download

Matakuliah
Tahun
: <<Kebudayaan Praktis>>
: <<2008-2009>>
Pertemuan kedelapan
Fenomena Masyarakat Jepang
Semangat Bushido
Fenomena Masyarakat Jepang
Orang Jepang mempunyai rasa kebangsaan (nationalism) dan cinta
tanah air (patriotism) yang diibaratkan bagai dua anak kembar yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Kedua hal tersebut erat
kaitannya dengan perasaan senasib yang dimiliki oleh suatu
kumpulan masyarakat (society) pada suatu tempat. Menurut Benedict
Anderson, perasaan seperti ini menjadi sesuatu yang imagined,
artinya orang-orang tersebutlah yang mendifinisikan mereka sendiri
sebagai warga suatu bangsa, meski tidak pernah saling mengenal,
bertemu atau bahkan mendengar. Namun dalam suatu pikiran
mereka hidup suatu image mengenai kesatuan bersama. Pikiran atau
perasaan seperti itulah yang seringkali kemudian menimbulkan
adanya pengorbanan jiwa dan raga dari anggota masyarakat
tersebut bagi bangsa dan negaranya (Benedict, 2001).
Bina Nusantara University
3
Fenomena Masyarakat
Bangsa Jepang adalah sebuah bangsa yang homogen.
Karena itu sebuah perasaan kebangsaan dapat dengan
mudah tercipta. Sepanjang ribuan tahun sejarahnya,
bangsa Jepang dapat tunduk di bawah suatu komando,
yaitu kekaisaran Jepang. Memang, di Zaman Feodal
(1200-1600) banyak terjadi kekacauan di seluruh
penjuru negeri akibat perebutan kekuasaan oleh kelas
prajurit. Namun, sebenarnya kedudukan Kaisar sebagai
pemersatu negeri tetap tidak tergoyahkan hingga kini.
Bina Nusantara University
4
Semangat Bushido
Pada Zaman Meiji, pemerintahan pusat dikembalikan kepada
kaisar, maka pemerintahan pun dapat mengendalikan rasa
kebangsaan penduduknya. Pada zaman ini hingga berakhirnya
perang dunia kedua, segenap masyarakat Jepang mempunyai hak
yang sama dalam urusan bela negara. Namun, karena
kebanyakan pemegang kendali pemerintahan Meiji, Taisho, dan
Showa berasal dari keturunan golongan prajurit (bushi) pada
Zaman Feodal, akibatnya nilai-nilai bushido pun turut diterapkan
dalam semua lini kehidupan masyarakat Jepang, terutama di
bidang pendidikan dan militer. Diantara nilai-nilai bushido yang
diterapkan tersebut adalah sikap rela mati untuk keagungan Kaisar
yang berlaku sebagai kepala pemerintahan yang sekaligus
keturunan dewa tersebut.
Bina Nusantara University
5
Jepang setelah perang dunia kedua
• Berakhirnya perang dunia kedua dengan kekalahan Jepang yang
memilukan pada tahun 1945 telah memberikan pelajaran berharga
bagi pemerintahan Jepang agar semakin berlaku arif dan bijaksana
baik dalam memperlakukan warga negaranya maupun dalam
menjalin hubungannya dengan luar negeri. Dengan bimbingan dari
pasukan pendudukan sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat,
bangsa Jepang mulai menata kembali kehidupannya. Pasal 9
Konstitusi Jepang 1947 menegaskan bahwa Jepang tidak lagi akan
memiliki pasukan perang. Suatu langkah penting dalam turut serta
menjaga perdamaian dunia. Untuk selanjutnya urusan pertahanan
keamanan Jepang akan dibantu oleh Amerika Serikat sebagai
negara sekutunya
Bina Nusantara University
6
Jepang masa Kini
Pada masa setelah perang bisa dikatakan bahwa
nasionalisme bangsa Jepang lebih cenderung karena
factor kepentingan ekonomi. Di lain pihak, pada masa
tahun 1975-1980 an adalah masa baby boom kedua,
dimana karena tingkat perekonomian penduduk rata-rata
yang tinggi menyebabkan mereka tanpa kesulitan yang
berarti dapat memelihara anak-anak mereka dengan
baik. Anak-anak yang mendapatkan banyak kesenangan
di masa kecilnya inilah yang selanjutnya hidup sebagai
manusia-manusia dewasa berusia 20-25 tahunan pada
masa kini. Seiring dengan krisis perekonomian yang
terjadi pada paruh akhir tahun 1990, para remaja
dewasa ini menjadi remaja yang pesimistis dan acuh tak
acuh terhadap masa depan mereka sendiri, apalagi
masa depan bangsanya.
Bina Nusantara University
7
Penggalian kembali ide moralitas Bushido
• Tidak dipungkiri bahwa keadaan perekonomian Jepang yang masih
belum meunjukkan peningkatan yang berarti dalam satu dasawarsa
terakhir ini, serta menurunnya kualitas sumber daya manusia dan
berbagai kejadian social yang meresahkan di masyarakat
menimbulkan persoalan besar bagi pemerintah. Berbagai agama
baru terbentuk di kalangan masyarakat dengan menawarkan
berbagai macam kiat untuk mencapai ketenangan spiritual bagi para
pemeluknya. Namun sebagian diantaranya malah menimbulkan
masalah baru dalam masyarakat, seperti: Aum Shinri-kyo yang
menyebarkan gas beracun pada tahun 1990 an.
Bina Nusantara University
8
Ide kembalinya semangat Bushido
• Penayangan Drama-drama yang bertemakan kehidupan samurai di
Zaman Feodal oleh NHK (Televisi pemerintah), dukungan terhadap
pembentukan pasukan perang Jepang, penggagalan upaya
pembicaraan tentang kaisar wanita, kunjungan ke Kuil Yasukuni
oleh pemimpin pemerintahan adalah beberapa contoh upaya untuk
mengembalikan rasa kebangsaan dan patriotisme bangsa Jepang.
Terlepas dari kontroversi apakah cara-cara tersebut akan efektif
atau tidak bagi perkembangan bangsa Jepang sendiri, namun perlu
dicatat disini bahwa baik pemerintah maupun masyarakat Jepang
sendiri bertanggung jawab atas masa depan bangsanya.
Bina Nusantara University
9
Semangat Bushido
• Sebetulnya bekerja keras hingga berhasil adalah cita-cita luhur dari
setiap manusia. Untuk meraih hal tersebut diperlukan kerja keras
dan disiplin yang tinggi. Bagi para samurai, kematian dalam rangka
mewujudkan kesetiaan tertinggi pada sang tuan adalah cita-cita
tertinggi. Namun, bagi manusia Jepang dewasa ini kerja keras
dalam rangka mewujudkan keberhasilan itulah cita-cita tertinggi.
Sesungguhnya nilai-nilai seperti ini bukan hanya dimiliki oleh
Bushido, namun nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang universal;
yang juga terkandung di dalam setiap kebudayaan di dunia ini.
Bina Nusantara University
10
Kesimpulan
• Bushido bagi pembentukan karakteristik bangsa Jepang serta untuk
menumbuhkan kembali rasa kebangsaan dan cinta tanah air tidak
bisa sepenuhnya dianggap ide buruk. Karena sesungguhnya setiap
bangsa mempunyai ciri-ciri karakteristik yang berbeda dengan
bangsa lain. Mungkin bangsa Jepang lebih cocok dengan Bushidonya, namun bagi bangsa lain yang mempunyai karakter berbeda
juga harus bisa menerima perbedaan tersebut. Yang terpenting
disini adalah saling menjaga keseimbangan antara berbagai
kepentingan agar tercipta suatu kehidupan yang harmoni dan damai.
Bina Nusantara University
11
Sumber
Benedict Anderson. Imagined Communities, Insist 2001
香山リカ『プチナショナリズム症候群-若者たちの日本主義』中公公論新社 2002
Pujo Purnomo,Antonius, M.A, Nasionalisme Bangsa Jepang dan Semangat
Bushido,Universitas Ailangga, Surabaya, 2008
高原基彰『不安型ナショナリズムの時代―日韓中のネット世代が悩みあう本
当の理由』洋泉社 2006
『日本思想大系26・三河物語 葉隠』岩波書店 1976
「政府主導のナショナリズムほど危険な存在はない」中央公論2004年9月号
Bina Nusantara University
12