Learning Outcomes • Mahasiswa dapat membandingkan hasil perhitungan beberapa model persediaan EOQ dan memakainya dalam berbagai kasus. Bina Nusantara Outline Materi: • • • • Bina Nusantara Model EOQ dengan lead time Model EOQ dengan back order Model EOQ dengan diskon Contoh-contoh aplikasi.. Model EOQ Dengan Lead Time Lead time (masa tenggang) diartikan sebagai waktu penundaan antara saat pemesanan dengan saat penerimaan. Umumnya penundaan ini bisa terjadi karena pabrik penghasil barang tidak mempunyai persediaan cukup dalam stok pada saat pesanan tiba. Masa tenggang ini ada yang sudah diketahui sebelumnya dan ada juga berupa kemungkinan. Kalau kita menamakan masa tenggang dengan L Bina Nusantara Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi : 1. Bila L = C maka R0 = reorder point = Q0 2. bila L < C maka R0 = LD L Bila L > C maka R0 = fraction Qo C Contoh : L R 0 DL Q 0 C Dengan mengambil contoh no.1 sebelumnya di mana D = 5000, t = 0,05 dan Qo =250, maka bila dipakai masa tenggang masing-masing 0,02 dan 0,08 maka Ro dapat dihitung sebagai berikut : Untuk L = 0,02, terdapat Ro = (0,02)(5000) = 100 0,08 Untuk L = 0,08, terdapat Ro = (0,08) (5000) (250) = 150 0,05 Bina Nusantara Model EOQ Dengan Back Order • Pesanan untuk diambil kemudian lazim disebut back order. Dengan kata lain sebuah toko mengijinkan adanya back order apabila ia tetap menjual suatu barang yang meskipun sudah tidak ada di gudang (tingkat persediaan barang tsb nol). • Model EOQ dengan asumsi pembeli dapat memesan barang kembali walaupun pesanan tersebut akan dipenuhi kemudian, sehingga dalam model ini ada biaya yang harus dikeluarkan akibat kehabisan stock (Cs). Bina Nusantara Secara grafik dapat ditunjukkan berikut ini : Bina Nusantara Beberapa rumus yang dipakai • Biaya Pemesanan = • Biaya Penyimpanan = • Biaya akibat kehabisan stock = • Jumlah pesanan optimal = Dimana : S = Banyaknya shortages dimana konsumen masih boleh memesan pada kita S0 = Shortage yang ideal Bina Nusantara Contoh kasus: • Sebuah toko minuman mampu menjual 5200 peti bir setiap tahun. Setiap peti menanggung biaya $ 20 untuk sampai ke gudang. Penyalur meminta bayaran $ 100 untuk pemesanan. Modal kerja yang dimiliki toko tsb dipinjam dari bank dengan bunga 10% pertahun, selain itu pemilik toko harus membayarkan atas barang yg disimpannya sebesar 5 % dari nilai persediaan rata-rata serta asuransi sebesar 5 %. Disisi lain pembeli akan menunggu sampai barang tsb ada, walaupun barang tersebut sedang tidak tersedia. Andaikan toko tsb dibebani $ 0,01 per peti per hari sebagai hukuman karena tidak dapat memenuhi permintaan langganan, maka tentukan Qo dan So dari kasus di atas ? Bina Nusantara D = 5200 per Tahun; Co = $ 10; Cs = 3,65 per tahun Ch1 =20 % = 0,2 [bunga bank + asuransi + pajak simpanan] x 20 = (0,2)(20) = 4 + 20 = $ 24 Qo = 2CoD Cs Ch 2.100.5200 3,65 24 ( ) ( ) 328033,1 =572,7 573 peti Ch Cs 24 3,65 So = 2CoD Cs 2.100.5200 3,65 43333,3 Ch Cs Ch 24 (3,65 24) 0,132 = 74,9 = 75 To = Qo /D = 573/5200 = 0,11 tahun = 40 hari Ternyata apabila toko tsb mengijinkan adanya back order maka kebijaksanaan persediaan yang optimal = 573 peti yg dipesan setiap 40 hari. Diantara yg dipesan tersebut, hanya 75 peti yang disimpan sebagai persediaan, selebihnya 498 peti dipergunakan untuk memenuhi permintaan yang belum terpenuhi (back order). Bina Nusantara EOQ dengan Discount Harga borongan tergantung pada jumlah yang dipesan. Makin banyak jumlah pesanan harga makin murah Ke dalam total biaya dimasukkan total biaya pembelian barang Total Biaya Persediaan = D Q Co Ch PD * Q 2 Dimana P = harga per unit barang Bina Nusantara EOQ dengan Discount Prosedur : Untuk pilihan pertama, hitung total biaya berdasarkan modul EOQ dasar: Q * 2Co D Ch Untuk pilihan yang lain, hitungan total biaya persediaan dengan pesanan terendah di atas Q* untuk memanfaatkan diskon-diskon yang ada Q* optimaladalah yang menghasilkan total biaya peresediaan terendah Bina Nusantara Contoh kasus : • Suatu perusahaan membeli komponen XY untuk produk G dari supplier yg memberikan diskon. Permintaan akan produk G setiap tahun sebesar 100.000 unit. Setiap produk G memerlukan satu komponen XY. Holding Cost per unit 20%/rupiah/tahun dan set-up cost sebesar $ 35 per pesanan(order). Kuantitas pesanan, harga dan holding cost/unit ditunjukkan pada tabel berikut : Bina Nusantara 1.Hitung EOQ pada harga terendah = 2 DCo = Ch 2.100.000(35) 4472,13 (0,34) EOQ ini tidak feasible, karena harga $ 1,7 hanya berlaku untuk kuantitas lebih dari 7999 unit. 2.Hitung total biaya pada kuantitas terendah yang feasible TC = DP + Ch(Q/2) + Co(D/Q) = 100000 (1,70)+0,34 (8000/2) + 35(100000/8000) = 170000 + 1360 + 437,50 = $ 171.797,5 3.Hitung EOQ pada harga terendah berikutnya. 2(100000)(35) 4409,59 EOQ ini feasible 0,36 4409,59 100000 TC = 100000 (1,80) +0,36 ( ) + 35 ( ) 2 4409,59 EOQ = TC = 180000 + 793,72 + 793,72 = $ 181.587,44 Bina Nusantara Karena telah ditemukan EOQ yang feasible pada harga $ 1,80, maka tidak diperlukan perhitungan EOQ lebih lanjut atau biaya total pada harga-harga yang lebih tinggi. Ini karena perhitungan dengan hargaharga yang lebih tinggi (yaitu $ 2,00 dan $ 2,20) akan menghasilkan biaya total yang lebih tinggi. Jadi kuantitas pesanan optimal dengan biaya yang minimal adalah 8000 unit dengan biaya total $ 171.797,50 pada harga $ 1,70 per unit, yang lebih rendah daripada EOQ hasil perhitungan ke-3. Bina Nusantara Diskon dengan Holding Cost Tertentu Dalam kasus ini holding cost per unit bukan dinyatakan dalam prosentase dari harga pembelian tetapi bervariasi sesuai ketentuan pencarian kuantitas pesanan yang optimal memerlukan perhitungan seluruh biaya-biaya minimum feasible. Algoritma Penentuan EOQ : – – – hitung total biaya untuk setiap harga dan holding cost pada EOQ yang feasible bila EOQ tidak feasible, hitung total biaya pada kuantitas terendah yang feasible. Kuantitas pesanan yang optimal adalah EOQ yang menghasilkan total biaya minimum. Berikan contoh kasus untuk hal di atas !! Bina Nusantara Bina Nusantara
© Copyright 2024 Paperzz