download

Aspek Hukum Dalam Ekonomi
LECTURE NOTES
ASPEK HUKUM DALAM
EKONOMI
GIOFEDI RAUF, S.H.,M.H
[email protected],[email protected]
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
LEARNING OBJECTIVES
Pertemuan XX = Alternatif Penyelesaian Sengketa dalam Bisnis
Mahasiswa dapat menemukan model penyelesaian sengketa yang tepat apabila terjadi
sengeta dalam aktifitas ekonomi C 3 – TIK 20
OUTLINE MATERI :
a. Mekanisme perdata dan pidana
b. Penyelesaian Diluar Pengadilan
c. Arbitrase
d. Jenis Arbitrase
e. Kelemahan dan kelebihan Arbitrase
f. Peradilan niaga
g. Peradilan pajak
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
ISI MATERI
PERTEMUAN XX – ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DALAM BISNIS
Perbedaan pendapat, perbedaan penafsiran terhadap suatu perjanjian, perbedaan sudut pandang
terhadap pelaksanaan perjanjian merupakan beberapa faktor penentu terjadinya suatu sengketa
dalam suatu bisnis. Apabila sengketa sudah terjadi, maka perbedaan pendapat tersebut harus
diselesaikan melalui mekanisme hukum yang ada. Jalur penyelesaian sengketa dalam bisnis
terbagi dalam 2 kategori besar, pertama melalui peradilan dan kedua melalui jalur diluar
peradilan.
Dalam kategori yang lebih sederhana, model alternatif penyelesaian sengketa dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. arbitrase
yakni cara penyelesaian sengketa perdata swasta diluar pengadilan umum yang
didasarkan pada kontrak aribitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.(Munir Fuady)
Arbitrase juga dapat dikatakan sebagai penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh
seorang ahakim atau para hakim yang berdasarkan persetujuan bahwa mereka akan
tunduk kepada atau mentaati keputusan yang diberikan oleh hakim atau para hakim yang
mereka pilih atau tunjuk tersebut.(Subekti)
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan umum yang didasarkan atas perjanjian tertulis
dari para pihak yang bersengketa (UU 30/99)
2. negosiasi
Proses tawar menawar atau pembicaraan untuk mencapai suatu kesepakatan terhadap
masalah tertentu yang terjadi diantara para pihak.
3. mediasi
Proses penyelesaian sengketa berupa negosiasi untuk memecahkan masalah melalui
pihak luar yang netral dan tidak memihak ayng akan bekerja dengan para pihak yang
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
bersengketa untuk membantu menemukan solusi atas permasalahan tersebut yang
memuaskan kedua belah pihak.
4. konsiliasi
Secara prinsip konsiliasi mirip dengan mediasi, yakni Proses penyelesaian sengketa
berupa negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang netral dan tidak
memihak ayng akan bekerja dengan para pihak yang bersengketa untuk membantu
menemukan solusi atas permasalahan tersebut yang memuaskan kedua belah pihak. Yang
membedakan hanyalah kewenangan mengusulkan metode penyelesaian yang hanya ada
pada proses mediasi namun tidak ada dalam proses konsiliasi.
5. pencari fakta
Proses yang dilakukan oleh seorang atau tim pencari fakta, baik merupakan pihak yang
independen atau hanya sepihak untuk melakukan proses pencarian fakta terhadap suatu
masalah yang akan menghasilkan suatu rekomendasi yang tidak mengikat.
6. minitrial
Biasa disebut dengan pengadilan mini yakni sistem pengadilan swasta untuk
menyelesaikan, memeriksa dan memutuskan terhadap kasus-kasus perusahaan yang
dilakukan oleh orang yangdisebut dengan manajer yang diberi wewenang untuk
mengosiasikan suatu sengketa dintara para pihak yang bersengketa. Biasanya sidang mini
tersebut dipimpin oleh mantan hakim atau pengacara yang dapat menjadi panutan dan
pihak yang netral.
7. ombudsman
Merupakan seorang pejabat publik yang independen dan biasanya diangkat oleh badan
legislatif untuk melakukan kritik, investigasi, dan publikasi terhadap kegiatan
administrasi pemerintah, tetapi bukan untuk membatalkan atau menyatakan batal.
8. penilaian ahli
dalam beberapa hal kasus atau sengketa yang rumit memerlukan tenaga ahli untuk
melakukan penelaahan, maka terhadap kebutuhan itu para pihak dapat menunjuk seorang
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
atau lebih ahli yang kompetensi nya relevan dengan persoalan yang dipersengketakan,
dan kewenangan ahli tersebut hanya sebatas sampai dengan memebrikan keterangan saja.
9. pengadilan kasus kecil
Ini pada dasarnya merupakan model pengadilan dalam sistem kita, namun dengan
mengunakan prosedur dan sistem pembuktian yang sederhana, pengadilan ini hanya
berwenang mengadili kasus-kasus kecil dengan prosedur cepat dan tidak dibenarkan
menggunakan jasa pengacara.
10. peradilan adat
Model peradilan adat untuk menyelesaikan persoalan adat saja seperti di minagkabau.
Melalui peradilan maka akan ditempuh mekanisme seperti layakanya para pihak yang
berperkara, mulai dari memajukan gugatan hingga memilih domain pengadilan yang tepat.
Khusus bagi sengketa bisnis biasa dapat dipilih peradilan umum, untuk perselisihan hubungan
indiustrial maka ditempuh peradilan hubungan industrial, sedangkan untuk proses kepailitan dan
penundaan kewajiban pembayaran utang dapat ditempuh melalui peradilan niaga serta
penyelesaian sengketa pajak dapat melalui peradilan pajak. Jalur peradilan umum memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya proses yang relatif lebih lama (meskipun beberapa peradilan
khusus seperti industrial dan niaga memiliki batasan waktu cukup cepat dalam undangundangnya), kemudian kerahasiaan tidak terjaga dan masih terbuka peluang terjadinya
penyalahgunaan wewenang.
Oleh karenanya mekanisme penyelesaian sengketa yang diminati oleh para pebisnis saat ini
adalah melalui alternatif penyelesaian sengketa, yang dapat berupa arbitrase, konsultasi,
negoisasi, mediasi dan konsiliasi. Arbitrase diatur dalam Undang-undang nomor 30 tahun 1999.
Definisi arbitrase itu sendiri adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan
umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang
bersengketa.
Adapun dalam prakteknya terdapat berbagai jenis arbitrase, diantaranya :
1. arbitrase mengikat
Putusannya bersifat final atau inkracht dalam peradilan biasa
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
2. arbitrase tidak mengikat
putusannya boleh dikuti atau tidak di ikuti oleh para pihak.
3. arbitrase kepentingan
arbitrase yang tidak memutus untuk suatu sengketa tetapi para pihak memakai jasa
mereka untuk menciptakan provisi-provisi dalam kontrak yang oleh para pihak telah
mengalami jalan buntu.
4. arbitrase hak
bedanya dengan rbitrase kepentingan arbitrase hak membri putusan terhadap sengketa
diantara para pihak jadi bukan hanya sekedar membuat provisi dalam kontrak.
5. arbitrase sukarela
merupakan arbitrase yang dimintakan sendiri oleh para pihak, baik dimintakan dalam
kontrak utama maupun kontrak tersendiri.
6. arbitrase wajib
adalah arbitrase yangdiwajibkan oleh undang-undang seperti P4P atau P4D dibidang
ketenagakerjaan.
7. arbitrase ad hoc
merupakan arbitrase yang tidak ada badannya, tetapi hanya penunjukkan orang-orang
secara bebas oleh para pihak sesuai dengan kesepakatan para pihakdengan
memberlakukan aturan hukum tertentu.
8. arbitrase lembaga
adalah lawan dari arbitrase ad hoc, yakni merupakan model arbitrase yang sudah ada
lembaganya serta juga sudah ada aturan mainnya, sehingga para pihak tinggal memilih
arbiter (BANI)
9. arbitrase nasional
dimana para pihak yang bersengketa adalah para pihak dalam 1 negara (BANI),
meskipun BANI juga dapat berfungsi sebagai badan arbitrase internasional.
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
10. arbitrase internasional
adalah arbitrase dimana para pihak yang bersengketa adalah berasal dari negara-negara
yang berbeda seperti (UNCITRAL)
11. arbitrase kualitas
arbitrase yang menyangkut dengan fakta-fakta sehingga arbitrase harus jeli meilah-milah
fakta tersebutserta menginterprestasi dan menganalisanya.
12. arbitrase teknis
adalah arbitrase yang menyagkut dengan hal-hal yang timbul dari penyusunan dan
penafsiran suatu kontrak
13. arbitrase umum
adalah arbitrase yang berbentuk badan yang mempunyai ruang lingkup disemua bidang
hukum seperti BANI.
14. arbitrase bidang khusus
suatu arbitrase yang berbentuk badan yang tidak mempunyai ruang lingkup disemua
bidang huku, tetapi hanya mempunyai ruang lingkup di bidang hukum tertentu saja,
misalnya seperti arbitrase muammalat di Indonesia.
Arbitrase juga memiliki beberapa kebihan dan kelemahan, diantaranya :
Kelebihan ;
1. Prosedur tidak berbelit sehingga putusan akan cepat didapat
2. Biaya yang lebih murah
3. Putusan tidak diekspos di muka umum
4. hukum terhadap pembuktian dan prosedur lebih luwes
5. Para pihak dapat memilih hukum mana yang diberlakukan oleh arbitrase
6. para pihak dapat memilih arbiter
7. dapat dipilih arbiter dari kalangan ahli dibidangnya
8. putusan dapat lebih terkait dengan situasi dan kondisi
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
9. putusan umumnya final dan binding (inkracht)
10. Putusan arbitrase juga dapat dieksekusi oleh pengadilan tanpa atau dengan sedikit
review.
11. Prosedur arbitrase lebih mudah dimengerti oleh masyarakat luas
12. Menutup kemungkinan forum shopping (memilih atau menghindari pengadilan)
Kelemahan :
1. Tersedia dengan baik untuk perusahaan-perusahaan besar tetapi tidak untuk
perusahaan kecil
2. Due Process kurang terpenuhi
3. Kurangnya unsur finality
4. Kurangnya power untuk menggiring para pihak ke settlement
5. Kurangnya power dalam hal law enforcement dan eksekusi
6. Kurangnya Power untuk menghadirkan barang bukti atau saksi
7. Dapat menyembunyikan dispute dari public scruitny
8. Tidak dapat menghasilkan solusi yang bersifat preventif
9. Putusan tidak dapat diprediksi dan ada kemungkinan timbulnya putusan yang salin
bertentangan
10. Kualitas putusan sangat bergantung pada kualitas arbiter
11. Berakibat kurangnya semangat dan upaya untuk memperbaiki pengadilan
konvensional
12. Berakibat semakin tinggi rasa permusuhan dan hujatan terhadap badan-badan
pengadilan konvensional.
Undang-undang ini mengatur penyelesaian sengketa atau beda pendapat antar para pihak dalam
suatu hubungan hukum tertentu yang telah mengadakan perjanjian arbitrase yang secara tegas
menyatakan bahwa semua sengketa atau beda pendapat yang timbul atau yang mungkin timbul
dari hubungan hukum tersebut akan diselesaikan dengan cara arbitrase atau melalui alternatif
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
penyelesaian sengketa. Dan Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para
pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase.
Adapun badan yang berwenang melakukan pemeriksaan arbitrase di Indonesia adalah Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), yang sayangnya hingga dengan tulisan ini rampung
situsnya tidak dapat diakses atas suatu alasan yang tidak jelas. Dalam situs BANI dijelaskan
mengenai prosedur pengajuan hingga biaya yang timbul, namun untuk sekilas dapat dijelaskan
tentang arbitrase sebagai berikut.
BANI menyediakan jasa-jasa bagi penyelenggaraan penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau
bentuk-bentuk alternatif penyelesaian sengketa lainnya, seperti negiosiasi, mediasi, konsiliasi
dan pemberian pendapat yang mengikat sesuai dengan peraturan prosedur BANI atau peraturan
prosedur lainnya yang disepakati oleh para pihak yang berkepentingan.
Klausula arbitrase adalah suatu klausula dalam perjanjian antara para pihak yang mencantumkan
adanya kesepakatan untuk menyelesaiakan sengketa yang timbul antara para pihak melalui
proses arbitrase. Klausula arbitrase sebagaimana yang disarankan oleh BANI isinya adalah
sebagai berikut : Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini, akan diselesaikan dan diputus
oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan administrasi dan
peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak
yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir.
Apabila para pihak dalam suatu perjanjian atau transaksi bisnis secara tertulis mencantumkan
klausula arbitrase yaitu kesepakatan untuk menyelesaikan sengketa yang timbul diantara mereka
sehubungan dengan perjanjian atau transaksi bisnis yang bersangkutan ke arbitrase di hadapan
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), atau menggunakan peraturan prosedur BANI, maka
sengketa tersebut akan diselesaikan dibawah penyeleng-garaan BANI berdasarkan peraturan
tersebut, dengan mem-perhatikan ketentuan-ketentuan khusus yang disepakati secara tertulis oleh
para pihak, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang yang bersifat
memaksa dan kebijaksanaan BANI. Penyelesaian sengketa secara damai melalui arbitrase di
BANI dilandasi itikad baik para pihak dengan berlandasan tata cara kooperatif dan nonkonfrontatif.
Para Pihak dapat menunjuk wakilnya / kuasanya dalam penyelesaian sengketa yang diajukan ke
BANI dengan suatu surat kuasa khusus Namun apabila yang menjadi wakil adalah seorang
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
penasehat asing atau penasehat hukum asing dan perkara arbitrase tersebut adalah mengenai
seng-keta yang tunduk kepada hukum Indonesia, maka penasehat asing atau penasehat hukum
asing hanya dapat hadir apabila didam-pingi penasehat atau penasehat hukum Indonesia.
Pendaftaran dan penyampaian permohonan arbitrase diajukan oleh pihak yang memulai proses
arbitrase ("pemohon") pada sekretariat BANI. Dalam Permohonan Arbitrase Pemohon dan dalam
Jawaban Termohon atas Permohonan tersebut Termohon dapat menunjuk seorang Arbiter atau
menyerahkan penunjukan tersebut kepada Ketua BANI.
Yang dapat dipilih oleh para pihak sebagai arbiter hanyalah mereka yang diakui termasuk dalam
daftar arbiter yang disediakan oleh BANI dan/atau memiliki sertifikat ADR/Arbitrase yang
diakui oleh BANI dapat bertindak selaku arbiter berdasarkan peraturan prosedur BANI yang
dapat dipilih oleh para pihak.
Arbiter harus sekurang-kurangnya terdiri dari seorang arbiter ( arbiter tunggal ) atau tiga orang
arbiter tergantung pada kesepakatan para pihak yang diatur sebelumnya dalam perjanjian antara
mereka.
Walau tanpa adanya suatu sengketa, BANI dapat menerima permintaan yang diajukan oleh para
pihak dalam suatu perjanjian, untuk memberikan suatu pendapat yang mengikat mengenai
penafsiran ketentuan-ketentuan yang kurang jelas, dalam kontrak penambahan atau perubahan
pada ketentuan-ketentuan berhubungan dengan timbulnya keadaan-keadaan baru, dan lain-lain.
Dengan diberikannya pendapat oleh BANI tersebut, maka kedua belah pihak terikat padanya dan
siapa saja dari mereka yang bertindak bertentangan dengan pendapat itu, akan dianggap
melanggar perjanjian.
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
SIMPULAN
Dalam mengembangkan bisnis diera globalisasi seperti sekarang, disamping tingkat persaingan
yang sangat tinggi juga membuat kekhawtiran bagi para pihak dalam melakukan hubungan bisnis
antar negara dimana batas negara menjadi hilang. Dapat dikatakan dalam bisnis seperti itu sangat
dibutuhkan kehati-hatian dan ketelitian dalam melakukan hubungan bisnis karena dengan model
perdagangan yang sangat modern tersebut potensi terjadinya sengketa antara para pihak yang
yang melakukan hubungan bisnis.
Rumitnya prosedur peradilan biasa terkadang membuat para pengusaha enggan menempuh jalur
peradilan biasa apabila ada masalah dalam persoalan bisnis, saat seperti ini diperlukan metode
alternatif penyelesaian sengketa seperti arbitrase yang tentunya meiliki kelemahan dan kelebihan
tersendiri dibandingkan dengan model penyelesaian peradilan biasa.
Selain dari penyelesaian diluar pengadilan ada juga model penyelesaian peradilan biasa yang
sifatnya khusus untuk masalah hukum tertentu seperti peradilan niaga dan peradilan pajak yang
memiliki mekanisme hampir sama dengan metode peradilan biasa namun persoalan hukum yang
dapat masuk kedalam sana khusus terkait kepailitan dan pajak saja. Dapat dikatakan hampir
sama dengan metode penyelesaian peradilan perselisihan hubungan industrial.
Aspek Hukum Dalam Ekonomi
Daftar Pustaka/Referensi
Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Jakart, 2004.
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005.
Suyud Margono, ADR dan Arbitrase, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004
R Subekti, Arbitrase Perdagangan, Binacipta, Jakarta, 1981.
Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999.