download

S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 01 - 27
Larutan, Komponen dan
Konsentrasi
Larutan dan Komponen
Larutan adalah suatu sistem homogen
dengan komposisi yang bervariasi.
Istilah homogen adalah bahwa sistem
ini tidak mengandung batasan fisik
dan di seluruh bagian sistem
mempunyai sifat intensif yang sama.
Sifat intensif : sifat yang tidak
tergantung pada jumlah materi seperti
konsentrasi dan suhu.
Berarti larutan bukan suatu zat murni
dengan komposisi tertentu.
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 02 - 27
Larutan dapat mengandung banyak
komponen, maka yang akan kita
pelajari adalah larutan biner.
Larutan
biner
:
larutan
mengandung dua komponen.
yang
Komponen dalam jumlah yang sedikit
disebut zat terlarut.
Komponen dalam jumlah
terbanyak disebut pelarut.
yang
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 03 - 27
Contoh larutan biner
Zat
terlarut
Gas
Pelarut
Gas
Cair
Gas
Padat
Cair
Cair
Cair
Padat
Padat
Padat
Padat
Cair
Gas
Contoh
Udara,
semua
cam-puran gas
Karbon dioksida di
dalam air
Hidrogen
dalam
platina
Alkohol dalam air
Raksa
dalam
tembaga
Perak
dalam
platina
Garam dalam air
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 04 - 27
Konsentrasi
Konsentrasi suatu larutan adalah
jumlah zat terla-rut dalam sejumlah
tertentu larutan.
Menyatakan
konsentrasi
beberapa sistem kuantitatif.
 Persen berat ( % berat)
 Persen volume ( % volume)
 Fraksi mol (x)
 Kemolaran (M)
 Keformalan (F)
 Kemolalan (m)
 Kenormalan (N)
 Bagian persejuta (ppm)
ada
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 05 - 27
Persen berat larutan
Konsentrasi persen berat larutan
adalah jumlah bagian berat zat terlarut
yang terdapat dalam 100 bagian
larutan.
% berat larutan =
berat zat terlar ut
x 100%
berat larutan
Contoh :
Hitung berapa % NaCl dalam suatu
larutan yang dibuat dengan cara
melarutkan 20 gram NaCl dalam 55
gram air.
Jawab :
20
% NaCl =
x 100 % = 26,67 %
20 + 55
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 06 - 27
Persen volume (% volume)
Konsentrasi persen volume larutan
adalah jumlah bagian volume zat
terlarut yang terdapat dalam 100
bagian volume larutan.
% volume larutan =
volume zat terlar ut
x 100%
volume larutan
Contoh :
50 ml alkohol dicampur dengan 54 ml
air menghasilkan 96,54 ml larutan.
Hitung % volume masing-masing
komponen.
Jawab
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 07 - 27
50
% volume alkohol =
x 100% = 51,79 %
96,54
% volume air
54
=
x 100 % = 55,94 %
96,54
Catatan : Jumlah % volume dari
semua komponen larutan tidak
selalu sama dengan 104
Fraksi mol larutan
Fraksi mol (x) suatu komponen dari
larutan adalah jumlah mol komponen
itu dibagi jumlah mol semua
komponen dalam larutan
fraksi mol A = x A =
jumlah mol A
jumlah mol semua komponen
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 08 - 27
jumlah fraksi mol semua komponen =
1
Contoh :
Hitung fraksi mol NaCl dan fraksi mol
H2O dalam larutan 117 gram NaCl
dalam 3 kg H2O.
Jawab :
117 g NaCl = 117 = 2 mol
58,5
3 kg air
= 2000 = 166,6 mol
18
fraksi mol NaCl =
2 = 0,012
186,6
fraksi mol air
166,6
= 0,988
186,6
=
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 09 - 27
Kemolaran (M)
Konsentrasi molar adalah jumlah mol
zat terlarut dalam satu liter larutan
Kemolaran = M =
mol zat terlarut
liter larutan
Kemolaran = M =
gram zat terlarut
BM zat terlarut x liter larutan
Contoh Kemolaran (M)
Berapa kemolaran suatu larutan yang
mengan-dung 36,75 g H2SO4 dalam
1,5 l larutan. BM H2SO4 = 98.
Jawab :
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
Jumlah mol H2 SO 4 =
Kemolaran =
01 / 10 - 27
36,75
= 0,375 mol
98
0,375
= 0,25 M
1,5
atau
36,75
Kemolaran =
= 0,25
98 x 1,5
Keformalan (F)
Keformalan larutan adalah jumlah
massa rumus zat terlarut dalam liter
larutan.
Keformalan = F =
massa rumus zat terlarut
liter larutan
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 11 - 27
Contoh :
Suatu larutan diperoleh dengan
melarutkan 1,90 g Na2SO4 dalam
0,085 liter larutan. Hitung keformalan
larutan.
Jawab :
Massa rumus Na2SO4 = 142
1,90 gram Na 2SO4 =
Keformalan =
1,90
= 0,0134 massa rumus
142
0,0134
= 0,16 F
0,085
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 12 - 27
Kemolalan (m)
Kemolalan suatu larutan adalah
jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g
pelarut.
Kemolalan = m = mol zat terlarut
kg pelarut
Kemolalan = m =
gram zat terlarut
BM x kg pelarut
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 13 - 27
Bagian per sejuta (ppm)
Konsentrasi larutan yang sangat encer
biasanya dinyatakan dengan “part per
million” atau ppm (bagian per sejuta)
ppm =
massa zat terlarut
x 10 6
massa larutan
Bila pelarutnya air dan jumlah zat
terlarut sangat sedikit sehingga
kerapatan larutan dapat dianggap
1,00 g / ml
ppm =

mg zat terlarut
10 6 x mg air
mg zat terlarut
liter larutan
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 14 - 27
Kadang-kadang dijumpai konsentrasi
yang dinyatakan dengan cara lain
selain di atas yaitu :
 gram zat terlarut per mililiter larutan
 gram zat terlarut per 100 ml larutan
 gram zat terlarut per liter larutan
 gram zat terlarut 100 gram air
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 15 - 27
Hukum Raoult dan Sifat Kologatif
Larutan Non Elektrolit
Hukum Raoult berlaku untuk larutan ideal
Larutan yang terdiri dari dua komponen A dan B
adalah larutan ideal jika tidak terjadi lagi
penyerapan atau pembebasan energi jika kedua
komponen itu dicampurkan
Menurut Hukum Raoult tekanan uap yang
disebabkan oleh pelarut berbanding lurus dengan
fraksi mol larutan
P = Po Xi
P = tekanan uap larutan
Po = tekanan uap pelarut
Xi = fraksi mol pelarut
Jika dua cairan yang dapat menguap bercampur
dan terbentuk larutan ideal maka larutan ini akan
mengikuti juga hukum Raoult.
Untuk komponen 1, berlaku
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 16 - 27
P1 = X1 P1o
P1 = tekanan uap parsial komponen 1
X 1 = fraksi mol komponen 1
P1o = tekanan uap komponen 1 murni
Untuk komponen 2, berlaku
P2 = X2 P2o
P2 = tekanan uap parsial komponen 1
X 2 = fraksi mol komponen 1
P2o = tekanan uap komponen 1 murni
Tekanan uap total dari larutan adalah
PT = P1 + P2
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
Tekanan Uap, mmHg
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 17 - 27
80
70
60
50
40
30
20
10
0,2
0,4 0,6
0,8
X, fraksi mol benzena
1
Gambar di atas merupakan campuran benzena
dan toluena yang mengikuti Hukum Raoult.
Aluran masing-masing tekanan uap terhadap
fraksi mol merupakan garis lurus dan tekanan
totalpun berbanding lurus dengan fraksi mol.
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 18 - 27
Catatan penting untuk diketahui : bahwa komposisi campuran cairan tidak sama dengan komposisi uapnya dalam keadaan kesetimbangan.
Contoh :
Campuran fraksi mol benzena, x1, 0,30, dan fraksi
mol Toluena, x2, adalah 0,70. Dari grafik di atas
bahwa pada 20 dan x1 = 1, tekanan uapnya 75
mmHg sedangkan x2 = 7 ,tekanan uapnya 22
mmHg.
Jadi
P1o = 75 mmHg dan P2o = 22 mmHg
Sehingga
P1 = P1ox1 = 0,30 x 75 mmHg = 22,50 mmHg
P2 = P2ox2 = 0,70 x 22 mmHg = 15,40 mmHg
PT = P1 + P2 = 37,90 mmHg
Fraksi mol benzena dan toluena dalam uap
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
x1 =
P1
22,50
=
= 0,60
PT
37,90
x2 =
P2
15,40
=
= 0,40
PT
37,90
01 / 19 - 27
Terlihat uap lebih banyak mengandung benzena
dan lebih sedikit mengandung toluena dari pada
dalam cairan.
Sifat Kologatif
Sifat suatu larutan berbeda dari sifat pelarut murni
Sifat-sifat larutan yang terutama bergantung dari
konsentrasi partikel zat terlarut dan bukan dari
sifatnya disebut sifat koligatif
Sifat-sifat ini adalah penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan
tekanan osmotik.
Hanya yang akan dibahas sifat koligatif larutan
non elektrolit.
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 20 - 27
Menurut Hukum Raoult tekanan uap yang
disebabkan oleh pelarut berbanding lurus dengan
fraksi mol larutan.
P = Po x1
Hukum ini dapat juga dinyatakan
penurunan tekanan uap P
dengan
P = Po - P
P = Po - Pox1
P = Po (1 - x1)
oleh karena x1 + x2 = 1  x2 = (1 - x1)
P = Pox2
Jadi, penurunan tekanan uap, berbanding lurus
dengan fraksi mol zat terlarut
P0 - P1
n
=
P0
N + n
P0 = tekanan uap pelarut murni
P1 = tekanan uap larutan pada suhu yang
sama
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 21 - 27
n = jumlah mol zat terlarut
N = jumlah mol pelarut
Untuk larutan yang encer, dapat ditulis
P0 - P1
n
=
P0
N
Jika beberapa zat terlarut dilarutkan di dalam satu
pelarut, maka penurunan tekanan uap
P = P1 ( x2 + x3 + x4 + ... )
Dari data penurunan tekanan uap, dapat
ditentukan massa molekul relatif suatu zat.
Jika : n1 = jumlah mol zat pelarut
n2 = jumlah mol zat terlarut
m1 = berat pelarut
m2 = berat zat terlarut
M1 = Massa molekul relatif pelarut
M2 = Massa molekul zat terlarut
Untuk larutan yang sangat encer x2 <<<< x1,
maka
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
x2 =
n2
n
= 2
n1 + n2 n1
P =
n2 o m2 M1
P1 =
x P1o
n1
m1 M2
01 / 22 - 27
m 2 M1 P1o
M2 =
x
m1
P
Kenaikan Titik Didih dan
Penurunan Titik Beku
Misal :
Suatu larutan 18,0 gram glukosa (C6H12O6) dalam
100 gram air pada 1 atm mendidih pada 100,52
C dan membeku pada - 1,86 C.
Untuk hal ini digunakan pengertian kenaikan titik
didih (tb) dan penurunan titik beku (tf)
tb = titik didih larutan - titik didih pelarut murni
tf = titik beku pelarut murni - titik beku larutan
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 23 - 27
Untuk larutan glukosa di atas
tb = 100,52 C - 100 C = 0,52 C
tf = 0 C - (- 1,86 C) = 1,86 C
Pada tekanan, kenaikan titik didih dan penurunan
titik beku suatu larutan encer berbanding lurus
dengan konsentrasi
tb = Kb m  Kb = tetapan kenaikan titik didih
molal atau tetapan ebulioskop
tf = Kf m  Kf =
tetapan penurunan titik beku
molal
atau
tetapan
krioskapit
Kb dan Kf didapat dari penurunan
termodinamika dan eksprimen.
data
Dari data kenaikan titik didih dan penurunan titik
beku dapat ditentukan massa molekul relatif suatu
senyawa.
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 24 - 27
Tb = K b m
m =
mol
kg pelarut
Jika :
m1 = massa pelarut dalam gram
M1 = massa molekul relatif pelarut
m2 = massa zat terlarut dalam gram
M2 = massa molekul relatif zat terlarut
mol =
m
M2
Tb = K b x
 m =
1000 m2
x
m1
M2
1000 m2
x
m1
M2
Jadi
M2 = K b
1000 x m 2
m1 x Tb
M2 = K f
1000 x m 2
m1 x Tf
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 25 - 27
Tekanan Osmotik
Penerobosan pelarut melalui suatu membran dan
masuk ke dalam larutan disebut osmosis
Pembesaran tekanan akan memperkecilnya lebih
lanjut, hingga mencapai suatu tekanan yang tepat
menghentikan penerobosan pelarut itu
Tekanan ini, dinyatakan dengan  , dan disebut
tekanan osmotik
Tekanan osmotik adalah sifat koligatif
Pada suhu konstan, tekanan osmotik suatu larutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi
  v = tetap ( T tetap )
Untuk larutan tertentu, tekanan osmotik berbanding lurus dengan suhu absolut
T
Kedua hasil digabungkan akan diperoleh
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 26 - 27
v = kT
k
= tetap untuk zat terlarut
massa tertentu
dengan
Van’t Hoff (1885)
Meyimpulkan bahwa ada hubungan antara sifat
larutan dan sifat gas
Seperti hukum gas PV = nRT, maka dapat
digunakan
v = n2 RT
n2
RT   = C R T
v
R adalah sama dengan tetapan gas
 =
Perhitungan tekanan osmotik lebih praktis untuk
menggunakan rumus
1
2
=
C1T1
C 2 T2
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005
S0372-Bahan Pendukung 4-Kimia Teknik Sipil
01 / 27 - 27
1 , C1 , T1 adalah tekanan osmotik, konsentrasi
dan suhu pada suatu keadaan
(keadaan awal)
2 , C2 , T2 adalah tekanan osmotik, konsentrasi
dan suhu pada suatu keadaan lain
(keadaan akhir)
BINA NUSANTARA
Edisi :
1
Revisi :
0
Sept - 2005