Matakuliah Tahun : S0763 - MANAJEMEN KONSTRUKSI : 2009 PERENCANAAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Pertemuan 4,5 & 6 METODE PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 1. BAR CHART / GANTT CHART 2. JARINGAN KERJA 3. KURVA S Bina Nusantara University 3 BAR CHART / GANTT CHART 1. Suatu bagan balok secara grafis menguraikan suatu proyek yang terdiri dari kumpulan tugas atau aktivitas yang telah dirumuskan dengan baik, dimana suatu penyelesaian pekerjaan merupakan titik akhirnya. 2. Suatu aktivitas adalah suatu tugas atau kelompok tugas-tugas yang saling erat hubungannya antara yang satu dengan lainnya yang pelaksanaannya ikut berperan untuk menyelesaikan proyek secara menyeluruh. 3. Umumnya suatu bagan-balok diatur sehingga semua aktivitas didaftarkan dalam satu kolom di bagian kiri. Suatu skala waktu yang mendatar ke bagian kanan daftar dengan suatu garis yang berkenaan dengan setiap aktivitas yang didalam daftar itu. 4. Sebuah balok yang mencerminkan kemajuan setiap aktivitas digambarkan pada waktu memulai dan penyelesaian yang direncanakan khusus berkenaan dengan aktivitas itu. Bagan balok berbeda-beda menurut cara bagan itu memperlihatkan kemajuan terencana pada skala mendatarnya, menurut cara bagan itu melaporkan kemajuan pekerjaan. 5. Ada tiga macam bagan balok yang akan diuraikan (Tipe I, Tipe II dan Tipe III). Bina Nusantara University 4 KELEBIHAN BAR CHART / GANTT CHART 1. Penyajiannya sederhana. Kebanyakan orang mengenal dan senang dengan konsep bar chart. Bagus sekali untuk menyajikan data pada rapat dan diskusi dengan personil lapangan. 2. Analisis sumber mudah. Karena garis (bar) merupakan skala waktu, penggunaan sumber dapat dihitung dengan mudah serta permulaan kegiatan/tanggal berakhirnya disesuaikan untuk melaksanakan pemerataan di lapangan. Pemerataan sumber lebih rumit (termasuk sumber-sumber ganda) diluar sarana manual karena interaksi suatu sumber dengan sumber yang lain. 3. Bagian proyek dalam proyek yang lebih besar dapat dikenali dan hubungan waktu antara bagian-bagian proyek dikenali dengan jelas. Misalnya proyek yang terdiri dari jalan dan jembatan. 4. Dapat digunakan untuk menunjukkan kemajuan proyek (kegiatan yang diselesaikan yang sedang berjalan, dsb) dengan menggambarkan garis dasar dan kemajuan sebenarnya yang dicapai. Bina Nusantara University 5 KEKURANGAN BAR CHART / GANTT CHART 1. Tidak dapat menunjukkan semua hubungan antara berbagai kegiatan pada proyek. Dari bar chart tidak jelas apakah misalnya keterlambatan pemancangan suatu tiang akan mengakibatkan keterlambatan diseluruh proyek atau hanya mengakibatkan sedikit keterlambatan pada pemancangan tiang yang lain. 2. Kekurangan petunjuk mengenai ketergantungan suatu kegiatan pada pelaksanaan kegiatan lain memberikan kesulitan untuk menentukan "kekritisan" kegiatan tertentu serta pengaruhnya pada waktu proyek minimum. 3. Modifikasi pada lamanya kegiatan yang akan datang atau penundaan kegiatan yang dalam perkembangan mengharuskan pembuatan ulang bar chart bila terjadi pembaharuan Bina Nusantara University 6 Bina Nusantara University 7 TIPE I JAN FEB MART APRL MEI RENCANA JAN FEB MART APRL MEI PELAPORAN Tanggal Pelaporan Bina Nusantara University 8 TIPE II JAN 0 FEB 10 MART 30 50 APRL MEI 80 100 Kemajuan yang dijadwalkan Rencana yang asli 100 Waktu Pengerjaan yang Sesungguhnya (a) BALOK RENCANA TIPE II JAN 0 FEB 10 MART 30 50 APRL MEI 80 Kemajuan Sebenernya (b) PELAPORAN TIPE II, Kasus 1 JAN 0 FEB 10 MART 30 50 50 APRL MEI 80 55 75 (c) PELAPORAN TIPE II, Kasus 2 Bina Nusantara University 100 Tidak ada Kegiatan 90 95 P Tgl Pelaporan Walaupun sudah terlambat 1 bulan pekerjaan masih blm selesai 9 TIPE III JAN 0 FEB 10 MART 30 50 APRL MEI 80 100 Kemajuan yang dijadwalkan Rencana yang asli RENCANA (a) BALOK RENCANA TIPE III JAN FEB 0 10 30 MART 50 80 APRL 100 MEI JUNI JULY Kemajuan jadwal 55 (b) PELAPORAN TIPE III Bina Nusantara University 75 90 95 100 Kemajuan Sebenarnya PELAPORAN 10 MANUSIA Bina Nusantara University 11 JARINGAN KERJA Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu langkah penyempurnaan metode bagan balok, karena dapat memberikan jawaban atas pernyataan-pernyataan yang belum terpecahkan oleh metode tersebut, seperti: • Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek • Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungan dengan penyelesaian proyek • Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruh terhadap sasaran jadual penyelesaian proyek secara menyeluruh Disamping itu jaringan kerja berguna untuk : • Munyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki jumlah besar komponen yang dengan hubungan ketergantungan yang kompleks; • Membuat pekiraan jadwal proyek yang paling ekonomis • Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya Bina Nusantara University 12 JENIS JARINGAN KERJA 1. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method - CPM), 2. Metode Preseden Diagram (preseden Diagram Methode-PDM) Bina Nusantara University 13 LANGKAH2 MENYUSUN JARINGAN KERJA Identifikasi lingkup proyek dan Menguraikannya menjadi komponen-komponen kegiatan Menyusun komponen-komponen Kegiatan sesuai urutan logika ketergantungan menjadi hubungan kerja Memberikan perkiraan kurun waktu masing-masing kegiatan Identifikasi jalur kritis, float dan kurun waktu penyelesaian proyek Bina Nusantara University Meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya 14 MENGGAMBARKAN JARINGAN KERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Lukisan anak panah dengan garis penuh dari kiri kekanan, dan garis putus untuk dummy; Dalam menggambarkan anak panah, usahakan adanya bagian yang mendatar untuk tempat keterangan kegiatan dan kurun waktu; Keterangan kegiatan ditulis dianak panah sedangkan kurun waktu dibawahnya; Hindarkan sejauh mungkin garis yang saling menyilang; Kecuali untuk hal khusus, panjang anak panah tidak ada kaitannya dengan lamanya kurun waktu, Peristiwa/kejadiaan dilakukan sebagai lingkaran, nomor yang bersangkutan jika mungkin berada didalamnya; Nomor peristiwa kanan lebih besar dari sebelah kiri Bina Nusantara University 15 HUBUNGAN PERISTIWA-PERISTIWA (NODE/EVENT) i Bina Nusantara University j 16 Kegiatan B mulai setelah A Selesai A Bina Nusantara University B 17 Kegiatan B dan C dapat mulai setelah A Selesai B A C Bina Nusantara University 18 Kegiatan C dan D dapat mulai setelah A dan B selesai A B Bina Nusantara University C D 19 Kegiatan A dan B harus selesai sebelum C dimulai. Sedangkan D dapat dimulai setelah B selesai dan tidak tergantung dengan A. Bina Nusantara University 20 KETERGANTUNGAN • Ketergantungan alamiah Sebagaian besar ketergantungan disebabkan oleh sifat kegiatan itu sendiri, misalnya pada contoh diatas, kegiatan pengaspalan belum dapat dilakukan sebelum pekerjaan lapis pondasi telah diselesaikan. Ketergantungan demikian disebut ketergantungan alamiah, karena seandainya telah tersedia cukup tenaga ataupun sumber daya yang lain, tetapi bila pekerjaan pondasi belum sempurna maka pelaksanaan pekerjaan pengaspalan belum bias dimulai. • Ketergantungan sumber daya Jenis lain dari ketergantungan adalah ketergantungan sumber daya. Sebagai contoh: Untuk pengaspalan dengan bahan Aspal Concrete (AC) atau Hot rol Sheet (HRS) kemampuan hampar satu hari dapat dilakukan sebanyak 600 ton, namun karena kapasitas AMP hanya 300 ton, bahan material dan aspal yang tersedia hanya mampu untuk 200 ton maka hamparan yang dapat dilakukan setiap harinya hanya 200 ton, ini karena ketergantungan pada material dan alat. Bina Nusantara University 21 URUTAN PEKERJAAN 1. 2. 3. 4. Kegiatan apa yang akan dimulai terlebih dahulu Mana kegiatan berikutnya yang akan dikerjakan. Adakah kegiatan-kegiatan yang dapat berlangsung sejajar. Perlukah mulainya kegiatan tertentu menunggu yang lain. Bina Nusantara University 22 KURUN WAKTU PELAKSANAAN 1. Angka perkiraan kurun waktu kegiatan dihasilkan dari asumsi bahwa sumber daya tersedia dalam jumlah yang normal. 2. Pada tahap analisis angka perkiraan ini, dianggap tidak ada keterbatasan jumlah sumber daya, sehingga memungkinkan kegiatan dilaksanakan dengan waktu bersamaan atau pararel. 3. Sehingga penyelesaian proyek lebih cepat dibanding bila dilaksanakan secara berurutan atau berseri. 4. Gunakan hari kerja normal, jangan dipakai asurnsi kerja lembur, kecuali hal tersebut telah direncanakan khusus untu proyek yang bersangkutan, sehingga dikriarifikasi sebagai hal normal. 5. Bebas dari pertimbangan mencapai target jadwal penyelesaian proyek, karena dikhawatirkan mendorong untuk menentukan angka yang disesuaikan dengan target tersebut. Tidak memasukan angka kontigensi untuk hal-hal Bina Nusantara University seperti adanya bencana alam ( gempa bumi, banjir, badai, dan lain-lain), 23 pemogokan dan kebakaran. FAKTOR CUACA 1. 2. 3. Pengaruh cuaca merupakan salah satu persoalan yang sulit untuk diduga, dan oleh karenanya memerlukan perhatian khusus. Dikenal pendekatan berikut dalam masalah ini. Tidak memasukan faktor cuaca kedalam perkiraan waktu masing-masing kegiatan, tetapi memperhitungkan kedalam kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Misalnya satu proyek akan selesai dalam waktu 150 hari, kemudian diperhitungkan pengaruh musim atau cuaca pada waktu proyek berlangsung, seperti banjir atau hujan menghambat pekerjaan dilapangan terbuka selama 20 hari. Maka dalam hal ini penyelesaian proyek secara keseluruhan adalah 170 hari. Memasukan faktor cuaca kedalam masing-masing kegiatan. Di sini kegiatan-kegiatan tersebut dikaji sejauh mana kepekaanya terhadap pengaruh cuaca selama proyek berlangsung. Misalnya pekerjaan tanah atau penyiapan lahan terhadap hujan atau lainlain. Hanya khusus untuk pekerjaan demikian di beri alokasi waktu tambahan, kemudian dihitung penyelesaian proyek secara keseluruhan. Pendekatan kedua secara potensial akan memberikan angka akurasi yang lebih baik, tetapi juga memerlukan usaha yang lebih besar Bina Nusantara University 24 DETERMINISTIK DAN PROBABILISTIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terdapat perbedaan antar metode CPM dan PERT. Pada CPM di pakai cara "deterministik" yaitu memakai satu angka estimasi. Jadi disini kurun waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dianggap diketahui dan nanti pada tahap berikutnya, diadakan pengkajian lebih lanjut. Apakah kurun waktu tersebut dapat diperpendek, misalnya dengan menambah biaya yang dikenal dengan istilah time cost trade-of. Pada PERT penekanaan diarahkan kepada usaha endapatkan kurun waktu yang paling baik (kearah yang lebih akurat). Untuk maksud ini, dimasukan model yang memasukan unsur konsep probability. Oleh karena itu PERT memberikan perkiraan "rentang" (range) yang lebih besar dengan menggunakan tiga angka estimasi untuk menyelesaikan kegiatan, yaitu waktu optimistis, pesimistis, dan "paling mungkin" (most likely). Dalam praktek, CPM urnumnya dipakai pada proyek kontruksi dan menitik beratkan pada aspek perencanaan dan pengendalian waktu dan biaya. S edangkan PERT banyak digunakan untuk proyek penelitian dan pengembangan yang berusaha mengestimasi unsur penyelesaian yang paling baik. Selain adanya perbedaan seperti yang diuraikan diatas. metode CPM maupun PERT pada Bina Nusantara University 25 dasarnya memiliki persamaan dalam mengedintifikasi jalur kritis, slack atau float. Bagan Jaringan Kerja Pratek dengan angka kurun waktu dibawah anak panah Bina Nusantara University 26 DETERMINISTIK DAN PROBABILISTIK 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terdapat perbedaan antar metode CPM dan PERT. Pada CPM di pakai cara "deterministik" yaitu memakai satu angka estimasi. Jadi disini kurun waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dianggap diketahui dan nanti pada tahap berikutnya, diadakan pengkajian lebih lanjut. Apakah kurun waktu tersebut dapat diperpendek, misalnya dengan menambah biaya yang dikenal dengan istilah time cost trade-of. Pada PERT penekanaan diarahkan kepada usaha endapatkan kurun waktu yang paling baik (kearah yang lebih akurat). Untuk maksud ini, dimasukan model yang memasukan unsur konsep probability. Oleh karena itu PERT memberikan perkiraan "rentang" (range) yang lebih besar dengan menggunakan tiga angka estimasi untuk menyelesaikan kegiatan, yaitu waktu optimistis, pesimistis, dan "paling mungkin" (most likely). Dalam praktek, CPM urnumnya dipakai pada proyek kontruksi dan menitik beratkan pada aspek perencanaan dan pengendalian waktu dan biaya. S edangkan PERT banyak digunakan untuk proyek penelitian dan pengembangan yang berusaha mengestimasi unsur penyelesaian yang paling baik. Selain adanya perbedaan seperti yang diuraikan diatas. metode CPM maupun PERT pada Bina Nusantara University 27 dasarnya memiliki persamaan dalam mengedintifikasi jalur kritis, slack atau float. Bagan Jaringan Kerja Pratek dengan angka kurun waktu dibawah anak panah Bina Nusantara University 28 JARINGAN KERJA BERSKALA WAKTU 1. 2. 3. 4. 5. Anak panah dan node terletak pada garis horisontal yang berskala waktu. Panjang anak panah menunjukan kurun waktu kegiatan. Sering kali dibuat garis tebal untuk menunjukan jalur kritis. Float atau slack ditandai denga garis putus Penggunaan float (sebelum atau sesudah kegiatan bersangkutan) harus ditentukan sebelum mebuat penyajian. Perlu ditentukan terlebih dahulu Apakah kegiatan "bermula" dari waktu paling awal (ES). waktu paling akhir (LS), atau yang lain. 6. 0 1 2 3 Bina Nusantara University 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 29 KURVA S 1. 2. 3. Suatu skedul perencanaan yang menggambarkan rencanan dan realisasi pelaksanaan pekerjaan kumulatif yang dinyatakan dalam % terhadap biaya total proyek selama periode konstruksi sejak Commencement of Work (COW) sampe dengan Provisional Hand Over (PHO). Kurva S merupakan alat pengendali yang baik bagi kontraktor, konsultan pengawas, maupun pemilik proyek. Pada Kurva S tercantum • • • • • • Nomor Pay Item Desktipsi Pay Item Kuantitas masing masing Pay Item Harga Satuan masing-masing Pay Item Total Harga dari masing-maing pay item Rincian kebutuhan biaya bulanan dari masing-maing pay item dinyatakan dalam % terhadap biaya konstruksi Bina Nusantara University 30 Bina Nusantara University 31
© Copyright 2024 Paperzz