan
perusahaan.
Audit keuangan yang berorientasi pada kegiatan atau
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi pada waktu (tahun
buku) yang lalu (historical financial/ transactions statemens),
orientasi operational audit adalah perbaikan manajemen
organisasi untuk masa yang akan datang.
Dalam hal ini pemeriksaan terhadap kehandalan
pengendalian intern (intermal/system controls) merupakan bagian
utama dari management audit dalam rangka membantu
menemukan hal-hal yang dapat meningkatkan efektip &
efisiensinya organisasi. Perlu dipahami, bahwa audit manajemen
merupakan sarana pimpinan organisasi dalam menilai
pengelolaan organisasinya. Oleh karena itu biasanya management
audit selalu diprakarsai oleh pimpinan.
Auditing dapat digunakan misalnya untuk menilai
fungsi/unit tertentu dalam melakukan fungsinya. Bagian
pembelian misalnya, mungkin ternyata tidak memperoleh
penawaran harga kompetitif (harga pembelian terlalu mahal), atau
kontraknya berlebihan.
Didalam pelaksanaannya, operational audit sering dibedakan
dalam :
(1) Fungsional
Audit operasional lazim dilakukan berdasarkan unit/fungsi
organisasi, misalnya audit fungsi produksi, pemasaran, atau
personalia.
(2) Organisasional
Audit dilakukan berdasarkan struktur organisasi, pusat, divisi,
cabang, maupun subsidiary company. Tekanannya pada baik
atau tidaknya koordinasi.
(3)
Tujuan Khusus
56
Audit dapat dilaksanakan secara khusus, misalnya evaluasi
mengenai baik/tidaknya suatu divisi, bagaimana mengurangi
biaya produksi, atau khusus mengenai komputerisasi suatu
organsisasi.
Kita dapat membedakan pelaksanaan audit untuk kepentingan
manajemen dalam dua pola audit :
a. Audit terhadap Performance
(1) apakah manajemen telah memakai keterangan yang tepat
dan memadai (relevancy and suffiency of information)
dalam mengambil keputusan untuk membeli aktiva.
(2) mungkin mengevaluasi efisiensi administrasi pengelolaan
penjualan.
b. Auditing Ketaatan (Compliance Audits)
Perbedaan antara audit operasional dan audit keuangan:
a. Tujuan audit
b. Distribusi laporan
c. Ruang lingkup audit
Kesimpulan
Secara ringkas audit dapat didefinisikan sebagai:
Audit adalah tugas pemeriksaan yang :
¾
¾
¾
¾
Proses sistematik untuk mengevaluasi suatu asersi
Mengenai suatu entitas/fungsi/segmen tertentu
oleh orang kompeten dan independen (integritas dan obyektif)
Berdasarkan bukti yang cukup, informasi yang relevan yang
dapat diperoleh selama pemeriksaan
¾ Kriteria ditetapkan dengan jelas
¾ Pelaporan atas kesesuaian bukti dengan kriteria/standar atau
informasi yang diterima.
Contoh kriteria
¾ Dalam halnya audit terhadap laporan keuangan, misalnya
adalah Standar akuntansi keuangan (SAK) yang diterbitkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
57
¾ Dalam audit terhadap kepatuhan pajak, misalnya adalah
peraturan perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak.
¾ Dalam audit operasional terhadap procurement, misalnya
ketentuan tentang kewajiban tender, daftar rekanan,
kebijakan yang telah ditentukan oleh pimpinan organisasi,
dan sebagainya.
o
Audit adalah suatu kegiatan atestasi (pengujian) terhadap
asersi oleh pihak manajemen klien.
o
Asersi adalah pernyataan untuk dapat dipergunakan oleh
pihak lain, dalam hal laporan keuangan ialah tentang harta per
tanggal tertentu (neraca), laba/rugi satu periode tertentu
(laporan laba rugi), laporan arus kas yang menunjukkan
kemampuan memenuhi kewajiban lancar, laporan perubahan
ekuitas, serta catatan tentang laporan keuangan tersebut.
Jenis-jenis Auditing
Kegiatan audit dapat dikelasifikasikan di dalam beberapa
tipe atau jenis (Mulyadi, 1998, p 28):
a. Audit Laporan keuangan ( General Financial Statement Audit)
b. Audit Kepatuhan ( Compliance Audit)
c. Audit operasional/manajemen (operational/management Audit)
d. Audit forensik (Forensic audit)
e. Audit terhadap kecurangan (Fraud audit)
f. Audit keuangan yang lebih rinci.
Karakteristik tiap-tiap jenis audit:
1. Audit keuangan (general financial audit)
a. Memeriksa ada/tidaknya salah-saji materialitas pada
informasi keuangan perusahaan (financial statements)
b.
c.
d.
e.
Kesesuaian dengan SAK
Laporan audit bentuk baku dan dengan opini
Pemakai laporan dari pihak ekstern & intern
Segera setelah tahun buku berakhir, frekwensi 1x/ tahun
58
f. Peraturan untuk perusahaan PT. Tbk (go publik)
g. Data aktual lazimnya historis
h. Lazimnya oleh auditor eksternal independen
2. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
a.
b.
c.
d.
Audit atas kepatuhan terhadap peraturan.
Dilakukan oleh orang kompeten/ independen
Penilaian kesesuaian pelaksanaan dengan kriteria
Kesimpulan/temuan, rekomendasi/usul/saran perbaikan
3. Audit Operasional /Manajemen
a. Dilakukan oleh orang kompeten/independen atas
operasionalisasi entitas/ segmen/ divisi tertentu
b. Efektif/ Efisien/ Ekonomis atau tidak
c. Lebih berorientasi pemeriksaan kinerja
d. Laporan pemeriksaan tidak baku.
e. Laporan untuk pihak intern saja, atasan langsung
f. Pelaksanaan & frekwensi tergantung kebutuhan/ kemauan
pimpinan organisasi
g. Data potensial atau ke depan yang mungkin terjadi
h. Laporan audit bersifat kesimpulan/temuan dan
rekomendasi/usul/saran perbaikan
4. Investigative Audit
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Gabungan dari compliance & operational audit
Dilakukan orang kompeten/ independen
Kriteria ditetapkan lebih dahulu, jelas
Bukti yang diperlukan cukup
Informasi yang relevan dapat diperoleh
Evaluasi atas kesesuaian antara bukti/ informasi dengan
kriteria
g. Evaluasi terhadap efisiensi & efektivitas
h. Kesimpulan/rekomendasi perbaikan terhadap kesesuaian
(compliance) dan efisiensi serta efektivitas.
5. Audit forensik (Forensic audit)
a. Dilakukan dalam rangka untuk memberikan dukungan
dalam opini sebagai saksi ahli dalam proses legal.
59
b. Jenis-jenis penugasannya antara lain ialah:
o Investigasi kriminal
o Bantuan dalam konteks perselisihan pemegang saham
o Masalah gangguan usaha (business interuption)/jenis
lain dari klaim asuransi
o Business/employee fraud investigation
6.
Audit terhadap kecurangan (Fraud audit)
a. adalah proses audit yang fokusnya kanehan/ keganjilan
obyek yang perlu dilakukan audit
b. Mencegah kecurangan (preventing fraud) men-deteksi
(detecting) atau pemeriksaan kecurangan (investigating
fraud).
7. Audit keuangan khusus (Special audit)
a. Audit dilakukan secara lebih mendalam, bukan hanya audit
terhadap laporan keuangan (general financial audit) seperti
disebutkan di atas
b. Bersifat mendalam (special assignment, misalnya
pemeriksaan tuntas, due diligent), atau yang bersifat
investigasi (investigative audit).
Catatan :
¾ Jenis pendapat atau opinin dalam audit laporan keuangan
Khusus mengenai audit laporan keuangan, setelah
menyelesaikan tugasnya, auditor memberikan laporan auditor
dengan pendapat baku (opini), yaitu”
1). Wajar Tanpa Pengecualian (Un-qualified)
2). Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan
Baku (Un-Qualified With Explanatory Language)
3). Wajar Dengan Pengecualaian (qualified)
4). Pendapat Tidak Wajar (Adverse)
5). Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer)
Maksud ditetapkannya opini secara baku ialah karena pembaca
laporan audit adalah masyarakat luas, yaitu berbagai pihak
yang berkepentingan (stock-holder dan stakeholder).
60
¾ Opini auditor tidak selalu menjamin potensi rugi/labanya suatu
perusahaan. Perusahaan yang diberi opini baik (un-qualified
“to be/suspect/suspended”) tidak harus berarti bahwa
perusahaan tersebut pasti akan menguntungkan. Opini tidak
harus selalu sejalan dengan laba perusahaan (kecuali, dalam
hal going concern perusahaan diragukan, maka auditor harus
memberikan indikasi mengenai kecenderungan gtersebut di
dalam laporannya).
Standar Auditing
o Pada tahun 1972 untuk pertama kalinya Ikatan Akuntan
Indonsia (IAI) berhasil menerbitkan Norma Pemeriksaan
Akuntan.
o Pada konggres IAI ke VII pada tahun 1994 disahkan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang memuat uraian
mengenai standar profesional akuntan publik, berbagai
pernyataan standar auditing yang telah dikelasifikasikan,
pernyataan standar atestasi yang telah dikelasifikasikan, serta
pernyataan jasa akuntansi dan review.
Penjelasan standar profesional akuntan publik secara garis
besar adalah:
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh sesorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai
auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Kemahiran profesional, cermat, dan seksama
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Jika digunakan asisten harus disupervisi dengan sebaikbaiknya
2) Keawajiban auditor memahami struktur pengendalian intern
sistem klien.
3) Harus diperoleh bahan bukti kompeten dan cukup
61
c. Standar Pelaporan
1) Pendapat tentang kesesuaian dengan standard/prinsip
akuntansi umum
2) Konsistensi sistem akuntansi
3) Pengungkapan informatif laporan keuangan harus cukup
memadai
4) Pernyataan pendapat auditor
Sedangkan mengenai pernyataan yang berkaitan dengan
pemeriksaan sistem berbasis komputer antara lain diatur dalam:
d.
e.
f.
g.
h.
PSA Nomor 57
PSA Nomor 59
PSA Nomor 63
PSA Nomor 64
PSA Nomor 65
Kualifikasi Auditor
Seperti telah diuraikan, bahwa seorang auditor tidak harus
akuntan. Namun sepanjang menyangkut mengenai audit laporan
keuangan, yang berhak memberi opini berdasarkan aturan yang
berlaku pada saat ini memang harus seseorang yang memiliki
gelar akademis fakultas ekonomi jurusan akuntansi, mempunyai
register negara akuntan (berhak mendapat sebutan profesi
akuntan) dan lulus ujian bersertifikat akuntan publik. Sistem
pendidikan dan pelatihan yang sedang dikaji pada saat ini adalah
dengan mendorong fungsi pendidikan profesi pada fakultasfakultas ekonomi.
62
Kontribusi pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) terhadap
Pengembangan Profesi Akuntan Indonesia adalah terdiri dari dua
alternatif, sebagai berikut:
Alternatif 1
Sarjana/Pasca
Akuntansi S1, S2, S3
PTN/PTS
PPA dengan masingmasing konsentrasi
/Sertifikasi/jalur praktisi
Register akuntan
masing-masing bidang
profesi
Jalur akademis
IAI KAPd
User
63
Alternatif 2
USAP
KAP
PPA
Konsentrasi:
Akt. Publik
Manajemen
Sektor Publik (jalur
Praktis)
Sarjana
Akuntansi
Lulusan
PTN/PTS
USAM
KAM
USASP
KASP
Register
Akuntan
masingmasing
Bidang
Profesi
Program
Magister
Akuntansi (Jalur
Praktisi)
Program Magister
Sains dan Doktor
Akuntansi (Jalur
Akademis
KAPd
User