download

Matakuliah
Tahun
: <<Sekarah pemikiran Jepang>>
: <<2009>>
Konfusianisme
Pertemuan 5
Konfusianisme
• Ajaran konfusianisme tiba di Jepang melalui Korea pada sekitar
tahun 500 masehi
• Mulai diterapkan dalam sistem pemerintahan di Jepang setelah
pangeran Shotoku (572~621) menetapkan Junana Kempo atau
undang-undang 17 pasal pada tahun 604.
• Pangeran Shotoku menerapkan ajaran-ajaran Konfusianisme
dengan maksud menguatkan posisi pemerintah pusat dan
menanamkan kepatuhan rakyat terhadap penguasa, serta mengatur
keselarasan hubungan timbal balik antara penguasa dan rakyat.
Bina Nusantara University
3
• Merupakan filosofi dasar dan alat politik dalam
pemerintahan Tokugawa
• Konfusianisme merupakan acuan dalam kehidupan,
yang bisa disebut “the Way” dan merupakan
pengetahuan manusia yang berbudaya untuk
diimplementasikan dalam masyarakat melalui pelayanan
pemerintah
Bina Nusantara University
4
• Dicetuskan oleh seorang filsuf Cina bernama Kooshi
• Percaya akan adanya dewa langit/Tenshi
• Alirannya yang dijadikan pedoman prilaku
masyarakat&pemerintah.
• Sebagi pedoman prilaku pemerintah, mereka berpegang
pada Gojo atau lima nilai utama yang terdiri atas Jin
(kebaikan), Gi (kebenaran), Rei (Kewajaran), Chi
(kebijaksanaan), Shin (keyakinan).
Bina Nusantara University
5
• Sebagai pedoman prilaku masyarakat, mereka percaya
atas Gorin atau lima hubungan dasar antara umat
manusia yang meliputi Kun-Shu (hub atasan-bawahan),
Oya-Ko (hub ortu-anak), Fufu (hub suami-isteri), AniOtoto (hub kakak-adik), Nakama (hub antar teman).
Bina Nusantara University
6
Perkembangan Konfusianisme
1. Aliran Chushi/Shushigaku (1185~
* Berasal dari pemikiran Chu Shi (1120~1300)
seorang filsuf dari dinasti Sung sehingga disebut
Sogaku/ilmu pengetahuan dinasti Sung
* Ajarannya mencakup teori metafisika tentang asal-usul
alam semesta, teori sifat dasar manusia dan etika moral
dimana semuanya saling berkaitan.
Bina Nusantara University
7
*. Pada zaman Edo ajarannya dijadikan ideologi untuk menyatukan
negara karena:
* ajaran ini memantapkan wibawa kekuasaan
pemerintah di
tengah masyarakat.
* para sarjana shushigaku Jepang sangat menekankan pentingnya
taigi meibun atau tuntutan moral bagi seseorang untuk memenuhi
kewajibannya sesuai dengan fungsi dan tugasnya dalam
masyarakat. Dalam konteks zaman Tokugawa, hal itu berarti rakyat
harus patuh terhadap pemerintahan militer.
Bina Nusantara University
8
* Shushigaku sangat menjunjung tinggi keselarasan gorin
atau lima hubungan antar manusia dimana penekanan
moral seperti ini sesuai dengan masyarakat feodal
Tokugawa dan dianggap dapat mempertahankan
kestabilan sistem sosial masyarakat saat itu.
Bina Nusantara University
9
2. Aliran Kogakuha (akhir abad 17)
• Berasal dari ajaran Yamaga Soko (1622~1685)
• Penganut aliran ini meyakini bahwa konfusianisme dapat lebih
dipahami secara benar dengan mengacu pada karya-karya tulis
konfusianisme lama, bukan pada ajaran-ajaran menurut penafsiran
Shushigaku atau filsuf-filsuf lainnya. Yamaga Soko mencetuskan
teorinya bahwa keselarasan dalam masyarakat dapat dicapai
melalui pembinaan prilaku dan moral yang benar oleh masingmasing individu, menurut ajaran konfusianisme lama.
Bina Nusantara University
10
• Cara ini sangat ideal dijadikan teladan bagi pembinaan
prilaku dan moral kaum militer. Berdasarkan pandangan
itu, ia kemudian menyusun pedoman pembinaan prilaku
dan moral kaum Bushi (militer), yang dikenal sebagai
Bushido. Etika moral Bushido yang mencakup hal
kesiapan untuk mati, sederhana, hemat, rajin, setia dan
taat pada orang tua dan atasan serta pengabdian yang
maksimal terhadap atasan tidak hanya dianut oleh kaum
samurai saja melainkan juga oleh masyarakat luas.
Bina Nusantara University
11