Mata kuliah : S0844 - Teori Dan Perancangan Struktur Baja Tahun : 2010 Sambungan Las Pertemuan 10-11 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Mahasiswa dapat memilih penggunaan sambungan las struktur baja. Bina Nusantara University Outline Materi • Macam-macam las • Panjang las netto Bina Nusantara University SAMBUNGAN LAS (WELD) PROSES PENGELASAN • Las Otohin dengan gas asetelin dan zat asam (untuk sambungan pipa, pelat-pelat tipis dan panjang las yang kecil). • Las Busur Cahaya Arang, bisa dilakukan tanpa tambahan bahan. • Las Busur Cahaya dengan kedua ujung sambungan sebagai pool (misal : pada mata rantai, batang baja beton, pipa pemanas uap). Bina Nusantara University • • Las Titik, untuk menggabungkan pelat-pelat yang agak tipis menjadi satu. Las Busur Cahaya, dengan batang las / batang Elektrode (LAS LUMER / LAS LISTRIK). Bentuk Las : • Las Sudut (80% Fillet Weld) • Las Tumpul (Groove Weld) Las Sudut : • Las Cekung (Gbr A). • Las Cembung (Gbr. B). • Las Pipih (Gbr. C). Bina Nusantara University las cekung Gambar 1-A a las las cembung pipih Gambar 1-B a Bina Nusantara University Gambar 1-C a • Las sudut yang letaknya diujung, disebut las Kepala (K). • Las Sudut yang letaknya di kanan-kiri disebut Las Tepi (T). • Umumnya Las Sudut dibuat sama sisi. • Bila Las Sudut dibikin tidak sama sisi dan lebih dari satu lapis, maka pelaksanaannya seperti berikut : Gambar 1-E Bina Nusantara University Gambar 1-F Las Tumpul : A. Tanpa Pekerjaan Pendahuluan (Pelat Tipis). • las satu belah (Gbr. 2-G) • las dua belah (Gbr.2-H) » » = 1 s/d 4 mm Gambar 2-G s Gambar 2-H S Bina Nusantara University = 4 s/d 8mm B. Dengan Pekerjaan Pendahuluan : • Las satu belah V Gbr.2-I) 70 + 90 Gambar 2-I Las V – terbuka (hanya untuk Konstruksi yang tidak memikul beban dinamis) Bina Nusantara University 70 Las V – terbuka 3 … … ..2 8 Min. 2 Las V – tertutup 60 8… ….. 20 Bina Nusantara University 0. 5 … … .3 b a - cacat Ruang kosong – bahaya takik • • Las dua belah, las V dengan las balik (Gbr.2-J dan Gbr.2-K) Las dua belah, las X-simetris (Gbr.2-K) dan las X-tidak (Gbr.2-L) 70+90 S = 4 s/d 12 mm 4 - 12 Gbr.2-J Bina Nusantara University S 70 + 90 Gambar 2-K takik celah (kosong) 70 1/2 s Las X – simetris 40 3 S = 12 s/d 40 mm 1/2 s 12 Gambar 2-L 70 Bina Nusantara University Las X – tidak simetris 3 1/3 s 12 30 2/3 s 70 Gbr. 2-M Bina Nusantara University Sambungan Las Bina Nusantara University Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Mahasiswa dapat memilih penggunaan sambungan las struktur baja. Bina Nusantara University Outline Materi • Perhitungan sambungan las Bina Nusantara University Perhitungan Sambungan Las Perumusan Umum : Jika tidak bertentangan dengan ke-seimbangan dari bagian-bagian kons-truksi yang disambungkan, maka gaya yang harus dipindahkan dianggap ter-bagi rata atas potongan memanjang yang terkecil dari rigi-rigi las. Syarat-syarat Umum untuk Merencanakan • Dihindarkan berkumpulnya rigi-rigi las. • Titik berat dari potongan rigi-rigi las diletakkan pada garis kerja dari gaya yang dipindahkan. Bina Nusantara University • • • • • Dihindarkan adanya perubahan mendadak dari potongan. Pengelasan dalam kedudukan yang sulit agar dihindarkan. Mengambil ukuran dari bagian-bagian yang hendak disambung-kan sebesar mungkin, agar penge-lasan menjadi sesedikit mungkin. Pengelasan di tempat pembangun-an dibatasi. Memasang las penutup pada sela-sela yang dapat kemasukan air dan menimbulkan karatan, dengan mempergunakan batang las dari bahan yang mudah mengulur. Sedangkan antara las sudut kepala dan las sudut tepi dibuatkan bentuk peralihan yang baik. . Bina Nusantara University • Perhitungan harus jelas dan mudah dapat dikontrol. Bentuk dan ukuran dari las harus mudah dibaca dari gambar. Perhitungan A) Panjang Netto Las-Sudut : (Peraturan Tentang Sambungan Las / PPBB I Ps. 8-5). Tiap rigi las mempunyai tebal “a” dan panjang : L netto = L bruto – 3a Agar panjang dikedua ujung las tidak meleleh, maka panjang las dibatasi : L < 40 a L > 8 @ 10 a, atau L > 4 cm Bina Nusantara University a I netto kepala I bruto kawah 9 Gambar 3-A t Bina Nusantara University Catatan : Jika diperlukan panjang las > 40a, maka pengelasan harus dilakukan terputusputus sbb : • Batang Tekan Jarak antara bagian-bagian las 16 t atau 30 cm. • Batang Tarik Jarak antara bagian-bagian las 24 atau3030 16 tt atau cmcm. 24 t atau 30 cm Bina Nusantara University t = tebal terkecil antara elemen yang dilas t B)Tebal Rigi-rigi las (a) Dihitung berdasarkan : • Dalamnya pembakaran terhadap pelat-pelat yang disambungnya : S1 a S2 Bina Nusantara University a s 1 mm ; bila s 5 s/d 9 mm 2 a s 2 mm ; bila s 10 s/d 13 mm 2 s 14 mm pengelasan lebih dari 1 lapis (s tebal terkecil antara s1 & s2 ) • Tebal pelat yang dipegang “Rumus STAHL IN HOCHBALL” 1 s2 a s1 a 1 s 2, atau 2 a 0,7 s Bina Nusantara University Baja Baja a 2 a1 a1 t1 t2 t1 t t Jika t 1 < t, maka a1 0.7 t 1 Jika t1 a1 Jika t2 a2 Baja < < t, maka 0.7 t1 t, maka 0.7 t2 Baja siku a1 a2 t1 t Jika t1 < t, maka a1 0.7 t1 Bina Nusantara University 1,2 a1 d t Jika d < t, maka a1 0.7 t1 Jika 1,2d < t, maka a2 0.7 x 1,2d = 0,84d d Sambungan Las Bina Nusantara University Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : • Mahasiswa dapat memilih penggunaan sambungan las struktur baja. Bina Nusantara University Outline Materi • Kondisi sambungan las Bina Nusantara University C. Rumus-rumus dasar untuk penetapan kekuatan dari pelbagai bentuk sambungan. 1. Tegangan normal yang diizinkan dalam suatu las disamakan dengan tegangan tarik yang diizinkan ( ) untuk St.37. 2. Jika garis kerja dari gaya yang harus dipindahkan t membuat satu sudut dengan bidang dari poto-ngan yang memindahkan gaya itu, maka sesuai dengan teori-patahan dari Huber Hencky tegangan yang diizinkan dalam jurusan garis kerja ( ) diperhitungkan dengan rumus: Bina Nusantara University σα σ sin2α 3cos 2α σα P σα A σ(lihat Dalam hal mana = 2 dari St.37 Gbr. 3-C) α 2 σ σ 3σ σ σ Untuki = 0º , jadi gaya terletak i dalam c bidang potongan yang memindahkan gaya, = 0.58 atas bidang potongan Untuk = 90º , jadi gayaterletak yang memindahkan gaya, = 1000 Bina Nusantara University bidang potong yang memindahkan gaya T garis kerja gaya yang dipindahkan Gambar 3 -C Bina Nusantara University 3. Nilai dari max Pada Gbr.3-D terlihat bahwa gaya P membagi diri dalam dua gaya Q yang masing-masing membagi diri lagi dalam satu gaya V dan satu gaya H. Kedua gaya V saling hapus, sehingga tinggal P = 2H. Q e Q H d V P d Q Bina Nusantara University e V Q H Rumus : Cos α - β H atau Q H Q cos (α - β). Q σ α x a σ α x 1 F, jika F 2a 2 P 2H 2 cos (α - β) 2 x σ α x 1 F cos (α - β) 2 σ α F cos (α - β) P Bina Nusantara University σα σ x σ F cos (α - β) Maka : P σF cos (α - β) x σ F cos (α - β) 2 2 sin α 3cos α σ F x γ , dalam hal mana cos (α - β) γ sin2 α 3cos 2 α γ menjadi maksimum, jika : tg α 3 tg β. Selanjutny a didapat rumus : Bina Nusantara University γ max 1 2 sin 2 β 3 Dengan mengambil nilai meningkat dengan 5º , maka untuk nilai = 45º sampai dengan 70º (nilai yang praktis masih dipakai) didapat nilai max. Bina Nusantara University 4. Rumus-rumus dasar tentang besar-nya P yang dapat dipikul oleh satu macam sambungan tertentu. Bina Nusantara University
© Copyright 2024 Paperzz